Aspek Keanekaragaman Eksplorasi Tumbuhan Obat Di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

D = 25,2m L=0,05ha Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama informan kunci ditabulasikan dan dianalisa secara deskriptif.

2. Aspek Keanekaragaman

Pengumpulan datatumbuhan obat dilakukan dengan menggunakan metode sampling plot dimana penentuan titik awal ditentukan dengan metodepurposive sampling atau sampling pertimbangan, yaitu berdasarkan tempatyang dianggap banyak tanaman obatnyaSoetarahardja,1997. Luasan total dari kawasan Cagar Alam Dolok Tinggi Raja adalah 167 ha dan luasan penelitian yang akan dilakukan adalah 3,3 ha. Intensitas samplingnya sebesar 2. Sampling plot yang dibuat adalah berbentuk lingkaran dengan diameter 25,2 m dengan luasan plot lingkaran sebesar 0,05 ha. Jumlah plot sebanyak 67 plot lingkaran. Pengamatan tanaman obat dilakukan secara eksploratifdi dalam plot sepanjang jalur pengamatan. Gambar 1. Desain Plot Tumbuhan Obat Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus: a. Kerapatan suatu jenis K 100 m 2000m contoh petak Luas jenis suatu Individu K ∑ = b. Kerapatan relatif suatu jenis KR 100 jenis Seluruh K jenis Suatu K KR × ∑ = c. Frekuensi suatu jenis F petak sub Seluruh jenis suatu ditemukan petak Sub F ∑ ∑ = d. Frekuensi relatif suatu jenis FR 100 jenis Seluruh F jenis Suatu F FR × ∑ = Untuk mengetahui Indeks Nilai Penting INP pada tingkat tumbuhan bawah under stories dihitung dari nilai kerapatan relatif KR dan frekuensi relatif FR : INP = KR + FR Keanekaragaman spesies dapat dihitung dengan indeks Shanon atau Shanon Indeks of General Diversity H’ dalam analisis komunitas tumbuhan. RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General Diversity H’ : H’ = - ∑ niN ln niN Keterangan : H’ = indeks Shannon = indeks keanekaragaman Shannon Ni = jumlah individu dari suatu jenis i N = jumlah total individu seluruh jenis Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener didefinisikan sebagai berikut : a. Nilai H’ 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi. b. Nilai H’ 2 - 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek sedang melimpah. c. Nilai H’ 2 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah Indriyanto, 2006. 3.Aspek Fitokimia Aspek fitokimia mengacu kepada pendeteksian kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai biopestisida. Jenis-jenis tumbuhan beracun dideteksi kandungan senyawanya yang tergolong metabolit sekunder yaitu senyawa alkaloid, terpen, tanin dan saponin. Prosedur pengujian fitokimia yang dilakukan berdasarkan Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam 2010 adalah sebagai berikut: a. Pengujian Alkaloid Sampel diiris halus lalu dimasukkan ke dalam beaker glass sebanyak 10 gram. Selanjutnya direndam dengan HCl 2 N dan dipanaskan di atas penangas air selama 2 jam pada suhu 60 o C. Hasilnya didinginkan dan disaring. Filtrat akan diujikan sebagai berikut : • Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Maeyer. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih kekuningan • Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna merah bata. • Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Bouchardart. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna cokelat kehitaman. • Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Wagner. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna cokelat. HCl 2 N Sampel 10 gr Pemanasan 2 jam 60 o C Pendinginan Penyaringan Pengendapan Filtrat Pengendapan Endapan putih kekuningan Pengendapan Endapan merah bata Filtrat 3 tetes Endapan cokelat Filtrat 3 tetes Filtrat 3 tetes PereaksiMaeyer 2 tetes Pereaksi Wagner 2 tetes Pereaksi Dragendorf 2 tetes Pengendapan Endapan cokelat kehitaman Filtrat 3 tetes PereaksiBouchardart 2 tetes Gambar 2. Skema Pengujian Alkaloid b. Pengujian Terpen Sampel diiris halus lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50 o C. Selanjutnya ditimbang sebanyak 2-3 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan diekstraksi dengan 10 mL metanol. Ekstrak dipanaskan selama 15 menit di atas penangas air kemudian disaring. Filtrat akan diujikan sebagai berikut : • Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes pereaksi Salkowsky. Jika mengandung senyawa golongan terpen maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna merah pekat. • Filtrat ditotolkan ke plat TLC, kemudian difiksasi dengan CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10, kemudian plat dipanaskan ke hot plate pada temperatur 110 o C. Bila noda berwarna coklat kemerahan adanya senyawa terpen. • Sampel 2-3 gram Metanol 10 ml Ekstrak Pemanasan 15 menit Filtrat Pereaksi Salkowsky 3 tetes Penyaringan CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10 ke plat TLC Filtrat 1 tetes Filtrat 1 tetes Larutan cokelat Larutan merah pekat Gambar 3. Skema Pengujian Triterpen-Steroid c. Pengujian Flavonoid Sampel diiris halus lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50 o C. Selanjutnya ditimbang sebanyak 2-4 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan diekstraksi dengan 20 mL metanol. Ekstrak dapat diekstraksi dalam kondisi panas maupun dingin kemudian disaring. Filtrat akan diujikan sebagai berikut : • Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes larutan FeCl3 1. Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna hitam. • Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes larutan NaOH 10. Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna ungu kemerahan. • Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes Mg-HCl encer. Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna merah jambu. • Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes larutan H 2 SO 4 . Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna merah intensif. Gambar 4. Skema Pengujian Flavonoid d. Pengujian Saponin Sampel diekstraksi dengan alkohol-air di atas penangas air. Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dibiarkan hingga suhu semula. Hasilnya dikocok selama 2-3 menit kemudian busa yang terbentuk didiamkan selama 1 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian busa permanen dengan penambahan 1-3 tetes HCl 10. NaOH 10 3 tetes Mg-HClcair 3tetes H 2 SO 4 3 tetes Warna merah muda Warnajingga kekuningan Warna hitam kehitaman Warna ungu kemerahan FeCl 3 1 3 tetes Filtrat 1 tetes Penyaringan Ekstrak Metanol 20 mL Sampel 2-4 gram HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Pengetahuan Lokal Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini merupakan mitra polhut Cagar Alam Dolok Tinggi dan ahli pengobatan tradisional yang terlibat ke lokasi pengambilan sampel sehingga mempermudah pengenalan dan pengambilan sampel. Hasil wawancara dengan informan kunci, maka diperoleh beberapa jenis tanaman yang berpotensi mengandung obat. Nama lokal tumbuhan obat yang diperoleh antara lain adalah Bunga safa, Handosarih, Dilah attuara, Horiskotala, Daun tiga jari-jari, Daun silikkat, Sabal, Tomuringring, Tawaripuh dan beberapa jenis tumbuhan lainnya yang ditemukan pada saat dieksplorasi. Data hasil tanaman obat disajikan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1.Pemanfaatan jenistumbuhan obat dan bagiantumbuhan yang digunakan. No. Nama Lokal dan Nama Ilmiah Famili Bagian tumbuhan yang digunakan Cara penggunaan Fungsi 1. Daun Tiga Jari-jari Piper Aduncum L Piperaceae Daun Dihaluskan Obat bisul, obat Luka 2. Tomuringring Curcuma heyneana Val et Van zipp Zingerberaceae Daun dan akar Direbus Obatsakit perut, asma dan cacingan 3. Bunga safa Impatiens balsamina Balsaminaceae Daun, buah dan bunga Dihaluskan Obat alergi, obat gatal 4. Horiskotala Eurycomalongifolia Jack Simaroubaceae Akar Direbus Penambah Stamina, Diabetes,obat malaria,sakit perut. 