Indikator Kinerja Latar Belakang Rasional

1 Pengembangan staf 2 Peralatan 3 Tenaga ahli 4 Koleksi Perpustakaan 5 Pengembangan Program 6 Hibah Pengajaran 7 Hibah Penelitian 8 Manajemen Penyelenggaraan Program F. Jadwal Pelaksanaan Rencana Aktivitas 3 tahun Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 Sub-aktivitas I.1.1 Sub-aktivitas I.1.2 Sub-aktivitas I.1.3 Sub-aktivitas I.1.4 Sub-aktivitas I.1.5

G. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Awal Tengah Akhir Nilai ujian Skripsi dengan nilai A 49,59 55,00 65,00 Waktu penyelesaian tugas akhir bulan 14,2 12 10 Persentase IPK lulusan 3,00 61.65 63 65 Jumlah jaringan kerjasama penelitian 3 7 9 Jumlah penulisan pada jurnal nasionaltahun 3 6 12 Modul PBM 1 1 Modul Kendali Mutu Akademik 1 1 H. Keberlanjutan Penerapan perubahanperbaikan Sistem Penjaminan Mutu merupakan proses yang relatif membutuhkan biaya besar hanya pada saat awalnya. Pelaksanaan selanjutnya terutama tergantung pada kepemimpinan lembaga dan pimpinan. Telah menjadi komitmen pimpinan, baik di tingkat jurusan hingga universitas, untuk selalu memberikan dukungan penuh setiap upaya peningkatan mutu dan pemeliharaannya. I. Penanggung Jawab : Ir. Wahono, MT

3.3.2. Peningkatan Manajemen Praktikum

A. Latar Belakang

Dari data evaluasi diri, rata-rata IPK lulusan yang kurang dari 3 masih cukup tinggi, yaitu mencapai 38,35 Tabel 2.8. Hal ini antara lain disebabkan oleh masih tingginya jumlah mahasiswa aktif yang memiliki IPK 2,5 yang mencapai 26,99 Tabel 2.9. Fakta masalah ini juga ditunjukkan oleh tingginya persentase nilai C, D, E yang diperoleh mahasiswa, yaitu mencapai 31,9 Tabel 2.22 dan Tabel 2.23. Kondisi tersebut menyebabkan tingginya persentase mahasiswa yang mengulang mata kuliah, yaitu mencapai 17,62 Tabel 2.23 dan Tabel 2.24 yang selanjutnya berpengaruh pada lamanya masa studi. Salah satu faktor yang diindikasikan menjadi penyebab runtutan masalah tersebut adalah rendahnya nilai praktikum. Pada Tabel 2.21 disajikan bahwa rata-rata nilai praktikum masih rendah, yaitu 68,50. Permasalahan rendahnya rata-rata nilai praktikum tersebut antara lain disebabkan oleh tingginya beban praktikum bagi mahasiswa, kurang terintegrasinya penataan sistem pengelolaan praktikum serta sarana laboratorium pendukung. Karena itu diperlukan peningkatan manajemen praktikum dan sarana pendukungnya

B. Rasional

Dari uraian latar belakang tersebut teridentifikasi bahwa tatalaksana praktikum berperan dalam kurang efisiennya proses belajar mengajar sehingga perlu dilakukan perbaikan. Peningkatan manajemen praktikum dan sarana pendukungnya diharapkan dapat memberikan andil dalam peningkatan efisiensi yang ditunjukkan dengan pencapaian indikator kinerja. Tanpa upaya perbaikan manajemen praktikum dikhawatirkan menyebabkan kurang optimalnya program-program untuk peningkatan efisiensi. Usulan program ini berbeda dengan yang telah diajukan dalam proposal merujuk pada hasil review proposal pada saat site-visite dengan pertimbangan: 1 Program pembenahan pengelolaan praktikum dipandang lebih urgen dan mendesak untuk dilakukan guna mencapai tingkat efisiensi yang ideal mendukung program-program yang lainnya; 2 kegiatan lama peningkatan intensitas komunikasi dengan alumni lebih tertuju pada aspek relevansi padahal fokus pada PHK A2 adalah aspek efisiensi dan produktifitas

C. Tujuan