Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan, Energi, SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan

*

tJ

Pemikiran Guru Besar IPB (Buku 11)

=zg!gg
m s a sgg 5 ;
9sur4
2nc
%=s PP
2

I ~ Q - Q
0-0 5%;

8



.9 2:


2.
g $.
-2s

a e , ~
E meX
g -9 2

g kg
.2, 9 3

-

c KC
.-.3: % 9

K Q

Q


3. 3

3

is

g 3-2

P 3s
$ i g
IT
Q

-0
Q

Z E

;g.


; 35
8 3

.!g.
B

is

=
3'

l a ,

Peranan IPTEKS dalam
Pengelolaan Pangan, Energi,
SDM dan Lingkungan yang
Berkelanjutan

Dafcar Isi


v

Kata Sambutan Rektor IPB

ix

Kata Sambutan Ketua Dewan Guru Besar IPB
@ Kata Sarnbutan Ketua HA IPB
,IKata Pengantar Tim Penyunting
k
a. Ringkasan

2.

BIDANG IPTEKS
Infrastruktur Lahan Sawah Menuju Pertanian Berkelanjutan dalam

3 h g k a Ketahanan Pangan Nasiond (Asep Sapei)
M


*

Teknik Pengawetan Tanah dan Air (Sukandi Sukartaamadja)
Inovasi Teknik Pengukuran Nondesrruktif Teknologi Machinc Vision
dan Kegunaannya dalam Bidang Penanian (Tineke Mandang)

$ Simulasi Pcngeringan Gabah pa& Ruang Pengering Semi Silinder
0

Mendatar (Atjeng M. Syarief)
3

7

Pengembangan Bidang Ilmu Mikrobiologi Pangan dalam Menyikapi
Masalah Keamanan Pangan dan Tren Pangan Fungsional
(Betty Sri Laksmi Jenie)
Sentuhan Teknologi Pangan untuk Peningkatan Nilai Tambah
Produk Minyak Sawit Indonesia (Tien R Muchtadi)

Peran Oseanografi Fisik dalam Prrikanan dan Kelautan (Mulia Purba)
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Industri
Kelautan di Indonesia (Bonar P. Pasaribu)
Eksplorasi dan Pemanfaatan Laut dalam (Deep Sea) Indonesia:
~ L t a n ~ Teknologi,
an
Peluang dan Program strategis (Indm J a p )

-O Teknologi Tepar Guna dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

$ Berbasis Surnberdaya Perikanan (Mulyono S. Baskoro)
1

2

Pembibitan Ternak: Salah Satu Upaya Membangun Kemandirian
Penyediaan Bahan Pangan (Muladno)

xiii
XV


xix
xxiii

n

buub

3

m 3
a d d :
- 8 8

BIDANG KEBIJ A W PEMBANGUNAN

2

Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Kerkelanjutan, dalam Suatu Daerah
Aliran Sungai (Affendi Anwar)


D
,

3 g g 2 ,I
o o a
a m

n r s Q~

* a
c

p:,D:
3
E9:
g 22 e5. i5 'g
QP.aa,
g x g g s


Strategi Pernecahan Masalah Ketahanan Pangan dari Sisi Produksi dan
Distribusi Pangan (Sumardjo)

2;gg";

Peranan Pemuliaan Tanaman dalam Perspektif Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan (Surjono Hadi Sutjahjo)

; p g " ' s
2 a m 5 g
r - 0 C
3'3 3 5
9 . 1 - a'?

Konsep dan Pemikiran untuk Menyongsong Revolusi Hijau Kedua
(Ahmad Sulaeman)

9 2 0 ~
gPS 2
l 9 ~ * 0

0-0

EL:

"Merajut Jaring, Membentangkan Layar......!"(Daniel R Monintja)

89' $.
E -9 2:
rr 2.

Peningkatan Ketersediaan Pakan Nasional (Toto Toharmat)

% a E a

NKRl yang Berwawasan Agromaritim (Soewarno T. Soekarto)

- 2 6
2 YE:
E -9


2

5g se

-C

2

-.
2.

