Khasiat Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda Terhadap Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia

YAYU SRI RAHAYU. Khasiat Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda terhadap
Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia. Dibimbing oleh
SULISTIYANI dan MEGA SAFITHRI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ekstrak ramuan daun
jati belanda dengan daun jambu biji dan temulawak terhadap konsentrasi
kolesterol hati tikus yang hiperlipidemia. Ekstrak ramuan daun jati belanda, daun
jambu biji, dan temulawak diujikan pada tikus jantan galur
.
Tikus sebanyak 45 ekor dibagi ke dalam tujuh kelompok yaitu kelompok normal,
kelompok hiperlipidemia, kelompok lovastatin, dan empat kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan mendapatkan: 1) ramuan daun jati belanda tunggal
(1x:0y:0z); 2) ramuan daun jati belanda dan temulawak (1x:0y:1z); 3) ramuan
daun jati belanda, daun jambu biji, dan temulawak (1x:1y:1z), dan 4) ramuan
yang sama dengan kelompok tiga dengan daun jati belanda yang lebih banyak
(2x:1y:1z).
Tikus dibuat hiperlipidemia dengan memberi pakan tinggi kolesterol dan
propil tiourasil (PTU). Konsentrasi kolesterol hati tikus ditentukan dengan metode
Liebermann8Buchard menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
420 nm.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pakan kolesterol
menaikan konsentrasi kolesterol hati tikus kelompok normal yaitu sebesar 0.2565

mg/g menjadi 0.9537 mg/g pada kelompok hiperlipidemia. Dalam penelitian ini
pemberian ekstrak ramuan daun jati belanda yang mengandung daun jati belanda
lebih banyak (2x:1y:1z) mampu menekan konsentrasi kolesterol hati menjadi
0.7023 mg/g atau 26.4% lebih rendah dari kelompok hiperlipidemia (p=0.023).

YAYU SRI RAHAYU. Potency Potion of Jati Belanda Leaf Extract in The Liver
Cholesterol Concentration of Hyperlipidemic Rat. Under the direction of
SULISTIYANI and MEGA SAFITHRI.
The objective of this research was to study the effect of herbal potion
consisting of jati belanda leaves, guava leaves, and temulawak rhizome on the
liver cholesterol concentration of hyperlipidemic rat. Extract were tested to
male rats. Forty five rats were divided into seven experimental
groups as follow: normal, hyperlipidemic, lovastatin, and four treatment groups.
The treatment groups were receiving: 1) single potion of jati belanda leaves
(1x:0y:0z); 2) potion of jati belanda leaves and temulawak rhizome (1x:0y:0z); 3)
potion of jati belanda leaves, guava leaves, and temulawak rhizome (1x:1y:1z);
and 4) similar potion of number three with higher concentration of jati belanda
leaves (2x:1y:1z).
Rats were made hyperlipidemic by high cholesterol feeding and oral
administration of propil tiouracil (PTU). Rat’s liver cholesterol concentration

were measured by Liebermann8Buchard method using spectrophotometer at 420
nm.
Result showed that cholesterol feeding increased the normal liver
cholesterol concentration of 0.2565 mg/g up to 0.9537 mg/g in hyperlipidemic
rats. The administration of potion containing more jati belanda leaves (2x:1y:1z)
were able to reduce liver cholesterol concentration to 0.7023 mg/g or 26.4%
(p=0.023) lower than hyperlipidemic groups in this research.

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia

Judul Skripsi : Khasiat Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda terhadap Konsentrasi
Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia
Nama
: Yayu Sri Rahayu
NIM
: G44102010


Disetujui
Komisi Pembimbing

drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D.
Ketua

Mega Safithri, S.Si., M.Si.
Anggota

Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.
NIP 131 473 999

Tanggal lulus:

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada sumber ilmu pengetahuan,
sumber segala kebenaran, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah8Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul ”Khasiat Ekstrak Ramuan
Daun Jati Belanda terhadap Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang
Hiperlipidemia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mulai bulan Juni8November 2006
di Laboratorium Biokimia FMIPA IPB.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D.
selaku pembimbing utama dan Ibu Mega Safithri, S.Si., M.Si.
selaku
pembimbing anggota atas saran dan bimbingannya, Mba Martini, Ibu Iis, Ibu
Marry, Bapak Arya, para laboran, dan dosen8dosen yang telah banyak membantu
dan mengajarkan penulis selama penelitian. Ungkapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada teman8teman di Bagunde 34, Alviana, Alviani, Icha, Chandra,
Teh Dina, serta teman8teman di Biokimia 39, dan teman8teman satu bimbingan
yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis. Ucapan terima kasih
tak terhingga penulis sampaikan kepada mamah dan bapak, teh Ita, Teh Deti, dan
Dani atas do’a dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Bogor, Februari 2007


Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 3 Juni 1985 dari ayah Kosasih
Saripudin dan Ibu Suwarni. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tarogong Kabupaten Garut
dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan
Seleksi masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Biokimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi pengurus Dewan
Keluarga Mesjid Al Ghifari periode 2004/2005 dan 2005/2006 dan pengurus
Ikatan Mahasiswa Kimia (Imasika) periode 2005/2006. Penulis juga pernah
melakukan Praktik Lapangan di PUSLITBANG GIZI dan MAKANAN pada
bulan Juli sampai Agustus 2005.

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

x

PENDAHULUAN ..............................................................................................


1

TINJAUAN PUSTAKA
Hiperlipidemia ........................................................................................ 1
Bahan8Bahan Alami Penurun Kolesterol Darah ................................... 3
Obat Penurun Kolesterol ....................................................................... 6
Tikus Percobaan .................................................................................... 7
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ......................................................................................
Metode penelitian ..................................................................................

