PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INVESTIGASI KELOMPOK DAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Oleh :
Erikson Citra Luluando Sianturi
NIM 4123131028
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii


PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INVESTIGASI KELOMPOK DAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Erikson Citra Luluando Sianturi (NIM 4123131028)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan
aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi
kelompok dengan inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam serta untuk
mengetahui hubungan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar siswa. Penelitian
ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest-posttest two groups
design. Populasi penelitian adalah seluruh kelas XI-IPA SMA Swasta Teladan
Medan T.A. 2015/2016 yang berjumlah 144 siswa. Sampel penelitian sebanyak
dua kelas eksperimen yang diambil secara cluster random sampling, yaitu kelas
XI-IPA 2 sebagai Kelas Eksperimen I dan XI-IPA 3 sebagai Kelas Eksperimen II
sebanyak 20 siswa setiap kelas. Kelas Eksperimen I diberikan perlakuan model
pembelajaran investigasi kelompok dan Kelas Eksperimen II diberikan perlakuan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pengumpulan data dilakukan dengan tes
(hasil belajar) dan non-tes (aktivitas siswa). Teknik analisis data menggunakan uji

t-dua pihak dan analisis korelasi pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri
terbimbing. Rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan
dengan investigasi kelompok. Terdapat hubungan antara aktivitas siswa dengan
hasil belajar siswa sebesar 0,343. Kontribusi aktivitas siswa terhadap hasil belajar
sebesar 11,76%.
Kata Kunci: investigasi kelompok, inkuiri terbimbing, hasil belajar, aktivitas

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan
Aktivitas Belajar Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Investigasi Kelompok dan Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolisis Garam”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih kepada
kedua orang tua yang sangat luar biasa, Bengas Haposan Sianturi dan Lusia
Simanullang untuk kasih sayang, motivasi, doa, dukungan, dan perjuangan selama
hidup penulis. Terimakasih juga buat saudara dan saudari penulis yang selalu
mendukung penulis.
Di kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih kepada Ibu Lisnawaty
Simatupang, S.Si, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan dan saran sejak awal penelitian hingga selesainya
penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S, Bapak Dr. Saronom Silaban, S.Pd, M.Pd dan
Ibu Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih kepada Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si sebagai dosen
pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di UNIMED.
Terimakasih juga kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan
Kimia FMIPA UNIMED.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kasto Nadir
selaku Kepala SMA Swasta Teladan Medan dan Ibu Tiurmaida, S.Si selaku guru
bidang studi kimia dan adik-adik kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 SMA Swasta

Teladan Medan T.A. 2015/2016 yang membantu terlaksananya penelitian penulis.

v

Terima kasih kepada teman-teman Pendidikan Kimia Reguler B 2012
(Desnanta Bangun, Dimas Nugroho PW, Florentina Butarbutar, Aria Darmawan,
Amru Daulay, Irma Tampubolon, Feni Naipospos, Dian PO Nainggolan, Agus
Evalita, Sherlyn Zega, Nirya Hutahaean, Rini Samosir, Fitriani Nadapdap, Ria
Jelita, dan yang lainnya) yang sama-sama berjuang selama kuliah untuk
partisipasi, dukungan, dan motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih juga kepada teman satu PS (Nurkumalasari, Febrianto Manik, dan
Saema), teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi dan teman satu PA, yaitu
Eka Purba, Eika Munthe, Novera Sebayang, dan Deby Sitepu.
Terimakasih kepada rekan-rekan di Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia
(IKBKK) dan Ikatan Muda Mudi Simatupang (IMATUPABE) Medan serta rekanrekan UNO (Marisa Butarbutar, Andre Lammiduk Lubis, Andreas Sinuraya,
Juanda Ericxander, Minat Karya Hia, Ezra Butarbutar, Josua Manurung dan Jon
Aritonang). Terimakasih kepada Andri Peranginangin, Doni Sirait, Ramazona
Nababan, Hermanto Waruwu, Fernando Togatorop dan sahabat-sahabat PPLT
2015 di SMA Katolik Kabanjahe (Alibasa Limbong, Sandro Sigiro, Gisela
Sihombing, Fernando Purba, Agustian Tarigan, Roma Sagala, Lusi Nainggolan,

Robert Nehe, Sampit Manik dan yang lainnya).
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan.

