EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA.

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN
KEMAMPUAN
MAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS
FISIKA SISWA SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam
alam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
LYLIS BAHRIANI
NIM. 8146176010

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2016

ABSTRAK
Lylis Bahriani (NIM : 8146176010) Efek model pembelajaran inquiry training
menggunakan media macromedia flash dan kemampuan berpikir kritis terhadap
keterampilan proses sains fisika siswa SMA. Tesis. Medan : Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis apakah hasil keterampilan proses
sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training
menggunakan media macromedia flash lebih baik daripada pembelajaran
konvensional 2) menganalisis apakah hasil keterampilan proses sains fisika siswa
yang memiliki kemampuan berpikir kritis diatas rata-rata lebih baik daripada
siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dibawah rata-rata dan
3) menganalisis apakah ada interaksi antara model pembelajaran inquiry training
menggunakan media macromedia flash dengan kemampuan berpikir kritis
terhadap keterampilan proses sains fisika siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan desain two group pretest posttest design dan
desain anava. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta
Eria Medan tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan sampel diambil secara cluster
random class. Sampel dibagi dalam dua kelas, kelas eksperimen yang diajarkan

dengan model pembelajaran inquiry training menggunakan media macromedia
flash dan kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Instrumen
yang digunakan terdiri dari tes keterampilan proses sains dalam bentuk essay dan
tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk essay. Data dalam penelitian ini
dianalisis dengan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa model
pembelajaran inquiry training menggunakan macromedia flash lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa pada kelompok
siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis diatas rata-rata lebih baik dari
pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dibawah rata-rata, serta
terdapat interaksi antara model pembelajaran inquiry training menggunakan
media macromedia flash dengan berpikir kritis dalam mempengaruhi
keterampilan proses sains siswa.
Kata kunci : Model pembelajaran, inquiry training, media macromedia flash,
kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains.

i

ABSTRACT
Lylis Bahriani (NIM : 8146176010) The effect of the inquiry training learning

model use macromedia flash and critical thinking on the science proccess thinking
ability of senior high school student physical. A Thesis. Medan : Post Graduate
Program State University of Medan, 2016.
This study aimed 1) analysis of student’s science process skill amoung inquiry
training use macromedia flash and the convensional 2) analysis the result of
student science who has high critical thinking with student who has low critical
thinking and 3) analysis the interaction among the inquiry training model use
macromedia flash and critical thinking level in creasing student’s science process
skill. This study used a quasi experiment with two group pretest postest and anava
desain. The population of this study was the student’s of X grade senior high
school Eria Medan academic year in 2015/2016. The sample of this study
diuvided into 2 classes, experiment class by using the inquiry training use
macromedia flash and control class by using convention. The instument of this
study were the science process skill test is essay test and critical thinking test is
essay test. The data of this study was analysed among two ways. The result of his
study showed that inquiry training model use. Macromedia flash was better than
conventional in improving the student science process skill. The student’s science
process skill to a group of student who has high critical thinking was better than
student who has low critical thinking and get interaction among the inquiry
training model use macromedia flash with critical thinking in influence student’s

science process skill.
Key Word : Learning model, inquiry training, macromedia flash, critical thinking,
science proccess skill.

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada
penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Tesis berjudul “Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan
Media

Macromedia

Flash

dan


Kemampuan

Berpikir

Kritis

Terhadap

Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa SMA” disusun untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Padakesempatanini, penulismenyampaikanterimakasihkepada: Bapak Prof.
Dr. Syawal Gultom M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.
Dr. Bornok SinagaM.Pd sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan, BapakDr. H. Ridwan Abdullah Sani M.Si dan Ibu Dr. Betty M
TurnipM.Pdsebagaidosenpembimbing

tesis

yang


telahbanyak

bimbingan,

memberikan
saran

sertamotivasikepadapenulissejakawalrencanapenelitiansampaidenganselesainyape
nulisan tesis ini.UcapanterimakasihjugapenulissampaikankepadaBapak Prof. Dr.
H. Sahyar M.S, M.M sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus narasumber I, Bapak Prof. Dr.
Nurdin BukitM.Sisebagai narasumber II danIbu Dr. Sondang R Manurung M.Pd
sebagai narasumber IIIyang juga telah memberikan masukan dan saran–saran
selama penulisan tesis ini, serta Ibu Dr. DerlinaM.Si dan Bapak Dr. Makmur
Sirait

M.Si

selaku


validator

instrumen

penelitian.