7
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Badan .......................................................................................... 10
Konsentrasi Kolesterol Hati ................................................................. 11
Korelasi antar Kolesterol Hati dengan Kolesterol Darah ..................... 15
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ................................................................................................ 15

Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16
LAMPIRAN ...................................................................................................... 18

1 Penyebab tingginya konsentrasi kolesterol dan trigliserida dalam darah ....

3

2 Obat8obat penurun konsentrasi kolesterol darah ..........................................

6

3 Korelasi antara konsentrasi kolesterol darah dengan konsentrasi
kolesterol hati .............................................................................................. 15

1 Daun jati belanda ..........................................................................................

3

2 Daun jambu biji ............................................................................................


4

3 Rimpang temulawak .....................................................................................

5

4 Struktur lovastatin ........................................................................................

6

5 Tikus

7

6 Perubahan bobot badan tikus selama induksi hiperlipidemia ...................... 10
7 Konsumsi pakan selama percobaan .............................................................. 11
8 Bobot badan tikus selama pencekokan ekstrak ............................................ 12
9 Konsentrasi kolesterol hati tikus .................................................................. 13
10 Konsentrasi kolesterol darah tikus pada akhir percobaan ............................ 14

11 Korelasi kolesterol darah terhadap kolesterol hati tikus .............................. 15

1 Tahap penelitian ........................................................................................... 19
2 Penentuan kolesterol metode CHOD8PAP ................................................... 20
3 Pembuatan kurva standar untuk pengukuran kolesterol darah ..................... 20
4 Metode pengukuran kolesterol darah ........................................................... 20
5 Data bobot badan tikus selama percobaan ................................................... 21
6 Hasil uji Duncan bobot badan selama masa induksi hiperlipidemia ............ 24
7 Data kolesterol hati tikus .............................................................................. 25
8 Rekapitulasi data konsentrasi kolesterol hati tikus ....................................... 29
9 Hasil uji statistik beda nyata terkecil (BNT) kolesterol hati ........................ 29
10 Hasil uji korelasi antara kolesterol darah dengan kolesterol hati pada tikus
kelompok hiperlipidemia .............................................................................. 30
11 Hasil uji korelasi antara kolesterol darah dengan kolesterol hati pada tikus
kelompok ekstrak ......................................................................................... 30
12 Kondisi hati tikus normal dan hiperlipidemia .............................................. 30
13 Data konsumsi pakan selama masa pencekokan .......................................... 31
14 Perhitungan pakan kolesterol ....................................................................... 31
15 Perhitungan pembuatan larutan PTU ........................................................... 32
16 Perhitungan lovastatin .................................................................................. 32


YAYU SRI RAHAYU. Khasiat Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda terhadap
Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia. Dibimbing oleh
SULISTIYANI dan MEGA SAFITHRI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ekstrak ramuan daun
jati belanda dengan daun jambu biji dan temulawak terhadap konsentrasi
kolesterol hati tikus yang hiperlipidemia. Ekstrak ramuan daun jati belanda, daun
jambu biji, dan temulawak diujikan pada tikus jantan galur
.
Tikus sebanyak 45 ekor dibagi ke dalam tujuh kelompok yaitu kelompok normal,
kelompok hiperlipidemia, kelompok lovastatin, dan empat kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan mendapatkan: 1) ramuan daun jati belanda tunggal
(1x:0y:0z); 2) ramuan daun jati belanda dan temulawak (1x:0y:1z); 3) ramuan
daun jati belanda, daun jambu biji, dan temulawak (1x:1y:1z), dan 4) ramuan
yang sama dengan kelompok tiga dengan daun jati belanda yang lebih banyak
(2x:1y:1z).
Tikus dibuat hiperlipidemia dengan memberi pakan tinggi kolesterol dan
propil tiourasil (PTU). Konsentrasi kolesterol hati tikus ditentukan dengan metode
Liebermann8Buchard menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
420 nm.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pakan kolesterol
menaikan konsentrasi kolesterol hati tikus kelompok normal yaitu sebesar 0.2565
mg/g menjadi 0.9537 mg/g pada kelompok hiperlipidemia. Dalam penelitian ini
pemberian ekstrak ramuan daun jati belanda yang mengandung daun jati belanda
lebih banyak (2x:1y:1z) mampu menekan konsentrasi kolesterol hati menjadi
0.7023 mg/g atau 26.4% lebih rendah dari kelompok hiperlipidemia (p=0.023).

YAYU SRI RAHAYU. Potency Potion of Jati Belanda Leaf Extract in The Liver
Cholesterol Concentration of Hyperlipidemic Rat. Under the direction of
SULISTIYANI and MEGA SAFITHRI.
The objective of this research was to study the effect of herbal potion
consisting of jati belanda leaves, guava leaves, and temulawak rhizome on the
liver cholesterol concentration of hyperlipidemic rat. Extract were tested to
male rats. Forty five rats were divided into seven experimental
groups as follow: normal, hyperlipidemic, lovastatin, and four treatment groups.
The treatment groups were receiving: 1) single potion of jati belanda leaves
(1x:0y:0z); 2) potion of jati belanda leaves and temulawak rhizome (1x:0y:0z); 3)
potion of jati belanda leaves, guava leaves, and temulawak rhizome (1x:1y:1z);
and 4) similar potion of number three with higher concentration of jati belanda
leaves (2x:1y:1z).
Rats were made hyperlipidemic by high cholesterol feeding and oral
administration of propil tiouracil (PTU). Rat’s liver cholesterol concentration
were measured by Liebermann8Buchard method using spectrophotometer at 420
nm.
Result showed that cholesterol feeding increased the normal liver
cholesterol concentration of 0.2565 mg/g up to 0.9537 mg/g in hyperlipidemic
rats. The administration of potion containing more jati belanda leaves (2x:1y:1z)
were able to reduce liver cholesterol concentration to 0.7023 mg/g or 26.4%
(p=0.023) lower than hyperlipidemic groups in this research.

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia

Judul Skripsi : Khasiat Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda terhadap Konsentrasi
Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia
Nama
: Yayu Sri Rahayu
NIM
: G44102010

Disetujui
Komisi Pembimbing

drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D.
Ketua

Mega Safithri, S.Si., M.Si.
Anggota

Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.
NIP 131 473 999

Tanggal lulus:

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada sumber ilmu pengetahuan,
sumber segala kebenaran, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah8Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul ”Khasiat Ekstrak Ramuan
Daun Jati Belanda terhadap Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang
Hiperlipidemia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mulai bulan Juni8November 2006
di Laboratorium Biokimia FMIPA IPB.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D.
selaku pembimbing utama dan Ibu Mega Safithri, S.Si., M.Si.
selaku
pembimbing anggota atas saran dan bimbingannya, Mba Martini, Ibu Iis, Ibu
Marry, Bapak Arya, para laboran, dan dosen8dosen yang telah banyak membantu
dan mengajarkan penulis selama penelitian. Ungkapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada teman8teman di Bagunde 34, Alviana, Alviani, Icha, Chandra,
Teh Dina, serta teman8teman di Biokimia 39, dan teman8teman satu bimbingan
yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis. Ucapan terima kasih
tak terhingga penulis sampaikan kepada mamah dan bapak, teh Ita, Teh Deti, dan
Dani atas do’a dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Bogor, Februari 2007

Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 3 Juni 1985 dari ayah Kosasih
Saripudin dan Ibu Suwarni. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tarogong Kabupaten Garut
dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan
Seleksi masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Biokimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi pengurus Dewan
Keluarga Mesjid Al Ghifari periode 2004/2005 dan 2005/2006 dan pengurus
Ikatan Mahasiswa Kimia (Imasika) periode 2005/2006. Penulis juga pernah
melakukan Praktik Lapangan di PUSLITBANG GIZI dan MAKANAN pada
bulan Juli sampai Agustus 2005.