Medan,

Agustus 2016

Penulis

Erikson Citra Luluando Sianturi
NIM.4123131028

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi


Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang

1


1.2. Ruang Lingkup

4

1.3. Batasan Masalah

4

1.4. Rumusan Masalah

4

1.5. Tujuan Penelitian

5

1.6. Manfaat Penelitian

5


1.7. Definisi Operasional

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7

2.1. Kerangka Teoritis

7

2.1.1. Hakikat Belajar

7

2.1.2. Hasil Belajar

7


2.1.3. Aktivitas Belajar Siswa

8

2.1.4. Model Pembelajaran

9

2.1.4.1.Model Pembelajaran Investigasi Kelompok

9

2.1.4.2.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

10

2.1.5. Materi Hidrolisis Garam

12


2.1.5.1.Konsep Hidrolisis Garam

12

2.1.5.2.Sifat Larutan Garam Yang Terhidrolisis

14

vii

2.1.5.3.Perhitungan pH Larutan Garam Yang Terhidrolisis

14

2.2. Kerangka Konseptual

16

2.3. Hipotesis Penelitian

18

BAB III METODE PENELITIAN

20

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

20

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

20

3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian

20

3.3.1. Variabel Penelitian

20

3.3.2. Instrumen Penelitian

21

3.3.2.1.Validitas

22

3.3.2.2.Reliabilitas

22

3.3.2.3.Taraf Kesukaran

23

3.3.2.4.Daya Pembeda Soal

24

3.4. Rancangan Penelitian

25

3.5. Prosedur Penelitian

25

3.6. Teknik Analisis Data

27

3.6.1. Pengujian Prasyarat Analisis

28

3.6.1.1.Uji Normalitas

28

3.6.1.2.Uji Homogenitas

29

3.6.2. Analisis Data Pretest Dan Hipotesis Penelitian

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

31

4.1. Instrumen Penelitian

31

4.1.1. Validitas Tes dan Non-Tes

31

4.1.2. Reliabilitas Tes

31

4.1.3. Taraf Kesukaran Soal

32

4.1.4. Daya Pembeda Soal

32

4.2. Hasil Penelitian

32

4.2.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

33

viii

4.2.1.1.Data Kemampuan Awal dan Hasil Belajar

33

4.2.1.2.Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa

34

4.2.2. Analisis Data Hasil Penelitian

36

4.2.2.1.Uji Prasyarat Analisis Data

36

4.2.2.2.Analisis Data Pretest

39

4.2.2.3.Uji Hipotesis Penelitian

39

4.3. Pembahasan

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

44

5.1. Kesimpulan

44

5.2. Saran

44

DAFTAR PUSTAKA

45

LAMPIRAN.

47

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

27

Gambar 4.1. Grafik Data Pretest dan Posttest

33

Gambar 4.2. Grafik Aktivitas Belajar Siswa

35

Gambar 4.3. Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

36

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Investigasi Kelompok

10

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

12

Tabel 3.1. Kategori Aktivitas Belajar

21

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

25

Tabel 4.1. Data Pretest (Kemampuan Awal) dan Posttest (Hasil Belajar)

33

Tabel 4.2. Data Aktivitas Belajar Siswa

34

Tabel 4.3. Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

35

Tabel 4.3. Uji Normalitas

37

Tabel 4.4. Uji Homogenitas

37

Tabel 4.5. Analisis Data Pretest

38

Tabel 4.6. Uji Hipotesis I

39

Tabel 4.7. Uji Hipotesis II

39

Tabel 4.8. Uji Hipotesis III (Korelasi Pearson)

