Keselamatan Kerja INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanol dari Molase No Nama Alat Jenis Instrumentasi Kegunaan 1 Tangki LC Mengontrol tinggi cairan dalam tangki 2 Pompa FC Mengatur laju cairan dalam pipa 3 Reaktor TC Mengontrol suhu dalam reaktor PC Mengontrol tekanan dalam reaktor LC Mengontrol tinggi cairan dalam reaktor

4 Kolom Destilasi

PC Mengontrol tekanan dalam kolom destilasi TC Mengontrol suhu dalam kolom destilasi LC Mengontrol tinggi cairan dalam kolom destilasi FC Mengatur laju cairan dalam pipa 5 Kondensor TC Mengontrol suhu dalam kondensor FC Mengatur laju cairan dalam pipa

6 Reboiler

TC Mengontrol suhu dalam reboiler FC Mengatur laju cairan dalam pipa 7 Filter Press PC Mengamati tekanan operasi

6.2 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Sebagaimana pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah keselamatan kerja adalah undang-undang keselamatan kerja tanggal 12 Januari 1970. Universitas Sumatera Utara Undang-undang ini juga mengisyaratkan bahwa tindakan koratif dan korektif agar kecelakaan kerja dihindari dan lingkungan kerja harus memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk menjamin keselamatan kerja, maka dalam perencanaan suatu pabrik perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : 1. Lokasi pabrik 2. Sistem pencegahan kebocoran 3. Sistem perawatan 4. Sistem penerangan 5. Sistem penyimpanan material dan perlengkapan 6. Sistem pemadam kebakaran Disamping itu, terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada saat bekerja di setiap pabrik-pabrik kimia : 1. Tidak boleh merokok atau makan 2. Tidak boleh minum minuman keras beralkohol selama bekerja Pada pra-rancangan pabrik pembuatan etanol dari molase, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan : 1. Pencegahan terhadap kebocoran − Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting seperti power station, laboratorium dan ruang proses − Mobil pemadam kebakaran harus dalam keadaan siap siaga dalam fire station − Fire hydrant ditempatkan pada jarak 100 m di daerah storage, proses dan perkantoran − Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil − Gas detektor dipasang pada daerah proses, storage dan daerah perpipaan yang dihubungkan dengan aliran gas di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran gas − Smoke detektor ditempatkan pada setiap sub-station listrik untuk mendeteksi kebakaran melalui asapnya Universitas Sumatera Utara 2. Memakai peralatan pelindung diri Pada lokasi pabrik disediakan perlengkapan perlindungan diri seperti : − Pakaian kerja − Sepatu pengaman − Topi pengaman Topi memberikan perlindungan terhadap percikan bahan kimia terutama jika bekerja di bawah perpipaan serta tangki yang mungkin bocor, juga perlindungan terhadap alat kerja yang jatuh − Sarung tangan − Masker Berguna untuk memberi perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya ataupun uap kimia agar tidak terhirup 3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis − Setiap ruang kerja karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat kegiatan karyawan lain − Alat-alat dibuat dengan penahan yang cukup juat 4. Pencegahan terhadap bahaya listrik − Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering atau pemutus hubungan listrik secara otomatis − Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah 5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan − Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan − Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke atasan − Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perubahan yang dapat menimbulkan bahaya − Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi 6. Menyediakan poliklinik di lokasi pabrik Apabila terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran pada pabrik maka yang harus dilakukan adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik 2. Mengaktikan alat pemadaman kebakaran, dalam hal ini alat pemadaman kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi, yaitu : − Instalasi pemadam dengan air Untuk kebakaran yang terjai pada bahan yang berpijar seperti kayu, arang, kertas dan bahan berserat. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan instalasi listrik sendiri sehingga tidak terganggu jika instalasi listrik pabrik dimatikan − Instalasi pemadam dengan CO Gas CO 2 2 − Instalasi pemadam dengan busa udara yang digunakan adalah yang sudah dicairkan dalam tabung gas bertekanan yang disambung secara seri ke nozel-nozel. Instalasi ini digunakan untuk ruangan tertutup seperti pada tangki penyimpanan dan juga pada instalasi listrik Busa bertekanan yang keluar dari alat pemadam akan mendinginkan sumber kebakaran dan menyelimuti serta melindungi sumber kebakaran dari masuknya O − Instalasi pemadam dengan debu 2 Debu pemadam cocok untuk kebakaran yang berupa lidah api, kebakaran gas dan pelarut organik bertekanan yang bocor Universitas Sumatera Utara

BAB VII UTILITAS