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

x

PENDAHULUAN ..............................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Hiperlipidemia ........................................................................................ 1
Bahan8Bahan Alami Penurun Kolesterol Darah ................................... 3
Obat Penurun Kolesterol ....................................................................... 6
Tikus Percobaan .................................................................................... 7
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ......................................................................................
Metode penelitian ..................................................................................

7
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Badan .......................................................................................... 10
Konsentrasi Kolesterol Hati ................................................................. 11
Korelasi antar Kolesterol Hati dengan Kolesterol Darah ..................... 15
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ................................................................................................ 15
Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16
LAMPIRAN ...................................................................................................... 18

1 Penyebab tingginya konsentrasi kolesterol dan trigliserida dalam darah ....

3

2 Obat8obat penurun konsentrasi kolesterol darah ..........................................

6

3 Korelasi antara konsentrasi kolesterol darah dengan konsentrasi
kolesterol hati .............................................................................................. 15

1 Daun jati belanda ..........................................................................................

3

2 Daun jambu biji ............................................................................................

4

3 Rimpang temulawak .....................................................................................

5

4 Struktur lovastatin ........................................................................................

6

5 Tikus

7

6 Perubahan bobot badan tikus selama induksi hiperlipidemia ...................... 10
7 Konsumsi pakan selama percobaan .............................................................. 11
8 Bobot badan tikus selama pencekokan ekstrak ............................................ 12
9 Konsentrasi kolesterol hati tikus .................................................................. 13
10 Konsentrasi kolesterol darah tikus pada akhir percobaan ............................ 14
11 Korelasi kolesterol darah terhadap kolesterol hati tikus .............................. 15

1 Tahap penelitian ........................................................................................... 19
2 Penentuan kolesterol metode CHOD8PAP ................................................... 20
3 Pembuatan kurva standar untuk pengukuran kolesterol darah ..................... 20
4 Metode pengukuran kolesterol darah ........................................................... 20
5 Data bobot badan tikus selama percobaan ................................................... 21
6 Hasil uji Duncan bobot badan selama masa induksi hiperlipidemia ............ 24
7 Data kolesterol hati tikus .............................................................................. 25
8 Rekapitulasi data konsentrasi kolesterol hati tikus ....................................... 29
9 Hasil uji statistik beda nyata terkecil (BNT) kolesterol hati ........................ 29
10 Hasil uji korelasi antara kolesterol darah dengan kolesterol hati pada tikus
kelompok hiperlipidemia .............................................................................. 30
11 Hasil uji korelasi antara kolesterol darah dengan kolesterol hati pada tikus
kelompok ekstrak ......................................................................................... 30
12 Kondisi hati tikus normal dan hiperlipidemia .............................................. 30
13 Data konsumsi pakan selama masa pencekokan .......................................... 31
14 Perhitungan pakan kolesterol ....................................................................... 31
15 Perhitungan pembuatan larutan PTU ........................................................... 32
16 Perhitungan lovastatin .................................................................................. 32

Belakangan ini banyak sekali kebudayaan
yang berasal dari luar masuk ke Indonesia
yang dapat mengubah pola hidup orang
Indonesia. Perubahan yang dapat dilihat salah
satunya adalah semakin banyaknya jenis
makanan yang menarik tapi kurang baik
untuk kesehatan.
Kondisi yang bisa timbul dari makan
yang berlebihan salah satunya adalah
hiperlipidemia. Hiperlipidemia merupakan
suatu keadaan meningkatnya konsentrasi
lipid
darah
yang
ditandai
dengan
meningkatnya konsentrasi trigliserida, LDL,
dan kolesterol total dalam darah yang
melebihi batas normal (>200 mg/dL).
Hiperlipidemia
dapat
meningkatkan
terjadinya risiko penyakit degeneratif seperti
aterosklerosis yang merupakan penyebab
terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti
penyakit jantung koroner (PJK) dan
.
Sesuai data Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995, di Indonesia
penyakit
kardiovaskuler
merupakan
penyebab kematian nomor satu pada orang
dewasa (usia di atas 35 tahun) untuk wilayah
perkotaan, atau sekitar 31% dari total
penyebab kematian (Jalal & Atmojo 1988
dalam Purwanto 2003). Hiperlipidemia atau
hiperkolesterolemia dapat disebabkan oleh
perubahan pola makan yang banyak
mengkonsumsi lemak khususnya lemak
jenuh, gula, alkohol dan garam dalam menu
makanan sehari8hari. Makan berlebih akibat
perubahan pola hidup merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempercepat
timbulnya penyakit kardiovaskuler sehingga
dapat timbul pada usia lebih muda. Oleh
sebab itu upaya mencegah timbulnya
penyakit kardiovaskuler adalah dengan cara
mengurangi
konsumsi
lemak
jenuh,
kolesterol, gula, alkohol, dan garam, disertai
peningkatan
konsumsi
serat
pangan
(Rasmunson 1993 dalam Purwanto 2003).
Penurunan konsentrasi kolesterol dalam
darah dapat dilakukan dengan menggunakan
obat8obatan dan pengaturan diet. Meskipun
demikian biasanya penderita merasa jenuh
dan tersiksa untuk menjalankan diet. Adapun
kendala dalam penggunaan obat adalah
harganya yang mahal dan biasanya penderita
khawatir akan timbul efek samping yang
ditimbulkan dari obat tersebut. Dengan
demikian maka diupayakan pula penggunaan
bahan alami seperti tanaman sebagai bahan
untuk menurunkan konsentrasi kolesterol.

