Evaluasi Logam – Logam Berat Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT. Smart Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara.

EVALUASI LOGAM – LOGAM BERAT TANAH YANG DIAPLIKASI
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT SMART KEBUN
PADANG HALABAN KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

SKRIPSI

OLEH:
HARRY PRIHATIN HUTABARAT
060303016
ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIA N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi


Nama
Nim
Departemen
Progaram Studi

: Evaluasi Logam – Logam Berat Tanah yang
Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
di PT. Smart Kebun Padang Halaban
Kabupaten Labuhan Batu Utara.
: Harry Prihatin Hutabarat
: 060303016
: Ilmu Tanah
: Konservasi Tanah dan Air

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Ketua

(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP)

NIP. 19590917 198701 1 001

Anggota

(Ir. Razali, MP)
NIP. 19680707 200501 1 001

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

HARRY PRIHATIN HUTABARAT: Evaluasi Logam – Logam Berat Tanah
yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT SMART Kebun Padang
Halaban Labuhan Batu Utara, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan

Ir. Razali, MP.
Limbah cair pabrik kelapa sawit masih mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman sehingga dapat diaplikasikan ke lahan perkebunan kelapa
sawit. Penelitian ini menganalisis logam – logam berat tanah di PT. SMART
Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara. Pengambilan contoh tanah
menggunakan metode soil sampling pada tiga lokasi penelitian yakni kontrol, sela,
dan rorak aplikasi, enam taraf kedalaman dan tiga kali ulangan. Parameter yang
diukur adalah logam Cu, Zn, Pb dan Cd tanah. Uji statistik yang digunakan adalah
uji t.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan logam – logam berat
pada tanah yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Namun tidak semua
parameter tersebut menunjukkan peningkatan yang nyata.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

HARRY PRIHATIN HUTABARAT: Heavy metals Evaluation of Soil which is
Apllicated by Liquid Waste of Oil Palm Factory in PT SMART Padang Halaban
Plantation at Labuhan Batu Utara Regency, guided by Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf,

MP and Ir. Razali, MP.
Liquid Waste of Oil Palm Factory still contains the nutrients which is
required by plants so it can be applicated to the plantation land. This research
analyse heavy metals evaluation of soil which is apllicated by liquid waste of oil
palm factory in pt smart padang halaban plantation at labuhan batu utara regency.
Intake of soil sampel by using soil sampling method at three different location of
research namely kontrol, sela and rorak aplikasi, six deepness level and three
times restating. Parameters that measured are Cu, Zn, Pb and Cd. Statistical test
that used is t test.
Result of research show the increasing of heavy metals which is apllicated
by liquid waste of oil palm factory. But not all of the parameters show a
significant increasing.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 22 Agustus 1988 dari ayahanda
Johnson Hutabarat dan Ibunda Arlene Br. Manurung. Penulis adalah anak
keempat dari empat bersaudara.

Kurun waktu 1994 hingga 2000, penulis adalah siswa SD ST. Antonius V
Medan. Tahun 2003 lulus dari SMP Swasta Katholik Trisakti I Medan. Tahun
2006 lulus dari SMA Negeri 5 Medan. Dan pada tahun 2006, melalui jalur seleksi
penerimaan mahasiswa baru (SPMB), penulis masuk Universitas Sumatera Utara,
Fakultas Pertanian, Departemen Ilmu Tanah, dengan minat studi Konservasi
Tanah dan Air.
Aktivitas organisasi yang diikuti penulis selama mengikuti perkuliahan
adalah, menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA). Menjadi
anggota peserta pada Seminar dan Lokakarya Membudayakan Tindakan
Konservasi Sumber Daya Alam Pada Setiap Aspek Kehidupan Januari 2009.
Menjadi Asisten Laboratorium Agrogeologi Departemen Ilmu Tanah pada tahun
2009 /2010.
Pada bulan Juli hingga Agustus 2010, penulis melaksanakan praktek kerja
lapangan di PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Garbus Pagar Merbau Tanjung
Morawa. Penelitian penulis dilaksanakan di Kabupaten Labuhan Batu dengan
judul Evaluasi Logam – Logam Berat Tanah Yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit Di PT SMART Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Evaluasi Logam – Logam Berat
Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair pabrik Kelapa Sawit Di PT Smart
Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara”, dimana skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak
Ir. Razali, MP selaku anggota komisi pembimbing. Dan kepada semua pihak yang
yang telah berperan dalam memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar menjadi
lebih baik dan dapat berguna bagi pihak yang membuthkan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2011

Penulis


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Hipotesis Penelitian ...........................................................................
Kegunaan Penelitian ..........................................................................

1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Logam – Logam Berat Tanah ............................................................

Tembaga ( Cu) .....................................................................
Seng ( Zn ) ...........................................................................
Timbal ( Pb ) ........................................................................
Kadmium (Cd) .....................................................................
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit ......................................

4
5
6
7
8
9

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
Bahan dan Alat Penelitian ...............................................................
Metodologi Penelitian .....................................................................
Pelaksanaan Penelitian ....................................................................
Persiapan Awal ................................................................................
Pengambilan Sampel .......................................................................

Peubah Amatan................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................
Logam Cu ........................................................................................
Logam Zn ........................................................................................
Logam Pb.........................................................................................
Logam Cd ........................................................................................
Pembahasan .....................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ......................................................................................
Saran ................................................................................................