40

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus

47

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

48

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa I

56

Lampiran 4 Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I

59

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II

62

Lampiran 6 Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II

65

Lampiran 7 Topik/Subtopik Investigasi Kelompok

67

Lampiran 8 Format Laporan Investigasi Kelompok

68

Lampiran 9 Format Laporan Inkuiri Terbimbing

69

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidasi

70

Lampiran 11 Instrumen Tes Sebelum Divalidasi

82

Lampiran 12 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa

87

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

88

Lampiran 14 Uji Validitas Tes

89

Lampiran 15 Tabel Uji Validitas Tes

91

Lampiran 16 Uji Reliabilitas

92

Lampiran 17 Tabel Uji Reliabilitas Tes

93

Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

94

Lampiran 19 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Soal

96

Lampiran 20 Perhitungan Daya Pembeda Soal

97

Lampiran 21 Tabel Uji Daya Pembeda Soal

99

Lampiran 22 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes

100

Lampiran 23 Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi

101

Lampiran 24 Instrumen Tes Setelah Divalidasi

107

Lampiran 25 Data Hasil Penelitian

109

Lampiran 26 Uji Normalitas

110

Lampiran 27 Uji Homogenitas

114

Lampiran 28 Analisis Data Pretest

116

Lampiran 29 Uji Hipotesis

118

xii

Lampiran 30 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment

122

Lampiran 31 Tabel Distribusi-t

123

Lampiran 32 Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors

124

Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

125

Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian

126

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam

bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah,
yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan
kemampuan-kemampuan individu agar dikemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat (Mudyahardjo, 2001). Pelaksanaan pendidikan di
Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Sekolah sebagai salah satu tempat berlangsungnya pendidikan, memiliki
peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut.
Salah satu pendidikan ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah adalah ilmu
pengetahuan alam, yang lebih dikenal dengan istilah sains. Ilmu pengetahuan
alam memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya adalah ilmu kimia.
Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) 2006, melalui
pendidikan sains diharapkan mampu mengembangkan sikap, nilai moral, dan
seperangkat keterampilan hidup dalam rangka mempersiapkan warga Negara yang
baik dan mampu bermasyarakat. Tujuan ini akan tercapai apabila pembelajaran
yang dikembangkan guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa (Bagiarta dkk., 2015).
Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru, salah satunya adalah penerapan
model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih mudah mencapai tujuan
pembelajaran. Telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dan diteliti
untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa terkhusus pada
pembelajaran kimia di sekolah, diantaranya adalah model pembelajaran
investigasi kelompok (group investigation) dan inkuiri terbimbing (guided
inquiry).

1

2

Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan salah satu dari tipe
model pembelajaran kooperatif. Guru dalam model pembelajaran ini memberikan
beberapa topik yang akan dipelajari/diinvestigasi oleh siswa. Setelah selesai
melakukan investigasi, dilakukan diskusi kelas dan evaluasi (Suprijono, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wildanisnaini dkk. (2015)
diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok
pada materi laju reaksi dapat meningkatkan keterampilan proses siswa. Pada
siklus I persentase keterampilan proses siswa adalah 74,22 % dan meningkat
menjadi 78,14% pada siklus II. Penerapan pembelajaran model pembelajaran
investigasi kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi laju reaksi,
pada siklus I persentase siswa yang tuntas adalah 32,35 % dan meningkat menjadi
64,71 % pada siklus II. Sedangkan dari aspek afektif, menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan ketercapaian rata-rata indikator dari 74,49% pada siklus I
menjadi 80,75 % pada siklus II. Kurniawan dkk. (2015) juga melakukan
penelitian mengenai penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dan
diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), merupakan
suatu model pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan penyelidikan dan
menjelaskan

hubungan

antara

objek

dan

peristiwa.