Beberapa contoh bahan alami yang
digunakan
orang
untuk
menurunkan
konsentrasi kolesterol adalah ekstrak daun jati
belanda, daun jambu biji, dan temulawak. Baik
ekstrak daun jati belanda maupun temulawak
dilaporkan dapat menurunkan konsentrasi
kolesterol darah. Penelitian mengenai daun jati
belanda telah dilakukan oleh Lestari dan
Muchtadi (1997) dan Rachmadani (2001)
dengan ekstrak yang berbeda yaitu ekstrak
etanol dan ekstrak air namun dosisnya sama
yaitu 1 g/kg BB. Hasil kedua penelitian
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol
mempunyai pengaruh sedangkan ekstrak air
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
penurunan konsentrasi kolesterol darah tikus.
Penelitian mengenai temulawak sudah
dilakukan oleh Rao (1970) dalam Sidik
(1995) yang melaporkan bahwa ekstrak
temulawak terbukti dapat menurunkan
konsentrasi kolesterol darah tikus. Adapun
khasiat
daun
jambu
biji
terhadap
hiperlipidemia tidak berpengaruh (Lestariana
2005).
Data ilmiah khasiat antihiperlipidemia
masih terbatas pada khasiat masing8masing
tumbuhan saja dan masih terbatas pada
kolesterol yang terdapat dalam darah,
sedangkan pengaruh ekstrak ramuannya
terhadap konsentrasi kolesterol hati belum
diketahui.
Penelitian yang
dilakukan merupakan
penelitian payung yang bekerjasama dengan
industri fitofarmaka yang bertujuan untuk
mempelajari pengaruh ekstrak ramuan daun jati
belanda dengan daun jambu biji dan
temulawak terhadap konsentrasi kolesterol hati
tikus yang hiperlipidemia.
Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak
ramuan daun jati belanda dengan daun jambu
biji dan temulawak dapat berfungsi sebagai
antihiperlipidemia
yang tercermin dari
turunnya konsentrasi kolesterol hati tikus.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan tentang
khasiat ekstrak ramuan daun jati belanda
dengan daun jambu biji dan temulawak dalam
kaitannya sebagai obat hiperlipidemia.

!" #!
Hiperlipidemia
adalah
tingginya
konsentrasi lemak (kolesterol, trigliserida
maupun keduanya) dalam darah. Lemak
(disebut juga lipid) adalah zat yang kaya
energi, yang berfungsi sebagai sumber energi
utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak

diperoleh dari makanan atau dibentuk di
dalam tubuh, terutama di hati dan bisa
disimpan di dalam sel8sel lemak untuk
digunakan di kemudian hari.
Sel8sel lemak juga melindungi tubuh dari
dingin dan membantu melindungi tubuh
terhadap
cedera.
Lemak
merupakan
komponen penting dari selaput sel, selubung
saraf yang membungkus sel8sel saraf serta
empedu. Dua lemak utama dalam darah
adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak
mengikat dirinya pada protein tertentu
sehingga bisa mengikuti aliran darah;
gabungan antara lemak dan protein ini
disebut lipoprotein (Murray
2003).
Lipoprotein
yang
utama
adalah
kilomikron, lipoprotein densitas sangat
rendah (VLDL,
), lipoprotein densitas rendah
(LDL,
), lipoprotein
densitas sedang (IDL,
dan lipoprotein densitas tinggi
(HDL,
) (Nelson &
Michael 2000). Setiap jenis lipoprotein
memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah
serta dibuang dengan cara yang sedikit
berbeda.
Lipid yang berupa trigliserida ataupun
kolesterol dari bahan makanan masuk ke
dalam tubuh dan dicerna dalam usus halus.
Selanjutnya lipid akan diangkut oleh
lipoprotein kilomikron dari usus ke
jaringan/hati melalui pembuluh limfe.
Kilomikron akan dihidrolisis oleh lipoprotein
lipase di pembuluh atau kapiler darah dengan
bantuan
apoC8II
menghasilkan
monoasilgliserol dan asam lemak bebas.
Hasil hidrolisis kemudian disimpan di
jaringan adiposa dan otot.
Akibat reaksi tersebut kilomikron akan
mengecil dan disebut kilomikron sisa.
Kilomikron sisa akan kembali bersirkulasi
membawa kolesterol ke hati, kemudian
diserap oleh reseptor khusus melalui
mekanisme
!
!
!
. Kilomikron dan kilomikron sisa
merupakan lipoprotein yang mengangkut
lemak dan kolesterol yang berasal dari
makanan (eksogen).
Selain dari makanan, lemak dan
kolesterol juga dapat disintesis oleh hati.
Untuk mengangkut kolesterol dan trigliserida
hati ke jaringan tubuh, hati memproduksi
VLDL, IDL, dan HDL. Partikel VLDL
mengangkut trigliserida dari hati ke jaringan
adiposa.
Seperti
halnya
kilomikron,
selanjutnya VLDL akan mengalami hidrolisis
oleh lipoprotein lipase di dalam pembuluh

darah, menghasilkan IDL dan LDL. Partikel
IDL dapat diserap oleh reseptor LDL ke hati
atau dikonversi menjadi LDL. Selanjutnya
partikel LDL mengangkut kolesterol dan
trigliserida sisa ke jaringan/sel tubuh dan
diserap ke dalam sel dengan mekanisme
reseptor LDL spesifik. Kolesterol yang
berlebih akan disekresikan dari sel/jaringan
tubuh ke hati melalui HDL atau mengalami re8
esterifikasi oleh enzim asilKo8A: kolesterol asil
transferase
( ! ! "#
!
!
, ACAT) agar dapat disimpan di
dalam sel. Kolesterol yang dibawa HDL akan
mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester
dengan bantuan enzim lesitin: kolesterol
asiltransferase
( !
!
!
, LCAT) (Ganong 1991).
Tubuh mengatur konsentrasi lipoprotein
melalui dua cara, yaitu: 1). mengurangi
pembentukan lipoprotein dan mengurangi
jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam
darah; dan 2). meningkatkan atau menurunkan
kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam
darah.
Konsentrasi lemak yang abnormal dalam
sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko
terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner
atau arteri karotis meningkat pada seseorang
yang memiliki konsentrasi kolesterol total yang
tinggi. Konsentrasi kolesterol rendah biasanya
lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi
kolesterol yang tinggi, tetapi konsentrasi yang
terlalu rendah juga tidak baik.
Penyebab tingginya konsentrasi kolesterol
dalam darah antara lain: diet kaya lemak jenuh
dan kolesterol, sirosis, diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik, kelenjar tiroid yang
kurang aktif, kelenjar hipofisa yang terlalu
aktif, gagal ginjal, porfiria, dan keturunan
(Tabel 1). Adapun penyebab tingginya
konsentrasi trigliserida dalam darah antara lain:
diet kaya kalori, penyalahgunaan alkohol akut,
diabetes yang sangat tidak terkontrol, gagal
ginjal, keturunan, obat8obatan tertentu seperti
estrogen, pil KB, kortikosteroid, dan diuretik
tiazid.
$