UcapanterimakasihjugapenulissampaikankepadaseluruhBapakdanIbuDosensertaSt
afPegawaiJurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan yang sudahmembantupenulis.PenghargaanjugadisampaikankepadaKepala
SMA Swasta Eria Medan yaitu Bapak Drs. H. Khoiruddin Hasibuan M.Pd,
Kepala SMA Swasta Darul Ilmi Murni Medan yaitu Bapak Drs. Hermanto M.Pd

iii

dan Ibu Dewi Fitriyani S.Pdsebagai guru fisika di SMA Swasta Eria Medan yang
telahbanyakmembantuselamapenelitianini.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Aiptu.
Bakhrial, Ibunda Hj. Meini Hamzah Sihotang S.Ag dan keluarga tercinta yaitu
dr.Yeni Bahriani, Indah Bahriani M.H, Akbar Zahriali S.Pd dan Rahmah Bahriani
yang


tidak

hentimengukir

do’a

dan

terus

memotivasi

penulisdalammenyelesaikanstudi di UniversitasNegeri Medan. Rekan-rekan
seperjuangan Mahasiswa Pendidikan Fisika B

4 Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, terima kasih atas saran-saran dan masukannya.
Terkhusus untuk sahabat penulis yaituSartika Sari Rambe M.Pd, Tetty

Ompusunggu M.Pd, Narso M.Pd, Yosua Nadeak S.Pd, Suci Khairani S.Pd, Fajar
Afandi S.Pd,AsnidarS.Pd, Tika Andriyani Sitorus Pane S.Pd, Maya Wulandari
Hasibuan S.Pd dan Siti Latifah Siregar S.Pd terima kasih untuk motivasinya.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya tesis
ini. Kiranya isi tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,
Penulis

Juni

Lylis Bahriani

iv

6

DAFTAR ISI


Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB. I PENDAHULUAN ........................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1.2. Identifikasi Masalah .............................................................................
1.3. Batasan Masalah .................................................................................
1.4. Rumusan Masalah ...............................................................................
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ..............................................................................
1.7. Defenisi Operasional ...........................................................................

1
1
8
8

8
9
10
10

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1. Kerangka Teoritis ................................................................................
2.1.1. Model Pembelajaran Inquiry Training .....................................
2.1.1.1. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training ........................
2.1.1.2. Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry Training ..............
2.1.1.3. Prinsip Reaksi ..........................................................................
2.1.1.4. Sistem Pendukung ....................................................................
2.1.2. Pembelajaran Konvensional .....................................................
2.1.3. Teori Yang Mendukung ............................................................
2.1.3.1. Teori Konstruktivisme .............................................................
2.1.3.2. Teori Belajar David Ausubel ...................................................
2.1.3.3. Teori Belajar Kognitif Piaget ...................................................
2.1.4. Media Macromedia Flash ........................................................
2.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis .....................................................
2.1.5.1. Cara Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis .......................
2.1.6. Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................................
2.2.1. Penelitian Yang Relevan ..........................................................
2.2.
Kerangka Konseptual ...............................................................
2.2.1. Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training
Menggunakan Media Macromedia Flash Dan Pembelajaran
Konvensional ...........................................................................
2.2.2. Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa Yang Memiliki
Kemampuan Berpikir Kritis Diatas Rata-rata Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Dibawah Rata-rata ...........................................
2.2.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Inquiry Training Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Proses
Sains Siswa ..............................................................................

12
12
12
14
16
17
18
20
21
21
23
24
25
26
29
30
34
37

v

37
38
39

2.3. Hipotesis...............................................................................................
2.3.1. Hipotesis Penelitian..................................................................

41
41

BAB. III METODE PENELITIAN ........................................................
3.1. Lokasi dan aktu Penelitian ..............................................................
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................
3.3. ariabel Penelitian ..............................................................................
3.4. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................
3.5. Prosedur Penelitian ..............................................................................
3.6. Instrumen Penelitian ............................................................................
3.6.1. Instrumen Keterampilan Proses Sains ......................................
3.6.2. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ...................................
3.7. Analisis Butir Tes ................................................................................
3.7.1. aliditas Isi .............................................................................
3.7.2. aliditas Butir Soal .................................................................
3.7.3. Reabilitas Tes ..........................................................................
3.8. Teknik Analisis Data ...........................................................................
3.8.1. Analisis Secara Deskriptif .......................................................
3.8.2. Analisis Secara Interferensial ..................................................
1. Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku ................
2. ji Normalitas .........................................................................
3. ji Homogenitas .....................................................................
4. ji Hipotesis (ANA A) .........................................................

