5. Rekening giro pada bank di luar negeri yang di batasi penggunaannya tidak dapat
segera dipergunakan 6.
Deposito berjangka times deposit yaitu simpanan di bank yang pengambilannya terikat pada peraturan-peraturan serta jangka waktu tertentu, sehingga simpanan
tersebut tidak dapat di ambil atau diuangkan setiap saat sesuai dengan nilai nominalnya
7. Piutang wesel
8. Rekening giro di blokade, simpanan giro perusahaan dapat di blokade oleh pihak
yang berwenang karena ada alasan-alasan tertentu. Rekening giro di blokade tidak dapat di ambil atau di pakai sebagai alat pembayaran pada setiap saat, oleh karena itu
tidak dapat dimasukkan dalam elemen kas sampai dilakukan pencabutan blokade tersebut.
9. Kas bon atau uang muka intern merupakan bukti pengambilan uang kas yang
dilakukan oleh petugas perusahaan untuk melakukan pembayaran kepada pihak luar yang jumlahnya belum dapat dipastikan dan bukti pendukungnya yang baru di
peroleh setelah pembayaran di lakukan.
B. Pengertian Prosedur
Pada umumnya prosedur yang terdapat dalam suatu perusahaan dirancang sedemikian rupa. Perancangan prosedur memerlukan penelitian yang seksama. Sebelum
merancang prosedur terlebih dahulu ditetapkan tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan prosedur itu sendiri, termasuk tingkat kecermatan, penyajian dan waktu.
Rancangan prosedur yang telah disepakati dengan persetujuan pimpinan perusahaan akan diuraikan dalam satu pedoman prosedur, berupa kalimat-kalimat maupun arus
Universitas Sumatera Utara
dokumen, penerapan rancangan prosedur harus disertai rencana penetapan yang meliputi aspek : akuntansi yang dipakai, formulir-formulir, letak dan susunan suatu
benda, pendidikan dan pelatihan pemakaian prosedur, koordinasi antar departemen serta jadwal penerapan prosedur.
Menurut Mulyadi 2002: 7:
Prosedur adalah Suatu urutan pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penangan secara seragam transaksi yang terjadi berulang-ulang.
Kegiatan klerikal Clerical Operation terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar adalah:
menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah dan membandingkan.
Sedangkan menurut Wilkinson 1995: 11:
“Prosedur adalah: langkah-langkah dalam siklus pemprosesan data yang tersusun dalam urutan tertentu.
C. Pengendalian Intern 1.
Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern Pengertian pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan sesuatu yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Suatu perusahaan yang telah beroperasi harus memonitor
kegiatannya dan hasil yang diperolehnya. Manajemen harus setiap waktu melakukan
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan yang berkesinambungan dan menganalisa laporan dan catatan-catatan dari mana laporan didapat.
Menurut Mulyadi 2002: 163: “Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : a
keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.”
Menurut Mulyadi 2002: 163:
“Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhi kebijakan manajemen”.
Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa : 1.
Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. 2.
Pengendalian intern dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain.
3. Pengendalian intern diharapkan dapat memberikan keyakinan yang memadai bagi
manajemen dan dewan komisaris. 4.
Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern pada dasarnya adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Widjajanto 2001: 18: “Pengendalian Intern Internal control adalah: Suatu sistem
pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:
a. Mengamankan aktiva perusahaan
b. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi
c. Meningkatkan efisiensi
d. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran
organisasi.” Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pengendalian intern bertujuan
untuk menjaga integritas Informasi Akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun
di luar perusahaan. Selain itu, pengendalian intern juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak. Demikian rupa sehingga
memperlancar prosedur audit. Agar dapat berjalan efektif, pengendalian intern memerlukan adanya pembagian tanggungjawab yang jelas dalam organisasi. Setiap
fungsi harus ada penanggung jawabnya secara khusus. Tujuannya adalah agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada lingkup tanggung jawabnya
masing-masing sehingga tidak ada suatu fungsi yang tidak tertangani. Agar dapat berjalan baik, suatu sistem pengendalian intern harus memiliki
unsur-unsur pokok. Adapun unsur-unsur pokok tersebut menurut Widjajanto 2001 : 18 adalah sebagai berikut :
a. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
c. Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi.
d. Karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab yang
dipikulnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan pengendalian menurut Hall 2001 : 150 adalah :
1. Untuk menjaga aktiva perusahaan
2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi
akuntansi
3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan
4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen. Pengendalian Intern ibarat sebuah perisai yang melindungi perusahaan dan
serangkaian peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerang perusahaan. Bila dalam suatu perusahaan terdapat pengendalian intern yang lemah maka menurut
Hall 2001 :151:
“Perusahaan tersebut akan mempunyai berikut ini : 1.