13
13
13
14
15
15
15
13

13
13
13
13
13
13
13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

HARRY PRIHATIN HUTABARAT: Evaluasi Logam – Logam Berat Tanah
yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT SMART Kebun Padang
Halaban Labuhan Batu Utara, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan
Ir. Razali, MP.
Limbah cair pabrik kelapa sawit masih mengandung unsur hara yang

dibutuhkan tanaman sehingga dapat diaplikasikan ke lahan perkebunan kelapa
sawit. Penelitian ini menganalisis logam – logam berat tanah di PT. SMART
Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara. Pengambilan contoh tanah
menggunakan metode soil sampling pada tiga lokasi penelitian yakni kontrol, sela,
dan rorak aplikasi, enam taraf kedalaman dan tiga kali ulangan. Parameter yang
diukur adalah logam Cu, Zn, Pb dan Cd tanah. Uji statistik yang digunakan adalah
uji t.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan logam – logam berat
pada tanah yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Namun tidak semua
parameter tersebut menunjukkan peningkatan yang nyata.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

HARRY PRIHATIN HUTABARAT: Heavy metals Evaluation of Soil which is
Apllicated by Liquid Waste of Oil Palm Factory in PT SMART Padang Halaban
Plantation at Labuhan Batu Utara Regency, guided by Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf,
MP and Ir. Razali, MP.
Liquid Waste of Oil Palm Factory still contains the nutrients which is
required by plants so it can be applicated to the plantation land. This research
analyse heavy metals evaluation of soil which is apllicated by liquid waste of oil
palm factory in pt smart padang halaban plantation at labuhan batu utara regency.
Intake of soil sampel by using soil sampling method at three different location of
research namely kontrol, sela and rorak aplikasi, six deepness level and three
times restating. Parameters that measured are Cu, Zn, Pb and Cd. Statistical test
that used is t test.
Result of research show the increasing of heavy metals which is apllicated
by liquid waste of oil palm factory. But not all of the parameters show a
significant increasing.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan industri kelapa sawit berlangsung sangat cepat di Indonesia
saat ini. Pembangunan pabrik-pabrik kelapa sawit semakin meningkat sebagai
akibat dari semakin tingginya produksi tandan buah segar yang dihasilkan. Hal
tersebut terjadi dilatarbelakangi oleh tingginya kebutuhan konsumen akan produk
turunan dari minyak kelapa sawit itu sendiri.
Industri kelapa sawit membawa pengaruh yang baik terhadap konsumen,
distributor, dan produsen serta pemasukan devisa negara yang tinggi, industri
kelapa sawit tetapi juga menyisakan limbah yang jika tidak diantisipasi akan
mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit
adalah limbah cair dan limbah padat. Limbah padatnya berupa tandan buah
kosong dan cangkang sawit. Tandan buah kosong umunya dapat dimanfaatkan
kembali dilahan perkebunan kelapa sawit untuk dijadikan pupuk kompos.
Prosesnya terlebih dahulu dicacah sebelum diaplikasikan (dibuang) ke lahan.
Sedangkan cangkang buah sawit dapat dimanfaatkan kembali sebagai alternatif
bahan bakar (alternative fuel oil) pada boiler dan power generation.
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri pengolahan minyak
sawit merupakan sisa dari proses pembuatan minyak sawit yang berbentuk cair.
Limbah ini masih banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman

Universitas Sumatera Utara

dan tanah. Limbah cair ini biasanya digunakan sebagai alternatif pupuk di lahan
perkebunan kelapa sawit yang sering disebut dengan land application.
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pemanfaatan air limbah
untuk digunakan sebagai pupuk pada lahan di perkebunan kelapa sawit yaitu:
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang
Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit
Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit dan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 Tentang Pedoman Syarat dan Tata
Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah di
Perkebunan Kelapa Sawit.
Setelah kajian tentang dampak pencemaran lingkungan dilakukan dan data
tentang limbah cair pabrik kelapa sawit tersebut telah diketahui, maka kajian
selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi terhadap tanah lokasi aplikasi,
utamanya logam – logam berat yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan
tanaman kelapa sawit. Informasi yang ingin di dapatkan adalah jumlah logam –
logam berat serta pengaruh jarak lokasi aplikasi lahan terhadap tanaman kelapa
sawit dalam mendukung pemenuhan kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa
sawit.
Oleh sebab itulah dilakukan evaluasi dilakukan terhadap kadar logam –
logam berat yang dikandung oleh tanah yang telah diaplikasi, dalam hal ini
terkonsentrasi pada logam – logam berat, meliputi Cu, Zn, Pb, dan Cd pada
tanah. Dimana parameter-parameter tersebut sangat menunjang pertumbuhan
tanaman apabila di atas ambang optimum merupakan racun bagi tanaman. Hasil
akhir yang diinginkan adalah rekomendasi pemupukan pada lahan aplikasi.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat kadar logam – logam berat pada tanah di rorak
aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dengan tanah yang berada pada sela rorak
dan tanaman serta tanah yang tidak di aplikasi.

Hipotesis Penelitian

Logam – logam berat di lahan yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa
sawit, pada rorak dan pada sela rorak dan tanaman adalah lebih tinggi
dibandingkan dengan pada lahan yang tidak di aplikasi.

Kegunaan Penelitian

-

Sebagai bahan informasi tentang logam – logam berat tanah pada lahan yang
diaplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit terutama di lahan perkebunan
kelapa sawit

-

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Logam – Logam Berat Tanah

Larutan tanah mengandung berbagai zat terlarut

berbentuk ion, baik

kation maupun anion. Kation yang umum terdapat dalam larutan tanah ialah H+ ,
Al3+ , Fe3+ (dalam suasana aerob) , Fe2+ (dalam suasana anaerob) Na+ , K+, Ca+,
Mg+, Mn+ dan NH 4 + . Anion yang umum dijumpai ialah SiO 4 4- dari asam
monosilikat. NO 3 - , ortofosfat primer H 2 PO 4 - atau ortofosfat sekunder HPO 4 2dan SO 4 2- . Larutan tanah juga mengandung partikel – partikel koloid terdespersi
berupa koloid anorganik (lempung) dan koloid organik (karbohidrat, asam amino,
protein, bakteri, dan algae). Gas – gas yang terlarut dalam larutan tanah ialah CO 2
dan O 2 (Lahuddin, 2007).
Logam Tembaga, Seng, Kadmium dan Timbal merupakan bahan
pencemar tanah. Bahan pencemar tanah dapat dipilah menjadi dua, yakni bahan
anorganik dan bahan organik. Bahan anorganik terutama logam berat seperti seng,
tembaga, timbal, dan arsenikum. Bahan – bahan tersebut cenderung berada di
dalam tanah dalam waktu yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan
berubah menurut waktu (Hanafiah , 2005).
Walaupun tanah telah terkontaminasi bahan pencemar anorganik dalam
jumlah yang cukup besar, tetapi kemungkinan masalah yang timbul berasal dari
beberapa unsur saja. Unsur yang bersifat meracuni tanaman atau menurunkan
produksi jika konsentrasinya tinggi yakni termasuk seng, tembaga, cadmium dan
timbal. Namun dalam konsentrasi yang rendah, beberapa unsur mikro tersebut

