Seksi Retribusi LOKET I LOKET II

II.2.5 Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Umum ABTAPU Tugas dan Fungsi a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usulpengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai ABTAPU dan PBB-KB. b. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABTAPU sesuai standar yang ditetapkan. c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

II.2.6 Seksi Retribusi

Tugas dan Fungsi a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis Retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya. b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan databahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis Retribusi, Teknis Pemungutan dan Tata Administrasi Retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan Target Retribusi. c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan bidang teknisnya.

II.2.7 Seksi Pajak Angkutan Di Atas AirBea Balik Nama Angkutan Di Atas Air

PA3BBNA3 Tugas dan Fungsi a. Melakukan pendapatan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usulpengajuan keberatan dari Wajib Pajak, mengenai PA3BBNA3 sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. 16 Universitas Sumatera Utara b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang tugasnya. c. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang di tetapkan. 17 Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN OBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

III.5 Pengertian Pajak Prof Dr. P.J. A. Adriani pernah menjadi guru besar pada Universitas Amsterdam dikutip dari buku pengantar perpajakan ; Bohari, SH adalah sebagai berikut “ Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan degan tugas pemerintah” Pengantar perpajakan; Bohari, SH Hal 31, Sedangkan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakya. III.6 Pengertian Pajak Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah. 18 Universitas Sumatera Utara Secara umum pengertian Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga Pemerintah Daerah tersebut. Yang dimaksud Daerah disini adalah daerah yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri Daerah Otonom yang dibagi menjadi Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten. Dasar Hukum Pajak Daerah adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaiman terakhit telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 dan merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 11 tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah. Untuk dapat membiayai dan memajukan daerah tersebut dapat ditempuh dengan melakukan kebijaksanaan untuk membayar pajak. Pajak Daerah merupakan salah satu bagian dari Pendapatan Asli Daerah, selain dari Retribusi Daerah berupa Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha dan Penerimaan lain-lain. Pemungutan Pajak Daerah adalah suatu rangkaian kegiatan dimulai penghimpunan data, subjek dan objek pajak, penentuan besarnya pajak terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan setorannya. III.2.1 Subjek Pajak Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang menjadi Subjek Pajak Daerah adalah orang pribadi atau badan yang dikenakan pajak derah. Wajib Pajak Daerah adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang- undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak terutang, termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu. 19 Universitas Sumatera Utara III.2.2 Objek Pajak Daerah Pajak Provinsi yaitu Tarif tertinggi a. Pajak Kendaran Bermotor Kendaraan diatas Air 5 b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Kendaraan diatas Air 10 c. Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor 5 d. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah Air Permukaan 20 Pajak Daerah KabupatenKota yaitu a. Pajak Hotel 10 b. Pajak Restoran 10 c. Pajak Hiburan 35 d. Pajak Reklame 25 e. Pajak Penerangan Jalan 10 f. Pajak Pengambilan Pengolahan Bahan Galian Golongan C 20 g. Pajak Parkir 20 Tarif Pajak Daerah Provinsi ini ditetapkan seragam diseluruh Indonesia dan diatur dengan Peraturan Pemerintah PP, sedangkan tarif Pajak Daerah KabupatenKota ditetapkan Peraturan Daerah PERDA. Dalam menentukan dan menetapkan suatu Pajak Daerah, pemerintah daerah harus memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut: 1 Bersifat sebagai pajak dan bukan retribusi. 2 Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum. 3 Potensinya memadai. 4 Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. 20 Universitas Sumatera Utara 5 Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat. 6 Objek pajak bukan merupakan objek Pajak ProvinsiPajak Pusat. 7 Menjaga kelestarian lingkungan. 8 Objek pajak terletak di wilayah Kabupaten Kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang rendah. III.2.3 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Daerah Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air diserahkan kepada Daerah Kabupaten Kota paling sedikit 30. Sedangkan hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diserahkan kepada Daerah KabupatenKota paling sedikit 70. Untuk hasil Penerimaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan diserahkan kepada Daerah KabupatenKota paling sedikit 70. Bagian yang diberikan kepada Daerah KabupatenKota lebih lanjut diatur dengan Peraturan Daerah Provinsi dengan memperhatikan aspek pemerataan yang sah dan potensi Daerah KabupatenKota. Hasil penerimaan Pajak Kabupaten yang diperoleh melalui Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan Pengelolahan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir, diperuntukkan paling sedikit 10 bagi desa di wilayah daerah yang bersangkutan. III.2.4 Sistem Pemungutan Pajak Daerah Sistem Pemungutan Pajak Daerah dapat dibagi menjadi 2 yaitu Sistem Official Assestment dan Sistem Self Assestment: 21 Universitas Sumatera Utara 1. Sistem Official Assestment. Pungutan Pajak Daerah berdasarkan penetapan Kepala Daerah dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD atau dokumen lainnya yang dipersamakan. Wajib Pajak setelah menerima Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD atau dokumen lainnya yang dipersamakan tinggal melakukan pembayaran menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD. Jika Wajib Pajka tidak atau kurang bayar akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Daerah STPD. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak. 2. Sistem Self Assestment. Wajib Pajak menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak daerah terutang. Dokumen yang digunakan adalah SPTPD Surat Pemberitahuan Pajak Daerah. Jika Wajib Pajak tidak atau kurang bayar akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah STPD. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut Peraturan Pajak Daerah. Apabila jangka waktu 5 tahun berdasarkan pemeriksaan ditemukan adanya Pajak Daerah yang tidak atau kurang bayar maka akan ditagih dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB, setelah diterbitkan SKPDKB berdasarkan data baru, ternyata masih ada pajak daerah yang kurang dibayar maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDKBT. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan. Dihitung sejak terutangnya pajak. Sedangkan jumlah kekurangan yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang 22 Universitas Sumatera Utara Bayar Tambahan SKPDKBT dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 dari jumlah kekurangan pajak tersebut. Jumlah pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB dikenakan sanksi administrasi kenaikan sebesar 25 sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. Kepala Daerah dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah STPD apabila: a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah satu tulis dan atau salah hitung. c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda Dalam penghitungannya jumlah kekuran pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak Daerah ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 setiap bulan untuk paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak. Untuk Surat Ketetapan Pajak Daerah yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan, dan ditagih melalui Surat Tagihan Pajak Daerah. III.2.5 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Daearah Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 hari setelah saat terutangnya pajak. Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Tagihan Pajak STP, Surat Keputusan Pembetulan SKP, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak tanggal diterbitkan. 23 Universitas Sumatera Utara Atas Permohonan Wajib Pajak, Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak, untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga sebesar 2 sebulan setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan tanpa cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan keputusan Kepala Daerah. Pajak yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak ada kurang dibayar oleh Wajib Pajak waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. III.2.6 Keberatan dan Banding Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas suatu: a. Surat Ketetapan Pajak Daerah b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil Dalam mengajukan keberatan Wajib Pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa dengan disertai alasan yang jelas. b. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas ketetapan pajak secara jabatan wajib pajak harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut. 24 Universitas Sumatera Utara Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. Dan pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang dapat diajukan tersebut dianggap dikabulkan. Jika Wajib Pajak menolak keputusan surat keberatan maka, Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepengdilan pajak dalam jangka waktu 3 bulan sejak diterimanya keputusan keberatan. III.2.7 Daluarsa Pajak Daerah Batas daluarsa dari pajak daerah adalah lima tahun, kecuali Wajib Pajak Daerah melakukan tindak pidana Pajak Daerah. Jangka waktu lima tahun ditangguhkan jika: 1. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa. 2. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. 25 Universitas Sumatera Utara III.7 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor Menurut PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, yang dimaksud Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak. Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor adalah Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor tahun 1934 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959. berdasarkan Undang-Undang Tahun 1957 Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1957 Pajak Kendaraan Bermotor diserahkan Kepada Daerah Provinsi. III.3.1 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor Menurut Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, yang menjadi subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dana atau menguasai kendaraan bermotor. Yang menjadi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. III.3.