BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK GENDING KEBO GIRO PADA PERNIKAHAN ETNIS JAWA DI DESA MANUNGGAL KECAMATAN LABUHAN DELI. FAKULTAS BAHASA DAN SENI.

Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Gending Kebo Giro Pada
Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MUHAMMAD FADLI
NIM. 2113142046

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK


Muhammad Fadli, NIM 2113142046. Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik
Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli. Fakultas Bahasa dan Seni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan musik gending kebo giro
pada Upacara Pernikahan etnis Jawa, bentuk penyajian musiknya, fungsi serta
instrument musik gending kebo giro pada Pernikahan etnis Jawa di Desa
Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian
bentuk dan penyajian, pengertian fungsi dan pengertian musik, dan pengertian
Pernikahan etnis Jawa.
Penelitian ini dilakukan di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten
Deli Serdang pada bulan September sampai Maret 2016. Metode dalam penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah Pronoto Coro (Pemimpin Acara), masyarakat, dan pemusik
gending kebo giro pada pernikahan etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan sampel berjumlah 29 orang.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan
studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Upacara pernikahan etnis Jawa yang di
bagi menjadi delapan bagian, yaitu Nontoni, Nakoke/Nembung/Ngelamar,

pelaksanaan Ijab, Upacara Penggih atau Temu Penganten, Balangan Suruh,
Ngidak endhok, dan Sungkeman. Bentuk penyajian musik Gending Kebo Giro
pada Upacara pernikahan Etnis Jawa menjadi lima bagian yaitu: Musik yang
dimulai dengan mengiringi prosesi Upacara Panggih atau Temu Penganten,
Balangan Suruh, Ngidakl Endhok, Wiji Dadi, dan Sungkeman. terdapat tiga fungsi
musik pada Upacara Pernikahan Etnis Jawa yaitu Fungsi Kenikmatan estetika
dan pengungkapan emosional, Fungsi Tradisi dan komunikasi terhadap
kelangsungan stabilitas budaya. Kegunaan instrument musik Gending Kebo Giro
pada pernikahan etnis Jawa yaitu, Saron, Bonang, Gong, dan Kendhang Jawa.
Kata Kunci: Keberadaan, Bentuk penyajian, Fungsi, Upacara Pernikahan Etnis
Jawa, Instrument

i

KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati dan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
Allah SWT yang telah melimpahkan keberkahan dan karunia-NYA, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Penulis menyadari Skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Dalam proses penyusunan Skripsi ini, penulis juga
mengalami berbagai kesulitan. Berkat doa, dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis juga mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung
penulis dalam penulisan Skripsi, antara lain :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan
Seni Universitas Negeri Medan dan selaku Pembimbing Skripsi II yang
selalu sabar dan rendah hati dalam membimbing Penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini
4. Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan dan selaku Pembimbing
Skripsi I yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah
hati.
5. Dr. Pulumun P. Ginting S.Sn M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan
Musik
6. Seluruh Dosen Sendratasik yang selama ini yang telah mendidik penulis
dalam perkuliahan
7. Pemimpin Sanggar Keridho Laras tentang Kebenaran Bapak Sunardi

yang telah memberikan informasi, tempat dan waktu untuk penelitian yang
dibutuhkan penulis

ii

8. Bapak Sujiwo selaku Pemimpin acara

yang telah banyak membantu

memberikan informasi untuk penulisan skripsi ini
9. Kedua Orang Tua tercinta Alm. Edi Rianto

dan Ngatinem, Saudara-

saudara tersayang (Ayun, Maya, dan Uswatun) terima kasih untuk doa,
kesabaran, kesetiaan, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan
baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan hingga sampai kepada Skripsi.
10. Teman-teman penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat
terkhusus buat PPL SMP Negeri 1 Air Putih Indrapura yang selama ini

telah rela memberikan waktunya menemani penulis dalam proses
penelitian.
11. Seluruh teman-teman yang ada di prodi Pendidikan Musik angkatan 2011
terimakasihatas kerja samanya selama proses perkuliahan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu penyelesaian Skripsi ini, Semoga
skripsi bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan,
Penulis

Juni 2016

Muhammad Fadli
2113142046

iii

DAFTAR ISI

Abstrak…….. .............................................................................................................
BAB 1

BAB II

i

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah……......................................................................

4

C. Pembatasan Masalah..............................................................................

5


D. Rumusan Masalah..................................................................................

6

E. Tujuan Penelitian…………………………………………………… .

6

F. Manfaat Penelitian……………………………………………………

7

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis .................................................................................. 9
1. Pengertian Keberadaan....................................................................... 10
2. Teori bentuk Penyajian...................................................................... 10
3. Teori Fungsi...................................................................................... 12
4. Teori Musik…….............................................................................