%

$
! &"&
' !()!"'
" $
Masyarakat Indonesia biasanya lebih
memilih bahan8bahan tradisional untuk
mengobati suatu penyakit. Begitu pula untuk
menurunkan konsentrasi kolesterol biasa
digunakan bahan alami. Bahan alami yang
biasa digunakan oleh masyarakat untuk
menurunkan konsentrasi kolesterol antara lain
dari golongan buah8buahan, sayur8sayuran,

Tabel 1 Penyebab tingginya konsentrasi
kolesterol dan trigliserida dalam
darah
Kolesterol
Trigliserida
Diet kaya asam
lemak jenuh &
Diet kaya kalori
kolesterol
Penyalahgunaan
Sirosis
alkohol akut
Diabetes yg tidak
Diabetes yang sangat
terkontrol dengan
tidak terkontrol
baik
Kelenjar tiroid
Gagal ginjal
yg kurang aktif
Obat8obatan tertentu
K Estrogen
Kelenjar hipofisa K Pil KB
yg terlalu aktif
K Kortikosteroid
K Diuretik tiazid (pada
keadaan tertentu)
Gagal Ginjal
Keturunan
Porfiria
Keturunan
Sumber:http://www.medicastore.com/med/de
tail_pyk.php.
rimpang8rimpangan, rempah, jamur, dan
tanaman perkebunan.
Buah8buahan yang sering dipakai yaitu
alpukat, belimbing manis, belimbing wuluh,
pepaya, ceremai dan jambu biji, mengkudu,
murbei, labu siam, anggur, apel, jeruk nipis,
nanas. Sayur8sayuran antara lain jagung,
kubis, kacang tanah, polong kacang tanah,
buncis, seledri, wortel, kedelai, terung, dan
pare. Rimpang yang biasa digunakan adalah
temulawak, akar manis, kunyit, bangle,
sambiloto, akar wangi, kunci pepet,
lempuyang wangi, temu giring, dan temu
hitam. Golongan rempah yang biasa
digunakan yaitu bawang putih, bawang
merah, angkak, asam jawa, sirih, dan salam.
Adapun golongan jamur yang biasa
digunakan adalah jamur kuping hitam dan
jamur putih. Tanaman perkebunan yang biasa
digunakan adalah teh, gandum, dan jati
belanda (Dalimartha 2005). Pada penelitian
ini digunakan campuran dari daun jati
belanda, daun jambu biji, dan temulawak.
! # *
+,Jati belanda termasuk ke dalam divisi
, kelas
!
, suku
!
! , dan marga
$
. Tanaman
jati belanda tersebar luas di berbagai daerah
khususnya di pulau Jawa dan Madura.
Tanaman ini tumbuh baik pada dataran
dengan ketinggian 1 sampai 1800 meter di
atas permukaan laut. Jati belanda (% $

Lamk.)
mempunyai
sinonim
% $
Kunth. dikenal juga dengan
nama &
atau jatos landi (Sugati et al.
1991). Nama asingnya adalah
'
!
(
)
*
(+ !
dan guasima (Meksiko) (Suharmiati
& Maryani 2003).
Tumbuhan ini mempunyai tinggi sekitar 10
m. Batangnya berwarna hijau keputih8putihan,
keras, bulat, mempunyai permukaan yang
kasar, banyak alur, berkayu, dan bercabang.
Daun jati belanda yang berwarna hijau serta
mempunyai panjang 10816 cm dan lebar 386
cm ini merupakan daun tunggal yang
berbentuk bulat telur dan mempunyai
permukaan yang kasar (Gambar 1). Tepi daun
bergerigi dengan ujung runcing, pangkal
berlekuk, dan pertulangan menyirip. Buahnya
yang berwarna hitam berbentuk kotak, bulat,
keras, dengan permukaan berduri (Soedibyo
1998).
Seduhan atau infus daun jati belanda
sebanyak tujuh helai dan dicampur dengan
tujuh helai daun tempuyung, dan sedikit serbuk
majakan yang diminum satu kali sehari
sebanyak 100 mL selama sebulan telah lama
digunakan sebagai obat pelangsing tubuh.
Selain itu buahnya dapat digunakan sebagai
obat bronkhitis, sedangkan bijinya juga dapat
digunakan sebagai obat sakit perut (Soedibyo
1998).
Daun jati belanda mengandung senyawa
flavonoid,
asam
fenolat,
tanin,
steroid/triterpenoid, dan karotenoid (Hartanto
1986). Miradiono (2002) menyatakan bahwa
serbuk daun jati belanda mengandung
flavonoid, fenol hidrokuinon, dan senyawa
flavonoid lain (kalkon, auron, dan flavonol).
Suharmiati dan Maryani (2003) melaporkan
bahwa daun jati belanda juga mengandung
senyawa alkaloid, terpena, triterpena (sterol),
resin, glukosa, asam lemak, asam fenolat, zat
pahit, dan karbohidrat. Disebabkan kandungan
taninnya, jati belanda memiliki rasa agak kelat.
Disamping itu, karena kandungan lainnya,
seperti kafein, sterol, dan asam fenolat, jati
belanda mengandung bau aromatik yang
lemah.

)

Gambar 1 Jati belanda.

Wahyuditomo (2000) meneliti pengaruh
daun jati belanda terhadap kerja enzim lipase
secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa seduhan dan rebusan daun jati belanda
dapat meningkatkan konsentrasi asam lemak
hasil hidrolisis minyak kelapa dengan
bantuan enzim lipase.
Lendir daun jati belanda dapat
menghambat kenaikan bobot badan tikus
putih betina. Dalam penelitian tersebut, dosis
yang diberikan pada tikus adalah sebesar 350
mg/kg BB. Efek penghambatan ini lebih kecil
dibandingkan efek seduhan daun jati belanda
dosis 500 mg/kg BB. Penghambatan
kenaikan bobot badan dilaporkan tidak
berkorelasi dengan jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi (Sugiyanto 2000).
Monica dan Farida (2000) melaporkan
bahwa pemberian ekstrak etanol daun jati
belanda 15% dan 30% sebanyak 2 mL/g
bobot badan secara oral dapat menurunkan
konsentrasi kolesterol total serum kelinci.
Menurut Lestari dan Muchtadi (1997),
pemakaian ekstrak etanol daun jati belanda
dosis 1 g/kg BB/hari dapat menghambat
peningkatan kolesterol darah tikus yang
diinduksi hiperkolesterolemia. Pengamatan
tersebut hanya dilakukan selama delapan hari
saja
dengan jumlah tikus dalam satu
kelompok perlakuan ekstrak sebanyak 3 ekor.
Kondisi hiperlipidemia dibuat dengan cara
menginduksi hanya dengan propil tiourasil.
Kenaikan konsentrasi kolesterol yang terjadi
pada kelompok yang diberi propil tiourasil
pada hari ke88 sebesar 54.26%.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan
oleh
Rachmadani
(2001),
pemakaian ekstrak air daun jati belanda
dengan dosis 1 g/kg BB yang diberikan pada
tikus yang hiperlipidemia tidak memberikan
pengaruh.
Induksi
hiperkolesterolemia
dilakukan dengan menggunakan propil
tiourasil dan pakan kolesterol. Kenaikan
konsentrasi kolesterol yang terjadi pada
kelompok ini pada hari ke87 sebesar
129.12%. Pengamatan dilakukan selama 28
hari dengan jumlah tikus dalam satu
kelompok perlakuan ekstrak sebanyak
sepuluh ekor.
Kristiani EBE (2003) melaporkan bahwa
ekstrak heksana dan ekstrak kloroform dapat
menurunkan konsentrasi kolesterol darah
tikus yang diberi pakan tinggi kolesterol.
Pemakaian ekstrak heksana maupun ekstrak
kloroform dengan dosis 1 g/kg BB/hari
dalam jangka waktu 5 minggu masih aman
untuk digunakan karena tidak meningkatkan