Guru

menyajikan

permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan. Guru masih banyak berperan di
dalam pembelajaran menggunakan model ini (Marheni, 2014).
Firdausi (2014) melakukan penelitian dengan membandingkan hasil
belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dan
learning cycle 5E (LC 5E) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Penelitian yang dilakukannya memperoleh kesimpulan, yaitu terdapat perbedaan
hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan model inkuiri dengan
siswa yang dibelajarkan menggunakan model LC 5E. Hasil belajar siswa yang
dibelajarkan menggunakan model inkuiri lebih tinggi dibandingkan hasil belajar
siswa yang dibelajarkan menggunakan model LC 5E. Marheni (2014) melakukan

3

studi komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran
inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa, diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa
yang mengikuti model pembelajaran inkuiri bebas, dimana hasil belajar dan
keterampilan sains pada model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari
inkuiri bebas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Matthew dan
Kenneth (2013), dapat diketahui bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing secara
signifikan lebih baik dari pembelajaran konvensional dalam peningkatan hasil
belajar kognitif siswa dalam berpikir logis.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar dan aktivitas belajar yang akan diperoleh siswa bila menerapkan
kedua model pembelajaran di atas pada pembelajaran kimia seperti pada materi
ajar hidrolisis garam. Materi hidrolisis garam dipilih untuk diteliti karena
mengandung materi level sub-mikroskopik dan simbolik. Miskonsepsi dan
rendahnya penguasaan konsep dapat terjadi pada level tersebut. Berdasarkan
penelitian Ardyanti dan Nasrudin (2014), ditemukan miskonsepsi pada materi
hidrolisis garam di level sub-mikroskopik yaitu pada konsep analisis jenis garam
yang terhidrolisis. Selain itu, terjadi pula miskonsepsi pada level simbolik yaitu
pada konsep reaksi hidrolisis asam lemah dan basa kuat serta asam kuat dan basa
lemah. Ditemukan juga rendahnya penguasaan pada aplikasi perhitungan secara
matematis. Oleh karena itu, peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul,
“Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa yang Dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok dan Inkuiri Terbimbing
pada Materi Hidrolisis Garam”.

4

1.2.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia dan

aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran yang berbeda.
Model pembelajaran tersebut adalah investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing.

1.3.

Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan masalah

dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Model pembelajaran yang diterapkan adalah investigasi kelompok dan inkuiri
terbimbing.

2.

Penelitian ini mengukur hasil belajarn pada aspek kognitif (C1-C4) dan
aktivitas belajar siswa berupa aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengar, aktivitas menulis, aktivitas motorik, serta aktivitas emosional.

3.

Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi hidrolisis garam
pada semester genap kelas XI IPA SMA/MA.

4.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Swasta Teladan
Medan T.A. 2015/2016.

1.4.

Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam?

2.

Bagaimana perbedaan aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam?

3.

Apakah terdapat hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar
siswa?

5

1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan yang telah ditentukan, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut.
1.

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam.

2.

Untuk mengetahui bagaimana perbedaan aktivitas belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri
terbimbing pada materi hidrolisis garam.

3.

Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar
siswa.

1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoritis dan secara

praktis. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memahami
model pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing terhadap hasil
belajar dan aktivitas belajar siswa. Adapun manfaat secara praktis, model
pembelajaran yang diteliti, yaitu model pembelajaran investigasi kelompok dan
inkuiri terbimbing dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia khususnya pada
materi hidrolisis garam.

1.7.

Definisi Operasional
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar. Hasil belajar berdasarkan taksonomi Bloom,
dikategorikan menjadi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Dalam
penelitian ini hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif (C1-C4).
Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan fisik maupun mental dalam
proses belajar. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini meliputi aktivitas
visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengar, aktivitas menulis, aktivitas motorik,
serta aktivitas emosional.

6

Model pembelajaran investigasi kelompok adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif. Pada model ini, guru memberikan topik-topik tertentu
yang dapat dikembangkan dan diivestigasi oleh para siswa yang telah dibagi
dalam beberapa kelompok.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model
pembelajaran inkuiri dimana guru menyediakan materi atau bahan dan
permasalahan untuk pembelajaran sedangkan siswa merencanakan prosedur
sendiri untuk memecahkan masalah. Peran guru dalam model pembelajaran ini
adalah memfasilitasi pembelajaran dan mendorong siswa mengungkapkan atau
membuat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing mereka untuk memecahkan
masalah lebih lanjut.
Materi hidrolisis garam adalah salah satu materi ajar kimia. Hidrolisis
garam pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diajarkan di kelas XI IPA di
SMA/MA.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh

kesimpulan yaitu :
1.