9 3

gc
x.=9

Q

3. 3

3

is

Reforma Agraria: Membangun Jdan Perubahan Menuju Tatanan Sosial
yang Berkeadilan (Endriatmo Soetarro)
Meningkatkan Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kesejahteraan
Manusia (Hadi S. Alikodra)
Tata Kelola Ekowisata (E.K.S. Harini Muntasib)

g 3s

Masa Depan Manajemen Kawasan Hutan Konservasi (Sambas Basuni)

P 3s

Perspektif Minawisata Bahari dalam Pengelolaan Terpadu Pulau-pulau
Kecil Berbasis Ekosistem dan Masyarakat (Dietriech Geoffrey Bengen)

-

$ i$
IT

0
2 E
:
53
5 30 09g 3
-f.i f a!

g.
a 3
la,

Peran Insitusi Pendidikan dalam Membangun Masyarakat Kampus
yang Sehat (Clara Meliyanti Kusharto)
Bioetika Penelitian Biornedis dan Biosains dalam Penggunaan Hewvan
Laboratorium (Dondin Sajuthi)

lingkungan taut, dan penentuan daya dukung lingkungan bagi kegiatan
pembangunan tambak udang, pariwisata, pemukirnan, kawasan industri, kawasan
budidaya pertanian, dan lain sebagainya.
Indra Jaya rnengangkat permasalahan eksplorasi dan pemanfaatan laut
dalam (deep sea) Indonesia. Perairan laut dalam (&ep sen) yang merupakan 40%
luas perairan Indonesia memiliki potensi sumber pangan (protein ikan), energi
(ocean tbermImergy), mineral (air mineral maupun bahan mineral;, bahan nonQangan untuk obat-obatan/farmasi. serta jebakan minyak d m gas (meun) yang
gbelum banyak dimanfaatkan. Salah satu teknologi eksplorasi yang penting untuk
zdikuasai dan dapat memberikan informasi tentang berbagai seluk beluk laut dalarn
Tadalah teknologi akustik. E g a program strategis dalarn rangka memanfaatkan
'kekayaan laut secara optimal, yaicu: pengembangan pendidikan dini dan
3
advokasi kelautan, peningkatan investasi infrastruktur kelautan, penelitian dan
k
-pengembangan
teknologi eksplorasi, serta pemanfaatan laut.
'II
m
=
Mulyono S. Baskoro menyajikan tulisan tentang teknologi tepat
s
gguna daam pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis sumberdaya perikanan.
g ~ a l a mupaya membangun masyardcat nelayan, langkah yang perlu dilakukan
zadalah membangun dan memperkuat kelembagaan sosial serta meningkatkan
Ekualicas surnberdaya manusia melalui penguasaan teknologi dan keterarnpilan
i-rnanajemen usaha. Pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan suatu cpaya
'untuk rnenumbuhkan peran serta dan ke'mandirian masyarakat, sehingga
m
imemiliki tingkar kesejahteraan yang jauh lebih baik. Bcberapa rcknologi tepac
b n a telah dikembangkan dan diterapkan di masyarakat, antara lain teknologi
setnet dan arraktor cumi-cumi.
Muladno menulis tenrang pembibitan ternak sebagai salah sacu upaya
membangun kemandirian penyediaan bahan pangan. Upaya rnembangun
perbibitan ternak harus dilakukan secara terarah dan terencana. Sedikitnya ada
tiga h d yang perlu disiapkan untuk mengembangkan pembibitan ternak,-yaitu:
(1) ilrnu pengetahuan di bidang perbibitan; (2) teknologi pemercepat program
pembibitan; dan (3) sumberdaya manusia yang mampu mengelola rernak
dengan baik dan benar. Adapun teknologi yang dapat diterapkan di antaranya
mdalah inseminasi buatan; ovulasi ganda dan alih janin; transgenik; kloning; dan
Oseleksi berbasis penciri genetik.