Universitas Sumatera Utara

bermanfaat untuk tanaman. Kebanyakan senyawa organik hilang dari dalam tanah
melalui proses volatilisasi atau terurai melalui proses dekomposisi dan hasil
peruraian tersebut dapat berlaku sebagai bahan pencemar (Hanafiah , 2005).
Tabel 1. Kisaran Logam Berat Sebagai Pencemaran Dalam Tanah
Unsur

Kisaran Kadar Logam Berat
Dalam Tanah (ppm)

As

0,1-4,0

B

2-100

F

30-300

Cd

0,1-7,0

Mn

100-4000

Ni

10-1000

Zn

10-300

Cu

2-100

Pb

2-200

(Pickering, 1980).
Tembaga (Cu)
Unsur Cu bersumber dari hasil pelapukan / pelarutan mineral – mineral
yang terkandung dalam bebatuan. Penambahan Cu ke dalam tanah melalui polusi
dapat terjadi pada industri – industri tembaga, pembakaran batu bara, minyak
bumi dan buangan di area pemukiman (Lahuddin, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Tembaga (Cu) dilepaskan oleh pelapukan sebagai Cu2+ diabsorbsi oleh
tanaman dan diabsorbsi pada tempat kation tertukar. Tembaga dan bahan organik
yang membentuk kompleks dan merupakan bukti bahwa pengkomplekan dapat
mengurangi ketersediaan tembaga bagi tanaman dalam tanah dengan kandungan
bahan organik yang tinggi. Tanah organik yang baru berkembang dan tanah
berpasir yang tercuci kebanyakan seperti menjadi defesiensi tembaga bagi
beberapa tanaman (Foth, 1994).
Unsur tembaga diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu2+ dibutuhkan
dalam jumlah sedikit dan beberapa dalam proses oksidasi, reduksi dan
pembentukan enzim (Plaster, 1992).
Kebanyakan Cu- mineral dalam bentuk kristal dan bentuk lainnya lebih
mudah larut daripada Cu-tanah. Cu tanah adalah Cu2+ yang terikat kuat oleh
matriks tanah yang terdiri dari kompleks liat dan humus atau senyawa – senyawa
organik yang berasal dari reaksi perombakan bahan organik (Anonimous, 2011).
Kadar Cu dalam larutan tanah menurun dengan peningkatan pH
disebabkan Cu terikat sangat kuat dan matriks tanah. Unsur Cu2+ terikat lebih kuat
pada bahan organik dibandingkan dengan unsur mikro lainnya misalnya Zn2+ dan
Mn2+ dan Cu kompleks berperanan penting dalam regulasi mobilitas dan
ketersediaannya dalam tanah (Lahuddin, 2007).
Tingkat oksidasi Cu umumnya kurang larut pada nilai pH yang biasa
dalam tanah daripada tingkat reduksi.

Hidroksida dari bentuk valensi tinggi

mengendap pada nilai pH yang lebih rendah dan sangat tidak larut (Foth, 1994).

Universitas Sumatera Utara

Unsur Cu dapat menjadi stabil dalam tanah setelah mengalami reaksi –
reaksi hidrolisis, pembentukan kompleks anorganik dan kompleks organik,
adsorpsi atau fiksasi Cu pada berbagai jenis mineral liat dan kemampuan fiksasi
ini berbeda pada masing – masing mineral liat. Unsur Cu terikat lebih kuat pada
bahan organik dibandingkan unsur mikro lainnya (Darmono, 1995).
Tabel 2. Harkat Cu dalam Tanah.
Harkat
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: MAFF, 1993.

ppm
>200
75-200
25-75
15-25
550
250-500
50-250
20-50
7,0

Seng (Zn)

200

250

300

450

Tembaga (Cu)

80

100

135

200

Kadmium (Cd)

3

-

-

-

Timbal (Pb)

300

-

-

-

Sumber: MAFF, 1993.

Universitas Sumatera Utara

Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Land Application)
Dalam Kepmen LH No 29 tahun 2009 dinyatakan bahwa air limbah yang
dihasilkan dari industri kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk pemupukan pada
tanah perkebunan karena air limbah tersebut pada kondisi tertentu masih
mengandung unsur-unsur

hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Pemupukan dengan air limbah ini pada umumnya dilakukan dengan mengalirkan
air limbah yang berasal dari kolam penanganan limbah ke parit-parit yang ada di
perkebunan. Akan tetapi di sisi lain, pemupukan air limbah pada tanah juga secara
potensial menimbulkan pencemaran lingkungan atau bahkan akan menyebabkan
kematian tanaman kelapa sawit di kawasan pemanfaatan air limbah itu sendiri.
Dengan melihat kondisi tersebut di atas dan untuk mengurangi resiko pencemaran
lingkungan yang terjadi maka pemanfaatan air limbah pada tanah dapat dilakukan
setelah pemerakarsa melakukan pengkajian akan pengaruh tersebut.
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada perkebunan kelapa sawit
dengan sistem flatbed sebagaimana yang dijelaskan Sitorus (2007) dalam Permadi
(2010) menguraikan sebagai berikut:
1. Limbah cair pabrik kelapa sawit dapat digunakan sebagai pupuk. Aplikasi
limbah cair memiliki keuntungan antara lain mengurangi biaya pengolahan
limbah cair dan sekaligus berfungsi sebagai sumber hara bagi tanaman kelapa
sawit.
2. Metode aplikasi limbah cair yang umum digunakan adalah sistem flatbed,
yaitu dengan mengalirkan limbah melalui pipa ke bak-bak distribusi dan
selanjutnya ke parit primer dan sekunder (flatbed).