aktivitas SGOT dan SGPT darah tikus yang
diinduksi menjadi hiperlipidemia.
&
.& / *
,Jambu biji (+
& ,
L.)
mempunyai sinonim +
!
Blanco. dan +
L., dikenal
juga sebagai & '
dan & ' '
Tanaman ini merupakan tanaman perdu dengan
tinggi 5810 m. Batang berkayu, bulat, kulit
kayu licin, mengelupas, bercabang, warna
cokelat kehijauan. Daun tunggal, bulat telur,
ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata,
panjang 6814 cm, lebar 386 cm, pertulangan
menyirip, warna hijau kekuningan (Gambar 2).
Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat
telur, panjang 185 cm, warna putih kekuningan.
Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan
(Soedibyo 1998).
Kandungan kimia daun jambu biji
mengandung zat samak, minyak atsiri,
triterpenoid, leukosianidin, kuersetin, asam
arjunolat, resin, dan minyak lemak (Soedibyo
1998). Selain itu juga mengandung tanin,
pektin, dan damar (Dalimartha 2005). Daun
biji biasa digunakan jambu sebagai obat
disentri, diare, pencernaan tidak baik pada
anak8anak, radang usus, sariawan usus. Buah
jambu biji biasa digunakan sebagai obat
disentri dan kencing manis (Soedibyo 1998).
Hasil pemeriksaan fitokimia daun jambu
biji yang telah dilakukan oleh Sundowo
(2000) memperlihatkan adanya tanin, fenol,
flavonoid, dan kuinon. Tanin diduga dapat
menurunkan konsentrasi kolesterol dalam
darah (Dalimartha 2005).
Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah
putih memiliki kemampuan menghambat
bakteri lebih besar daripada daun jambu biji
daging buah merah terhadap - !
! !
. /
dan
. Dosis untuk masing8masing
bakteri dan masing8masing ekstrak berturut8
turut adalah 60 mg/mL dan 100 mg/mL, 30
mg/mL dan 70 mg/mL, 40 mg/mL dan 60
mg/mL, serta 40 mg/mL dan 60 mg/mL
(Andyana
2004).

Gambar 2 Daun jambu biji.

Lestariana
(2005) melaporkan
bahwa ekstrak kering daun jambu biji 2 mg
dalam 0.2 mL air yang diberikan 1 kali, 2
kali, dan 3 kali sehari selama 90 hari dapat
memberikan pengaruh terhadap konsentrasi
glukosa
darah
tikus,
namun
tidak
berpengaruh terhadap konsentrasi kolesterol
dan trigliserida serum darah tikus yang jenis
dan bobot badannya tidak dijelaskan.
! & 0 +*
'1.,Temulawak
(0 !
/
$$
Roxb.) merupakan salah satu tanaman asli
Indonesia dari keluarga 1
' !
yang
banyak digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional. Temulawak termasuk ke dalam
kelas
!
,
divisi
, bangsa $
'
, suku
$
' ! , dan marga ! !
.
Sebagai tanaman monokotil, temulawak
tidak memiliki akar tunggang melainkan
memiliki rimpang (Rhizoma) yang dibedakan
atas rimpang induk dan rimpang cabang.
Produk yang diambil dari tanaman tersebut
adalah rimpang induk yang tumbuh dekat
permukaan tanah dengan kedalaman 588 cm,
biasa dipanen setelah tanaman berumur 8812
bulan, berbentuk bulat memanjang (Gambar
3) (Hendrawati 1999).
Tumbuhan temulawak secara empiris
banyak digunakan sebagai obat dalam bentuk
tunggal maupun campuran untuk mengatasi
gangguan8gangguan pencernaan, gangguan
aliran getah empedu, sembelit, radang rahim,
kencing nanah, mencret, kurang nafsu
makan, radang lambung, cacar air, jerawat,
dan sebagainya (Sidik
1995).
Kandungan xanthorrizol pada temulawak
mempunyai efek antifungi. Hal ini telah
terbukti pada 0
'!
0
'
0
0
0
0
!
(Rukayadi
2006)
Selain
itu,
temulawak
juga
dapat
memperbaiki kerja fisiologis dan kesuburan
pada wanita dan ternak betina. Hal ini sudah
diteliti oleh Soenarjo (1985) yang hasilnya
menunjukkan bahwa temulawak dapat
memperbaiki kerja sistem hormonal yang
mengontrol
metabolisme
(khususnya
karbohidrat/asam susu), fisiologis organ
tubuh, dan meningkatkan kesuburan.
Rimpang temulawak berbau aromatik
tajam dan rasanya pahit agak pedas. Rimpang
ini terdiri dari fraksi pati, kurkuminoid, dan
minyak atsiri. Khasiatnya memperlancar
pengeluaran ASI (laktagoga), memperlancar
pengeluaran empedu ke usus (kolagoga),
tonikum, dan diuretik (Dalimartha 2005).

