Zona Konvergen Zona divergen Zona Singgungan Mitigasi Gempa bumi

Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi. Gempa bumi dapat disebabkan aktivitas gunung api dan runtuhan batuan yang menyebabkan gempa relatif kecil sedangkan akibat tumbukan antar lempeng dan patahan yang aktif mengakibatkan gempa sangat besar. Apabila pusat gempa terjadi di lautan atau samudra dapat menimbulkan gelombang tsunami. Gambar 2.3 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia, Tampak Zona Subduksi dan Sesar Aktif Batas-batas lempeng merupakan suatu daerah yang secara tektonik sangat aktif. Secara umum batas-batas lempeng terdiri dari tiga jenis :

a. Zona Konvergen

Zona ini ditandai dengan adanya dua lempeng yang berbatasan bergerak dengan arah saling mendekati. Seperti pada gambar dibawah ini: Gambar.2.4 Zona Konvergen Zona konvergen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : • Zona tumbukan Pada zona ini kedua lempeng bergerak saling mendekati sehingga pada batas-batas ke dua lempeng cenderung melipat ke atas dan membentuk pegunungan lipatan. • Zona Subduksi Pada zona subduksi kedua lempeng yang bertumbukan lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng yang lebih berat lempeng samudera akan menunjam di bawah lempeng yang lebih ringan lempeng benua. Hasil aktifitas tektonik semacam ini berupa rangkaian gunung api.

b. Zona divergen

Pada zona divergen dua lempeng yang berbatasan bergerak relatif menjauhi sehingga membentuk pegunungan ridce yang terdapat di tengah samudera. Zona ini di tandai dengan pembentukan materi-materi lempeng. Seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 2.5 Zona Divergen

c. Zona Singgungan

Pada zona singgungan dua lempeng yeng saling bergerak relatif sejajar satu dengan yang lain sehingga terjadi gesekan pada bidang batas lempeng. Akibat dari gesekan ini timbul gempa-gempa dangkal yang dapat membawa bencana.

2.6 Mitigasi Gempa bumi

10 Mitigasi adalah suatu proses terjadi berbagai tindakan pecegahan untuk meminimalkan dampak negatif bencana alam terhadap manusia, harta dan benda, infrastruktur dan lingkungan. Untuk mendukung mitigasi bencana khususnya gempa bumi diperlukan beberapa karakteristik gempa itu sendiri, bahwa gempa bumi itu: 1. Berlangsung dalam waktu yang singkat 2. Lokasi kejadian hanya tertentu saja 3. Berpotensi terulang kembali 4. Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi Usaha-usaha yang diperlukan dalam mitigasi gempa untuk mencegah resiko gempa bumi dan korban berjatuhan adalah dengan cara melakukan pemantauan peristiwa gempa, pemetaan sesar aktif untuk mengetahui sejarah keaktifan sesar yang akan bermanfaat untuk estimasi besarnya magnitudo gempa bumi makin panjang segmen sesar, magnitudo maksimumnya berpotensi akan besar. Data sesar aktif ini dapat digunakan para perancang tata ruang dan wilayah untuk pengembangan dan pembangunan. Cara selanjutnya untuk mengurangi korban bencana gempa bumi adalah dengan sosialisasi. Sosialisasi perlu dilakukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa mereka hidup di daerah rawan bencana gempa bumi. Kesiapan untuk hidup di daerah rawan bencana gempa bumi ini adalah dengan membuat bangunan tahan gempa dengan bantuan ahli teknik sipil. Sosialisasi juga perlu dilakukan kepada para korban gempa bumi agar mereka tidak gampang disulut isu yang dapat menyebabkan kepanikan massa. Sosialisasi juga harus mencakup cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi di suatu tempat. Yang pasti, kita semua yang hidup di bumi Indonesia sudah waktunya menyadari bahwa bencana gempa bumi memang dekat dengan kita.

2.7 Metode Likelihood