Universitas Sumatera Utara

3. Pembangunan instalasi apliksi limbah cair membutuhkan biaya yang relatif
mahal. Namun investasi ini diikuti dengan peningkatan produksi TBS dan
penghematan biaya pupuk sehingga penerimaan juga meningkat. Aplikasi
limbah cair 12,6 mm ekuivalen curah hujan (ECH)/ha/bulan atau
126 m3/ha/bulan dapat menghemat biaya pemupukan 46%/Ha. Disamping itu,
aplikasi limbah cair juga akan mengurangi biaya pengolahan limbah.
Kebanyakan kandungan BOD atau COD dalam limbah minyak kelapa
sawit berasal dari minyak yang tercecer. Untuk mendapatkan pengolahan dan
pengurangan pencemaran yang efektif, perlu diusahakan perolehan kembali
minyak yang efisien. Temperatur minyak di dalam perjernihan di atas 900oC
untuk mendapatkan pemisahan minyak yang efektif. Pengolahan limbah cair
kilang minyak sawit meliputi pengolahan kimia-fisik untuk menghilangkan
padatan dan minyak dan pengolahan biologi untuk mengurangi beban organik
yang sangat besar (Santi, 2004).
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit
adalah limbah cair dan limbah padat. Limbah padatnya berupa tandan buah
kosong umumnya dapat dimanfaatkan kembali di lahan perkebunan kelapa sawit
untuk dijadikan pupuk kompos. Prosesnya terlebih dahulu dicacah sebelum
diaplikasikan (dibuang) ke lahan. Sedangkan cangkang buah sawit dapat
dimanfaatkan kembali sebagai alternatif bahan bakar (alternative fuel oil) pada
boiler dan power generation. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri
pengolahan minyak kelapa sawit merupakan sisa dari proses pembuatan minyak
sawit yang berbentuk cair. Limbah ini masih mengandung unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman dan tanah. Limbah cair ini biasanya digunakan sebagai

Universitas Sumatera Utara

alternatif pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit yang disebut dengan land
application (Agustina, 2006).
Erik (2008) menyatakan bahwa kualifikasi limbah cair yang digunakan
mempunyai kandungan BOD 3.500-5.000 mg/L yang berasal dari kolam
anaerobik primer. Kandungan hara pada 1 m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg
urea, 0,3 kg SP-36, 3,0 kg kieserit. Pabrik kelapa sawit dengan kapsitas 30
ton/jam akan menghasilkan sekitar 480 m3 limbah cair per hari, sehingga areal
yang dapat diaplikasi sekitar 100-120 Ha.
Untuk melakukan pengolahan limbah cair diwajibkan melakukan kajian
terlebih dahulu tentang kelayakan pemanfaatan air limbah sebagai pupuk pada
tanah di perkebunan. Hasil kajian ini akan menjadi dasar dalam pemberian ijin
pemanfaatan tersebut. Peraturan yang secara spesifik air limbah industri kelapa
sawit yang dikeluarkan oleh kementerian lingkungan hidup yang mengatur
tentang baku mutu air limbah yang boleh diaplikasi ke lingkungan yaitu
Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

No

51

Tahun

1995

(Agustina, 2006).
Selanjutnya, tentang pedoman teknis pengkajian pemanfaatan air limbah
dari industri minyak kelapa sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit secara
rinci diatur dalam Kepmen LH No 28 Tahun 2003. Pasal 6 berbunyi “pelaksanaan
pengkajian pemanfaatan air limbah industri minyak kelapa sawit pada tanah di
perkebunan kelapa sawit dilakukan minimal selama 1 (satu) tahun”, serta ayat dua
pasal ini berbunyi “pengkajian pemanfaatan air limbah industry minyak kelapa
sawit hanya dilakukan 1 (satu) kali pada lokasi dan tempat yang sama.

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penenelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Smart Kebun Padang Halaban Labuhan
Batu Utara dengan ketinggian tempat ± 8 m dpl. Analisis tanah dilakukan di
Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini dilaksanakan
Maret 2011 sampai dengan April 2011
Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Tanah Kering Udara
(BTKU) dari lapangan, yaitu dari rorak aplikasi, sela rorak dan tanaman kelapa
sawit, dan dari lahan yang tidak di aplikasi. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan
dalam analisis parameter.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk
pengambilan sampel tanah, bor tanah untuk pengambilan sampel tanah, mortal
dan alu untuk menghaluskan sampel tanah, dan alat-alat tulis untuk keperluan tulis
menulis selama penelitian.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel tanah
(soil sampling) yang terdiri dari 3 lokasi sampel tanah, 6 taraf kedalaman dan 3
ulangan sehingga diperoleh 54 contoh tanah. Data yang diperoleh kemudian di uji
dengan menggunakan metode statistik analisis uji t.
K = kontrol (contoh tanah yang tidak diaplikasi limbah cair)
S = sela rorak dan tanaman (contoh tanahdi antara rorak aplikasi dan tanaman)

Universitas Sumatera Utara

R = rorak (contoh tanah dari parit atau rorak aplikasi)
Jumlah contoh tanah yang diambil adalah 3 x 6 x 3 = 54 contoh tanah adalah
sebagai berikut:
K1