2
42
42
42
42
44
46
46
47
48
48
49
50
51
51
51
51
52
54
54

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................
4.1.1. Deskripsi Data ...........................................................................
4.1.1.1. Deskripsi Data Pretes Keterampilan Proses Sains .......
4.1.1.2. ji Statistik Pretes .........................................................
4.1.2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ..........................
4.1.3. Perlakuan Dalam Pelaksanaan Penelitian ................................
4.1.4. Deskripsi Data Postes Keterampilan Proses Sains ....................
4.1.4.1. ji Statistik Postes ......................................................
4.1.5. Deskripsi Keterampilan Proses Sains Berdasarkan
Kemampuan Berpikir Kritis .....................................................
4.1.6. Pengujian Hipotesis Penelitian .................................................
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................
4.2.1. Perbedaan Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Yang
Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Inquiry
Training Menggunakan Media Macromedia Flash Dengan
Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Pembelajaran Konvensional
4.2.2. Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa Karena Berpikir
Kritis Tinggi Dan Berpikir Kritis Rendah Pada Kelas
Pembelajaran Konvensial Dengan Model Inquiry
Training Menggunakan Media Macromedia Flash ..................

7
57
57
57
59
63
65
68
71

vi

73
75
85

85

89

4.2.3. Interaksi Antara Model Inquiry Training Menggunakan
Media Macromedia Flash Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa ..........

90

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
5.1. Kesimpulan .........................................................................................
5.2. Saran ....................................................................................................

91
91
92

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

93

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
Tabel 3.6.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
Tabel 4.14.
Tabel 4.15.
Tabel 4.16.
Tabel 4.17.

Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training ............................
Penelitian Yang Relevan .............................................................
Rancangan Desain Penelitian ......................................................
Desain Penelitian ANAVA .........................................................
Deskripsi Kategori Persentase KPS ............................................
Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kritis .........................................
Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis...............................
Ringkasan Anova Dua Jalur.........................................................
Nilai Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................
Uji Normalitas Distribusi Pretes Keterampilan
Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................
Uji Homogenitas Distribusi Pretes Keterampilan
Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................
Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen...................................................................................
Nilai Rerata Pretes Kategori Butir Soal Indikator Keterampilan
Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................
Data Kemampuan Berpikir Kritis ...............................................
Data Kelompok Kemampuan Berpikir Kritis Diatas Rata-rata
dan Dibawah Rata-rata Pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ..................................................................................
Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................
Nilai Rerata Postes Keterampilan Proses Sains Perbutir Soal .....
Uji Normalitas Distribusi Postes Keterampilan Proses Sains
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........................................
Uji Homogenitas Distribusi Postes Keterampilan Proses
Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................
Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Kemampuan
Berpikir Kritis ..............................................................................
Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Kemampuan
Berpikir Kritis Pada Masing-masing Kelas..................................
Desain Faktorial 2x2 ANAVA.....................................................
Data Statistik Kelas dan Tingkat Berpikir Kritis Siswa ..............
Statistik Anova ............................................................................
Post Hoc Test dengan Uji Scheffe ..............................................

viii

15
34
43
43
47
48
50
56
58
59
60
61
61
63
64
68
69
71
72
73
74
75
76
76
81

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dampak - dampak Instruksional dan Pengiring dalam
Model Pembalajaran Inquiry Training .................................... 18
Gambar 3.1. Tahapan Alur Kerja Penelitian ................................................ 45
Gambar 4.1. Hasil Pretes Keterampilan Proses Sains siswa Pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tiap Indikator ............. 62
Gambar 4.2. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Setiap
Pertemuan ................................................................................ 66
Gambar 4.3. Hasil Lembar Kerja Siswa Setiap Pertemuan ......................... 67
Gambar 4.4. Hasil Postes Keterampilan Proses Sains siswa Pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tiap Indikator ............. 70
Gambar 4.5. Hubungan Nilai Keterampilan Proses Sains dengan Model
Pembelajaran .......................................................................... 70
Gambar 4.6. Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan Berpikir Kritis .... 79