13


6.Teori Instrument Musik………………………………………...

18

7. Pengertian Etnis Jawa………………………………………….

19

B. Kerangka Konseptual.............................................................................

BAB III

28

METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.................................................................................

31


B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................

32

C. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................

32

D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................

34

1. Observasi..........................................................................................

35

2. Wawancara......................................................................................

36


3. Dokumentasi....................................................................................

37

4. Studi Pustaka……………………………………………………

38

F. Teknik Analisis Data...........................................................................

iv

40

BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Keberadaan Musik Gending Kebo Giro di Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.................................... 41
2. Bentuk Penyajian musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan
Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli
Kabupaten Deli Serdang .............................................................................. 43

3. Fungsi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa Desa di
Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang ................. 59
4. Instrumen Musik Gending Kebo Giro di Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang ........................................................ 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 65
B. Saran ........................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………67
Lampiran…………………………………………………………………….. 68

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1

:

Pelaksanaan Ijab Qabul dengan disaksikan oleh
keluarga besar kedua belah pihak pengantin ................................ 46

Gambar 4.2

:

Pengantin pria dengan didampingi keluarga dengan
membawa kembar mayang dan sandang pangan menuju
Rumah Pengantin wanita ditempat ritual panggih ....................... 48

Gambar 4.3

:

Mempelai pria secara bersamaan dengan pengantin
wanita bersiap-siap melempar daun sirih...................................... 51

Gambar 4.4

:

Mempelai pria memecahkan telur dengan cara menginjak
telur denga menggunakan kaki kanan .......................................... 52

Gambar 4.5

:

Mempelai wanita membasuh kaki mempelai
pria setelah selesai melaksanakan prosesi pecah telur .................. 55

Gambar 4.6

:

Kedua mempelai di antar menuju panggung singgahsana
pengantin oleh sesepuh dengan menggunakan kain (jarik) .......... 56

Gambar 4.7

:

Kendhang Jawa ............................................................................. 61

Gambar 4.8

:

Saron ............................................................................................. 62

Gambar 4.9

:

Bonang .......................................................................................... 63

Gambar 4.9

:

Gong ............................................................................................. 63

vi

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham
demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau
suku bangsa di Indonesia, serta terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Jawa,
pulau Sulawesi, pulau Kalimantan, pulau irian, dan pulau Sumatera Utara. Kelima
pulau tersebut memiliki keanekaragaman suku budaya. Setiap suku budaya di
nusantara ini masing-masing memiliki bentuk-bentuk kesenian tradisional yang
khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur
kebudayaan yang merupakan pencerminan dari pola pikir, tingkah laku, dan watak
masyarakat pemiliknya. Pada prinsipnya sebuah bentuk kesenian diciptakan untuk
pemenuhan kebutuhan manusia agar merasa tentram dalam menghadapi tantangan
alam. Kebudayaan merupakan sebagian konsep dan wujud dari setiap perilaku
manusia secara turun-temurun, selalu dipengaruhi oleh norma dan adat-istiadat
yang berlaku dalam suatu kelompok masyrakat (etnis) tertentu. Hal ini dilakukan
oleh semua provinsi yang ada di Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera
Utara.
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia. Salah satu
bagian dari pulau Sumatera yang terletak dibagian Utara adalah Sumatera Utara
dengan ibu kotanya Medan. Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan memiliki beberapa suku

1

2

yang mendiami wilayah tersebut diantaranya Melayu, Batak Toba, Batak Karo,
Mandailing, Simalungun, Nias, Tamil, Minangkabau, Jawa, dll.
Masyarakat Jawa adalah salah satu suku yang terdapat di Provinsi Sumatera
Utara. Masyarakat Jawa memiliki keragaman budaya yang diwariskan dari
leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu contoh bentuk keaneka ragaman
budaya etnis dari suku Jawa di Indonesia misalnya suku Jawa dalam acara
pernikahan. Etnis Jawa yang berada di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan
Deli merupakan masyarakat Jawa yang telah lama tinggal di daerah ini. Mereka
datang dengan membawa kebudayaan dan kebiasaan. Salah satu bentuk kebiasaan
tersebut adalah dalam melaksanakan ritual pernikahan. Biasanya ritual ini selalu
diikuti dengan adanya iringan musik yang disebut Gending Kebo Giro untuk
memulai proses adat yang dilakukan.
Sebelum melaksanakan pernikahan terdapat syarat yang harus dilaksanakan
oleh kedua mempelai salah satunya seperti ritual Siraman Kembang (mandi bunga
yang dipercaya untuk mensucikan diri serta memohon keselamatan kepada Tuhan
Yang Maha Esa agar pernikahan dapat berjalan dengan lancar.
Gending Kebo Giro merupakan musik tradisional yang dipakai untuk
mengiringi Pronoto Coro (pemimpin acara) sebagai pengiring upacara pernikahan
etnis jawa. Gendhing Kebo Giro ini dijadikan sebagai pengiring mempelai pria
dan wanita dalam melaksanakan proses upacara. Musik Gending Kebo Giro juga
dianggap sangat berperan penting dalam acara resepsi pernikahan masyarakat
yang beretnis Jawa di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli.