= kontrol dengan kedalaman 0-20 cm

K2

= kontrol dengan kedalaman 20-40 cm

K3

= kontrol dengan kedalaman 40-60 cm

K4

= kontrol dengan kedalaman 60-80 cm

K5

= kontrol dengan kedalaman 80-100 cm

K6

= kontrol dengan kedalaman 100-120 cm

S1

= sela tanaman dengan kedalaman 0-20 cm

S2

= sela tanaman dengan kedalaman 20-40 cm

S3

= sela tanaman dengan kedalaman 40-60 cm

S4

= sela tanaman dengan kedalaman 60-80 cm

S5

= sela tanaman dengan kedalaman 80-100 cm

S6

= sela tanaman dengan kedalaman 100-120 cm

R1

= rorak aplikasi dengan kedalaman 0-20 cm

R2

= rorak aplikasi dengan kedalaman 20-40 cm

R3

= rorak aplikasi dengan kedalaman 40-60 cm

R4

= rorak aplikasi dengan kedalaman 60-80 cm

R5

= rorak aplikasi dengan kedalaman 80-100 cm

R6

= rorak aplikasi dengan kedalaman 100-120 cm

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian

Sampel tanah diambil dari PT Smart Kebun Padang Halaban Labuhan
Batu Utara. Sampel yang diambil adalah dari tiga tempat berbeda, yakni kontrol
yaitu tanah diambil dari lokasi yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh aplikasi
limbah cair pabrik, sela rorak aplikasi dan tanaman kelapa sawit, dan dari rorak
aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Cara pengambilan adalah menggunakan
bor tanah dengan setiap kedalaman 20 cm diambil menjadi satu contoh tanah,
seterusnya hingga kedalaman 120 cm, sehingga didapat sampel tanah dari enam
taraf kedalaman, yaitu 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60 cm, 60-80 cm, 80-100 cm, dan
100-120 cm. Tanah diambil dan dimasukkan ke dalam plastik dengan jumlah
seperlunya.
Pengeringan sampel dilakukan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung sehingga didapat tanah kering udara. Seteleh tanah menjadi
kering udara, kemudian ditumbuk dan di ayak dengan ayakan 20 mesh.
Dimaukkan ke dalam plastik, tiap sampel diberi label sesuai contoh sampel yang
diambil saat di lapangan. Selanjutnya tanah di analisis di laboratorium dengan
peubah amatan yang ditentukan.

Peubah Amatan
Peubah amatan yang di ukur dalam penelitian ini adalah:
-

Cu dengan menggunakan metode ekstraksi HNO 3 dan HClO 4 , dan diukur
dengan AAS, ( Balai Penelitian Tanah ).

-

Zn dengan menggunakan metode ekstraksi HNO 3 dan HClO 4 , dan diukur
dengan AAS, ( Balai Penelitian Tanah ).

Universitas Sumatera Utara

-

Pb dengan menggunakan metode ekstraksi HNO 3 dan HClO 4 , dan diukur
dengan AAS, ( Balai Penelitian Tanah ).

-

Cd dengan menggunakan metode ekstraksi HNO 3 dan HClO 4 , dan diukur
dengan AAS, ( Balai Penelitian Tanah ).

Denah Lokasi Penelitian

-

Divisi II
Blok 6

R

S

Divisi II
Blok 3
K
- R
: Rorak Aplikasi
- S
: Sela Tanaman
K : Kontrol

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Logam Cu

Logam Cu pada tanah yang di aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit
disajikan secara kualitatif pada tabel 1. Dimana pada rorak terlihat logam Cu
paling tinggi, dan kadar logam Cu terendah terlihat pada sampel tanah kontrol.
Tabel 1. Rataan Logam Cu di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
Kedalaman
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

Kontrol
Rataan
Kriteria*)
..ppm..
0.28
SR
0.12
SR
0.13
SR
0.13
SR
0.28
SR
0.41
SR

Sela
Rataan
..ppm..
0.14
0.17
0.55
0.19
0.49
0.45

Kriteria*)
SR
SR
SR
SR
SR
SR

Rorak
Rataan
Kriteria*)
..ppm..
0.18
SR
0.16
SR
0.18
SR
0.30
SR
0.21
SR
0.94
SR

*) SR : Sangat Rendah (MAFF,1993).

Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa kadar logam Cu pada tanah secara
umum berada dalam kriteria sangat rendah. Hal ini menunjukkan pada tanah tidak
banyak mengandung logam Cu yang tinggi yang dapat menyebabkan racun bagi
tanaman bila memiliki kriteria yang sangat tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Grafik kandungan logam Cu tanah
0,94

1

kandungan Cu tanah (ppm)

0,9
0,8
0,7
0,55

0,6

0,49
0,5
0,4

Sela

0,3 0,28
0,21
0,19

0,28
0,3
0,2

Kontrol

0,45
0,41

Rorak

0,18 0,17
0,18
0,14 0,120,16 0,13
0,13

0,1
0
0-20

20-40

40-60

60-80

80-100 100-120

kedalaman tanah (cm)

Universitas Sumatera Utara

Logam Zn
Aplikasi Limbah cair pabrik kelapa sawit meningkatkan jumlah logam Zn
di rorak aplikasi dan yang dapat dilihat dari data pada tabel 2 menunjukkan hal
tersebut. Namun demikian peningkatan ini tidak mengubah kriteria logam Zn
pada tanah dari kriteria sangat rendah
Dari tabel 2, dapat dilihat perbandingan antar tiap taraf kedalaman (secara
vertikal), kadar logam Zn berfluktuasi dengan bertambahnya kedalaman yang
terlihat jelas pada rorak aplikasi. Pada lokasi rorak aplikasi, dari kedalaman 020cm ke 20-40cm, 40-60cm 80-100cm, hingga kedalaman 120cm, terjadi
peningkatan secara bergantian tiap selang 20cm. Tetapi pada lokasi kontrol dan
sela jumlah logam Zn memiliki jumlah logam yang berubah – ubah di setiap
kedalaman.
Tabel 2. Rataan Logam Zn di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
Kedalaman
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

Kontrol
Rataan
Kriteria*)
..ppm..
5.31
SR
8.18
SR
9.83
SR
9.38
SR
8.18
SR
5.90
SR

Sela
Rataan
.. ppm..
5.36
11.01
8.82
10.78
9.33
7.96

Kriteria*)
SR
SR
SR
SR
SR
SR

Rorak
Rataan
Kriteria*)
.. ppm..
4.88
SR
5.31
SR
5.12
SR
8,00
SR
11.59
SR
12.47
SR

*) SR: Sangat rendah (MAFF,1993).