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) ............................... 97
Lampiran 2. Bahan Ajar I ................................................................................ 106
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS I) ...................................................... 109
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) ............................ 112
Lampiran 5. Bahan Ajar II .............................................................................. 121
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS II) .................................................... 124
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP III) ........................... 127
Lampiran 8. Bahan Ajar III .............................................................................. 136
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa (LKS III) ................................................... 137
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP IV) ........................... 140
Lampiran 11. Bahan Ajar IV ............................................................................. 149
Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa (LKS IV) ................................................... 153
Lampiran 13. Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains ................................ 157
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Keterampilan Proses Sains ........................ 160
Lampiran 15. Deskripsi Penilaian Observasi KPS Siswa ................................. 164
Lampiran 16. Instrumen Soal Kemampuan Berpikir Kritis .............................. 165
Lampiran 17. Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis ........................................ 166
Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ....................................... 170
Lampiran 19. Tabulasi Hasil Pretes Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Instrumen Tes ................. 171
Lampiran 20. Tabulasi Hasil Postes Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Instrumen Tes ................. 173
Lampiran 21. Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 176
Lampiran 22. Analisis Statistik Data Pretes ...................................................... 178
Lampiran 23. Analisis Statistik Data Postes ..................................................... 180
Lampiran 24. Uji Hipotesis Dengan Anava 2 Jalur (2x2) ................................. 182
Lampiran 25. Uji Schefee ................................................................................. 183
Lampiran 26. Rekap Nilai Lembar Kerja Siswa ............................................... 184
Lampiran 27. Rekapitulasi Data Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 185
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 194

x

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
mengasah kemampuan kepribadiannya untuk memiliki kecerdasan, kekuatan
spiritual

keagamaan

yang

diperlukan

dirinya

dan

lingkungan

masyarakat.Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga bermanfaat untuk kelangsungan dan
kemajuan hidup bangsa.
Kualitas pendidikan dapat diketahui melalui mediamasa, media cetak
maupun media elektronik yangmengemukakan bahwa kualitas pendidikan di
Indonesia masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan itu antara lain dapat
dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa setelah akhir pelajaran, dan juga
ditegaskan melalui data dalam Human Development Report (HDR)berupa laporan
tahunan tentang pembangunan manusia di seluruh dunia. HDR mengurutkan
peringkat mutu pendidikan berdasarkan negara di dunia.HDR menyatakan dari
188 negara di dunia, peringkat mutu pendidikan Indonesia berada pada posisi
111.Jahan, S(2015:242).
Banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan nasional dimata
internasional.Pendidikan nasional berasal dari sebuah sistem yang didalamnya
mengandung komponen-komponen yang saling berinteraksi, sehingga harus
dimulai dari peningkatan mutu komponen-komponen pendidikan itu sendiri. Salah
satunya pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran fisika.

1

2

Fisika sebagai salah satu bagian dari sains dimasukkan dalam kurikulum
pelajaran di Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai menengah.Pembelajaran
fisika bertujuan untuk menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Fisika sebagai penyusun
sains merupakan wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat
menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki kecakapan ilmiah,
memiliki keterampilan proses sains serta keterampilan berpikir kritis. Siswa yang
memperoleh pembelajaran fisika diharapkan nantinya akan memiliki sikap ilmiah
sebagai komponen afektif, pengetahuansains sebagai komponen kognitif serta
memiliki keterampilan proses sains sebagai komponen psikomotorik.
Fisika sebagai salah satu cabang sains. Menurut Kamus Besar Indonesia
(2000:213) sains merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu
observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau
prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.Tujuan
pembelajaran sains antara lain untuk mendidik siswa untuk dapat beradaptasi
dengan kondisi yang berbeda, berpikir fleksibel, mengajukan pertanyaan, kreatif,
berpikir

kritis,

ide.Kemampuan

menghormati
berpikir

masyarakat,

dan

kritisperludikuasaioleh

menghargai
semua

setiap

ide-

orangkarena

dapatdigunakanuntuk melindungidiri sendiri danorang lain sertauntuk membuat
keputusanyang bijaksanadalam kehidupansehari-hari. Kemampuan berpikir kritis
bermanfaat untuk mengasah kemampuan memecahkan masalah dalam proses
sains melalui suatu investigasi sehingga menghasilkan kesimpulan atau keputusan
yang sangat rasional.