3

Pada umumnya, Masyarakat Desa Manunggal yang bersuku Jawa sampai
saat ini masih melakukan upacara ini sebagai bentuk upaya untuk melestarikan
budaya sebagai lambang kepatuhan adat istiadat tersebut. Dalam Pernikahan etnis
Jawa tersebut, musik mempunyai peran penting sebagai pengiring pengantar acara
yang di bawakan oleh Pranoto Coro (pemimpin acara).
Dalam hal ini, musik yang digunakan adalah alat musik tradisional yang
berasal dari Jawa. Dalam bentuk penyajian musik pada pernikahan jawa seluruh
pemain musik memainkan alat musik dengan mengikuti irama dan melodi untuk
mengiringi Pronoto Coro (pemimpin acara), sebagai pengiring dalam pernikahan
adat Jawa.
Berdasarkan bentuk dan penyajian musik pada upacara pernikahan, terdapat
fungsi musik yang sangat penting untuk mengiringi proses upacara. Sampai saat
ini, masyarakat Jawa di Desa Manunggal masih tetap menggunakan musik
tradisional dalam setiap upacara pernikahan meskipun masyarakat suku Jawa
berdampingan dengan suku-suku lain.
Berdasarkan fakta-fakta apa yang diamati dan diteliti oleh penulis, maka
penulis tertarik untuk meneliti mengenai bentuk penyajian dan fungsi musik
Gending Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa. Karena melihat hal ini baik untuk
dibahas dan dituliskan dalam skripsi dengan judul: “ Bentuk Penyajian Dan
Fungsi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa
Manunggal Kecamatan Labuhan Deli”.

4

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah agar penelitian yang dilakukan lebih
terarah dan mencakup masalah yang paling utama dalam proses penelitian yang
akan diteili. Identikfikasi menurut Hadeli (2006 : 23) yang mengatakan bahwa:
“identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi
dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan yang
lain sebagainya) banyak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”. Berdasarkan latar
belakang dalam penelitian ini, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Gending Kebo Giro Pada
Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
2. Instrument apa saja yang digunakan untuk mengiringi Musik Gending
Kebo Giro Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli?
3. Bagaimana fungsi musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan Etnis
Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
4. Bagaimana keberadaan Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan
Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
5. Apa saja syarat yang dilaksanakan sebelum dilaksanakannya
Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
6. Bagaimana kontribusi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan
Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
7. Bagaimana pengaruh Musik Gendhing Kebo Giro Pada Pernikahan
Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

5

8. Apa tujuan pelaksanaan Musik Gendhing Kebo Giro Pada Pernikahan
Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah yang berkaitan dengan yang
akan diteliti dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, dan
kemampuan secara teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah yang
dihadapi dalam penelitian ini. Batasan masalah merupakan upaya untuk
menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita
untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang termasuk kedalam ruang lingkup
permasalahan. Dalam hal ini, penulis memutuskan batasan masalah yang di
hadapi dalam penelitian ini, yakni dengan pendapat Sugiono (2008:286)
mengatakan bahwa “pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada
tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keberadaan musik gending kebo giro pada pernikahan etnis
Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
2. Bagaimana Bentuk dan penyajian Musik Gending Kebo Giro Pada
Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
3. Bagaimana fungsi musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan Etnis
Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

6

4. Instrument apa saja yang digunakan untuk mengiringi Musik Gending
Kebo Giro Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menemukan
Jawaban pada setiap pertanyaan. Maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menentukan Jawaban pada pertanyaan. Hal ini
sependapat dengan Sugiono (2008:288) “Rumusan masalah adalah pertanyaan
penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data”. Berdasarkan uraian dari latar belakangan masalah,
maka permasalahan diatas dapat dirumuskan pada : “ Bagaimana Bentuk
Penyajian Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa
Manunggal Kecamatan Labuhan Deli”.

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan apapun yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu,
tanpa adanya suatu tujuan yang jelas, maka suatu penelitian tersebut tidak akan
dapat terarah yang baik karna tidak tahu apa yang ingin dicapai dari suatu
kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong
(2009:94) “Tujuan suatu penelitian ialah upaya untuk memecahkan suatu masalah
penelitian”.

