BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Remaja
Dalam pembahasan soal remaja sering digunakan istilah pubertas dan adolesen. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang
meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap
anak ke dewasa. Sedangkan adolesen lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan psikososial yang menyertai pubertas. Pada umumnya remaja
didefenisikan bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki Soetjiningsih, 2010.
Dalam tumbuh kembangnya anak menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual semua remaja akan melewati tahap seperti
berikut Irwin dan Shafer, 1999 : 1.
Masa remaja dini
early adolescence
umur 10-13 tahun. 2.
Masa remaja pertengahan
middle adolescence
umur 14-16 tahun. 3.
Masa remaja lanjut
late adolescence
umur 17-21 tahun.
2.2 Menstruasi Normal
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara
mulai haid yang lalu dengan mulai haid yg berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 28 hari. Lama menstruasi biasanya 3 sampai 7 hari
Wiknjosastro, 2007. Jumlah darah yang keluar selama menstruasi adalah 25-60 cc Cunningham dkk, 2005.
Yang memegang peranan penting dalam proses ovulasi adalah hubungan hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Siklus menstruasi normal dibagi menjadi dua fase yaitu fase folikuler dan fase luteal. Pada fase folikuler hipotalamus melepaskan
Gonadotropin Releasing
Universitas Sumatera Utara
Hormone
GnRH yang merangsang pelepasan
Folicle Stimulating Hormone
FSH dan
Luteinizing Hormone
LH. Pada fase folikuler dini, folikel berkembang karena pengaruh FSH yang meningkat. Berkembangnya folikel,
produksi estrogen meningkat dan hal ini akan menekan produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya dari atresia, sedangkan folikel yang
lainnya mengalami atresia. Pada saat yang bersamaan LH juga meningkat yang berperan dalam pembuatan estrogen dalam folikel. Pada folikel akhir, FSH mulai
menurun dan terjadi perkembangan folikel yang cepat, hal ini menunjukkan folikel yang telah masak bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan folikel
berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma tinggi. Awalnya estrogen meninggi secara berangsur-angsur kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Hal ini
memberi umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan lonjakan LH pada pertengahan siklus , mengakibatkan terjadinya ovulasi.
Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulosa membesar, folikel menjadi korpus luteum.
Luteinized granulosa cells
dalam korpus luteum membuat progesteron banyak, dan
luteinized theca
cells juga membuat estrogen banyak, sehingga kedua hormon ini meningkat pada fase luteal. Setelah 10-12 hari ovulasi
korpus luteum mengalami regresi berangsur-angsur disertai berkurangnya kapiler- kapiler dan diikuti menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Empat belas
hari setelah ovulasi terjadi menstruasi Wiknjosastro, 2007.
2.3 Dismenore 2.3.1 Defenisi