3

Proses pembelajaran fisika harus lebih menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan proses pembelajaran fisika bukan merupakan sejumlah
informasi yang harus dihafalkan siswa, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar. Oleh karena itu proses pembelajaran yang seharusnya lebih
menekankan

pada

pentingnya

belajar

bermakna

(mean n ull

learn n )(Dahar2011:112)
Kualitas pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains khususnya
sangat ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran di sekolah, tanpa
mengesampingkan faktor lainnya.Guru merupakan faktor yang esensial, sebagian
besar

guru

masih

menyampaikan

materi

pelajaranfisika

menggunakan

pembelajaran konvensional. Pembelajaran berpusatpada guru sebagai penceramah
dan komunikasi berlangsung hanya searah.Sebaiknya guru yang mengajarkan
sains seperti halnya fisika harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih aktif.
Berdasarkan hasil observasi di sekolah SMA Swasta Eria Medan proses
pembelajaran fisika belum maksimal menggunakan media pembelajaran dan
proses pembelajaranmasih berpusat pada guru (tea er

entere ).Komunikasi

berlangsung hanya searah dalam setiap kegiatan proses pembelajaran, sehingga
mengakibatkan siswa hanya pasif menerima pelajaran tanpa berusaha mencari
informasi, siswa kurang inisiatif di kelas, dan kurang kreatif dalam berpikir.Selain
itu,proses pembelajaran di kelas terlalu fokus pada sains sebagai sebuah
pengetahuan saja.Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan
Keterampilan Proses Sains (KPS).

4

Proses pembelajaran tidak memanfaatkan laboratorium sekolah untuk
melakukan praktikum sehingga siswa belum bisa melakukan KPS, belum
memaksimalkan siswa baik fisik maupun psikisnya untuk menyerap lebih banyak
informasi. Siswa hanya dipenuhi oleh berbagai pengertian konsep, hukum, prinsip
dan teori tentang sains dalam bentuk ingatan atau hafalan saja tanpa memahami
proses sains dengan benar.
Pembelajaran fisika di SMA Swasta Eria Medan tidak sedikit siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan salah seorang guru fisika, menunjukkan bahwa pencapaian hasil
belajar siswa masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Kenyataan ini
diperkuat oleh pencapaian nilai rata-rata ujian akhir yaitu 4 pada semester genap,
kurang dari 50% siswa yang dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu
5, sehingga harus dilakukan remedial agar siswa dapat dinyatakan tuntas
terhadap materi yang dipelajari.Setelah dilakukan remedial, rata-rata nilai
remedial yaitu 80.
Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat
permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu model belajar yang tepat
agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa
dengan baik. Dalam proses pembelajaran seorang guru berperan sebagai motivator
dan fasilitator, dimana guru harus mampu memberikan dorongan agar siswa
terangsang untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dan menggali
potensi diri menjadi aktif dan kreatif sehingga terjadi proses belajar mengajar
yang inovatif.

5

Menurut Joyceetal (2009:200) model pembelajaran

nqu ry tra n n

dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat. Tujuanmodel pembelajaran

nqu ry tra n n

adalah

membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan
intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan
jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunnya.Melalui model pembelajaran ini
siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian
mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk dapat
menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Model pembelajaran

nqu ry tra n n

dimulai dengan menyajikan

peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang
menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalahmasalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Menurut Dimyati dan
Mujiono(2013:1 3) tujuan utama nqu ry adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Hal ini
berarti siswa diharapkan dapat belajar memahami konsep fisika dengan proses
penyelidikan secara ilmiah sebagai alternatif pemecahan masalah untuk mencari
jawaban.Proses pembelajaran nqu ry tra n n siswa berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran. Guru haruslah melatihdan memberikan
kebebasan berpikir pada proses pembelajaran fisika, guru juga memberikan siswa
keleluasaan bertindak dalam memahami pengetahuan dan memecahkan masalah.