ca

0

Meity Suradji Sinaga mengangkat topik bioceknologi ddam pertanian
$xrkelanjutan dalam rangka mencapai ketahanan, kearnanan dan kedaulatan
apangan. Dikatakan bahwa kehilangan hasil karena hama dan penyakit tanaman,
zgulrna dan tekanan ekrtrim fakcor abiotik selalu terjadi dalam melakukan kegiatan
$zPertanian untuk memperoleh pmduloi tanaman. Oleh karena itu, dirarankan
segala kegiacan yang diiakukan berkaitan dengan pertanian termasuk aplikasi
aioteknologi
harus bersifit mengelola risiko untuk meminirnumkan kehilangan
a 7
7

produksi tanaman dan penciutan keragaman hayati serta menjaga keamanan
lingkungan hidup.
Iswandi Anas menulis tentang aplikasi bioteknologi tanah dalam
mendukung pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pertanian
yang hanya bermjuan meningkatkan produksi tanarnan tanpa memperhatikan
dan mempertimbangkan lingkungan dapat dipastikan tidak akan berkelanjutan
(lestari). Aspek bioteknologi tanah, khususnya terkait dengan penggunaan pupuk
@ organik, pupuk hayari, pupuk organik hayati, baik s e u n sendiri araupun dalam
bentuk kombinasi dengan penggunaan pupuk anorganik dinilai merupakan
pilihan yang bijak. Tujuannya adalah bukan saja peningkatan produksi tetapi juga
5. menghasilkan pangan dan produk pertanian yang berkualitas, dan pada saat yang
3
PI bersamaan juga menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi pencemaran
-. lingkungan.

2
X

F

m &
.Em&
=
J

B

n

Pemikiran para Guru Besar dalam subbidang Energi terdiri dari 2 (dua)
disan. Tulisan tersebut rnembahas peran zeknologi proses agroindustri dan isu
gas hidrogen sebagai alternatif energi ramah lingkungan.

6

2

Erliza Hambali mengemukakan bahwa pengembangan teknologi proses
i
.
J agroindustri menjadi begitu penting, y a i t ~pada proses-proses yang melibatkan
pengembangan bioenergi dan melalui pengembangan pemanfktan surfaktan
lokal berbasis bahan nabati.Teknologi proses dapat diterapkan meliputi esterifikasi
3
dan atau transesterifikasi, pemampatan atau pengempaan, fermentasi, destilasi,
dehidrasi, pirolisis, gasifikasi, dan lain sebagainya. Pada pemanfaatan surfaktan
untuk EOR, formula surfiktan dari beragam surfaktan dapat dikembangkan
dengan syarat bahwa formula tersebut sesuai dengan fluida dan core reservoir
yang akan diaplikasii, dengan penerapan metode huffandpu$ stimulasi, dan
fioding.
Purwatiningsih mengangkat isu gas hidrogen sebagai alternatif energi
ramah lingkungan. Limbah padat pada kegiatan industri kelapa sawir khususnya
pelepah. tandan Losong dan batang kelapa sawit ini kaya a h kandungan
0 lignoselulosa yang sangat potensial sebagai penghasil gas hidrogen (H,)atau
metana (CH,). Gas hidrogen mempunyai kandungan energi paling tinggi
berdasarkan massa, dan gas ini dapat diynakan sebagai media penyirnpan energi
(storagemedium). B i i digabungkan dengan sel bahan bakac, hidrogen menawarkan
(n beberapa keuntungan sepertijaminan ketersediaan energi (pengarnanan ketahanan
I.energi nasiond), menurunkan emisi gas rurnah kaca, menurunkan polusi udara,
0 sehingga membaiknya kualitas udara dan memperbaiki efisiensi energi.

4
D

c
IrC

Bioteknologi dalam Pertanian Berkelanjutan:
M-encapaiKetahanan, K q a n a n dan
kdaulatan Pangan
.

-,.