5 Tabar-tabar Costus speciosus J. Konig Sm Costaceae Batang Direbus Obat sakit perut No. Nama Lokal dan Nama Ilmiah Famili Bagian tumbuhan yang digunakan Cara penggunaan Fungsi 6. Dilah AttuaraSansevieria Trifasciata Prain Agaraceae Daun Dihaluskan Penangkal racun gatal dari daun Jelatung 7. Handosarih Melastoma polyanthum Burm.f Melastomaceae Air yangada dalambatang, Kulit Direbus Obat mata, Obat batuk anak 8. Daun silikkat Zingiber elatum Roxb Zingerberaceae Daun Direbus Obat lumpuh, Obat anak yang lamban berjalan 9. Tokkat Matua Dimocarpus longan Lour Sapindaceae Daun Dikunyah Obat Sakit Dada, Obat Tenggorokan 10. Sabal Piper albidum Kunth Piperaceae Batang dan Akar Direbus Obat sakit pinggang 11. Siraja Landong Piper albidum Kunth Lauraceae Daun Direbus Jamu-jamuan, Obat minuman teh 12. Pijar Holing Dorstenia hirta Desv Moraceae Daun Direbus Obat batuk, Obat tenggorokan, Minuman teh 13. Hobal Putaran Spathoglottis plicata Blume Orchidaceae Daun Direbus Obat sakit dada dan Obat tenggorokan 14. Tawaripuh Aeschynanthus radicans Jack Gesnericaea Daun dan Batang Direbus Jamuan-jamuan, Obat minuman Pengetahuan, Pemanfaatan dan Bagian Tumbuhan yang digunakan Hasil wawancara menunjukkan bahwa masyarakat memperoleh pengetahuan tentang tumbuhan obat tersebut secara turun temurun dan sebagian warga mengetahui dari warga yang ahli dalam pengobatan.Pada umumnya masyarakat mendapat tumbuhan obat tersebut langsung dari dalam kawasan hutan meskipun ada sebagian yang ahli pengobatan dapat memperolehnya dari ladang atau pekarangan mereka sendiri.Menurut ahli pengobatan masyarakat setempat potensi obat di kawasan Cagar Alam Dolok Tinggi Raja masih banyak tetapi untuk memperolehnya agak sulit disebabkan lokasinya yang cukup sulit untuk dijangkau. Pengobatan alami bagi masyarakat di sekitar Cagar Alam Dolok Tinggi Raja masih cukup populer.Hampir semua warga masyarakat mengandalkan tumbuhan obat yang diracik menjadi ramuan tradisional untuk penyembuhan berbagai macam penyakit. Sangat potensialnya peranan obat bagi masyarakat sehingga dapat dikatakan mereka sangat bergantung pada keberadaan tumbuhan obat tersebut untuk mengobati berbagai jens penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti luka, sariawan, terkilir, pegal linu, sakit kepala, sakit perut, cacingan, batuk, sakit pinggang, nyeri saat melahirkan bahkan penyakit yang cukup berat seperti jantung, hipotensi, hipertensi, maag, asma, malaria, diabetes dan lain sebagainya. Umumnya masyarakat lebih mengandalkan tumbuhan obat dari kawasan hutan, di ladang maupun yang ada di pekarangan rumah untuk pertolongan pertama terhadap semua penyakit yang diderita karena khasiat serta keampuhannya.Sehingga keberadaan puskesmas atau pengobatan melalui jasa medis kurang dimanfaatkan di kawasan tersebut.Namun, apabila penyakit yang diderita tak kunjung sembuh barulah masyarakat menggunakan pengobatan melalui jasa medis yang tersedia. Bagian tumbuhan obat yang digunakan pun bervariasi, mulai dari daun, akar, batang, buah dan bahkan seluruh bagian tumbuhan tersebut. Sementara cara penggunaannya ada yang dapat dimakan langsung, ada pula yang harus dihaluskan terlebih dahulu, direbus lalu diminum airnya, dijadikan jamu, hingga dijadikan minyak untuk dioleskan, dibakar atau dioleskan pada bagian yang sakit. Namun penggunaan tumbuhan yang paling dominan adalah bagian daun.Beberapa alasan masyarakat memilih daun karena daun memiliki porsi yang cukup besar pada tumbuhan dibandingkan dengan bagian tumbuhan lainnya.Pada daun terdapat kandungan obat dan dalam pengolahannya lebih mudah, penggunan daun juga tidak mengganggu kelangsungan hidup tumbuhan tersebut karena pengambilan daun tidak merusak tumbuhan. Berbeda apabila pemanfaatan dengan akar atau seluruh bagian tumbuhan obat yang akan mengakibatkan kepunahan atau kelangkaan apabila tidak didukung dengan pembudidayaan terhadap tumbuhan tersebut. Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan keragaman suku dan budaya, begitu juga dengan ramuan obat yang digunakan dalam mengobati penyakit. Seperti yang ditegaskan dalam Aliadi dan Roemantyo 1994 bahwa semakin beragam ramuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu berarti peluang untk menyembuhkan suatu penyakit menjadi semakin besar, karena suatu ramuan belum tentu cocok untuk masing- masing orang. Masyarakat sekitar Cagar Alam Dolok Tinggi Raja yang telah hidup turun temurun pada dasarnya memiliki kemampuan dalam pengelolaan sumberdaya alam khususnya hutan.Kemampuan ini diperoleh dari pengetahuan empiris dan pengetahuan tradisional yang muncul sebagai bentuk dari ketergantungan terhadap keberadaan hutan dalam berbagai bentuk, guna memenuhi kebutuhan hidup. Dephut, 2006 Deskripsi Tumbuhan Obat yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Kabupaten Simalungun Jenis-jenis tumbuhan beracun yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Kabupaten Simalungun ada 14 jenis. Jenis tumbuhan obat yang telah ditemukan dideskripsikan sebagai berikut: 1. Daun Tiga Jari-Jari Piper aduncum L Daun Tiga Jari Piper aduncum L merupakan salah satu jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja.Tumbuhan ini tumbuh di lokasi yang cukup mendapat sinar matahari dan tumbuh berupa semak.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar 5. Daun Tiga Jari-Jari Piper aduncum L Adapun klasifikasi tumbuhan ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermathophyta Kelas : Dicotyledona Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper aduncum L. Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah dari golongan terpen pada daun. Daun : Tata daun ovate, ujung meruncing, permukaan berbulu halus, tangkai daun berbulu halus,silindris 5-10 mm, panjang daun 10-14 cm, lebar 5-6 cm, pertulangan menyirip, warna daun hijau muda. Bunga : Perbungaan majemuk, bentuk bulir, berkelamin atau dua, daun pelindung bertangkai 0,5-1,25 mm, putih kekuningan. Biji : Kecil dan berwarna coklat. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar tunggang. Kegunaan : Berfungsi sebagai obat bisul dan obat luka baru. 2. Tomuringring Curcuma heyneana Val et Van zipp Tomuringring Curcuma heyneana Val et Van zipp merupakan salah satu jenis herba yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di daerah lembab dan di dataran tinggi yang merupakan spesies lahan basah fakultatif dengan tinggi mencapai 1 m. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 6.Tomuringring Curcuma heyneana Val et Van zipp Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma heyneana Valet Van zipp Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah dari golongan terpen dan tanin pada daun. Daun :Seluruh daun berwarnaa hijau,daunpelindungnya mempunyai ujung yang lancip. Bunga : Perbungaan keluar dari samping batang semu. Akar : Tipe perakaran serabut. Kegunaan : Obat sakit perut, obat asma, obat cacingan dan minyak urut untuk masuk angin. 3. Bunga Safa Impatiens balsamina L Bunga Safa Impatiens balsamina L merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di lokasi yang cukup mendapat sinar matahari.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar 7. Bunga Safa Impatiens balsamina L Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotiledonae Ordo : Geraniales Famili : Balsaminaceae Genus : Impatiens Spesies : Impatiens balsamina L Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan terpen dan tanin pada daun. Daun : Daun tunggal, bertangkai pendek dan berbentuk mata tombak, helaian daun bentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, mempunyai gerigi di tepinya. Bunga : Memiliki bunga yang berwarna putih Biji : Buah berwarna hijau berbentuk lonjong, berisi biji berwarna hitam dengan ukuran yang sangat kecil. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Berkhasiat sebagai obat alergi dan gatal-gatal. 4. Horiskotala Eurycoma longifolia Jack Horiskotala Eurycoma longifolia Jack merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja.Tumbuhan ini tumbuh di lokasi yang cukup mendapat sinar matahari dan tumbuh berupa semak.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8.Horiskotala Eurycoma longifolia Jack Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut : Kingdom : Plantae Devisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Simaroubaceae Genus : Eurycoma Spesies : Eurycoma longifolia jack Kandungan kimia :Kandungan kimiayangterkandung adalah senyawa golongan terpen. Daun : Daun Tunggal, bentuk oblong lanceolate, tata daun opposite dan berwarna hijau. Bunga : Tidak teridentifikasi pada saat ditemukan. Buah : Tidak teridentifikasi pada saat eksplorasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar tunjang. Kegunaan : Obat demam, obat sakit perut, obat masuk angin, obat diabetes dan malaria. 5. Tabar-Tabar Costus speciosus J. Konig Sm. Tabar-Tabar Costus speciosus J. Konig Sm. merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di daerah dataran rendah seperti di areal sekitar sungai.Tinggi mencapai 3 meter.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 9. Tabar-Tabar Costus speciosus J. Konig Sm Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Costaceae Genus : Costus Spesies : Costus speciosus J. Konig Sm. Kandungan kimia :Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan terpen dan saponin pada daun serta senyawa golongan terpen dan alkaloid pada bunga. Daun : Permukaan daun berbulu dengan berbentuk spiral dengan ujung daun runcing. Daun ditutupi dengan bulu yang lembut dengan panjang berukuran 15-30 cm dan lebar sekitar 6 cm. Pertulangan daun sejajar. Bunga : Perbungaan terminal yang berbentuk kerucut menyerupai paku tebal. Tinggi bunga mencapai 15 cm yang berwarna merah gelap. Biji : Biji berwarna hitam kebiru-biruan. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Obat sakit perut 6. Dilah Attuara Sansevieria Trifasciata Prain Dilah Attuara Sansevieria Trifasciata Prain merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Dilah Attuara Sansevieria Trifasciata Prain Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Liliales Famili : Agavaceae Genus : Sansevieria Spesies : Sansevieria Trifasciata Prain Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan terpen dan saponin pada daun. Daun : Daun lebih tebal, bentuk ovate, tata daun verticalate. berwarna hijau, tepi daun entire, bentukujung daun obtuse dan berwarna hijau. Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Tidak memiliki biji. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Penangkar gatal menyengat dari racun daun jelatung, obat diare, obat flu dan obat batuk. 7. Handorasih Melastoma polyanthum Burm.f Handorasih Melastoma polyanthum Burm.f merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di lokasi yang cukup mendapat sinar matahari.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11.Handorasih Melastoma polyanthum Burm.f Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Myrales Famili : Melastomataceae Genus : Melastoma Spesies : Melastoma polyanthum Burm.f. Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golonganterpen dan saponin. Daun :Daun majemuk, bentukdaun oval, tatadaun subopposite,bentuk pangkal daun acute, bentuk ujung daun acuminate, bentuk tepi daun entire dan daun berwarna hijau. Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Tidak memiliki biji. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Sebagai obat mata dankulit berfungsi utuk obat batuk anak. 8. Daun Silikkat Zingiber elatum Roxb Daun silikkat Zingiber elatum Roxb merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan abadi.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Daun silikkat Zingiber elatum Roxb Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber elatum Roxb Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan tanin, terpen dan saponin pada daun. Daun : Bentuk daun flabellate, tata daun opposite, ujung daun acute, pangkal daun truncate, Tepi daun entire dan semua berwarna hijau Bunga : Tidak ditemukan saat identifikasi. Buah : Tidak ditemukan saat identifikasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Sebagai obat lumpuh dan untuk obat anak yang lamban berjalan. 9. Tongkat Matua Dimocarpus longan Lour Tongkat Matua Dimocarpus longan Lour merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja.Tumbuhan ini tumbuh di daerah lembab.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13.Tongkat matua Dimocarpus longan Lour Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Dimocarpus Spesies : Dimocarpus longan Lour Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawagolongan terpen dan saponin pada daun. Daun : Daun majemuk,tata daun alternate, bentuk menyirip, tepi daun entire, pangkal cuneate, dan berwarna hijau Bunga : Perbungaan umumnya di ujung dan panjang lebat tunggal. Biji : Biji tidak ditemukan pada saat identifikasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar tunggang Kegunaan : Sebagai obat dakit dada dan obat tenggorokan. 10. Sabal Piper albidum Kunth Sabal Piper albidum Kunth merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja.Tumbuhan ini tumbuh di lokasi yang cukup mendapat sinar matahari dan tumbuh berupa semak.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14.Sabal Piper albidum Kunth Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledonae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper albidum Kunth. Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan tanin dan saponin pada daun. Daun : Bentuk daun elliptical, pangkal daun acute, tepi entire, tata letak alternate dan berwarna hijau Bunga : Tidak ditemukan saat identifikasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar tunggang. Kegunaan : Berfungsi untuk obat sakit pinggang. 11. Siraja Landong Lindera latifolia Hook.f Siraja Landong Linderalatifolia Hook.f merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Siraja Landong Lindera latifolia Hook.f Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Clas : Dicotyledoneae Ordo : Ranunculales Famili : Lauraceae Genus : Lindera Spesies : Lindera latifolia Hook.f. Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan saponin pada daun. Daun : Daun berwarna hijau kilat, berbentuk reniform, tata letak alternative, helai daun kasar, pangkal cordate dan ujung daun acute. Permukaan daun berbulu dan gundul. Bunga : Bunga berkelamin tunggal dengan buah bulat berwarna hijau. Biji : Biji tidak ditemukan saat diidentifikasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar tunggang. Kegunaan : Sebagai obat jamu-jamuan dan obat minuman teh 12. Pijar holing Dorstenia hirta Desv Pijar holing Dorstenia hirta Desv merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja.Tumbuhan ini tumbuh di tanah yang lembab dan mendapat sinar matahari yang relatif cukup.Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Pijar holing Dorstenia hirta Desv Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Dorstenia Spesies : Dorstenia hirta Desv Kandungan kimia :Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan terpen dan tanin pada daun. Daun : Bentuk daun obovate, tata daun opposite, pangkal daun acute,tepi daun entire, dan semua berwarna hijau. Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Tidak memiliki biji. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Obat batuk, obat tenggorokan dan minuman teh. 13. Hobal putaran Spathoglottis plicata Blume Hobal putaran Spathoglottis plicata Blume merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan ini tumbuh di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Hobal putaran Spathoglottis plicata Blume Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Spathoglottis Spesies : Spathoglottis plicata Blume Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan tannin, terpen dan saponin pada daun. Daun :Bentuk daun lanceolate, tata letak daun alternate, pangkal daun obtuse dan berwarna hijau muda. Bunga : Tidak ditemukan saat identifikasi. Buah : Tidak ditemukan saat identifikasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar serabut. Kegunaan : Obat sakit dada dan obat tenggorokan 14. Tawaripuh Aeschynanthus radicans Jack Tumbuhan herba jenis ini berkembang dengan cara merambat, epifit, dan juga dapat ditanam dalam pot gantung, panjang dapat mencapai puluhan meter dengan jumlah percabangan sedang. Batang tanaman berbentuk silindris, panjang batang dapat mencapai 1-2 meter dengan diameter 1-2 mm, berwarna hijau, berbulu halus, terdiri dari banyak ruas buku. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18.Tawaripuh Aeschynanthus radicans Jack Adapun klasifikasi dan deskripsi tumbuhan jenis ini yaitu sebagai berikut : Kingdom : Plantae Devisi : Spermatophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Famili : Gesneriaceae Genus : Aeschynanthus Spesies : Aeschynanthus radians jack Kandungan Kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan tanin dan terpen pada daun. Daun : Daun tunggal, berwarna hijau dan, bentuk daun sama besar dan membundar telur serta tebal, tata letak daun alternate, ujung daun rounded dan pangkal daun obtuse. Buah : Buah majemuk dalam tandan dan berlekatan atautata letak palmate. Biji : Lonjong dan hitam kecoklatan Batang : Batang tumbuh menjalar dan bercabang-cabang. Kegunaan : Berkhasiat untuk dimanaatkan sebaai obat jamu-jamuan dan obat sakit kepala. Analisis Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Tumbuhan obat yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja ada sebanyak 14 jenis tumbuhan.Data analisis tumbuhan obat dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Analisis tumbuhan obat di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja No. Jenis Tumbuhan Kindha KR F FR INP H’ 1. Daun tiga jari-jari 780 9,94 0,37 7,28 17,22 2. Tomuriring 840 10,71 0,56 11,02 21,73 3. Bunga safa 660 8,41 0,28 5,51 13,92 4. Horiskotala 700 8,92 0,34 6,69 15,61 5. Tabar-tabar 340 4,33 0,38 7,48 11,81 6. Dilah attuara 540 6,88 0,29 5,70 12,58 7. Handorasih 440 5,61 0,43 8,46 14,07 8. Daun silikkat 500 6,37 0,31 6,10 12,47 9. Tokkat matua 560 7,14 0,32 6,29 13,43 10. Sabal 800 10,20 0,34 6,69 16,89 11. Siraja landong 380 4,84 0,46 9,05 13,89 12. Pijar holing 400 5,10 0,37 7,28 12,38 13. Hobal putaran 480 6,12 0,35 6,88 13,00 14. Tawaripuh 420 5,35 0,28 5,51 10,86 Total 7840 100 5,08 100 200 2,60 Nilai Kerapatan Relatif KR tertinggi terdapat pada tumbuhan Tomuringring dengan nilai sebesar 10,71. Tingginya nilai ini menunjukkan bahwa jenis Tomuringring banyak terdapat di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Sedangkan nilai KR yang terendah terdapat pada tumbuhan Tawaripuh Aeschynanthus radicans jack sebesar 5,35, berarti jenis ini hanya sedikit tumbuh di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Ini disebabkan karena sifat pertumbuhan Tawaripuh yang lambat dan sulitnya menghasilkan anakan.Sehingga populasi jenis tersebut hanya sedikit.Beragamnya nilai kerapatan relatif ini mungkin disebabkan karena kondisi hutan yang memiliki variasi lingkungan yang tinggi.Loveless 1989 menyatakan bahwa sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beranekaragam sehingga tumbuhan tersebut cenderung tersebar luas. Nilai Frekuensi Relatif FR tertinggi terdapat pada jenis Tomuringring Curcuma heyneana Val et Van zipp dengan nilai sebesar 10,71. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa jenis tersebut dominan tumbuh di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Sedangkan nilai FR yang terendah adalah jenis Tawaripuh Aeschynanthus radicans jack sebesar 5,57 , yang artinya tidak tumbuh merata di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja tetapi hanya tumbuh pada tempat tertentu. Frekuensi kehadiran sering pula dinyatakan dengan konstansi. Menurut Suin 2002, konstansi atau frekuensi kehadiran organisme dapat dikelompokkan atas empat kelompok yaitu jenis aksidental frekuensi 0 - 25, jenis assesori 25 - 50, jenis konstan 50 - 75, dan jenis absolut diatas 75Suin, 2002. Berdasarkan data tabel 2 bahwa tumbuhan yang ada di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja termasuk dalam kategori jenis aksidental dengan frekuensi 0 - 25 . Indeks Nilai Penting menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas. Indeks Nilai Penting INP tertinggi adalah jenis Tomuringring Curcuma heyneana Val et Van zipp dengan nilai sebesar 21,73. Ini artinya jenis tersebut mempunyai peranan penting dalam komunitasnya.menunjukkan bahwa jenis ini dapat tumbuh pada daerah yang tidak mendapat cahaya dengan baik sehingga tanpa cahaya yang banyak dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan jenis tumbuhan obat yang memiliki INP yang paling rendah adalah jenis tawaripuh Aeschynanthus radicans jack yaitu sebesar 10,86, yang berarti tidak dapat hidup dengan baik di daerah Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi tempat tumbuh yang kurang mendukung pertumbuhan salah satu jenis tumbuhan obat ini. Indeks Keanekaragaman Shannon-Winner H’ tumbuhan obat yang tumbuh di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja yang ditunjukkan melalui tabel 2 adalah sebesar 2,60. Indriyanto 2006 menyatakan bahwa nilai H’ 2-3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah berkategori sedang. Data dalam tabel 2 menunjukkan bahwa keempat belas tumbuhan obat di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja tergolong ke dalam kategori berkeanekaragaman sedang. Pengujian Fitokimia Tumbuhan Obat di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Kandungan senyawa metabolit sekunder yang diuji pada tumbuhan sebagai indikator adanya kandungan obat di dalam tubuh tumbuhan ada 4 golongan yang umum diuji yaitu senyawa tanin, terpen, alkaloid dan saponin.Data hasil pengujian fitokimia tumbuhan obat disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3. Data hasil uji fitokimia tumbuhan obat di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Nama Tumbuhan FenolikFlavonoidTanin TerpenSteroid Alkoloid Saponin FeCl 3 CeSo 4 Bouchardad Wagner Meyer Dragendorf Daun tiga jari-jari - +++ - - - - - Tomuriring ++ +++ - - - - + Bunga safa +++ +++++ - - - - - Horiskotala - +++ - - - - - Tabar-tabar - ++ - - - - +++ Dilah attuara ++ +++ - - - - - Handorasih ++++ +++ - - - - - Daun silikkat +++ ++++++ - - - - ++ Tokkat matua - ++++ - - - - ++ Sabal - +++ - - - - - Siraja landong - +++++ - - - - - Pijar holing ++++ +++++++ - - - - ++++ Hobal putaran +++ ++++ - - - - ++ Tawaripuh + +++ - - - - Keterangan: Lieberman Burchard : H 2 So 4 p + CH 3 COOH an-hidrat + : Cukup reaktif terhadap pereaksi Bouchardad : Kl + Aquadest + Iodium ++ : Cukup reaktif terhadap pereaksi Wagner : Kl + Aquadest + Iodium +++ : Reaktif terhadap pereaksi Meyer : HgCl 2 + Aquadest + Kl ++++ : Reaktif terhadap pereaksi Dragendorf : BiNO 3 + HNO 3 + Kl + Aquadest +++++ : Sangat reaktif terhadap pereaksi

1. Terpen