Berpikir kritis adalah berpikir rasional dan reflektif yang difokuskan pada
apa yang diyakini dan dikerjakan(Ennis, 199 :1 ). Mengingat peranan penting
berpikir kritis dalam kehidupan seseorang baik dalam kehidupan pribadi maupun
dalam bermasyarakat, maka berpikir kritis merupakan suatu karakteristik yang
dianggap penting untuk diajarkan di sekolah pada setiap jenjang, tapi
kenyataannya jarang diajarkan oleh guru di kelas.
Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu poin penting demi
menunjang minat belajar siswa, untuk itu seorang guru hendaknya dapat memilih
model pembelajaran yang tepat dengan didukung media pembelajaran, salah
satunya dengan memanfaatkan media pembelajaranma rome a las . Penelitian
ini menggunakan media ma rome a las yang diharapkan dapat meningkatkan
KPS siswa karena media ma rome a las bisa mengurangi metode ceramah yang
menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran dan mempunyai keunggulan lebih
interaktif dengan siswa karena adanya animasi yang menarik serta mempunyai
audiovisual. Pada tampilan mediama rome a las siswa diperlihatkan video
mengenai permasalahan di kehidupan sehari-hari sehingga siswa tersebut akan
termotivasi untuk berpikir kritis di dalam menemukan jawaban dari permasalahan
tersebut.
Penelitian Simalango (2015: 1)menyimpulkan bahwa model pembelajaran
nqu ry tra n n lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa dari
pada pembelajaran konvensional dan terdapat interaksi antara model pembelajaran
nqu ry tra n n dengan kemampuan berpikir kritis dalam mempengaruhi hasil
belajar fisika siswa.

Penelitian Kazempour (2013:23) menjelaskan bahwa kelompok siswa
yang dilatih dengan pengajaran nqu ry mendapatkan skor yang lebih baik dari
pada kelompok kontrol. Penelitian ini juga menyatakansiswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran nqu ry tra n n memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi dan pengajaran nqu ry mempunyai pengaruh terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa sehingga dapat membuat siswa lebih mudah berinteraksi secara sosial
dikarenakan di dalam model pembelajaran nqu ry terdapat proses berdiskusi
dalam memecahkan permasalahan.
Penelitian sebelumnya seperti yang disajikan diatas, hanya melihat
pengaruh model nqu ry tra n n

dengan kemampuan berpikir kritis dalam

mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Pengembangan untuk peneliti ini adalah
dengan memadukan variabel moderator kemampuan berpikir kritisterhadap KPS
siswa dengan menggunakan mediama rome a las . Selain itu penelitian akan
dilakukan dengan mengambil sampel penelitian siswa SMASwasta Eria
Medan.Dengan demikian, diharapkan efektifitas model pembelajaran nqu ry
tra n n lebih luas tidak hanya pada variabel dan tingkatan siswa tertentu.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
mengambil

judul

penelitian

Efek

M del

Pembela aran

InquiryTrainingMenggunakan Med a Macromedia FlashdanKemam uan
Ber k r Kr t s erhada Keteram lan Pr ses a nsF s ka

swa MA .

8

1. . Ident f kas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
identifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran fisika masih berpusat pada guru (tea er entere ).
2. Proses pembelajaran belum memanfaatkan laboratorium sekolah.
3. Proses pembelajaran belum memanfaatkan media pembelajaran.
4. Guru kurang merangsang keterampilan berpikir kritis siswa dalam proses sains.
5. Pembelajaran fisika di sekolah belum menggunakan model pembelajaran
nqu rytra n n untuk meningkatkan keterampilan proses sains.
1. . Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Model yang diterapkan selama penelitian adalah model pembelajaran nqu ry
tra n n menggunakan media ma rome a las di SMA Swasta Eria Medan.
2. Hal yang akan diteliti mengenai kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Penelitian memfokuskan pada peningkatan keterampilan proses sains.
1. .Rumusan Masalah
Berdasarkanbatasanmasalah yang telahdikemukakan di atas, maka yang
menjadirumusanmasalahdalampenelitianiniadalah :
1. Apakah keterampilan proses sains fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran nqu ry tra n n menggunakan media ma rome a las lebih
baik daripada pembelajaran konvensional?

