Perspektif keuangan Perspektif Pelanggan

pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced Scorecard menterjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif. Empat perspektif tersebut antaralain sebagai berikut:

a. Perspektif keuangan

financial Perspektif keuangan adalah perspektif awal yang digunakan Balanced Scorecard dan mempunyai ukuran keuangan yang mencakup sebagian besar aktifitas perusahaan. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada dalam perspektif lainnya. Perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif lainnya. Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan bahwa strategi perusahaan, mplementasi dan aktivitasnya memberikan kontribusi terhadap perbaikan yang mendasar Kustono, 2010 Strategi dalam perspektif keuangan antara lain: pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya, dan pemanfaatan aset. Pengukuran keuangan dapat dilihat melalui kemampuan perusahaan dalam menambah pendapatan, mengurangi biaya dan memanfaatkan aset secara maksimal dengan persentase perbandingan. Brigham dan Houston 2013 menyatakan bahwa dalam memaksimalkan nilai suatu perusahaan, manajemen harus memanfaatkan kekuatan yang ada dan memperbaiki kelemahan pada perusahaan tersebut. Kelemahan dan kekuatan perusahaan dapat diketahui menggunakan analisis rasio keuangan yang di dalamnya melibatkan perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain, dan mengevaluasi kinerja atau tren posisi keuangan perusahaan selama ini. Selain itu dari sudut pandang pihak manajemen analisis laporan keuangan berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan, dan juga sebagai titik awal perencanaan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki kinerja di masa depan.

b. Perspektif Pelanggan

customer Kustono 2010: 354 mengatakan perspektif pelanggan dalam konsep Balanced scorecard, manajemen perusahaan harus mengidentifikasi jenis persaingan pelanggan dan segmen pasar dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Perspektif ini biasanya terdiri atas beberapa ukuran utama yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan dan pangsa pasar di segmen sasaran. Penetapan segmen pasar yang dijadikan sasaran dan identifikasi keinginan dan kebutuhan pelnggan dalam segmen tersebut merupakan langkah awal dalam penentuan seperangkat tolak ukur dalam mengukur kinerja berdasarkan perspektif pelanggan. Tolak ukur kinerja dalam perspektif ini dibagi ke dalam dua kelompok antara lain : 1. Kelompok Pengukuran Inti Konsumen Customer Core Measurement a. Pangsa Pasar Market Share, Ukuran pangsa pasar keseluruhan yang didasarkan atas hubungan bisnis dengan perusahaan –perusahaan ini ditentukan jumlah bisnis keseluruhan yang telah di berikan oleh perusahaan-perusahaan ini di dalam periode tertentu. Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan. b. Kemampuan meraih konsumen baru Customer Acquisition Perusahaan yang ingin menumbuhkan bisnis wajib menetapkan sebuah tujuan berupa peningkatan basis pelanggan dalam segmen sasaran. Akuisisi pelanggan dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan baru atau jumlah penjualan kepada pelanggan baru di segmen yang ada. c. Kemampuan mempertahankan pelanggan Customer Retention Untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam segmen pelanggan sasaran diawali dengan mempertahankan pelanggan yang ada di segmen tersebut. Penemuan riset pada rantai keuntungan jasa telah menunjukkan pentingnya retensi pelanggan. Selain mempertahankan pelanggan, banyak perusahaan menginginkan dapat mengukur loyalitas pelanggan melalui persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada pada saat ini. d. Tingkat Kepuasan Pelanggan Retensi dan akuisisi pelanggan ditentukan oleh usaha perusahaan untuk dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan. Ukuran kepuasan pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melakukan bisnis. Jika pelanggan menilai pengalaman pembeliannya sebagai pengalaman yang memuaskan barulah perusahaan dapat mengharapkan para pelanggan melakukan pembelian ulang. e. Tingkat Profitabilitas pelanggan Customer Profitability Ukuran profitabilitas pelanggan dapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak memberikan keuntungan. Hal ini terutama mungkin terjadi dengan pelanggan baru, dimana berbagai usaha akuisisi masih harus dikurangkan dari marjin yang didapat dari penjualan produk dan jasa kepada pelanggan baru. 2. Kelompok Pengukuran Diluar Kelompok Utama Customer Value Proporsition. Atribut ini merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proporsition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut: a. Atribut Produk Jasa Atribut produk dan jasa mencakup fungsi produk atau jasa, harga dan mutu. b. Hubungan Pelanggan Dimensi hubungan konsumen mencakup penyampaian produk jasa kepada pelanggan, yang meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan, serta menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. c. Citra dan Reputasi Dimensi citra dan reputasi menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan. Sebagian perusahaan melalui pengiklanan dan mutu produk serta jasa yang diberikan, mampu menghasilkan loyalitas pelanggan jauh melampaui berbagai aspek produk dan jasa yang berwujud.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Dengan Metode Balanced Scorecard(Studi Kasus pada Rsud Pandan Arang Boyolali Dan Rsud Kota Semarang).

0 4 15

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Dengan Metode Balanced Scorecard(Studi Kasus pada Rsud Pandan Arang Boyolali Dan Rsud Kota Semarang).

6 20 18

ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE).

0 4 24

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE).

0 2 15

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 4 14

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 7

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 10

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard - Studi Kasus pada PT. Dirgantara Indonesia.

3 9 15