Universitas Sumatera Utara

Grafik kandungan logam Zn tanah

kandungan Zn tanah (ppm)

14

12,47
11,59

11,01

12

10,78
9,83
8,82

10
8,18

9,38
8

9,33
8,18

7,96

8
6

5,36
5,31
4,88

5,31

Kontrol

5,9
5,12

Sela
Rorak

4
2
0
0-20

20-40

40-60

60-80

80-100 100-120

kedalaman tanah (cm)

Logam Pb
Logam Pb pada tanah yang diaplikasi limbah cair pada tabel 3 pada
perlakuan kontrol dilihat secara vertikal dari tiap kedalaman 0-20cm, 20-40cm,
40-60cm, 60-80 cm mengalami peningkatan tetapi pada kedalaman 100-120cm
mengalami penurunan yang tidak jauh berbeda.
Pada lokasi sela pada tabel 3 secara vertikal pada kedalaman 0-20cm
sampai kedalaman 60 -80cm mengalami peningkatan, tetapi pada kedalaman
80 -100cm dan 100 – 120 cm mengalami penurunan yang tidak jauh berbeda.
Pada lokasi rorak dilihat secara vertikal mengalami peningkatan dari setiap
kedalaman 0-20cm hingga 100-120cm.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Rataan Logam Pb di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
Kedalaman
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

Kontrol
Rataan
Kriteria*)
.. ppm..
12.10
SR
19.74
R
27.74
S
30.95
S
33.21
S
29.19
S

Sela
Rataan
.. ppm..
15.58
30.65
32.33
33.23
31.62
30.21

Kriteria*)
R
S
S
S
S
S

Rorak
Rataan
Kriteria*)
.. ppm..
10.38
SR
15.35
R
18.33
R
22.99
S
26.08
S
27.75
S

*) SR: Sangat rendah; R: Rendah; S: Sedang; (MAFF,1993).

Grafik kandungan logam Pb tanah
35

32,33
30,65

22,99

25
19,74

18,33

20
15,58
15

30,21
29,19
27,75
26,08

27,74

30
kandungan Pb tanah (ppm)

33,23 33,21
31,62
30,95

Kontrol

15,35

Sela

12,1
10,38

Rorak

10
5
0
0-20

20-40

40-60

60-80

80-100 100-120

kedalaman tanah (cm)

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pemberian limbah cair pabrik
kelapa sawit pada rorak lokasi berpengaruh terhadap logam Pb dan mengalami
peningkatan dari setiap taraf kedalaman. Dapat dilihat bahwa kriteria dominan
pada logam Pb adalah sedang pada lokasi kontrol, sela maupun rorak aplikasi.
Pada tabel terlihat bahwa pada aplikasi rorak lebih tinggi dibanding
dengan kontrol. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan pH tanah dimana Pb dapat larut
di dalam tanah yang disebabkan oleh keasaman tanah yang terdapat pada lokasi
aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Pada aplikasi rorak tanah memiliki rataan
pH netral sehingga pada aplikasi rorak kandungan Pb lebih besar dibanding
dengan kontrol (Plaster, 1992) mengatakan bahwa Timbal (Pb) tidak akan larut ke
dalam tanah jika tanah tidak masam. Pengapuran tanah mengurangi ketersediaan
timbal (Pb) dan penyerapan oleh tanaman. Timbal akan diendapkan sebagai
hidroksida fosfat dan karbonat.

Logam Cd
Dari tabel 4 dapat dilihat pada setiap lokasi kontrol, sela dan rorak aplikasi
logam Cd memiliki nilai yang bervariasi pada setiap kedalaman nya dimana pada
lokasi sela kadar logam pada setiap taraf kedalaman memiliki nilai yang relatif
tidak jauh berbeda.
Diketahui bahwa pada setiap lokasi kontrol, sela dan rorak aplikasi
memiliki kriteria logam Cd yang sangat rendah yang di aplikasi oleh limbah cair
pabrik kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Rataan Logam Cd di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
Kedalaman
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

Kontrol
Rataan
Kriteria*)
..ppm..
0.1
SR
0.09
SR
0.1
SR
0.11
SR
0.10
SR
0.1
SR

Sela
Rataan
..ppm..
0.11
0.11
0.10
0.09
0.10
0.12

Rorak
Rataan
Kriteria*)
..ppm..
0.11
SR
0.09
SR
0.10
SR
0.08
SR
0.07
SR
0.08
SR

Kriteria*)
SR
SR
SR
SR
SR
SR

*) SR: Sangat rendah; (MAFF,1993).

Grafik kandungan logam Cd tanah
0,12
0,12

0,11
0,11
0,1

kandungan Cd tanah

0,1

0,11

0,11
0,10,10,1

0,090,09

0,10,1

0,1

0,09
0,08

0,08

0,08

0,07

0,06

Kontrol
Sela

0,04

Rorak

0,02
0

kedalaman tanah (ppm)

Rataan pH H 2 O di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
Kedalaman
Kontrol
Sela
Rorak
…..cm…..

Rataan

Kriteria*)

Rataan

Kriteria*)

Rataan

Kriteria*)

0-20

5.13

M

5.05

M

7.17

N

20-40

4.65

M

4.44

SM

7.15

N

40-60

4.47

SM

4.20

SM

7.10

N

60-80

4.79

M

4.69

M

7.13

N

80-100

4.84

M

4.70

M

6.97

N

100-120

4.79

M

4.20

SM

6.15

AM

Universitas Sumatera Utara

SM:

sangat

massam;

M:

masam;

AM:

agak

masam;

N:

netral

Pembahasan

Logam Cu
Secara kuantitatif, nilai logam Cu pada kontrol, sela dan rorak aplikasi
memiliki kriteria nilai yang sangat rendah. Aplikasi limbah cair pabrik Kelapa
Sawit tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap logam Cu. Kadar Cu dalam
tanah

menurun

dapat

dipengaruhi

dengan

peningkatan

pH

tanah,

(Lahuddin, 2007) mengatakan bahwa Kadar Cu dalam larutan tanah menurun
dengan peningkatan pH disebabkan Cu terikat sangat kuat dan matriks tanah.
Unsur Cu2+ terikat lebih kuat pada bahan organik dibandingkan dengan unsur
mikro lainnya misalnya Zn2+ dan Mn2+ dan Cu kompleks berperanan penting
dalam regulasi mobilitas dan ketersediaannya dalam tanah.
Dari hasil analisis logam Cu yang diaplikasi limbah cair pabrik Kelapa
Sawit dilihat dari kriteria logam Cu yang sangat rendah ini menunjukkan tanah
tidak berpotensi mengandung racun atau toksik dari logam Cu ini. Dilihat dari
grafik kandungan Cu pada perlakuan kontrol lebih sedikit di banding dengan sela
karena logam Cu ini hanya dalam jumlah sedikit diperlukan untuk tanaman yang
diserap melalui akar tanaman, sementara pada bagian rorak terlihat lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Logam Zn