9

2. Apakah keterampilan proses sains fisika pada siswa yang memiliki tingkat
kemampuan berpikir kritisdiatas rata-ratalebih baik daripada siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritisdibawah rata-rata?
3. Apakah

ada

menggunakan

interaksi
media

antara

model

ma rome a

pembelajaran

las dengan

nqu ry

kemampuan

tra n n
berpikir

kritisterhadap keterampilan proses sains fisika siswa?
1. . u uan Penel t an
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model
pembelajaran

nqu ry

tra n n menggunakan

mediama rome a

las

dan

kemampuan berpikir kritisterhadap keterampilan proses sains pada materi pokok
suhu dan kalor. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis apakah hasil keterampilan proses sains siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran nqu ry tra n n menggunakan mediama rome a
las lebih baik daripadapembelajaran konvensional.
2. Menganalisisapakah hasil keterampilan proses sains fisika siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis diatas rata-ratalebih baik daripada siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritisdibawah rata-rata.
3. Menganalisis apakah ada interaksi antara model pembelajaran nqu ry tra n n
menggunakan mediama rome a

las dengan kemampuan berpikir kritis

terhadap keterampilan proses sains fisika siswa.

10

1. .Manfaat Penel t an
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat e r t s


Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran fisika
menggunakan model pembelajaran nqu ry tra n n .



Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelolah,
pengembang lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya yang akan
menguji secara lebih mendalam tentang penerapan model pembelajaran
nqu ry tra n n dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

. Manfaat Prakt s


Bahan masukan bagi pengajar dalam memilih dan menggunakan model
serta media pembelajaran secara optimal pada kegiatan belajar mengajar
fisika.



Rujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan penelitian ini bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian sejenis.

1. .Def n s O eras nal
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian
yang dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat defenisi operasional
sebagai berikut:
1. Menurut Pauldan Elder(200 :4)berpikir kritis adalah suatu kegiatan yang
melibatkan fungsi kognitif mengenai proses menganalisis dan mengevaluasi
dengan maksud untuk meningkatkan suatu ide atau gagasan.

11

2. Model pembelajaran nqu ry tra n n

adalah model pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu permasalahan berdasarkan konfrontasi intelektual,
yang di dalamnya siswa dibawa pada situasi teka-teki pada suatu
permasalahanuntuk diselesaikan atau dicari solusinya(Joyceetal,2009:201).
3. Menurut Rahman (2008:5) media pembelajaranma rome a las adalah suatu
so tware yang mampu menghasilkan presentasi animasiyang interaktif,
menarik, dinamisdan berfungsi sebagai penghubung antara guru dengan siswa
dalam

proses

pembelajaran

dalam

penyampaian

informasi

dan

isi

pembelajaran.
4. Sanjaya (2009:2 1) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang
lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang sudah terbiasa dilakukan
di kelas, sifatnya berpusat pada guru dan siswa ditempatkan sebagai objek
belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif, siswa lebih
banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, menghafal
materi pelajaran yang didasarkan pada guru dalam proses pembelajaran.
5. Keterampilan proses sains adalah suatu keterampilan untuk melaksanakan
suatu tindakan dalam belajar sains yang terkait dengan keterampilan
mengobservasi, mengumpulkan, mengorganisasikan data, mengidentifikasi dan
memberikan perlakuan terhadap variabel, merumuskan, menguji hipotesis dan
memberikan penjelasan, dan menyimpulkan (Joyceet al,2003:204)

93
DAFTAR PUSTAKA
Arends. R. I. 2004. Learning To Teach Edisi Ketujuh, Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Bailin, S. 2002. Critical Thinking and Science Education. Kluwer Academic
Publishers. Science & Education. Volume 11:361-375.
Dahar, R. W. 2011. Teori - Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.
Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta.
Ennis, R. H. 1996. Critical Thinking. New Jersey:Prentice Hall. Uper Saddle
River.
Ergul, R. 2011. The Effects Of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary
School Students’ Science Process Skills And Science Attitudes. Bulgarian
Journal of Science and Educationn Policy (BJSEP). Volume 5(1):48-67.
Facione, P. A. 1995. The Disposition Toward Critical Thinking. Journal of
General Education. Volume 44(1):1-17.
Facione, P. A. 2011. Critical Thingking : What Its is and Why It Counts.
Measured Reasons and The California Academic Press, Millbrae, CA.
ISBN 13 : 978-1-891557-07-1. Volume 13:1-28.
Farchani, R. M. 2012. Kajian Konsep Fisika 1 untuk kelas x SMA dan MA.
Solo:Platinum.
Fisher, A. 2001. Critical Thinking. Cambridge University Press.
Guptal, K. 2012. Validly an Reliability of California Critical Thinking
Disposition Inventory (CCTDI) in Kermanshah University of Medical
Sciences. Edu R Med S 2012. Volume 1(1):6-10.
Hamzah, B. U. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi Aksara.
Harlen, W dan Elstgeest, J. 1992. UNESCO Sourcebook for Science in the
Primary School. France. Imprimerie de la Manutention.

