Eksplorasi Tumbuhan Beracun Di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

(1)

1

MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI)

OLEH

Nur Aminah Rangkuti 090522078

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisa faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2015

NIM: 090522078 Nur AminahRangkuti


(3)

ABSTRAK

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh total akiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yang berjumlah 9 perusahaan pada periode 2008-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series.

Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel terikat dan uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total aktiva berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan net profit margin, operating profit margin dan return on Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba secara parsial. Kemudian secara simultan total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Total Aktiva, Net Profit Margin , Operating Profit Margin, Return On Asset, Manajemen Laba


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE FACTORS ON EARNINGS MANAGEMENT OF AUTOMOTIVE COMPANIES THAT LISTING IN INDONESIAN STOCK

EXCHANGE

The purpose of this research to investigate the influence of total assets, net profit margin, operating profit margin, and return on asset on earnings management of automotive companies that listing in Indonesian Stock Exchange. This research use secondary data with sample which take by using purposive sampling technique to amount 9 companies in the period of 2008 until 2012. The data used in this research is time series.

Technique analysis data used multiple regression analysis and hypothesis testing by using t test and the test F beforehand conduct the classical assumption test. T test aims to determine the effect of independent variables on the dependent variable and the F test performed to determine the effect of independent variables simultaneously on the dependent variable.

The result of this research showed that total asset has significant influence on earnings management while net profit margin, operating profit margin and return on asset do not have significant influence on capital structure partially. Then simultaneously total asset, net profit margin, operating profit margin and return on asset have significant influence on earnings management of automotive companies that listing in Indonesian Stock Exchange.

Keyword: Total Asset, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset, Earnings Management


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Sc, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafrudin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan bapak Drs. Hotmal Jafaar, MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si,Ak, Ca, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Rina Bukit, SE, Msi, Ak, selaku dosenpembaca penilai yang telah banyak memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Kedua orangtua yang saya cintai dan saya sayangi Ayahanda NazaruddinRangkuti dan Ibunda Elly Hartati Lubis yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang yang tulus dalam membesarkan, mendidik, merawat dan membimbing penulis.Saudara-saudaraku Kakanda Hamidi, Naimah,Khairul, Ridanyang selalu mendukung dan membantu baik secara moril dan nasehat dalam penyelesaian skripsi inijuga Kakanda Erwin Syahputra serta teman-teman seperjuangan Kakanda Fitri, Isnal, Erwin, Hendra,Musa, Ganda,Wira. Sahabat terbaik Hoky Cesar Prayudi S.P dan nama yang belum disebutkan lainnya yang selalu setia mendengar keluh-kesah dan memberi semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pembahasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.


(7)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi. Terimakasih.

Medan, Januari2015

Penulis,

NIM: 090522078

Nur Aminah Rangkuti


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba ... 9

2.1.1 Sasaran Manajemen Laba ... 11

2.1.2 Alasan Dilakukan Manajemen Laba ... 12

2.1.3 Terjadinya Manajemen Laba ... 13

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba 13 2.1.5 Teknik Manajemen Laba ... 16

2.1.6 Model-model Manajemen Laba ... 17

2.1.7 Rumus Manajemen Laba ... 18

2.2 Total Aktiva ... 18

2.2.1 Pengertian Aktiva ... 19

2.2.2 Unsur-unsur Aktiva ... 19

2.3 Net Profit Margin ... 21

2.4 Operating Profit Margin ... 23

2.5 Return On Asset ... 23

2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on assets .. 24

2.6 Penelitian Terdahulu ... 26

2.7 Kerangka Konseptual ... 32

2.8 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 36

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 39

3.6 Metode Analisis Data ... 43 vii


(9)

3.6.1 Metode Statistik Deskriptif ... 43

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 44

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 44

3.6.2.2 Uji Autokorelasi ... 44

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.6.2.4 Uji Multikolinearitas ... 46

3.6.3 Analisis Regresi ... 46

3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 47

3.6.4.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 47

3.6.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 48

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian... 50

4.2 Analisis Data ... 50

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 52

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 52

4.2.2.2 Uji Autokorelasi ... 56

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 57

4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot ... 58

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ... 59

4.2.3 Pengujian Hipotesis... 61

4.2.3.1 Uji Determinasi (Uji Goodness of Fit) ... 63

4.2.3.2 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 64

4.2.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 66

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 68

4.2.4.1 Total Aktiva ... 68

4.2.4.2 Net Profit Margin ... 68

4.2.4.3 Operating Profit Margin ... 69

4.2.4.4 Return On Asset ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 37

3.2 Definisi Operasional... 42

4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 51

4.2 Analisis Hasil Uji Normalitas Data ... 55

4.3 Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ... 56

4.4 Uji Autokorelasi ... 57

4.5 Uji Multikolinearitas ... 60

4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 62

4.7 Hasil Uji Determinan ... 64

4.8 Hasil Uji F ... 66

4.9 Hasil Uji t ... 67


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Histogram Dependen Variabel ... 53

4.2 Normal P Plot ... 54

4.3 Scatterplot Dependen Variabel ... 59


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Tabulasi Hasil Rasio Manajemen Laba Lampiran ii Tabulasi Hasil Rasio Total Aktiva Lampiran iii Tabulasi Hasil Rasio Net Profit Margin Lampiran iv Tabulasi Hasil Rasio Operating Profit Margin Lampiran v Tabulasi Hasil Rasio Return On Asset