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang dan atau barang di jalan umum. 26 Universitas Sumatera Utara Beberapa yang dikecualikan sebagai Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan kendaraan bermotor oleh: a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. b. Kedutaan, Konsulat Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Lembaga-Lembaga Internasional dengan asas timbal-balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara. c. Pemerintah KabupatenKota. d. Pabrik atau Importir Kendaraan Bermotor yang semata-mata untuk tersedia dipamerkan, untuk dijual dan tidak dipergunakan untuk lalu lintas bebas. e. Wisatawan Asing berada di daerah dalam wilayah Indonesia untuk waktu tidak lebih dari 90 hari berturut-turut. f. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang memiliki kapal pandu dan kapal tunda untuk keperluan keselamatan. III.3.3 Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana perhitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor DPPKB, dihitung sebagai perwakilan dua unsur pokok yaitu Nilai Jual dikali besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki kendaraan bermotor. DASAR PENGENAAN = NILAI JUAL KENDARAAN BERMOTOR X BOBOT PKB TERUTANG = DASAR PENGENAAN X TARIF atau PKB TERUTANG = NILAI JUAL KENDARAAN BERMOTOR X BOBOT X TARIF 27 Universitas Sumatera Utara Dasar Pengenaan Pajak Kedaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari 2 unsur pokok: 1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan Harga Pasaran Umum atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku yang dapat ditentukan berdasarkan faktor-faktor berikut: a. Isi silinder dan satuan daya. b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor. d. Merek kendaraan bermotor. e. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya yang penumpang diizinkan. f. Dokumen impor untuk jenis kendaraan tertentu. 2. Bobot Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor. Bobot yang dimaksud diatas dihitung berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Tekanan ganda. b. Jenis bahan bakar kendaraan bermotor. c. Jenis penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin kendaraan bermotor. Penetapan bobot kendaraan bermotor didasarkan pada: a. Bobot kendaraan bermotor bukan umum seperti jenis sedan, jeep, minibus, microbus, bus, sepeda motor, dan sejenisnya ditetapkan 1,00. 28 Universitas Sumatera Utara b. Bobot kendaraan bermotor umum seperti jenis mobil barangbeban ditetapkan sebesar 1,30. c. Bobot kendaraan bermotor jenis alat-alat kecil dan alat-alat besar serta kereta gandeng ditetapkan sebesar 1,00. 3. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor a. 1,5 untuk kendaraan bermotor bukan umum. b. 1 untuk kendaraan umum. c. 0,5 untuk alat-alat berat. Besarnya Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor untuk masa pajak 12 bulan berturut-turut terhitung mulai pendaftaran kendaraan bermotor. III.3.4 Cara Pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor Adapun cara pendaftaran Pajak Kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan: 1. Mengisi formulir SPPKB 2. Identitas a. Untuk Perorangan : KTP + 1 lembar fotocopy surat kuasa bagi yang berhalangan hadir melampirkan surat kuasa. b. Untuk Badan Hukum : Salinan Akte Pendirian + 1 lembar fotocopy keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani. c. Untuk Instansi Pemerintahan termasuk BUMN dan BUMD : Surat TugasSurat Kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap instansi yang bersangkutan. 29 Universitas Sumatera Utara 3. Faktur 4. Sertifikat uji tipe, tanda bukti lulus uji tipe, sertifikat NIK dan tanda pendaftaran tipe. 5. kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapatkan izin. 6. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum yang telah memenuhi syarat. 7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. Tabel 3.1 Prosedur Pemungutan PKB di SAMSAT Pematangsiantar SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENERIMAAN DOKUMEN PENELITIAN DOKUMEN ENTRY DATA PEMBAYARAN PERCETAKAN STNK ARSIP PENYERAHAN Sumber data : SAMSAT Pematangsiantar 30 Universitas Sumatera Utara III.3.5 Masa Pajak dan Saat Terutangnya Surat Pemberitahuan Pajak Kendaraan Bermotor Pada pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor PKB, tahun pajak sama dengan tahun takwin atau tahun kalender. Masa pajak adalah 12 bulan berturut-turut yang merupakan tahun pajak dimulai pada saat pendaftaran kendaraan bermotor. Kewajiban pajak yang berakhir karena alasan tertentu, perhitungan besarnya pajak yang terutang dihitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Apabila bagian dari bulan melebihi 15 hari, akan dihitung menjadi satu bulan penuh. Surat Pemberitahuan Terutang Pajak Daerah SPTPD harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak Kendaraan Bermotor atau orang yang diberi kuasa oleh yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor tersebut. Surat ini digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak daerah yang terutang menurut ketentuan Peraturan daerah. Penyampaian Surat Pemberitahuan Terutang Pajak Daerah SPTPD disampaikan ke Dinas Pendapatan Daerah paling lama: a. Untuk kendaraan baru 14 hari sejak saat kepemilikan. b. Untuk kendaraan bukan baru sampai dengan tanggal berakhirnya masa pajak. c. Untuk kendaraan mutasi 30 hari sejak tanggal fiskal antar daerah. Apabila terjadi perubahan atas kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air dalam masa pajak baik perubahan bentuk, fungsi maupun penggantian mesin, wajib melaporkan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah STPD. Surat Tagihan Pajak Daerah STPD memuat: 31 Universitas Sumatera Utara a. Nama dan Alamat b. Jenis, merek, isi silinder, tahun pembuatan, warna, nomor rangka dan nomor mesin. c. Gandengan dan jumlah sumbu. III.3.6 Ketetapan dan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pajak dapat ditetapkan berdasarkan SPPKBSPPKA dengan menerbitkan Surat Ketetapan Terutang Pajak Daerah SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan Surat Ketetapan Terutang Pajak Daerah SKPD. Surat Ketetapan Terutang Pajak Daerah SKPD adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak. Jenis-jenis Surat Ketetapan Daerah, antara lain: a. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sangsi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan. c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Tambahan SKPDLBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. 32 Universitas Sumatera Utara Setelah dibuat Surat Ketetapan Pajak Daerah, maka tindakan selanjutnya adalah membuat Surat Tagihan Pajak Daerah atau STPD. Surat Tagihan Pajak Daerah adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sangsi administrasi berupa bunga danatau denda. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar akan dikenakan sangsi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan dihitung dari pajak kurang bayar atau terlambat bayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. Jumlah kekurangan pajak terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan akan dikenakan sangsi administrasi berupa kenaikan sebesar 100dari jumlah kekurangan pajak tersebut, sangsi kenaikan 100 tidak akan dikenakan apabila wajib pajak melaporkan sendiri kekurangan tersebut sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan terhadap objek pajaknya. Jumlah pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar di atas akan dikenakan sangsi administrasi berupa kenaikan sebesar 25 dari pokok pajak ditambah sangsi administrasi berupa bunga 2 sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan sejak saat terutangnya pajak. Tata cara pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat dilakukan pada saat pajak harus dilunasi paling lambat 30 hari sejak diterbitkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang dalam srat tagihan pajak daerah ditambah sangsi administrasi berupa bunga sebesar 2 setiap bulan untuk paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak. 33 Universitas Sumatera Utara III.3.7 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Bagi hasil Pajak Kendaraan Bermotor untuk Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah 70 dan untuk Pemerintah Daerah KabupatenKota memperoleh penerimaan bagi hasil sebesar 30 dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi pemerataan Daerah KabupatenKota yang bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah KabupatenKota. III.3.8 Daluarsa dan Tindak Pidana Dalam Pajak Kendaraan Bermotor Kadaluarsa penagihan Pajak Kendaraan Bermotor setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindak pidana dibidang perpajakan. Kadaluarsa penagihan pajak tertangguh apabila: a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa. b. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung. Ketentuan pidana dikenakan pada Wajib Pajak Pajak Kendaraan Bermotor apabila: 1. Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan STPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan atau denda paling banyak 2 kali jumlah pajak yang terutang. 2. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan STPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan penjara paling lama 2 tahun dan atau denda paling banyak 4 kali jumlah pajak yang terutang. 34 Universitas Sumatera Utara Tindak pidana tidak akan dituntut setelah melampaui jarak waktu 10 tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhir atau berakhirnya tahun pajak. Tindak pidana tidak akan dituntut setelah melampaui jarak waktu 10 tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhir atau berakhirnya tahun pajak. III.8 Gambaran Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada III.8 Gambaran Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Pematangsiantar UPT Pematangsiantar Tabel 3.2 Perbandingan dan Target PKBBBN-KB Tabel 3.2 Perbandingan dan Target PKBBBN-KB UPTD Pematangsiantar T.A 2002 – 2008 Juni-Oktober UPTD Pematangsiantar T.A 2002 – 2008 Juni-Oktober TAHUN TAHUN TARGET TARGET REALISASI REALISASI PERSENTASI PERSENTASI 2002 Rp. 378.916.395.000 Rp. 423.776.252.841 111,84 2003 Rp. 607.058.016.000 Rp. 645.489.896.878 106,33 2004 Rp. 762.290.360.000 Rp. 797.921.241.009 104,76 2005 Rp. 904.790.000.000 Rp. 921.075.901.914 101,80 2006 Rp. 929.702.000.000 Rp. 323.408.462.280 34,68 2007 Rp. 950.602.000.000 Rp. 362.577.783.519 50,71 2008 Rp. 1.019.219.000.000 Rp. 867.650.325.765 75,35 Sumber Data: PematangsiantarDIPENDA Sumatera Utara Tabel di atas menggambarkan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor PKB pada UPT Pematangsiantar dari tahun 2002-2008 dengan target dan realisasi serta persentasenya 35 5 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini, penulis akan membahas analisa dan evaluasi data bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terdahulu telah dijelaskan secara terperinci tentang Subjek dan Objek PKB, dan apa yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, akan tetapi untuk menjelaskan penulis menguraikan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan data kualitatif disertai denagn penjelasan yang objektif dan sistematis.