7

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa suatu tujuan
penelitian adalah untuk memecahkan suatu permasalahan agar yang diteliti dapat
tercapai. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah :
1. Untiuk mengetahui keberadaan musik gending kebo giro pada pernikahan
etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?
2. Untuk mengetahui Bentuk Penyajian Gendang Kebo Giro Pada Pernikahan
Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.
3. Untuk Mengetahui fungsi Musik Gendang Kebo Giro Pada Pernikahan
Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.
4. Untuk mengetahui Instrument yang digunakan untuk mengiringi Musik
Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli.

F. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditujukan manfaat atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata
lain, uraian sub bab manfaat penelitian berisi alas an kelayakan atas masalah yang
akan diteliti. Dari uraian dalam pembagian ini diharapkan dapat disimpulkan
bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
segala komponen masyarakat baik untuk instansi terkait, lembaga kesenian
maupun praktisi kesenian.
Berdasarkan beberapa manfaat penelitian yang diambil dari kegiatan
penelitian ini, yaitu:

8

1. Sebagai masukan bagi peneliti dan pembaca akan bentuk penyajian
dan Fungsi Musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan etnis Jawa di
Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada mahasiswa Prodi Seni
Musik Unimed.
3. Sebagai informasi berkaitan dengan peranan alat musik tradisional
pada pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan
Deli.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk kajian disiplin ilmu yang relevan.
5. Sebagai bahan refrensi yang dapat menjadi acuan pada penelitian yang
relevan berikutnya.
6. Menambah wawasan peneliti dalam menuangkan gagasan, ide kedalam
karya tulis.

65

BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik
beberapa kesimpulan bsebagai berikut:
1. Keberadaan musik Gending Kebo Giro ini diterima baik oleh warga di
Desa Manunggal. Mereka memahami bahwa penyajian musik Gending
Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa ini merupakan salah satu kesenian
Jawa yang harus dibudayakan dan dilestarikan. Prosesi melakukan ritual
pernikahan etnis Jawa dengan diringi alunan musik Gending Kebo Giro ini
biasa dilakukan pada pukul 10.00 Wib. Sampai dengan selesai.
2. Bentukl penyajian Musik Gending Kebo Giro pada prosesi ini musik
bermain pada saat prosesi Upacara Panggih atau Temu Penganten di
laksanakan. Musik Gending Kebo Giro ini memeberikan efek suasana
hikmat bagi para pendengarnya khususnya masyarakat yang berada di
Desa Manunggal.
3. Fungsi instrument musik Gending Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa
di Desa Manunggal ini sangat memiliki keterikatan yang kuat terhadap
kenikmatan estetika, sebagai sarana pengungkapan emosional, mencintai
tradisi demi kelangsungan terhadao stabilitas budaya serta memberikan
nuansa yang berbeda dalam sebuah bentuk hiburan.

65

66

4. Instrument yang dimainkan pada musik Gending Kebo Giro dalam
mengiringi Upacara Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal yakni
seperti Kendhang Jawa, Saron,Bonang, dan Gong. Alat ini merupakan alat
musik yang memiliki fungsi sebagai perlambangan musik Jawa di dalam
mengiringi sebuah pernikahan etnis Jawa.

B. Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran,
antara lain:
1. Sangat mengaharapkan tentunya bagi masyarakat khusunya yang ada di
Desa Manunggal agar kiranya dapat terus mempertahankan keberadaan
serta memegang teguh tradisi demi kelestarian kesenian Jawa di Desa
Manunggal.
2. Penggunaan alat musik tradisional dalam Upacara Gending Kebo Giro
diharapkan tetap dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda
khususnya warga Desa Manunggal.

67

Daftar Kepustakaan
Alan, P, Merriam, 2004, the Antraphology Of Musik North Western University.
Evaston III North Western University
Arikunto, 2006, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Edisi Revisi, cet.6,
Jakarta: Bumi Aksara
Banoe, Pono, 2003. Pengantar pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kencana

Candrawati,lilin,2003,Dansa (Ballroom) Tarian yang Mempunyai Nilai Estetis.
Djelantik, A.A.M 2000, Estetika Sebuah Pengantar. Bandung; Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia
Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia.
Muttaqin, Kustap, 2008, Musik klasik (Pengantar Musikologi Untuk SMK)
Jakarta: Pusat Perbukuan Departement Pendidikan Nasional.
Maryeni.2005.Metode Penelitian kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Nana, 2012, Metode penelitian kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiono, 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D.
Bandung : Alfabeta
Sugiono, 2009,Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D .Bandung:
Alfabeta
Slobda, Johan, 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: buku baik

Silitonga, Pita, Hotma Dameria. 2014. Teori Musik Medan: Unimed Press
Soeharto, M. 2001, Kamus Musikius: Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia
http://en.wikipedia