(13)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Di dalam perkembangan dunia usaha yang meningkat pesat, kemajuan teknologi yang semakin canggih, persaingan yang semakin ketat antar perusahaan, situasi perekonomian negara yang tidak menentu serta adanya krisis global terjadi akhir-akhir ini mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan mampu menjaga aktifitas operasinya sekaligus meningkatkan kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

Besar kecilnya tingkat kepercayaan pada suatu perusahaan tergantung pada kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan. Informasi berkualitas yang dimaksud adalah informasi yang akurat mengenai kinerja perusahaan yang biasanya ditunjukkan melalui laporan keuangan perusahaan yang disusun secara periodik.

Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang penyajian laporan keuangan (SAK 2007: par 7) merupakan gambaran umum dari suatu perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam waktu tersebut. laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan beberapa pihak, yaitu: manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan perusahaan, pemasok, konsumen dan masyarakat umum


(14)

lainnya yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pihak internal dan pihak eksternal.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan kas laporan keuangan adalah keseluruhan laporan keuangan yang disajikan. Kecendrungan lebih memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan laba rugi.

Laba merupakan faktor penting dalam menaksir kinerja dan sebagai salah satu dasar bagi investor dalam melakukan penaksiran laba di masa yang akan datang. Hal ini menjadikan perhatian investor dan calon investor selalu terpusat pada laba suatu perusahaan, tanpa memperhatikan proses terbentuknya informasi laba tersebut.

Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan merupakan laba yang dihasilkan dengan metode akrual. Menurut Dechow (1994), laba akrual dianggap sebagai ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas dari aktivitas operasi karena akrual mempertimbangkan masalah waktu, tidak seperti yang terdapat dalam arus kas dari aktivitas operasional. Standar Akuntansi Keuangan


(15)

(SAK), memberikan fleksibilitas bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi yang lebih merepresentasikan keadaan perusahaan sesungguhnya. Fleksibilitas itulah yang terkadang dimanfaatkan oleh manajemen untuk melakukan manajemen laba (earnings management). Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik.

Hal demikian mendorong bagi manajer melakukan manajemen laba. Situasi ini disadari oleh manajemen, terutama dari kalangan sendiri, manajer dan kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut.

Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun di luar batas General Accepted Accounting Princips (GAAP). Pola yang dipilih manajemen dalam melakukan manajemen laba beraneka ragam, tergantung tujuan mereka melakukan manajemen laba. Ada tiga pola atau strategi dalam melakukan manajemen laba (Wild, Subramanyam, dan Halsey , 2005:120 dalam Sugiri, 1998 dan Scott, 1997) terdapat (1) Increasing Income (meningkatkan laba), yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Cara ini juga memungkinkan peningkatan laba selama beberapa periode. (2) Big Bath, dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa, seperti perubahan manajemen, merger, atau akuisisi. Pola ini juga sering kali dilakukan setelah pola peningkatan laba periode sebelumnya. Dan (3) Income Smoothing (perataan laba) yang merupakan


(16)

bentuk umum dari manajemen laba dimana manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba antara lain : hubungan principal dan agent, corporate governance, leverage, ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, current ratio”. Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap sumber pendanaan perusahaan atau industri tidak sama tergantung pada kondisi dan jenis perusahaan atau industri.

Salah satu faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset. Penelitian Maya Puspa Nilasari (2012) menemukan bukti bahwa ada pengaruh signifikan positif return on asset terhadap manajemen laba, semakin tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Faktor lain yang digunakan adalah berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini bermaksud memperluas hasil penelitian sebelumnya dengan menambah variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap manajemen laba, yakni total aktiva, net profit margin, dan operating profit margin.

Penelitian ini penelitian lanjutan dari sebelumnya, penelitian terdahulu antara lain adalah Ma’ruf (2006) melakukan penelitian, yakni analisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan go public di bursa efek jakarta.Maya Puspa Nilasari (2012) melakukan penelitian terhadap


(17)

currentratio, ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan return on asset terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2010. Fretty siagian (2012) meneliti pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdafttar di BEI. Suryani (2009) meneliti pengaruh mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Variabel-variabel yang digunakan berbeda dari penelitian sebelumnya, variabel independent dari penelitian ini adalah Total Aktiva, Net profit Margin, Operating Profit margin dan Return On Asset, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba. Keterbatasan, perbedaan variabel, dan perbedaan sampel yang digunakan peneliti terdahulu mendorong penulis melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan perusahaan automotif di Bursa Efek Indonesia, dengan harapan dapat memproleh hasil penelitian yang lebih akurat dan up to date dengan periode penelitian yang baru yaitu 2008-2012.

Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya manajemen laba harus dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Alasan memilih perusahaan automotif adalah perusahaan automotif dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang dan perusahaan ini mempunyai tujuan yang jelas untuk waktu yang akan datang yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.


(18)

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset terhadap Variabel manajemen laba. Sehingga penulis menyusun penelitian ini dengan judul, “Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?

2. Apakah net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?

3. Apakah operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?

4. Apakah return on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?

5. Apakah total aktiva, net profit Margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?


(19)

1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat 1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh total aktiva secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.