Kurkumin pada temulawak juga berfungsi
sebagai antiinflamasi (akut atau kronis). Efek
antiinflamasinya
lebih
besar
daripada
fenilbutazon. Dosis 30 mg/kg
kurkumin
mempunyai khasiat yang sama dengan 100
mg/kg fenilbutazon (Hadi 1985).
Rao (1970) dalam Sidik
(1995)
melaporkan hasil penelitian tentang pengaruh
kurkumin terhadap ekskresi asam empedu dan
kolesterol pada tikus putih galur Wistar yang
mempunyai bobot badan antara 45850 g dengan
umur kurang lebih 45 hari. Induksi
hiperkolesterolemia dilakukan dengan cara
pemberian 1% kolesterol selama 30 hari
berturut8turut. Kurkuminoid diberikan dengan
variasi dosis berturut8turut 0.1, 0.25, dan 0.5%
secara oral. Pengamatan dilakukan terhadap
konsentrasi kolesterol total dan kolesterol HDL
(
) dalam serum. Hasil
percobaan
menunjukkan
ketiga
dosis
kurkuminoid yang diberikan dapat menurunkan
konsentrasi kolesterol total tanpa ada
perbedaan jauh antara ketiga dosis tersebut dan
ketiga dosis kurkuminoid yang diberikan juga
mempunyai aktivitas peningkatan kolesterol
HDL.
Sekitar 1 gram kolesterol akan dikeluarkan
dari tubuh setiap harinya. Kurang lebih
setengahnya
dieksresikan ke dalam feses
setelah dikonversi menjadi asam empedu.
Sisanya akan dieksresikan sebagai kolesterol
(Murray 2003). Adanya efek kolagoga dapat
menyebabkan kolesterol yang berada di dalam
hati keluar dari hati dan membentuk asam
empedu yang akhirnya akan dieksresikan ke
dalam feses sehingga akan terjadi penurunan
konsentrasi kolesterol di dalam hati.
Budhidjaya (1988) melaporkan bahwa
pemberian kurkuminoid 10 mg, 15 mg, dan 20
mg dalam tween 80 dan air pada kelinci
hiperlipidemia yang tidak diketahui jelas
kenaikan konsentrasi kolesterolnya, dapat
menurunkan konsentrasi kolesterol total dan
trigliserida darah. Dilaporkan juga bahwa dosis
20 mg kurkuminoid dapat menaikkan
kolesterol HDL.

Gambar 3 Rimpang temulawak.

Naser (1987) melaporkan bahwa ekstrak
air temulawak dengan dosis 6 mL, 8 mL, dan
10 mL dapat menurunkan konsentrasi
kolesterol total dan trigliserida darah kelinci
dalam keadaan hiperlipidemia yang tidak
diketahui dengan jelas kenaikan konsentrasi
lipidnya. Akan tetapi belum terlihat jelas
pengaruhnya terhadap HDL8kolesterol.
. ) ! &"&
' !()!"'
Obat8obatan penurun kolesterol yang
dijual secara komersial sudah banyak
jenisnya (Tabel 2). Obat8obatan yang biasa
digunakan untuk menurunkan kolesterol
dibagi menjadi empat golongan yaitu: 1)
resin pengikat empedu yang bekerja dengan
cara mengikat asam empedu di usus dan
meningkatkan pembuangan LDL dari aliran
darah, contoh obat ini adalah kolestiramin
dan kolestipol. 2) penghambat pembentukan
lipoprotein yang bekerja dengan cara
mengurangi kecepatan pembentukan VLDL
dan meningkatkan HDL, contoh obat ini
adalah niasin. 3) penghambat HMG8koA8
reduktase (golongan statin) yang bekerja
dengan cara menghambat secara kompetitif
enzim HMG8CoA reduktase, contoh obat ini
adalah fluvastatin, lovastatin, pravastatin,
simvastatin, dan artovastatin. 4) derivat asam
fibrat
yang
bekerja
dengan
cara
meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase,
Tabel 2 Obat8obat penurun konsentrasi
kolesterol darah
Jenis obat
Resin
pengikat
asam
empedu

Contoh
Kolestiramin
Kolestipol

Penghambat
sintesa
lipoprotein

Niasin

Penghambat
HMG8koA8
reduktase
(golongan
statin)

8
8
8
8
8

Fluvastatin
Lovastatin
Pravastatin
Simvastatin
Artovastatin

Derivat asam
fibrat

8
8
8
8
8
8

Klofibrat
Fenofibrat
Gemfibrosil
Siprofibrat
Simfibrat
Bezafibrat

Sumber: Dalimartha (2005)

Cara kerja
8 Mengikat
asam
empedu di
usus
8 Meningkatkan
pembuangan
LDL dari
aliran darah
8 Mengurangi
kecepatan
pembentukkan
VLDL
8 Meningkatkan
HDL
8 Menghambat
Enzim HMG8
KoA
reduktase
8 Meningkatkan
pembuangan
LDL dari
aliran darah
Meningkatkan
aktivitas
lipoprotein
lipase.

contoh obat ini adalah siprofibrat, simfibrat,
bezafibrat,
klofibrat,
fenofibrat,
dan
gemfibrosil. Pada penelitian ini, obat penurun
kolesterol yang akan digunakan adalah
lovastatin dengan merk lovacol.
'2 () )
Lovastatin merupakan salah satu obat
penurun kolesterol golongan statin. Obat
golongan ini merupakan obat yang paling
efektif untuk mengobati hiperlipidemia karena
merupakan inhibitor kompetitif dari 38hidroksi8
38metilglutaril8koenzim8A
(HMG8KoA)
reduktase (Goodman & Gilmans 2001).
Lovastatin mempunyai nama dagang
,3 (American
2 , ! 3 " ,! 3 "
Society of Health8System Pharmacists 2004),
Lipovas (Tempo Scan Pacific), Belvas (IPI),
Lovacol (Dexa Medica), Lotyn (New Interbat),
Lovatrol (Fahrenheit), Paschol (Kalbe Farma)
(Dalimartha 2005). Lovastatin merupakan agen
penurun kolesterol yang diisolasi dari strain
"
(Merck 2005). Pada
penelitian ini digunakan lovastatin dengan
merk Lovacol (Dexa medica).
Lovastatin mempunyai rumus umum
C24H36O5
berbentuk
serbuk
kristal
nonhigroskopik yang berwarna putih yang
tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam
etanol, metanol, dan asetonitril. Tablet
, ! tersedia sebagai tablet 10 mg, 20 mg,
dan 40 mg untuk dikonsumsi secara oral.
Unsur aktif yang biasa ditambahkan pada
lovastatin, antara lain: selulosa, laktosa,
magnesium stearat, dan pati. Butilat
hidroksianisol (BHA) ditambahkan sebagai
bahan pengawet (Merck 2005).
Lovastatin merupakan senyawa nonpolar.
Berdasarkan strukturnya, lovastatin memiliki
satu bentuk cincin lakton yang sewaktu8waktu
dapat terhidrolisis jika bereaksi dengan asam
(Gambar 4). Selain itu, lovastatin juga
memiliki bentuk ester dan mempunyai ikatan
yang terkonjugasi.