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam dimana rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada
investigasi kelompok.

2.

Terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dan inkuiri terbimbing pada materi
hidrolisis garam dimana rata-rata aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada
investigasi kelompok.

3.

Terdapat hubungan antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa
dengan kontribusi aktivitas belajar terhadap hasil belajar adalah 11,76%.

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut
1.

Adanya pengembangan inovasi pembelajaran kimia pada materi kimia
lainnya.

2.

Bagi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing sebagai salah satu alternatif pembelajaran kimia terutama pada
materi hidrolisis garam.

3.

Adanya penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing
maupun investigasi kelompok, seperti perbedaan hasil belajar afektif dan
psikomotorik yang akan diperoleh bila menerapkan kedua model tersebut.

44

45

DAFTAR PUSTAKA
Ardyanti, N., dan Nasrudin, H., (2014), Mereduksi Miskonsepsi Level SubMikroskopik Dan Simbolik Pada Materi Hidrolisis Garam Siswa SMA
Negeri 1 Bojonegoro Melalui Model Pembelajaran Conceptual Change,
UNESA Journal Of Chemical Education 3(2): 261-269.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Arsyad, A., (2000), Media Pengajaran, PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.
Bagiarta, I.N., Karyasa, I.W., dan Suardana, I.N., (2015), Komparasi Literasi
Sains Antara Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) Dan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa, EJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi IPA 5(1): 1-11.
Colburn, A., (2000), An Inquiry Primer, National Science Teachers Association:
http://www.nsta.org/main/news/pdf/ss003.42.pdf
Firdausi, N., (2014), Perbandingan Hasil Belajar Kimia Dengan Model
Pembelajaran Inquiry Dan Learning Cycle 5E Pada Materi Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan, Jurnal Pendidikan Sains 2(4):193-199.
Hamalik, O., (2003), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.
Kurniawan, Y., Nurhayati, N., dan Mulyani, S., (2015), Peningkatan Aktivitas
Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Group
Investigation (GI) Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas
XI Semester Genap SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2014/2015,
Jurnal Pendidikan Kimia 4 (4): 117-122.
Malihah, M., (2011), Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi (Quasi
Eksperiment di Kelas XI IPA SMAN 1 Leuwiliang), Skripsi, FITK, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Marheni, N.P., Muderawan, I.W., dan Tika, I.N., (2014), Studi Komparasi Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas
Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada

46

Pembelajaran Sains SMP, E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA 4(1): 1-11.
Matthew, B., dan Kenneth, I., (2013), A Study On The Effects Of Guided Inquiry
Teaching Method On Students Achievement In Logic, International
Researcher 2(1): 135-140.
Mudyahardjo, (2001), Dasar-Dasar Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Mulyati, (2005), Psikologi Belajar, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sanjaya, W., (2013), Penelitian Pendidikan, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Sardiman, (2008), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED, Medan.
Silitonga, P.M., (2014), Statistika Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian Edisi
Kedua, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED,
Medan.
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik), Nusa
Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Suryani, N., dan Agung, L., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Ombak,
Jakarta.
Wahyuni, S., (2009), Eksperimentasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
pada Subpokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau
dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Se-Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2008/2009, Tesis, Program Pascasarjana, UNS, Surakarta.
Wildanisnaini, Susanti, E., dan Haryono, (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Dan
Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi Kelas XI SMA Negeri 2
Karanganyar, Jurnal Pendidikan Kimia 4(1): 151-156.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar siswa Pada materi litosfer

6 18 182

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 2 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 1 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

1 10 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 4 23

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS, KREATIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI HIDROLISIS GARAM | Hidayah | Inkuiri 7832 16403 1 SM

0 1 9

PENGARUH PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 12

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 8

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 1 10