3. Untuk mengetahui pengaruh operating profit margin secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.

4. Untuk mengetahui pengaruh return on asset secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.

5. Untuk mengetahui pengaruh total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. 1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain:

1. Bagi peneliti sendiri, sebagai sarana dalam pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian ilmiah dan penerapan teori yang diperoleh dari bangku kuliah.


(20)

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi pihak manajemen perusahaan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan perkembangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan manajemen laba.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Laba

Dedi sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza alvia (2011:65) mengatakan Earnings management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang telah menambah wacana perkembangan teori akuntansi dan merupakan salah satu kajian yang menarik dalam riset akuntansi. Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya laba(earnings), demi kepentingan pribadi dan/atau perusahaan. Manajemen laba itu sendiri tidak dapat diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba.

Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba menjadi menarik untuk diteliti karena dapat memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Perlu dicatat disini bahwa manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan


(22)

dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan.

Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi terget rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur sesuai dengan keinginannya, perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba.

Praktek manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan tindakan yang seharusnya dilakukan manajemen (positif). Manajemen laba dikatakan (negatif) jika dilihat sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political cost, sedangkan manajemen laba disebut (positif) jika dilihat dari pespektif efficient earnings management dimana manajemen laba memberikan manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik di dalam maupun di luar batas General Accepted Accounting Principle (GAAP).


(23)

Menurut Sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu:

1. Definisi Sempit.

Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam bentuk besarnya laba.

2. Definisi Luas.

Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan maupun mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan maupun penurunan profitabilitas ekonomi jangka panjang menurut unit tersebut.

Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994) dalam Ma’ruf, 2006:32 didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.

2.1.1 Sasaran Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-usnsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu:

1) Kebijakan Akuntansi.

Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi


(24)

lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.

2) Pendapatan.

Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan. 3) Biaya.

Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize ofinvestment).

2.1.2 Alasan Dilakukan Manajemen Laba Alasan dilakukan manajemen laba karena:

1) Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer. 2) Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor.

Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang hutang antara pihak kreditor dengan perusahaan.


(25)

3) Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.

2.1.3 Terjadinya Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer.

2) Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.

3) Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP).

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba

Berdasarkan penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman 1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah manajemen laba.


(26)

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba perusahaan yaitu:

1. Hubungan principal dan agent

Hubungan principal dan agent adalah hubungan atau kontrak antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Pemilik disebut principal dan manajer disebut agent, merupakan dua pihak yang masing-masing saling memiliki tujuan yang berbeda dalam mengendalikan perusahaan terutama menyangkut bagaimana memaksimalkan kepuasan dan kepentingan dari hasil yang dicapai melalui aktivitas usaha (Zulkarnaini, 2007).

2. Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham (Herawaty, 2008).

3. Return on assets (ROA) merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Perusahaan yang memiliki ROA yang lebih tinggi cenderung melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih rendah karena manajemen tahu akan kemampuan untuk mendapatkan laba pada masa mendatang sehingga memudahkan dalam menunda atau mempercepat laba (Assih dkk, 2000).


(27)

4. Net profit margin adalah diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan. NPM ini diduga mempengaruhi dalam manajemen laba karena secara logis dapat merefleksikan motivasi manajer dalam meratakan penghasilan (Syahriana:2006).

5. Debt to equity ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Miswanto dan Widodo:1998).

6. Leverage menunjukkan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu operasi perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang (Andhini, 2005). Hutang yang besar berarti rasio leverage yang besar. Hutang yang besar mengakibatkan risiko semakin meningkat. Rasio leverage yang besar menyebabkan turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga dapat memicu adanya tindakan manajemen laba.

7. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi manajemen dalam manajemen laba, karena perusahaan yang besar cenderung lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan. Siregar dan utama (2005) dalam Pujiningsih (2011) menuturkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia


(28)

untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak.

8. Current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, oleh karena itu rasio berpengaruh bagi manajer untuk melakukan manajemen laba.

2.1.5 Teknik Manajemen Laba

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan Scott (2000) dalam gumanti (2000), yaitu:

1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. 2) Mengubah metode akuntansi

Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.


(29)

3) Menggeser perioda biaya atau pendapatan, beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh: rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland, 1993), mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai perioda akuntansi berikutnya, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lain-lain.

2.1.6 Model-model Manajemen Laba

Scott (2000) menyatakan ada beberapa bentuk manajemen laba yaitu: 1) Taking a Bath

dalam bentuk ini jika manajemen harus melaporkan kerugian, maka manajemen akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan tindakan ini manajemen berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan kerugian piutang perusahaan dapat dilimpahkan ke manajemen lama, jika terjadi pergantian manajer.

2) Income Minimization (menurunkan laba), dalam bentuk ini manajer akan menurunkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk tujuan penghematan kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan kepada pemerintah. Karena semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan.


(30)

3) Income Maximization (meningkatkan laba)

dalam bentuk ini manajer akan berusaha menaikkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer akan meningkatkan laba dengan harapan mendapatkan reaksi yang positif dari pasar.

4) Income Smoothing (Perataan Laba)

Income Smoothing dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil.

