1 Asam folat 15-30 mg per hari 2 Vitamin B
12
3 x 1 tablet perhari 3 Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari
4 Pada kasus yang berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban dapat diberikan transfuse darah Kartika, 2012, hlm. 114
d. Pencegahan dan pengobatan anemia karena kelainan hemoglobin hemoglobinopathies
Pencegahan: ada 2 pendekatan target dalam pencegahan yaitu secara retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif dilakukan dengan cara
melakukan penelusuran terhadap anggota keluarga dengan riwayat keluarga. Sementara pendekatan prospektif dilakukan dengan melakukan skrining untuk
mengidentifikasi karier hemolobinopathi pada populasi tertentu. Secara garis besar bentuk pencegahan dapat berupa edukasi tentang penyakit
hemoglobinopathi pada masyarakat, skrining carrier testing, konseling genetika pranikah, dan diagnosis prenatal HTA Indonesia, 2010 hlm. 9
Pengobatan: hemoglobinopathi pada kehamilan Perawatan di arahkan untuk mengatasi anemia. Transfusi darah biasanya
dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah atau terdapat gejala dan tanda-tanda gangguan kardio pulmonal maka keputusan tidak
didasarkan pada kadar Hct tersebut Proverawati, 2011, hlm. 136
B. Perdarahan Post Partum Persalinan Normal
1. Perdarahan post partum persalinan normal Perdarahan post partum persalinan normal adalah perdarahan yang
≥ 500 ml setelah bayi lahir pervaginam. Beradasarkan saat terjadinya perdarahan post
Universitas Sumatera Utara
partum dibagi menjadi perdarahan post partum primer dan sekunder. Perdarahan post partum primer adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
sedangkan perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan. Sifat perdarahan post partum bisa banyak, bergumpal-
gumpal sampai menyebabkan syok bahkan kematian Prawirohardjo, 2010, hlm. 523
2. Faktor Predisposisi Perdarahan Post Partum a. Keadaan umum parturien yang mempunyai gizi rendah
1 Hamil dengan anemia 2 Hamil dengan kekurangan gizi malnutrisi
b. Kelemahan dan kelelahan otot rahim : 1 Multiparitas :
wanita yang melahirkan ≥ 3 kali.
2 Jarak kehamilan dan persalinan kurang dari 2 tahun 3 Persalinan lama atau terlantar
4 Persalinan dengan tindakan narkose 5 Kesalahan penanganan kala III
c. Pertolongan persalinan dengan tindakan disertai narkose d. Overdistensi pada kehamilan
1 Hidramnion 2 Gemelli
3Anak yang melebihi 4.000 gram Manuaba, 2012, hlm. 338
Universitas Sumatera Utara
3. Etiologi perdarahan post partum Perdarahan post partum bisa disebabkan karena :
a. Atonia Uteri Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonuskontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
Prawirohardjo, 2010, hlm. 524 Kegagalan kontraksi otot rahim menyebabkan pembuluh darah pada bekas
implantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk meningkatkan kontraksi otot rahim dan menghentikan perdarahan dapat dilakukan
dengan masasse fundusi uteri, memberikan uterotonika dengan menyuntikan oksitoksin dan sejenisnya, memberikan prostaglandin, melakukan tamponade
uterus dan vagina, menghentikan sumber perdarahan, dengan ligasi arteria hipogastrika interna dan melakukan histerektomi Manuaba, 2010, hlm. 395
b. Retensio Plasenta Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah
jam persalinan bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta berulang habitual retensio plasenta. Plasenta ini harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karna sebagai benda mati, plasenta inkarserata, polip plasenta dan terjadi degenerasi ganas korio karsinoma.
Manuaba, 2010, hlm. 399 Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai plasenta akreta bila implantasi menembus desidua basalis, disebut sebagai
Universitas Sumatera Utara
plasenta inkreta bila plasenta sampai menembus miometrium dan disebut plasenta perkreta bila vili korialis sampai menembus perimetrium.
Prawirohardjo, 2010, hlm.526 c. Sisa Plasenta Plasenta Rest
Sisa plasentaplasenta rest adalah tertinggalnya sebagian plasenta atau selaputnya di uterus. Gejala klinis sisa plasenta adalah terdapat sub involusi uteri,
terjadi perdarahan yang sedikit dan berkepanjangan, dapat juga terjadi perdarahan banyak dan mendadak setelah berhenti beberapa waktu.
Untuk menghindari terjadinya sisa plasenta dapat di lakukan dengan membersihkan kavum uteri dengan membungkus tangan dengan sarung tangan
sehingga kasar, mengupasnya sehingga mungkin sisa membrane dapat sekaligus di bersihkan, segera setelah bayi lahir di lakukan kuretase menggunakan kuret
post partum yang besar dan kuretase ini bisa dilakukan oleh tenaga terlatih Manuaba, 2010, hlm. 413
d. Robekan Jalan Lahir Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatik dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomy,
robekan spontan perineum, truma forceps atau vakum ekstraksi atau karena versi ekstraksi Prawirohardjo, 2010, hlm.526
Robekan jalan lahir selalu memberikan perrdarahan dalam jumlah yang bervariatif banyak. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus
dievaluasi. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan spekulum. Setelah sumber perdarahan
Universitas Sumatera Utara
diketahui secara pasti, perdarahan di hentikan dengan melakukan ligasi Manuaba, 2010, hlm. 410.
C. Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan Terhadap Kejadian Perdarahan Post partum Persalinan Normal