IV.5 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Pematangsiantar

Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dapat diaktifkan sebagai kegiatan mulai dari penghimpunan data subyek dan objek Pajak Kendaraan Bermotor, penentuan besarnya pajak terutang sampai dengan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor serta pengawasan setorannya.

IV.1.1 LOKET I

I. PENDAFTARAN Pelaksana: - POLRI - DIPENDA Kegiatan yang dilakukan 1. Pengambilan formulir SPT 2. Pengisian formulir SPTPermohonan STNK 3. Berkas 4. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitian berkas 36 Universitas Sumatera Utara Jika Wajib Pajak mengurus Pengesahan satu tahun kendaraan bermotornya, berkas yang harus dilengkapi: a. KTP b. STNK c. BPKP d. SPT Jika Wajib Pajak ingin mengurus ganti STNKTeliti Ulang lima tahun kendaraan bermotornya, berkas yang harus dilengkapi a. KTP b. STNK c. BPKP d. SPT e. FORMULIR f. CEK FISIK

IV.1.2 LOKET II

II. PENELITIAN BERKAS Pelaksana: POLRI Kegiatan yang dilakukan 1. Check persyaratan dan kelengkapan berkas 2. Pendataan entry 3. Penyampaian berkas pada pengurus checking 37 Universitas Sumatera Utara III. PENETAPAN PAJAK Pelaksana: - DIPENDA - JASA RAHARJA Tugas dan fungsi DIPENDA dalam penetapan pajak: 1. Membuat perhitungan dan penetapan Pajak 2. Membuat nomor kohir 3. Mengisi data pada Notice Pajak 4. Menyampaikan Berkas kepada kasir Tugas dan fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak 1. Membuat Laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya SWDKLLJ dari Bendaharawan SAMSAT 2. Membuat Bukti Setoran uang ke Bank SUMUT 3. Membuat Laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja VI. KOREKTOR Pelaksana : DIPENDA Tugas dan fungsi: 1. Final Checking Yaitu meneliti benar atau tidaknya pengenaan PKB 2. Meneliti data pajak dalam ketentuan pajak sementara 3. Menyampaikan Berkas ke kasir 38 Universitas Sumatera Utara V. PEMBAYARAN Pelaksana : DIPENDA Kegiatan yang dilakukan dari Wajib Pajak 1. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak 2. Membukukan hasil penerimaan 3. Mencetak SKPD 4. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK 5. Menyampaikan berkas pada petugas Arsip 6. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada Bendahara Validasi 7. Menghimpun berkas yang belum dibayar ke petugas penagihan

IV.1.3 LOKET III