2.1.7Rumus Manajemen Laba

Manajemen laba dapat diukur dengan discreationary accrual yang dalam penelitian ini menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al, 1995) yang dinyatakan dengan persamaan berikut:

TAC it = NI it – CA it TA it

TAC it = Total akrual perusahaan i pada periode perusahaan t NI it = Laba bersih perusahaan i pada tahun t

CA it = Arus kas operasional perusahaan i pada tahun t TA it = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t

2.2 Total Aktiva

Total aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan.


(31)

2.2.1 Pengertian Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2004:2) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan: “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.”

2.2.2 Unsur-Unsur Aktiva.

Aktiva dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, lancar dan tidak lancar. a. Aktiva Lancar

Menurut (Wild, dkk 2004:186): “Aktiva Lancar adalah kas dan aktiva lain yang secara wajar dapat direalisasi sebagai kas dan dijual serta digunakan selama satu tahun (atau dalam siklus normal perusahaan jika lebih dari satu tahun).” Akun neraca biasanya memasukkan efek-efek yang telah jatuh tempo dalam satu tahun fiskal kedepan, kas, piutang, persediaan dan beban di bayar dimuka sebagai aktiva lancar.

b. Aktiva Tidak Lancar

Menurut Wild, dkk (2004: 257), Aktiva tidak lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Aktiva tidak lancar


(32)

meliputi: investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban biaya yang ditangguhkan dan aktiva tidak lancar lainnya.

1) Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang dapat berupa saham dan obligasi dari dan pinjaman kepada perusahaan lain; harta kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi rutin perusahaan seperti gedung yang disewakan kepada pihak lain; dana yang diperuntukkan untuk tujuan khusus selain pembayaran utang jangka pendek dan pinjaman kepada anak perusahaan.

2) Aktiva Tetap

Menurut (Djarwanto 2004:27) mengatakan bahwa Aktiva tetap (Fixed cost) merupakan harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Yang termasuk dalam aktiva tetap adalah : Tanah (Land), Bangunan atau gedung (Building), Mesin-mesin (Machinery), Perabot dan peralatan kantor (Office furniture and fixtures), Perabot dan peralatan toko (Store furniture and fixtures), Alat pengangkutan (Delivery Equipment), dan Sumber-sumber alam (Natural resources).

3) Aktiva tidak berwujud

Aktiva tidak berwujud berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan. Hak-hak ini diberikan kepada penemunya, penciptanya, atau penerimanya. Pemilikan hak ini dapat karena menemukan sendiri atau diperoleh dengan jalan membeli dari penemunya, misalnya hak cipta, leashold, franchises, hak patent, good will, trademark, biaya organisasi.


(33)

4) Beban biaya yang ditangguhkan

Biaya yang ditangguhkan adalah pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang dimana pembebanannya sebagai biaya usaha berlangsung untuk beberapa tahun atau periode misalnya biaya pemasaran, biaya penelitian.

5) Aktiva tidak lancar lainnya

Misalnya uang kas pada bank tertutup atau dinegara asing, investasi lainlain yang tidak termauk investasi jangka panjang atau jangka pendek.

Total Aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien penggunaan asset maka semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Abdul Halim, 2007). Total Assets Turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan beroperasi pada volume yang memadai bagi kapsitas investasinya. Sedangkan menurut (Weston dan Brigham, 1989), TATO merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. 2.3 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.


(34)

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik apabila > 5 %.

Rumus untuk menghitung NPM adalah sebagai berikut :

���= ����������ℎ����� ��������������


(35)

2.4Operating Profit Margin (OPM)

Operating profit margin adalah rasio keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin merupakan rasio keuangan yang mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.

���= ����������� �������������� 2.5 Return on Assets(ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva(ROA) setelah bunga dan pajak”.


(36)

Menurut Brigham dan Houston (2001), pengembalian atas total aktiva (ROA) dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva.

���= ���������ℎ �����������

Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. “Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh 10 aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan” (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2005:65).

2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Return on Assets

Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Return on Assets (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas. Menurut kutipan dari Brigham dan Houston (2001:89), rasio profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi.

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dihitung dengan membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Rasio likuiditas terdiri dari:

1) Current Ratio, mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan membandingkan semua aktiva likuid yang dimiliki perusahaan dengan kewajiban lancar.


(37)

2) Acid Test, mengukur kemampuan peusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid yaitu tanpa memasukkan unsur persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Aktiva likuid menurut Brigham dan Houston (2001:79) adalah aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aktiva tersebut terlalu banyak.

b. Rasio Manajemen Aktiva

“Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur 12 seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya” (Brigham dan Houston, 2001:81). Rasio manajemen aktiva terdiri dari: 1) Inventory Turnover, mampu mengetahui frekuensi pergantian persediaan yang masuk ke dalam perusahaan, mulai dari bahan baku kemudian diolah dan dikeluarkan dalam bentuk produk jadi melalui penjualan dalam satu periode.

1) Days Sales Outstanding, mengetahui jangka waktu rata-rata penagihan piutang menjadi kas yang berasal dari penjualan kredit perusahaan.

2) Fixed Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dengan membandingkan penjualan terhadap aktiva tetap bersih.

3) Total Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan seluruh aktivanya dengan membandingkan penjualan terhadap total aktiva.


(38)

c. Rasio Manajemen Utang

Rasio manajemen aktiva mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang (utang) perusahaan yang digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan.

