Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pembahasan

1.1. Kemampuan kognitif pasien waham Kemampuan kognitif pada kelompok yang mendapat strategi pelaksanaan komunikasi menunjukkan nilai signifikansi -2.80000. artinya terjadi peubahan peningkatan rata-rata sebelum dan sesudah intervensi sebesar 2.80000. Pada uji statistik paired t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan kognitif pre dan post kelompok intervensi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai t = -9.459 dan nilai 0.000 p 0.05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kognitif kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi. Nilai IK 95 adalah -3.43487 sd -2.16513. Data ini menunjukkan bahwa rerata kemampuan kognitif sebelum intervensi lebih rendah secara bermakna dari pada setelah intervensi strategi pelaksanaan komunikasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carolina 2008 bahwa perbedaan peningkatan yang jauh lebih tinggi setelah dilakukan intervensi disebabkan oleh karena adanya intervensi strategi pelaksanaan komunikasi sesuai standar sehingga peneliti melakukan asuhan lebih terarah dan memberikan arahan kepada pasien sesuai dengan kemampuan yang diharapkan dimiliki pasien dalam menilai realita pada setiap pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada sesi pertama pertemuan mulai dari membantu orientasi realita secara bertahap yaitu dengan membantu menilai keyakinannya sesuai dengan kenyataan mendorong pasien untuk mampu menyadari dan mendorong pasien dapat befikir dalam menilai realita dengan keyakinan- keyakinan pasien yang salah Towsend, 1998. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Carolina 2008 kegiatan yang dilakukan pada sesi kedua mendorong pasien Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara untuk menyadari bahwa mereka merasa berguna karena masih memiliki kemampuan dan aspek positif juga mengalihkan pasien dari berpikir yang tidak diinginkan, hingga membantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan positif yang dimiliki dalam jadwal kegiatan harian untuk menanamkan budaya berdisiplin dalam melatih kemampuan pasien mengatasi masalahnya. Pada sesi ketiga pertemuan meliputi kegiatan mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien mendorong pasien untuk melakukan kegiatan lebih baik lagi dari sebelumnya, dilanjutkan dengan membantu pasien menyebutkan cara minum obat dengan prinsip 5 benar mendorong pasien untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan prinsip 5 benar. Selanjutnya membantu menyusun jadwal aktivitas dan minum obat sehari-hari yang mendorong pasien untuk berusaha lebih disiplin dan melakukan kegiatan lebih baik dari sebelumnya.Dalam menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan harian pasien sangat dibutuhkan peran peneliti dalam membantu dan selalu mengingatkan pasien Carolina, 2008. Ketidakmampuan menilai realita pada pasien waham mengalami perubahan proses pikir, suatu keadaan dimana seseorang mengalami kelainan dalam mengoperasikan kognitif dan aktivitas Townsend, 1998. Berdasarkan hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carolina 2008 adanya gangguan kognitif yang dialami pasien maka pasien akan mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu yang dipelajarinya atau gangguan perhatian saat sedang berinteraksi atau melakukan sesuatu, tetapi jika dilakukan intervensi keperawatan, kemampuan pasien untuk menilai realita dapat dipahami pasien. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian kemampuan kognitif dalam menilai realita yang telah dilakukan membuktikan hipotesa diterima bahwa ada perbedaan kognitif daam kemampuan menilai realita sebelum dan setelah mendapat strategi pelaksanaan komunikasi pada kelompok intervensi. 1.2.Kemampuan psikomotor pasien waham Kemampuan psikomotor pada kelompok yang mendapat strategi pelaksanaan komunikasi menunjukkan nilai signifikansi -9.13333. artinya terjadi peubahan peningkatan rata-rata sebelum dan sesudah intervensi sebesar 9.13333.. Pada uji statistik paired t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan psikomotor pre dan post kelompok intervensi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai t = -7.496 dan nilai 0.000 p 0.05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan psikomotor kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi. Nilai IK 95 adalah -11.74649 sd -6.52017. Data ini menunjukkan bahwa rerata kemampuan kognitif sebelum intervensi lebih rendah secara bermakna dari pada setelah intervensi strategi pelaksanaan komunikasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Caroline 2008 hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan kemampuan psikomotor setelah mendapat strategi pelaksanaan komunikasi. Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah intervensi dilakukan dengan p value 0.05. Penelitian yang dilakukan terhadap kemampuan psikomotor yang mendapatkan intervensi, terjadi peningkatan ini dipengaruhi juga komunikasi tentang kejadian yang nyata dan orang-orang yang nyata dengan menggunakan situasi yang nyata mendorong pasien mengalihkan perhatian dan pembicaraan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pasien. Begitu juga tidak terlepas dari jadwal aktivitas yang telah terjadwal, yang memerlukan perhatian, keterampilan fisik, atau tindakan, mendorong pemikiran yang patologik dapat dihentikan dan juga aktivitas yang memuaskan akan membantu individu untuk tidak menggunakan waktunya dengan pemikiran wahamnya Townsend, 1998. Peningkatan ini juga dipengaruhi dengan adanya pemberian pujian atau penguatan positif jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas mendorong pasien agar termotivasi untuk melakukan apa yang telah diajarkan yaitu dengan senyuman, persetujuan, pujian dan hadiah sehingga dapat membentuk tingkah laku yang diharapkan. Berdasarkan hal ini bahwasannya penggunaan penguatan positif perlu dilakukan untuk memunculkan tingkah laku yang diinginkan Corey 2008. Penelitian yang dilakukan Caroline, 2008 bahwasannya sangatlah penting mengevaluasi dalam setiap pertemuan yang dilakukan peneliti untuk menilai sejauh mana intervensi yang diberikan. Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima yaitu ada perbedaan kemampuan psikomotor dalam menilai realita sebelum dan setelah dilakukan strategi pelaksanaan komunikasi. Berdasarkan hasil dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pelaksanaan komunikasi waham dapat meningkatkan kemampuan psikomotor pasien dalam menilai realita. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terhadap Kemampuan Pasien Perilaku Kekerasan dalam Mengendalikan Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

4 37 83

Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi pada Pasien Harga Diri Rendah terhadap Kemampuan Pasien dalam Meningkatkan Harga Diri di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

17 106 93

Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat (Studi Deksriptif Mengenai Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Dalam Proses Penyembuhan Di Rumah Sakit Jiwa provinsi Jawa Barat )

0 2 1

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

3 14 94

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 11

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 2

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 6

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 14

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 2

Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan

0 0 31