Dari data pada tabel 2 menunjukkan aplikasi limbah cair pabrik Kelapa
Sawit meningkatkan jumlah logam Zn di rorak aplikasi pada setiap taraf
kedalaman. Namun demikian peningkatan ini tidak mengubah kriteria logam Zn
pada tanah dari kriteria sangat rendah. Tetapi pada lokasi kontrol dan sela jumlah
logam Zn memiliki jumlah logam yang berubah – ubah d setiap kedalaman.
Kriteria logam Zn pada setiap lokasi kontrol , sela dan rorak aplikasi
memiki kriteria sangat rendah. Kandungan logam Zn memiliki nilai rendah
disebabkan oleh keasaman rendah. (Darmono, 1995) mengatakan bahwa
Kelihatan bahwa pada pH rendah (pH 4,5) kadar Zn2+ lebih tinggi dibanding
dengan kadar Zn2+ pada pH 9. Dengan kata lain keasaman makin tinggi kelarutan
Zn tinggi dan sebaliknya pada keasaman rendah kelarutan Zn rendah.
Tersedianya logam Zn pada lokasi aplikasi limbah cair kelapa sawit ini
dapat disebabkan oleh adanya pengaruh dari bahan organik, mineral liat maupun
keasaman dari tanah pada lokasi. (Lahuddin, 2007) mengatakan bahwa Pelarutan
mineral – mineral yang mengandung Zn terjadi secara alami sehingga unsur –
unsur yang terkandung didalamnya terbebas dalam bentuk ion. Ion Zn2+ yang kuat
dalam dapat terjadi dengan adanya bahan organik dan mineral liat, dan hal ini
berhubungan dengan kapasitas kation tanah dan keasaman tanah.
Logam Zn dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sedikit dimana
dapat dilihat dari grafik pada lokasi sela dimana logam Zn dapat diserap oleh akar
tanaman tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan lokasi rorak.

Universitas Sumatera Utara

Logam Pb
Dari hasil logam Pb pada tanah yang diaplikasi limbah cair pada tabel 3
pada perlakuan kontrol dilihat secara vertikal dari tiap kedalaman 0-20cm, 2040cm, 40-60cm, 60-80cm mengalami peningkatan tetapi pada kedalaman 100120cm mengalami penurunan yang tidak jauh berbeda. Pada lokasi sela pada
tabel 3 secara vertikal pada kedalaman 0-20cm sampai kedalaman 60 -80cm
mengalami peningkatan, tetapi pada kedalaman 80 -100cm dan 100 – 120 cm
mengalami penurunan yang tidak jauh berbeda. Pada lokasi rorak dilihat secara
vertikal mengalami peningkatan dari setiap kedalaman 0-20cm hingga 100120cm.
Dari hasil dapat dilihat bahwa pada logam Pb memiliki kriteria sangat
rendah, rendah dan sedang dan pada grafik terlihat bahwa ketersediaan kandungan
logam Pb lebih tinggi di bagian sela dibanding dengan rorak, hal ini dapat
disebabkan oleh karena pengaruh kuatnya serapan koloid liat dan lempung dalam
tanah ataupun terjadinya proses pengangkutan tanah seperti peresapan (absorbsi)
maupun penimbunan pada lokasi sela.
Logam Pb dapat larut di dalam tanah yang disebabkan oleh keasaman
tanah yang terdapat pada lokasi aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.
(Plaster, 1992) mengatakan bahwa Timbal (Pb) tidak akan larut ke dalam tanah
jika tanah tidak masam. Pengapuran tanah mengurangi ketersediaan timbal (Pb)
dan penyerapan oleh tanaman. Timbal akan diendapkan sebagai hidroksida fosfat
dan karbonat.

Universitas Sumatera Utara

Logam Cd
Dari tabel 4 dapat dilihat pada setiap lokasi kontrol, sela dan rorak aplikasi
logam Cd memiliki nilai yang bervariasi pada setiap kedalaman nya dimana pada
lokasi sela kadar logam pada setiap taraf kedalaman memiliki nilai yang relatif
tidak jauh berbeda. Diketahui bahwa pada setiap lokasi kontrol, sela dan rorak
aplikasi memiliki kriteria logam Cd yang sangat rendah yang di aplikasi oleh
limbah cair pabrik kelapa sawit.
Dari hasil dapat dilihat bahwa pada logam Cd memiliki kriteria sangat
rendah, dan pada grafik terlihat bahwa ketersediaan kandungan logam Cd lebih
tinggi di bagian sela dibanding dengan rorak, hal ini dapat disebabkan oleh karena
pengaruh kuatnya serapan koloid liat dan lempung dalam tanah ataupun
terjadinya proses pengangkutan tanah seperti peresapan (absorbsi) maupun
penimbunan pada lokasi sela. Logam Cd tidak dibutuhkan oleh tanaman sehingga
tidak diserap oleh tanaman melalui perakaran tanaman tersebut.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kadar logam Cu pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang
tertinggi yaitu di bagian rorak aplikasi dan memiliki kriteria sangat rendah.
2. Kadar logam Zn pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang
tertinggi yaitu di bagian rorak aplikasi dan memiliki kriteria sangat rendah.
3. Kadar logam Pb pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang
tertinggi yaitu di bagian sela dan memiliki kriteria sangat rendah , rendah dan
sedang.
4. Kadar logam Cd pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang
tertinggi yaitu di bagian sela dan memiliki kriteria sangat rendah.