Manajemen utang terdiri dari:

1) Debts Ratio, mengetahui persentase dana yang disediakan oleh kreditur. 2) Times Interest Earned (TIE), mengukur seberapa besar laba operasi dapat

menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan. 3) Fixed Charge Coverage Ratio, hampir serupa dengan rasio TIE, namun

mengakui bahwa banyak aktiva perusahaan yang dilease dan harus melakukan pembayaran dana pelunasan. Berdasarkan uraian di atas, maka Inventory Turnover dan Days SalesOutstanding termasuk rasio manajemen aktiva dan Debts Ratio termasuk manajemen utang. ROA termasuk rasio profitabilitas, oleh karena itu ROA juga dipengaruhi faktor-faktor tersebut.

2.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditelaah adalah sebagai berikut: Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Ma’ruf (2006) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada Variabel Independen (X) yaitu Jumlah Dewan Direksi,

Dari hasil analisis data yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan


(39)

No Peneliti perusahaan Judul Penelitian go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Variabel Penelitian Reputasi Auditor, Leverage, Persentase Saham yang Ditawarkan Kepada Publik saat IPO. Variabel Dependen (Y) yaitu Manajemen Laba

Bahwa pada tahun penelitian tidak terjadi manajemen laba yang disebabkan

antara lain: 1. Tidak sesuai dengan hipotesis, bahwa jumlah dewan direksi tidak

berpengaruh

terhadap manajemen laba, Jadi manajemen laba terjadi tidak dipengaruhi oleh jumlah dewan direksi tetapi karena

perbedaan informasi tentang informasi perusahaan antara dewan direksi dengan manajer perusahaan. 2. Sesuai dengan hipotesis, bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba. Jadi auditor independen yang kompeten (mempunyai Hasil Penelitian reputasi baik) dapat mengidentifikasi terjadinya manajemen laba

3. Tidak sesuai dengan hipotesis, Leverage tidak berpengaruh terhadap

Manajemen laba karena perbedaan tahun yang digunakan pada penelitian ini dengan penelitian


(40)

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian sebelumnya

2 Maya Puspa Linasari (2012) Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) 2006-2010 Variabel independen (X) yaitu

Current ratio, debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan return on asset (ROA). Variabel dependen (Y) yaitu manajemen laba

Variabel debt toequity ratio dan return on asset memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Current ratio, debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan return on asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Secara parsial variabel current ratio dan

Hasil Penelitian

ukuranperusahaan

tidak berpengaruh terhadap praktik


(41)

No peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian manajemen laba, sedangkan debt to equity ratio dan return on assetberpengaruh terhadap praktik perataan laba

3 Fretty Siagian (2012) Pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel independen (X) yaitu corporate governance, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan. Variabel dependen (Y) yaitu manajemen laba. Secara simultan corporate governance (ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris independen), ukuran perusahaan, struktur kepemilikan (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi) Hasil Penelitian tidak memberi pengaruh signifikan


(42)

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam tahunpenelitian.Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya komposisi dewan komisaris independen yang mempunyai pengaruh terhadap dilakukannya praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan Hasil Penelitian konsentrasi tidak mempunyai pengaruh terhadap dilakukannya praktek manajemen laba pada perusahaan


(43)

No Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

4 Suryani (2010) Pengaruh mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Variabel independen (X) yaitu mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan Variabel dependen (Y) yaitu manajemen laba Mekanisme corporate governance berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba


(44)

2.7 Kerangka konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah total aktiva, net profitmargin, operating profit margin, return on asset, sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya adalah manajemen laba.

Laba yang dilaporkan merupakan signalmengenai laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu pengguna laporan keuangan dapat membuat prediksi atas laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan signal yang disediakan oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Selain itu manajemen laba adalah suatu signaling technique yang dimaksudkan untuk menyediakan signal bagi pembuatan prediksi lebih akurat.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, return on asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap manajemen laba, semakin tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Net profit margin memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba, penyebabnya adalah karena net profit margin merupakan ukuran dilematis, perusahaan akan dihadapkan dengan dilema pilihan antara kepentingan investor dan kepentingan lain seperti pajak. Maka kecendrungan adanya keterikatan perusahaan dengan pihak investor, sehingga jika perusahaan menstrukturisasi transaksi-transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyimpangkan beberapa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) mengenai kinerja


(45)

ekonomis perusahaan untuk menurunkan net profit margin maka akan disatu sisi berdampak baik pada pajak perusahaan tapi disisi lain berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan. Total aktiva dan operating profit margin merupakan variabel yang berbeda dan pengembangan dari penelitian terdahulu. Total aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan. Total aktiva menunjukkan kemampuan dari dana yang ditanamkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode tertentu. Semakin tinggi total aktiva menunjukkan semakin efisien dana yang tertanam diperusahaan. Operating profit margin selisih antara net margin rasio (rasio laba bersih dengan penjualan) dengan 100 % menunjukkan persentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi. Operating profit margin menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik, karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.


(46)

Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. 2. Total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. 3. Net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen

laba.

Total aktiva (X1) Net profit margin

(X2)

Operating profit margin (X3)

Return on asset (X4)

Manajemen laba (Y)


(47)

4. Operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian desain kausal. Menurut Umar (2003:30) “penelitian desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang digunakan adalah total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu selama tahun 2008-2012 yaitu 10 perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan melalui teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Menurut Erlina (2007:74) “sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative atau mewakili, jika sampel kurang representative maka


(49)

mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”.