Meity Suradji Sin@
Departemen ~roteksi an am an

~ r l c r t.. ~. +-

-

,

IPB
.>

Saat ini di Republik Indonesia, ketahanan, keamanan dan kedaulatan
pangan menjadi suatu target utarna dalam bidang pertanian. Dahulu kita pernah
mampu berswasembada pangan, narnun dengan adanya bermacam krisis maka
kebutuhan akan pangan kernudian bergantung kepada impor. Kemudian, pada
akhir tahun 2008 Indonesia kembali mampu bcrswasunbada beras dan gula-tebu.
Kemampuan untuk mempertahankan ketahanan, kcamanan, dan kedaularan
pangan masih belurn stabil. Oleh karena itu, masih diperlukan adanya revitalisasi
pertanian. Revicalisasi permian mengandung arti membuat kembali pertanian
(tanaman, tcrak, dan ikan) menjadi suacu yang vital, utarna acau dibutuhkan
dan diptdulikan dalam kehidupan komunitas manusia.
Telah dikctahui bahwa kebergantungan manusia dan mahluk hidup lain
terhadap tumbuhan sangat tinggi karena hanya tumbuhan berhijau daun dan
.sebagian dga hijau-kebiruan yang dapat mengonversi energi matahari menjadi
energi kimia. Apaah jadinya bila manusia terlalu memaksakan kehendaknya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sccara bedimpah ruah tanpa mempedulikan
kejenuhan interaksi ir~angdan lingkungan biotik dan abiotiknya. Yang terjadi
adalah pemerkosaan darn dan yang akan dituai 01th rnanusia adalah bencana.
Sebagai manusia yang beraka budi, apalagi ilmuwan perlu menyadari
bahwa bila kita ingin tetap dapat peluang bertahan dengan lebih baik di planet
bumi ini, kita perlu bersama-sama mengadapcasikan diri dengan bijak dalarn
planet tersebut dengan segala komponen kehidupannya, bukan dengan keraguan
apalagi dengan sifit kediktatoran clan keserakahan untuk memiliki sendiri.
Temtama di Indonesia, arti vital pertanian hampir dilupakan dan
sangat kurang dipedulikan, yang dipersodkan hanya bagaimana memperoleh