Saran
Disarankan agar di lokasi penelitian dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk menentukan jenis tanah, sehingga dapat diperoleh data-data dan informasi
yang lebih detail terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi status logam Cu, Zn,
Pb dan Cd pada tanah yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, H. 2006. Land Apllication Sebagai Alternatif 3R Pada Industri Kelapa
Sawit. Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Pengelolaan Bahan dan
Limbah Berbahaya dan Beracun. http://menlh.go.id. [03 April 2010]
Anonimous.,2011. Pengaruh Logam terhadap Pertumbuhan Tanaman, Sekolah
Ilmu
dan
Teknologi
Hayati,
Bandung.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5865/1/08E00483.pdf)
di akses tanggal 20 Februari 2011.
Balai Penelitian Tanah, 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.Bogor.
Brady, N. C. 1974. The Nature And Properties of Soils. 8th edition. Mac Millan
Publishing co., Inc. New York
Bunn, J. 2010. Indeks Natrium Tanah. http://translate.googleusercontent.
com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.hdc.org.uk/&
rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjehnUY7omtoXhtAYjJXoY5Q
qOBJg. [20 Agustus 2010]
Darmono., 1995. Logam Dalam Sistem Makhluk Hidup, UI-Press, Jakarta.
Davis, J. G., R. M. Waskom., T. A. Bauder., dan G. E. Cardon. 2007. Mengelola
Tanah Sodic. [19 Agustus 2010]Kartasapoetra, G., dkk. 1987. Teknologi
Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Kedua. Bina Aksara. Jakarta
Erik. 2008. Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Perkebunan Kelapa
Sawit. http://spksinstiper.wordpress.com. [14 Agustus 2010]
Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi keenam. Alih Bahasa Adi
Soemarto. Penerbit Erlangga. Jakarta
Ginting, L.V. 2007. Pengaruh Pemberian Bokhasi Tandan Kosong Sawit Dan
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Sifat Fisika Tanah Gambut
Yang telah Dijadikan Platform. Skripsi. Departemen Ilmu Tanah. FPUSU, Medan
Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. R. Saul., M. A.
Diha., G. B. Hong., dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
UNILA. Lampung
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Hardjowigeno, H. S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta
Hausenbuiller, R. I. 1982. Soil Science. Principles and Practices. Wm. C. Brown
Company Publishers. Dubuque. Iowa
Kepmen LH No 29 Tahun 2003. 2003. Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan
Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit di Perkebunan
Kelapa Sawit. [14 Agustus 2010]
Lahuddin, M., 2007. Aspek Unsur Mikro Dalam Kesuburan Tanah, USU Press,
Medan
Lindsay, W. I. 1979. Chemical Equalibria in Soils. Jhon Wiley and Sons. Canada
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. http://dasar2dasarilmutanah.
blogspot.com Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang. [14
Agustus 2010]
Maff.1993. Code of Good Agriculture Practise for the Protection of soil.
MAFF Environment Matters. MAFF Welsh Office Agric.Depart.
Makarim, N. 2003. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 28 Tahun 2003
Tentan Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari
Industri Minyak Kelapa Sawit pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit.
http://ehsiondolaw.com. [03 April 2010]
Musa, L., Mukhlis., dan A. Rauf. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Departemen
Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. USU. Medan
Permadi, R. 2010. Industri Kelapa Sawit Solusi Alternatif Penghasil Energi
Ramah Lingkungan. http://uripsantoso.wordpress.com. [14 Agustus
2010]
Pickering, W.,1980. Cadmium in the Environment, John Wiley, New York.
Plaster, E. J. 1992. Soil Science And Management. Second Edition. Delmar
Publishers Inc. Canada
Rauf, A. 2005. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Departemen Ilmu Tanah.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan
Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius,Yogyakarta
Sanchez, D. A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Jilid I. Jayadinata.
Penerbit ITB. Bandung
Santi, D. N. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit,
Industri Pulp, dan Industri Kelapa Sawit. e-USU Repository©2004.
Universitaas Sumatera Utara. [14 Agustus 2010]

Universitas Sumatera Utara

Sutedjo, M. M., dan A. G. Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.
Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Bina Aksara. Jakarta
Sutedjo, M. M. dan A. G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Cetakan
Ketiga. Rineka Cipta. Jakarta

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter Cu dari tiap titik sampel
Kontrol
Kedalaman
I
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

0.16
0.12
0.11
0.11
0.15
0.79

Ulangan
II
……ppm……
0.23
0.11
0.12
0.14
0.13
1.19

III
0.45
0.13
0.17
0.16
0.57
0.26

Sela Tanaman
Kedalaman
I
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

0.16
0.24
0.54
0.13
0.94
0.78

Ulangan
II
……ppm……
0.14
0.14
0.29
0.19
0.21
0.21

III
0.12
0.15
0.82
0.25
0.33
0.37

Rorak Aplikasi
Kedalaman
I
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

0.19
0.18
0.17
0.19
0.21
2.25

Ulangan
II
……ppm……
0.17
0.17
0.17
0.58
0.25
0.38

III
0.18
0.14
0.21
0.15
0.18
0.20

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Data hasil analisis laboratorium parameter Zn dari tiap titik sampel
Kontrol
Kedalaman
I
…..cm…..
0-20
20-40
40-60
60-80
80-100
100-120

5.63
11.30
9.88
10.07
8.13
6.07

Dokumen yang terkait

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

19 129 107

Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT. Smart Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 63 50

Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah Yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di PT Smart Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara

2 36 50

Komposisi Komunitas Cacing Tanah Pada Areal Kebun Kelapa Sawit Ptpn Iii Sei Mangkei Yang Diberi Pupuk Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 64 56

Evaluasi Sifat Fisik, pH, dan C-Organik Tanah Akibat Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di PT. Smart Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara

4 41 52

Evaluasi Basa-Basa Tukar dan Kapasitas Tukar Kation Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT SMART Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara

3 40 62

Manajemen Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Padang Halaban PT SMART Tbk, Sumatera Utara

3 29 126

Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT. Smart Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 0 8

Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT. Smart Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 0 10

Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah Yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di PT Smart Kebun Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 0 8