Adapun pertimbangan kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.

2. Perusahaan tersebut tidak memiliki laba negatif pada tahun 2008-2012. 3. Melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2008-2012.

Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 Albond Makmur Usaha √ - - -

2 Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk √ - - -

3 Astra International Tbk √ √ √ 1

4 Astra Otoparts Tbk √ √ √ 2

5 Branta Mulia Tbk √ - - -


(50)

No Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

7 Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ 3

8 Indo Kordsa Tbk √ √ √ 4

9 Indomobil Sukses International tbk √ - - -

10 Indospring Tbk √ √ √ 5

11 Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ 6

12 Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ 7

13 Nippress Tbk √ √ √ 8

14 Prima Alloy Steel Universal Tbk √ - - -

15 Selamat Sempurna Tbk √ √ √ 9

16 Sanex Qianjiang Motor International Tbk √ - - -

Setelah dilakukan proses pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi data laporan keuangan tahunan perusahaan automotif (2008-2012) di Bursa Efek Indonesia.


(51)

Sumber data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan dengan cara mendownload dari situs www.idx.co.id

3.4 Metode Pengumpulan Data

. Data yang diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada sumber-sumber tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan mendownload dari situs www.idx.co.id

2. Metode Studi Pustaka

.

Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literatur-literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan juga pengumpulan data.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen (Bebas)

Menurut Sugiyono (2007:15) “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen


(52)

(variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Total Aktiva

Penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan.

b. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. c. Operating Profit Margin (OPM)

Selisih antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan) dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir, 2001:100).


(53)

d. Return On Asset (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva(ROA) setelah bunga dan pajak. 2. Variabel Dependen (Terikat)

Menurut Sugiyono (2007:15) “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah maanajemen laba yaitu pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan khusus (Scott 2000:351, dalam Saiful 2002). Tujuan yang akan dicapai oleh manajemen melalui manajemen laba meliputi: mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya, mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal, menghindari pelanggaran perjanjian hutang, dan juga menghindari biaya politik (Watt Zimmerman : 1986, dalam Saiful 2002).


(54)

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Pengukuran Skala

1 Total aktiva Penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap

Aktiva lancar + Aktiva Tetap Rasio

2 Net profit margin

Rasio yang membandingkan

antara laba bersih dengan penjualan perusahaan

����������ℎ�����

�������������� � 100% = ... %

Rasio

3 Operating profit margin

Selisih antara net margin ratio (ratio

laba bersih dengan penjualan) dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan

operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir, 2001:100)

�����������

�������������� �100 % = ... %

Rasio

4 Return on asset (ROA)

Rasio yang membandingkan

laba bersih yang tersedia untuk

���������ℎ

����������� � 1 ���� = ... Kali


(55)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda dengan analisis statistik yang menggunakan program SPSS. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.6.1 Metode Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali 2006). Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

No Variabel Defenisi

pemegang saham dengan total aktiva

Pengukuran Skala

5 Manajemen laba

Usaha manajemen untuk

memaksimumkan, atau

meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai keinginan manajemen.

���� − ����

���� �100% = ... %


(56)

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal.

3.6.2.2 Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan dengan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Uji autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test). Uji autokorelasi dengan LM test digunakan


(57)

untuk sample besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan dengan uji DW terutama bila sample yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Autokorelasi terjadi jika nilai probabilitas signifikan berada di bawah 5% (< 0.05), dan apabila nilai probabilitas signifikan > 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glesjer dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika total aktiva signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dan sebaliknya jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas.


(58)

3.6.2.4 Uji Multikoliniearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat dilihat dari:

1. Tolerance value

2. Nilai variance inflation factor (VIF)

Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 atau VIF di bawah 10. Apabila tolerance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10, maka terjadi multikolinieritas.

3.6.3 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen.

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen (total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset) dan satu variabel dependen yaitu manajemen laba yang diduga mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:


(59)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 = e

Keterangan:

Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksi a : harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b1,b2,b3,b4 : koefisien regresi X1 : total aktiva X2 : net profit margin X3 : operating profit margin X4 : return on asset

e : tingkat kesalahan pengganggu

3.6.4 Pengujian Hipotesis

3.6.4.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan arah apakah semua variable independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen”.

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0


(60)

Yang memiliki arti:

H0: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba.

H1: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Terima H0 jika nilai F hitung < F tabel dan nilai signifikan > α 0.05 2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai F hitung > F tabel dan nilai

signifikan < α 0.05.

3.6.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel/penjelas independen secara individual menerangkan variasi-variasi independen”.