Gambar 4 Struktur lovastatin.

Obat inhibitor HMG8CoA reduktase yang
lain, meliputi simvastatin, pravastatin,
atorvastatin, fluvastatin, dan cerivastatin.
Obat golongan ini menurunkan biosintesis
kolesterol dengan cara menghambat secara
kompetitif enzim HMG8CoA reduktase.
Enzim ini merupakan enzim yang
mengkatalisis konversi HMG8CoA menjadi
mevalonat, suatu prekursor sterol, termasuk
kolesterol. Obat golongan ini menginduksi
peningkatan reseptor LDL dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan baik
katabolisme fraksional LDL maupun
ekstraksi prekursor LDL oleh hati (VLDL
sisa), sehingga mengurangi simpanan LDL
plasma. Oleh karena ekstraksi lintas pertama
oleh hati dari obat tersebut cukup besar,
maka efek utamanya terjadi di hati.
Penurunan konsentrasi HDL yang terbatas
pada pasien yang tidak memiliki reseptor
LDL yang fungsional, merupakan indikasi
bahwa penurunan kolesterologenesis secara
de novo berperan pula dalam penurunan
kolesterol oleh agen tersebut. Penurunan
yang sedikit dalam trigliserida plasma dan
sedikit peningkatan dalam konsentrasi
kolesterol HDL terjadi pula selama
pengobatan (Katzung 2002).
+&( !"3'.
Hewan yang paling banyak digunakan
untuk keperluan evaluasi atau penelitian
adalah tikus putih (
,
! ),
mencit (2
!
), tikus hitam (
), 4
, dan
.
Kelebihan menggunakan hewan coba tikus
karena tikus hidup lebih baik sendiri dalam
kandang, mudah pengaturannya, mudah
dipelihara, merupakan hewan yang relatif
sehat, dan peka terhadap pengaruh kolesterol
jika diberikan perlakuan terhadap komponen
dietnya. Tikus yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah tikus putih galur
(Gambar 5).

Gambar 5 Tikus

Beberapa karakteristik tikus
adalah aktif pada malam hari, tidak
mempunyai kantung empedu, tidak dapat
mengeluarkan isi perutnya (muntah), dan tidak
pernah
berhenti
tumbuh,
meskipun
kecepatannya menurun setelah berumur 100
hari. Zat8zat
gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tikus hampir sama dengan
manusia, yaitu karbohidrat,protein, mineral,
dan vitamin (Muchtadi 1989). Malole dan
Pramono (1989) melaporkan bahwa pada tikus,
konsentrasi normal total darah 408130 mg/dL.
Hiperlipidemia dapat dibuat pada tikus
percobaan dengan menambahkan lemak dan
kolesterol dalam mekanannya yang disebut
dengan induksi eksogen (Amstrong & Heistad
1990). Menurut panduan dari KKI Phyto
Medica (1993) induksi hiperlipidemia pada
tikus dapat dilakukan dengan pemberian pakan
tinggi kolesterol (1%) dan propil tiourasil
(PTU) (0,01%) selama dua minggu.
Propil tiourasil (PTU) adalah zat antitiroid
yang akan meningkatkan konsentrasi kolesterol
darah secara endogen dengan cara merusak
kelenjar tiroid. Propil tiourasil akan
menimbulkan kondisi
hipotiroid
yang
dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi
LDL plasma akibat penurunan katabolisme
LDL. Penyebabnya yaitu pada hipotiroid
terjadi penurunan sintesis dan ekspresi reseptor
LDL di hati, sehingga LDL banyak beredar di
plasma
dan
menjadi
penyebab
hiperkolesterolemia (Salter
. 1991).
Selain menggunakan propil tiourasil,
induksi hiperkolesterolemia pada tikus dapat
juga ditambah dengan menggunakan pakan
tinggi kolesterol yang terdiri atas: kuning telur
ayam 1.5%, lemak kambing 10%, minyak
barco 1%, dan makanan standar 83%
(Rachmadani 2001; Berry A 2004). Selain itu
dapat juga digunakan kombinasi yang lain
yaitu kuning telur ayam 1.5%, lemak kambing
5%, minyak goreng curah 6%, dan pakan
standar sampai 100% (Kristiani EBE 2003).
Adapun pada penelitian ini akan digunakan
pakan tinggi kolesterol dengan kombinasi yang
pertama (Rachmadani 2001).

$ #
)
Hewan coba yang digunakan adalah tikus
putih jantan galur
yang
berumur lebih dari 2 bulan. Tikus diperoleh
dari PT Indo Anilab Bogor dan Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bobot
badan rata8rata tikus yang diperoleh dari PT
Indo Anilab Bogor sebesar 250 gram (30 ekor),

sedangkan tikus yang diperoleh dari Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor bobot
badan rata8ratanya sebesar 200 gram (15
ekor).
Bahan8bahan yang digunakan adalah
ekstrak ramuan daun jati belanda, daun
jambu biji, dan temulawak yang diperoleh
dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM
IPB, akuades, NaCl, KCl, etanol, dietil eter,
kloroform, standar kolesterol, asam asetat
anhidrida, Propil tiourasil (PTU), pakan
kolesterol (kuning telur 1,5%, lemak
kambing 10%, minyak curah 1%), pakan
standar, dan lovastatin (lovacol).
Peralatan yang digunakan adalah oven,
microfuge Beckman, sentrifus klinis dengan
rotor
merk
!
,
,
spektrofotometer UV, neraca, kandang tikus,
vorteks, alat8alat gelas, dan
.
!)'#! ! ! )
!"(
#&+(
!" #!
#
!" +&
+()" +
Makanan
untuk
meningkatkan
konsentrasi kolesterol tikus terdiri atas
kolesterol 1.5% dari kuning telur ayam,
lemak kambing 5%, minyak curah 6%, dan
sisanya makanan standar. Dosis propil
tiourasil 0.01% yang diberikan sebesar 0.5
mg/kg BB. Pakan diberikan sebanyak 20
g/ekor/hari, baik pakan standar maupun
kolesterol. Pada minggu ke88 masa
peningkatan kolesterol, komposisi pakan
kolesterol ada yang diganti, yaitu lemak
kambing menjadi 10% dan minyak goreng
menjadi 1%. Dosis propil tiourasil 0.01%
juga berubah dari 0.05 mg/kg BB menjadi 1
mg/kg BB.
Perlakuan ekstrak dilakukan dengan
menggunakan ekstrak etanol ramuan daun
jati belanda yang terdiri atas daun jati
belanda, daun j