p p p

n

buu=

gaaj

a s s
3 g g ;
2 0 0 s
* s s a T
s rcrsQ

Dalam perkembangannya, cukup banyak hasil penelitian bioteknologi
pertanian yang menjanjikan yang secara teori dapat memenuhi pencapaian tujuan
pertanian berkelanjutan dan pembangunan pedesaan. Tujuan yang dirnaksud
zg9:;
a: m
ialah meningkatkan produksi dan pemanfaatan berkelanjutan dari swnberdaya
2 ~ p85.
n.
genetik untuk ketahanan pangan. Penelitian bioteknologi pertanian yang banyak
QP.as,
dilakukan termasuk: apomixis, propagasi-mikro, dan teknologi kultur jaringan,
g x g g s
mernperbaiki teknologi fermentasi melalui pemanfaatan mikroorganisme,
s;gg;
3
O E S
memperbaiki teknologi untuk memproduksi energi biomasa, strategi seleksi
nw Eg. oa ss g
dengan rnemanfaatkan mrker gene, mengembangkan genotip tanaman yang
s s s s
9 0 ' 0 a'?
9
2
~
~ toleran terhadap c e h a n , mengembangkan vaksin rerhadap penyakit ternak,
.
g
I ~ Q * Q mengembangkan tanaman, ternak atau ikan yang tahan terhadap penyakit dan
0-0 EL:
hama, Mengembangkan tanaman buah dan sayuran yang produk pascapanennya
8 s -9 2:
9' $. 2.
mempunyai umur simpan yang panjang, dan sebagainya.
%+zg
Secara umum, bioteknologi terutama rekayasa genetik saja bukan
2 YE:
merupakan
pendekatan yang tepat untuk pertanian berkelanjutan. Banyak aspek
g 9 3
r rr2
dari bioteknologi berpotensi menimbulkan risiko yang merugikan. Risiko tersebut
5. 2 8
[ergolong dalam dua kategori dasar, yaitu risiko terhadap kesehatan manusia dan
9 3
hewan serta risiko merugikan terhadap lingkungan. Kepedulian dan perhatian
* zg
tinggi sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko seperti pembentukan toksin
k
gCL
-.
2. ,
9
baru, transfer toksin atau senyawa alergan dari satu b e n d kehidupan ke bentuk
Q
.; ;
kehidupan yang lain, atau antar spesies: Risiko terhadap lingkungan termasuk
B 73
kemungkinan orit-crossit~gyang dapat mengakibatkan terbentuknya gulma yang
lebih virulen dan ganas serta lebih tahan penyakit atau tekanan tinggi lain sehingga
terbentuk keseimbangan ekosisrem baru yang dapar menyebabkan penciutan
0
Z E
'O
keragaman hayati. Contoh &bat pergeseran kultivar tradisional oleh beberapa
+j ;3
kultivar modifikasi genetik yang diadopsi pada areal yang luas &par menyebabkan
5 89
g .9
terbentuknya sistem rnonokultur dengan varietas yang monogenik. Sistem
' O w
monokulmr dengan monogenik akan menyebabkan perubahan keseimbangan
.!g. 2c
biologi yang mengakibatkan penciutan keragaman hayati. Hal ini tidak akan
B
terjadi bila menggunakan varietas hasil pemuliaan secara konvensional yang tidak
? ' B
menghasilkan populasi seragarn monogenik.
Keragaman hayati dalam pertanian membutuhkan banyak persyaratan
ekologis dalam agroekosistem seperti siklusl rantai makanan, peraruran mengenai
harna dan penyakit tanaman, ternak, ikan, dan hibridisasi. Oleh karena itu, dalam
menggunakan bioteknotogi penanian sudah seharusnya menjadi kebutuhan dan
kornitmen yang tcrintegrasi untuk mengadopsi persyaratan dan pengetahuan
berkenaan dengan keamanan lingkungan hidup dan keragaman hayati secara
holistik untuk mencapai "Penanian Berkelanjutk clan Pembangunan Pedcsaan".
Hal ini juga berarti selalu mencermati dampak bioteknologi pa& keamanan,dan *
kesehatan lingkungan hidup.

,I

@

s,

a

;
$$
$ EC
3'

L

3

atau organisme baru akan mengalami kesukaran besar untuk masuk berada tasi
dan berkembang dalam ekosistem tersebut. Juga bila terjadi p e r u b a h ~ k l u s
hidup normal atau bahkan siklus yang abnormal maka tidak akan m e m s k a n
darnpak negatif yang nyata pada keseluruhan jaringan, karena akan d i k o ~ s a s i
oleh perubahan komponen lain, sehingga temp dapat menjaga keseirnbgan.
Pada kondisi yang demikian tidak akan terjadi perubahan yang besar daEepat
yang dapat mengganggu keseirnbangan dari suatu ekosistem yang dikenal
revolusi yang sering berdampak negatif bagi suatu kehidupan.

d'