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0: bi = 0

H1: bi ≠ 0

Dimana i = total aktiva, net profit margin, operating profit margin, dan return on asset


(61)

Yang memiliki arti:

H0: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. H1: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return

on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Terima H0 jika nilai t hitung < t tabel dan nilai signifikan > α 0.05 2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai t hitung > t tabel dan nilai signifikan


(62)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan otomatif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2008 -2012 sebagai objek penelitian. Metode analisis data dimulai dengan mengelola data dengan menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan regresi linear berganda, kemudian melakukan pengujian-pengujian dengan menggunakan software SPPS versi 16 dan dihasilkanlah output-outout sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan uji hipotesis maka akan dilihat terlebih dahulu statistik deskriptif setiap variabel yang diuji dalam penelitian ini. Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang dijadikan sampel. Berikut ini dijelaskan statistik data penelitian:


(63)

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Total_Aktiva 45 1.02 941.65 2.1298E2 276.57787 Net_Profit_Margin 45 .01 .24 .0864 .05548 Operating_Profit_Mar

gin 45 .01 .18 .1020 .04855

Return_On_Asset 45 .01 .20 .0824 .05037

Manajemen_Laba 45 1.10 812.00 1.0637E2 184.41089 Valid N (listwise) 45

Sumber : SPSS 16.00 for windows (data diolah)

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersesbut, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut, yaitu :

a. Variabel Total Aktiva menunjukkan nilai minimum 1,02 dan nilai maksimum 941,65 dengan nilai rata-rata sebesar 2,2129 sedangkan standar deviasinya adalah 276,577.

b. Variabel Net Profit Margin menunjukkan nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0,24 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0864 sedangkan standar deviasinya adalah 0,05548.

c. Variabel Operating Profit Margin menunjukkan nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0,18 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1020 sedangkan standar deviasinya adalah 0,04855.


(64)

d. Variabel Return On Asset menunjukkan nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0,20 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0824 sedangkan standar deviasinya adalah 0,05037.

e. Variabel Manajemen Laba menunjukkan nilai minimum 1,10 dan maksimum 812 dan nilai rata – rata sebesar 1,063 dengan standar deviasinya 184,41089.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik . Karena analisis grafik Histogram dan P-Plot dapat menyesatkan, maka dilakukan juga uji statistic Kolmogorov-Smirnovdengan melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov> 0,05.


(65)

Gambar 4.1

Histogram Dependent Variabel

Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00 for window

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kanan atau kiri. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal P – P Plot of Regression Standardized.


(66)

Gambar 4.2 Normal P Plot

Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00 for windows

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tititk – titik scatterplot sudah mengikuti garis diagonal disepanjang garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik. Maka untuk itu dilakukan Uji One Sample Kolmogrov – Smirnov Test untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.


(67)

Tabel 4.2

Analisis Hasil Uji Normalitas Data One Sample Kolmogrov – Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 45

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.56553707 Most Extreme

Differences

Absolute .105

Positive .097

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .704

Asymp. Sig. (2-tailed) .704

a. Test distribution is Normal.

Uji Normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non - parametik One SampelKolmogrov Sminornov. Data yang dimiliki berdistribusi normal, dapat dilihat dari tabel 4.2. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig (2 tailed) adalah 0,704 dan diatas nilai signifikan 0,05 yang nilainya lebih besar dari taraf nyata (α) 0,05 yang artinya data telah berdistribusi normal.


(68)

4.2.2.2 Uji Autokorelasi

Istilah autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diturunkan menurut waktu. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan Durbin Watson statistik, dengan nilai d yang menunjukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak autokorelasi. Kriterianya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dl Tidak ada autokorelasi poitif Tidak ada keputusan dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan 4 - du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif


(69)

Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson) terlihat seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4

Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .526a .277 .205 1.64195 1.630

a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset, Ln_Total_Aktiva, Ln_Operating_Profit_Margin, Ln_Net_Profit_Margin

b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai DW adalah 1.630. Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut: jumlah sampel (N) 45 dengan jumlah variabel bebas (K) 4 pada tingkat signifikansi 5% diperoleh du 1,7200 sehingga disimpulkan bahwa nilai DW sebesar 1.630 lebih besar dari batas atas (du) 1,7200 dan kurang dari 4 – 1,7200 (4 – du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi . Model regresi yang baik adalah jika


(70)

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas). Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot (Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Selain menggunakan grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot

Heteroskedastisitas melalui grafik plot (Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.


(71)

Gambar 4.3

Scatterplot Dependen Variabel Sumber : SPSS 16 for windows

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak menunjukkan pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedasitas dalam model regresi ini.

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari Variance Inflation


(1)

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta,

Bandung.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Cetakan

Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Weston, J. F dan Brigham, 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga,

Jakarta.

Weston, J. F dan Copeland, 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga,

Jakarta.

http: // www.idx.co.id/ Listedcompanies/ Report Document/ tabid/ 91/ Language/

id. ID/ Default. Aspx.

(12 Oktober 2013)

http: // www.elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/ kursus financial analysis/

Rasio Keuangan.