94
Hassoubah, Z., L., 2004. Developing Creative & Critical Thinking Skills.
Bandung, Yayasan Nuansa Cendikia.
Hifni, M. 2014. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media
Macro Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan
Berpikir Logis Siswa Kelas III MTs N Binjai. Tesis Pendidikan Fisika
Program Pascasarjana Unimed.
Hutapea, F. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Proses Sains Kelas
SMA N 1 Laguboti TP. 201 /201 . Tesis Pendidikan Fisika Program
Pascasarjana Unimed.
Hutagalung, A. M. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Media Komputer Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Tesis Pendidikan Fisika Program Pascasarjana
Unimed.
Iskifoglu, G. 2014. Cros-Cultural Equivalency of the California Critical Thinking
Disposition Inventory. Education Sciences : Theory & Practice. Volume
14(1):1-20.
Jahan, S. 2015. Human Development Report 201
ork for Human
Development. Communications Development Incorporated, Washington
DC, USA.
John, W. J. 2001. Critical Thinking in Physical Education. Institute of Education
Singapura. Volume 18(1):83-92.
Joyce, B. Weil, M dan Calhoun, E. 2009. Models of Teaching, Edisi Delapan,
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Joyce, B. Weil, M. 2003. Models of Teaching, Fifth Edition, Prentice-Hall of
India: NewDelhi.
Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA kelas . Jakarta:Erlangga.
Kazempour, E. 2013. The Effects Of Inquiry-Based Teaching On Critical
Thinking Of Students. Journal of Social Issues & Humanities. Nomor 23452633. Volume 1:23-27.
Lasmi, N. 2013. Mandiri Fisika Jilid 1 untuk SMA / MA Kelas
Erlangga.

. Jakarta:

McGregor, D. 2007. Developing Thinking : Developing Learning. A Guide to
Thinking Skill in Education, New York, McGraw Hill Open University
Press.

95
Norris, S. P. 1985. Synthesis of Research on Critical Thinking. Journal
Education. Volume 35:40-45.
Popescu, A dan Morgan, J. 2007. Teaching Information Evaluation and Critical
Thinking Skills in Physics Classes. The Physics Teacher. Volume 45:507510.
Paul, R dan Elder, L. 2006. Critical Thinking Concepts and Tools. Fourth Edition,
The Foundation for Critical Thinking.
Rahman, J. R. 2008. Optimalisasi Macromedia Flash Untuk Mendukung
Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer.
FPMIPA UPI. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Nomor 1979-9264. Volume 1:1-5.
Rao, B dan Digumarti. 2008. Science Process Skills of School Students. New
Delhi. Aurora Offset.
Redhana, W. 2003. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
MelaluiPembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah,
Tesis Pada IKIP Negeri Singaraja.
Rustaman, N. Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Commo Textbook
JIKA IMSTEP. Bandung : FPMTPA UPI.
Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Semiawan, C. R. (2009). Kreatifitas Kebakatan. Jakarta : PT Indeks.
Siddiqui, M. H. 2013. Inquiry Training Model of Teaching : A Search of
Learning. International Journal of Scientific Research. Nomor 2277-8179.
Volume 2:108-110.
Simalango, R. R. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Media Komputer Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Tesis Pendidikan Fisika Program Pascasarjana
Unimed.
Sukarno. 2013. The profile of Science Process Skill (SPS) Student at Secondary
High School (Case Study in Jambi). International Journal of Engineering an
Research (IJSER). Volume 1(1):79-83.

96
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Sudjana, 2009. Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Thompson, C. 2011. Critical Thinking Across The Curriculum: Process Over
Output. International Journal of Humanities and Social Science. Volume
1(9):1-7.
Vaishnav, R. S. 2013. Effectiveness of Inquiry Training Model for Teaching
Science. Scholarly Research Journall For Interdisciplinary Studies.
Nomor 2278-8808. Volume 1:1216-1220.