@*

f3

Tidak demikian halnya dengan suatu agroekosistem terutarn ada
ekosistem penanian modem, adanya tindakan-tindakan yang bertujuan tuk
meningkatkan produksi dengan instan dan upaya u n t d menyela@an
tanamannya dari gangguan hama, penyakit dan gulma tanpa pengetahuan dasar
ekologis akan menyebabkan terjadinya perubahan yang cepat dan meluas clan
berdampak negatif bagi kehidupan. Perubahan yang cepat dari suatu faktor
agroekosistem akan mengganggu kesirnbangan biologis d k seringkali tidak
segera dapat dikompensasi oleh fsktor lain. Akibat yang paling ekstrim adalah
kepunahan suatu organisme atau mikrorganisme dalam agroekosistem tersebut.
BiIa keadaan ini berlangsung terus-menerus, maka akan terjadi penciutan
keragaman hayati bahkan bisa tercipta gurun pasir dimana tumbuhan tidak
dapat hidup. Pengetahuan mengenai keseimbangan biologi, ekosistem alami
dan agroekosistem ini hanu menjadi bur dalam revitalisasi prtanian galagi
berkaitan dengan pertanian yang berkelanjitan.
o
m
Sejak mengenal cara bercocok tanarn orang telah menyadari 9ahwa
tanamannya selalu mengalami gangguan alami yang bersifat menghinbat,
menuak, menghanmkan, atau mengga@can panen. Pada beberapagokasi
dengan kondisi adanya gangguan yang ekstrim maka seseorang mungki+ama
sekali tidak dapat melakukan budidaya tanaman tertentu. Jika p n y a atau
organisme pengganggu lain sampai mematikan tanamanlturnbuhan $aka
dipastikan makhluk hidup yang lain akan sangat menderita
rn
Oleh karena itu, jika tanaman diharapkan untuk membrrikan hasi6anen
sesuai dengan kemampuan genetiknya, maka tumbuhan budidaya tersebu&arus
mampu atau diupayakan mampu untuk men+
atau mengatasi terj@inya
gangguan yang dapat merugikan tersebut. Whetzel H H mengemukakanBeran
penyakit tumbuhan dalarn kehidupan manusia dengan lebih eksuim 1rggyaitu
apalah arrinya manfaat besar yang diperoleh dari kemajuan ilmu ked+eran
y q pesat dan kesehatan manusia yang prima tetapi kemudian harus m
kelaparan karena semua pertanaman hancur clan puso akibat epidemik p
tumbuhan dan hama
Khususnya d h melakukan pengendaian penyakit tumbuhan,
manusia perlu membantu tanamannya melawan penyakit. Yang diiadapi
adalah musuh yang lebih sering merupakan rnikroorganisme dengan segala
atribut senjata dan potensi unggul untuk memenangkan peluang menginfeksi
tanaman. Mikroorganisme ini memiliki waktu generasi yang sangat singkat (per

-

4.

,

Keragaman spesies rendah (terutama patogen atau hama) dan cenderung
terjadinya dominansi satu atau beberapa spesics saja pada pertanaman,
berarti epidemik penyakit akan terjadi. Apalagi keadaan ini terjadi pada
pertanaman yang monokultur.
5. Kepadatan tanaman inang yang relatifseragam secara genetik juga selalu
tinggi, menanam dengan kerapatan yang sempit sehingga populasi
mnaman per ha cukup tinggi dan p d u k s i unggi akan memperparah
terjadinya epidemik penyakit. Teknii budidaya ini belum tentu efisien,
karena akan menuntut input seperti pupuk dan biaya pengendalian
hama dan penyalut yang cukup tinggi juga.
Oleh karena inr, penyakit rumbuhan dan hama perlu dikelola sedemikian
rupa sehingga rid& merugikan secara ekonomi, tapi juga tidak memberantas
patogen atau hama sampai punah. Pcrlu digalang kerjasama yang nyata antan
pemulia tanaman, para ahli penyalcit tumbuhan, klimatologi, agronomi dan tanah
bersama petani, penennt kebijakan negara &am menetapkan, merekomendasikan
dan melakukan tindakan yang nyam untuk budidaya tumbuhan.