(10 November 2013)


(2)

74

LAMPIRAN

Lampiran i

Tabulasi Hasil Rasio Manajemen Laba

No

Nama Perusahaan

Manajemen Laba

2008

2009

2010

2011

2012

1

PT. Astra International

Indonesia Tbk

9.191.000 10.040.000 14.366 20.964 22.658

2

PT. Astra Otoparts Tbk

566.025 768.265 1.141.179 1.101.583 1.135.914

3

PT. Goodyear Indonesia

Tbk

812 121.085 7.415.868 2.156.464 6.673.997

4

PT. Indo Kordsa Tbk

94.776 72.105.574 134.160.199 2.749.667 22.546.316

5

PT. Indospring Tbk

31.826 58.765 71.109.354

120.415.120.239,

924 134.068.283.255

6

PT. Multi Prima

Sejahtera Tbk

4.763 10.211 14.122.435 11.319.403.810 16.599.848.712

7

PT. Multistrada Arah

Sarana Tbk

2.974 174.860 176.082 6.943.120 319.747

8

PT. Nipress Tbk

1.551 3.685 12.663 17.831.046.421 21.553.186.948

9

PT. Selamat Sempurna


(3)

Lampiran ii

Tabulasi Hasil Rasio Total Aktiva

No

Nama

Perusahaan

Manajemen Laba

2008

2009

2010

2011

2012

1

PT. Astra

International

Indonesia Tbk

80.740.000 88.938.000 112.857 154,319 182,274

2

PT. Astra

Otoparts Tbk

3.981.316 4.644.939 5.585.852 6964227,000 8881642,000

3

PT. Goodyear

Indonesia Tbk

1.022.330 1.127.630 127.685.085 130.802.310 123.915.331

4

PT. Indo Kordsa

Tbk

1.672.766 1.349.630.935 1.492.727.607 209.196.474 229.933.238

5

PT. Indospring

Tbk

918.228 621.140 770.609.262 1.139.715.256.754 1.664.779.358.215

6

PT. Multi Prima

Sejahtera Tbk

182.940 137.910 150.937.167 157.371.466.252 172.268.827.993

7

PT. Multistrada

Arah Sarana Tbk

2.379.024 2.536.045 3.038.412 538.091.425 624.485.895

8

PT. Nipress Tbk

325.008 314.478 337.606 446.688.457.381 525.628.737.289

9

PT. Selamat


(4)

76

Lampiran iii

Tabulasi Hasil Rasio Net Profit Margin (NPM)

No

Nama Perusahaan

Manajemen Laba

2008

2009

2010

2011

2012

1

PT. Astra

International

Indonesia Tbk

0,094690101 0,101902036 0,110515343 0,129653552 0,120933992

2

PT. Astra Otoparts

Tbk

0,107237958 0,145897165 0,182439507 0,149597231 0,137229364

3

PT. Goodyear

Indonesia Tbk

0,000652461 0,093660443 0,038350398 0,010402109 0,032811795

4

PT. Indo Kordsa Tbk

0,057864833 0,048049903 0,074312175 0,01267146 0,129475197

5

PT. Indospring Tbk

0,03304305 0,081593493 0,069231763 0,097503204 0,090771428

6

PT. Multi Prima

Sejahtera Tbk

0,080389542 0,175785016 0,237274552 0,179792686 0,241499216

7

PT. Multistrada Arah

Sarana Tbk

0,002230047 0,10337723 0,087740926 0,02129942 0,000996465

8

PT. Nipress Tbk

0,00322817 0,013164052 0,031585817 0,030784348 0,03067112

9

PT. Selamat


(5)

Lampiran iv

Tabulasi Hasil Rasio Operating Profit margin (OPM)

No

Nama

Perusahaan

Manajemen Laba

2008

2009

2010

2011

2012

1

PT. Astra

International

Indonesia Tbk

0,122352262 0,129468364 0,113277073 0,158546788 0,148351794

2

PT. Astra

Otoparts Tbk

0,085610003 0,079758282 0,091623503 0,170442846 0,152627036

3

PT. Goodyear

Indonesia Tbk

0,034872107 0,099098946 0,050203576 0,015098741 0,044741164

4

PT. Indo Kordsa

Tbk

0,08442529 0,102863218 0,118774122 0,038839658 0,150667382

5

PT. Indospring

Tbk

0,182432895 0,034926391 0,116431554 0,154432454 0,144125612

6

PT. Multi Prima

Sejahtera Tbk

0,092018431 0,122383281 0,157883297 0,182484395 0,167392199

7

PT. Multistrada

Arah Sarana Tbk

0,132276898 0,136459599 0,128042096 0,052961876 0,013640471

8

PT. Nipress Tbk

0,067493933 0,025902997 0,059173115 0,072652109 0,078219739

9

PT. Selamat


(6)

78

Lampiran v

Tabulasi Hasil Return On Asset (ROA)

No

Nama

Perusahaan

Manajemen Laba

2008

2009

2010

2011

2012

1

PT. Astra

International

Indonesia Tbk

0,113834531 0,11288763 0,127293832 0,136580719 0,124768206

2

PT. Astra

Otoparts Tbk

0,142170328 0,165398297 0,204298109 0,158177354 0,127894594

3

PT. Goodyear

Indonesia Tbk

0,000794264 0,107380967 0,05807936 0,016486437 0,053859332

4

PT. Indo Kordsa

Tbk

0,056658253 0,053426142 0,089875874 0,013143945 0,098055924

5

PT. Indospring

Tbk

0,034661326 0,094609911 0,092276798 0,105653688 0,080532163

6

PT. Multi Prima

Sejahtera Tbk

0,026035859 0,074041041 0,093564993 0,07192793 0,096360142

7

PT. Multistrada

Arah Sarana Tbk

0,001250092 0,068949881 0,057951983 0,012903235 0,000512016

8

PT. Nipress Tbk

0,00477219 0,011717831 0,03750822 0,039918306 0,041004583

9

PT. Selamat