Widhi Pratama : Analisa Kadar Free-Alf
3
Dan Caf
2
Dalam Larutan Na
3
alf
6
Pada Tungku Reduksi Secara X-Ray Difraksi Di PT INALUM Kuala Tanjung, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan membuat kurva kalibrasi seperti yang terdapat pada lampiran 2 dan 3, yaitu dengan menginput data konsentrasi sampel standart yang diperoleh dari hasil
analisis secara kimia keprogram komputer, kemudian data-data tersebut didaftarkan dalam bentuk kurva. Intensitas versus konsentrasi dari masing-masing sampel
standart, dimana sumbu X adalah intensitas dan sumbu Y adalah konsentrasi. Selanjutnya ditariklah garis untuk memperoleh nilai koefisien perhitungan
secara otomatis dari sistem komputer. Nilai koefisien inilah yang akan dijadikan variabel perhitungan untuk sampel-sampel berikutnya, sehingga data yang diperoleh
dari pengukuran sampel berupa konsentrasi. Dari latar belakang diatas penulis mencoba untuk menganalisis kadar f-AlF
3
dan CaF
2
dalam elektrolit pada tungku reduksi dengan menggunakan alat difaraksi sinar X.
Berdasarkan hal diatas penulis mengambil judul :
“Analisa Kadar free-AlF
3
dan CaF
2
dalam Larutan Na
3
AlF
6
Pada Tungku Reduksi Secara X-Ray Difraksi di PT INALUM Kuala Tanjung”
sebagai judul karya ilmiah.
1.2 Permasalahan
Permasalahan, apakah kadar dari f-AlF
3
dan CaF
2
yang terdapat pada tungku reduksi telah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang
penganalisaannya dilakukan dengan alat difraksi sinar X.
1.3 Tujuan
Widhi Pratama : Analisa Kadar Free-Alf
3
Dan Caf
2
Dalam Larutan Na
3
alf
6
Pada Tungku Reduksi Secara X-Ray Difraksi Di PT INALUM Kuala Tanjung, 2008.
USU Repository © 2009
- Untuk mengetahui pengaruh dari kadar free-AlF
3
dan CaF
2
dalam larutan elektrolit Na
3
AlF
6
terhadap proses peleburan aluminium pada tungku reduksi.
- Untuk mengetahui persentase free-AlF
3
Chiolite dan CaF
2
yang diperoleh dari penganalisaan secara X-Ray Difraksi.
1.5 Manfaat
Dapat mengetahui kadar f-AlF
3
dan CaF
2
dalam larutan elektrolit kriolitNa
3
AlF
6
yang penganalisaannya dilakukan dengan menggunakan alat X-RD dimana kadar senyawa tersebut sangat berpengaruh dalam proses
elektrolisa pada tungku reduksi.
Widhi Pratama : Analisa Kadar Free-Alf
3
Dan Caf
2
Dalam Larutan Na
3
alf
6
Pada Tungku Reduksi Secara X-Ray Difraksi Di PT INALUM Kuala Tanjung, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pengolahan Alumina
Bauksit merupakan sumber utama aluminium dengan kadar alumina sekitar 40 – 60 dan sisanya berupa silicon, titania, oksida, besi dan pengotor lainnya.
Alumina Al
2
O
3
adalah bahan baku utama untuk memproduksi aluminium, alumina mempunyai morfologi sebagai bentuk bubuk putih.
Alumina diperoleh dari bauksit, melalui proses Bayer, alumina yang dihasilkan dari proses Bayer ini mempunyai kemurnian yang tinggi dengan konsumsi energi
yang relatif rendah. Proses perolehan alumina dari bauksit dapat dilakukan dengan proses Bayer.
Proses ini sampai saat ini merupakan proses yang paling banyak digunakan. Proses
Bayer dilakukan dengan reaksi kimia yang berdasarkan pada kelarutan aluminium.
Widhi Pratama : Analisa Kadar Free-Alf
3
Dan Caf
2
Dalam Larutan Na
3
alf
6
Pada Tungku Reduksi Secara X-Ray Difraksi Di PT INALUM Kuala Tanjung, 2008.
USU Repository © 2009
Proses ini diawali dengan pelarutan terhadap bauksit dengan menggunakan natrium hidroksida.
Al
2
O
3
xH
2
O + 2 NaOH 2NaAlO
2
+ x+1 H
2
O Selanjutnya dilakukan penegendapan presipitasi alumina terhidrat menurut
reaksi : 2NaAlO
2
+ 4 H
2
O + kalor Al
2
O
3
+ 3 H
2
O Dengan terperatur kalsinasi sekitar 1250
o
C. Alumina yang diperoleh dari bahan baku bauksit melalui proses-proses seperti gambar
berikut :
Bauksit
Lime Soda ash
Steam Caustic
solution
Red mud
Seed
Grinding
Pressure digestion
Clarification
Precipitation
Seed separation
Washing filtration
Calcination Evaporation
Widhi Pratama : Analisa Kadar Free-Alf
3
Dan Caf
2
Dalam Larutan Na
3
alf
6
Pada Tungku Reduksi Secara X-Ray Difraksi Di PT INALUM Kuala Tanjung, 2008.
USU Repository © 2009
Washing
Alumina Gambar .1
Pembuatan Alumina Proses Bayer Alumina yang telah diperoleh dari proses Bayer diatas selanjutnya diproses
untuk memperoleh aluminiumnya, proses yang dilakukan atau digunakan adalah proses Hall-heroult, prinsipnya adalah reduksi alumina melalui proses elektrolisa.
Karena alumina sangat sulit dilarutkan dalam pelarut biasa maka kriolit Na
3
AlF
6
digunakan sebagai elektrolitnya. Proses peleburan aluminium dari alumina adalah melalui proses reduksi yang
dilakukan secara elektrolisa terhadap alumina yang dilarutkan dalam leburan garam elekrolit pada temperatur 950
o
C. Dengan mengalirakan arus melalui kadua elektroda yaitu anoda dan katoda maka akan terjadi proses elektrolisa yang menghasilkan
aluminium cair pada permukaan katoda. Burkin, A.R
2.2 Pengolahan Aluminium