Peran Bioteknologi dalam Pertanian Berkelanjutan
Memang bioteknologi punya potensi untuk membantu petani
mengurangi input kimia di area perranian sekaigus dapat memproduksi
komoditas dengan nilai tmabah tertentu. Akan tempi, bioteknologi dalam sistem
pertanian juga dapat mendorong perani menjadi kctergantungan pada pelengkap
dari teknologi yang baru. Seringkali bioteknologi pertanian saja sebagai suatu
ilmu tidak cukup untuk menjawab scgala permasalahan pertanian berkelanjutan
dan pembangunan pedesaan, juga kurang dapat menhilitasi dan memenuhi
permnian berkelanjutan serta pembangunan pcdesaan.
Kontribusi bioteknologi modem berpotensi untuk pencapaian
.keamanan pangan global, namun seringkali tidak pasti. Walaupun dikemukakan
bahwa aplikasi teknii bioteknologi pcrtanian dapat meningkatkan keamanan
pangan, kebanyakan penelitian bioteknologi pertanian kurang berpihak pada
masyarakat ekonomi lemah dan berdampak negatif pada pertanian berkelanjutan
atau pembangunan pedesaan. Untuk mengatasi permasalahan ini, dalam
pengembangan dan aplikasi produk bioteknologi hams selalu mempertirnbangkan
keberlangsungan keragaman hayati dan keamanan lingkungan hidup secara
holistik.
Yang perlu dicermati bagi negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia dalam mempertahankan dan meningkatkan ketahanan, keamanan dan
kedaulatan pangan, baikdengan bioteknologi modern maupun yang konvensional
ialah: a) Pemanhtan bioteknologi yang dapar meningkat produksi pertanian
sekaigus tidak berdampak negatif bagi lingkungan hidup, keragaman organisme,
dan kesehatan manusia; b) Memonitoring damp* bioteknologi pada lingkungan

'

P

r

n

p p p

ggg$

Dafmr Pustaka

s d d a
*cc

""3 I
;a.a.,,
zc 2z 2r sa nr

!%9=3
Co

Q

g -.p
2B 2Ss C5cg.
Q S
=g.rs p
9 g a ~ ~

= p g!?.
2 ?Jss5
3

pzsg:
$59 5 s
s a w a4
'CQfDQC

!%i iig 2
s P* Q
uln r c s
m

8€.9E0
9' $. 2.
226

Evga

i2 m
z
&2
=r

r

:a

cz

3

9s

3:

%9
3. 3

e 'Ca
CB
-.
Q

u

fD

5

$#
:F

'C*

S T

5 ~9

: Z? 3E
za
g $.
0

X

x

Agrios GN. 1997. Plant Pathology. 4-th ed. AcadPms. NW York
Batten J. 1999. World food crisis: Meeting the demand of a growing population.
APSICPS Annual Meeting, August 9, 1999.
:funmenrrorn K 2005. 'Ihe Funur of Food and Medicine.

I
,

? & a

cliakses 20 Pebruari 2006.
Harrigan -L, Lawrence RS, and Walker I? 2002. How swmiinbfe agriculture
can address the environmental and human health harms of industrial
I
nl
agriculture. Environmental Heaith Perspectives 1lO(5): 445-456 (abst).
r
2
hrtp://ehpnet.niehs.nih.gov docs12002/11Op445-45Ghorrigan /abstracr..
hnnl d i k e s 20 Pebruari 2006.
-. Siaga MS. 2006 P e m Penyakit Timbuhan d a r n RevidirP* Pertanian. Dalam
k
: Sutanro J clan T
im. Rcvitalisasi Perranian dan Dialog Peradaban.
?
m
Penerbir Buku KompasM 336-346.
7 Sinaga MS. 2009. Pcran Bioteknologi Dalarn Pertanian Berkelanjumn. Makaah
%
disampaikan daam Kuliah Umum Program Paxa Sarjana Univeniras
F.
Ssiwijaya, Bukit Bcsar Palembang 30139, 12 Mei 2009
'CI
Thurston HD.. 1990. PIant disease management practices of uaditiond Earmen.
nl
J
Plant Disease 74 : 36-102.
5'
3 United Nations Department of Economic and SociaI Main (DESA). 2000.
m
0
Sustain&& agriculture and rural development.Report of the SecretaryfQ
0
general.
Addendum: Biotechnology for sustaintab& agriculture. htr~://
2
w.fao.ore/ww ae/c-,
diakses 26 Maret 2009.
WhippsJM. 20012 Microbial interactionsand biocontrol in the rhiwsphere. J. of
Experirnend Bot 52(900011 :487-5 11,.

2
2

h

CT

5