Perusakan aktiva baik aktiva fisik maupun informasi 2.
Pencurian aktiva 3.
Korupsi informasi atau sistem informasi 4.
Kekacauan sistem informasi.”
Adapun perisai pengendalian intern menurut Hall 2001:152 menyatakan bahwa:
“Perisai pengendalian intern terdiri dari tiga tingkat kontrol, yaitu : kontrol preventif, kontrol deteksi, dan kontrol koreksi”.
Kontrol preventif adalah suatu teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi munculnya peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Preventive artinya
pencegahan, pencegahan atas kesalahan dan kecurangan ,jauh lebih efektif dari segi biaya dari pada pendektesian dan pengkoreksian masalah setelah mereka muncul.
Kontrol deteksi adalah peralatan, teknik, dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi dan mengekspos peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan yang
terlepas dari kontrol preventif. Kontrol deteksi mengungkapkan jenis kesalahan spesifik dengan membandingkan data aktual dan standar yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Kontrol korektif adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk membalikkan efek dan kesalahan yang dideteksi dilangkah sebelumnya. Ini merupakan perbedaan
yang penting antara kontrol deteksi dan kontral koreksi. Kontrol deteksi mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan dan menarik perhatian
pada masalah. Untuk setiap kesalahan yang dideteksi, bisa terdapat lebih dari satu tindakan, koreksi yang layak, tetapi tindakan terbaik tidak selalu jelas.
2. Komponen-Komponen Pengendalian Intern
Menurut Hall 2001: 155:
“Pengendalian intern terdiri atas lingkungan kontrol, penilaian resiko, informasi dan koimunikasi, pengawasan dan kegiatan kontrol”.
1. Lingkungan kontrol lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari keempat kamponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian menetapkan suasana organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari para manajemen dan pegawainya. Menurut Hall 2001 :155
“Elemem-elemen yang penting dari lingkungan kontrol adalah : integritas dan nilai etika manajemen, struktur organisasi, partisipasi dewan
direktur organisasi dan komite audit, jika ada filosofi manajemen dan gaya operasi, prosedur pendelegasian tanggungjawab dan otoritas, metode
manajemen dalam menilai kinerja, penguruh eksternal, seperti penilaian dari agen penentu undang-undang, kebijakan dan praktik organisasi dalam
memanajemen sumber daya manusianya.”
2. Penilaian Resiko
Universitas Sumatera Utara
Organisasi harus melakukan penilaian resiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur resiko-resiko yang relevan dengan pelaporan keuangan. Resiko dapat
muncul atau berubah dari situasi seperti ini : a.
Perubahan dalam lingkungan operasi yang memaksa tekanan baru atau berubah pada perusahaan.
b. Personel baru yang memegang pemahaman kontrol internal yang berbeda atau
tidak memadai. c.
Sistem informasi yang direkayasa kembali atau baru yang mempengaruhi pemrosesan transaksi.
d. Pertumbuhan yang signifiikan dan cepat yang menyaring kontrol internal yang
ada. e.
Penerapan teknologi baru keproses produksi atau sistem infiormasi yang mempengaruhi pemrosesan transaksi.
f. Perkenalan akan lini atau kegiatan produk baru dengan pengalaman organisasi
yang sedikit. g.
Restrukturisasi organisasi menghasilkan pengurangan danatau pengalokasian kembali personel-personel dari operasi bisnis dan pemrosesan transaksi yang
diproses. h.
Memasuki pasar asing yang dapat mempengaruhi operasi yaitu : resiko yang berkaitan dengan transaksi mata uang asing.
i. Penerapan prinsip akuntansi yang baru, yang mempengaruhi persiapan
laporan keuangan. 3.
Aktivitas Pengendalian control activities
Universitas Sumatera Utara
Menurut Romney 2004 : 236:
“Aktivitas pengendalian, merupakan kebijakan dan peraturan yang menyediakan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian pihak
manajemen dicapai”.
Masih dalam buku tersebut 2002:236 dikatakan bahwa, secara umum prosedur- prosedur pengendalian termasuk satu dari lima kategori berikut ini :
1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
2. Pemisahan tugas
3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
4. Penjagaan asset dan catatan yang memadai
5. Pemeriksaan independen atas kinerja.
Kegiatan kontrol dapat dikelompokkan menjadi dua kategori : kontrol komputer dan kontrol fisik.
4. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi terdiri atas catatan-catatan dan metode yang digunakan untuk memulai mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat transaksi organisasi serta
untuk memperhitungkan aktiva dan kewajiban terkait sistem akuntansi yang efektif menurut Mulyadi 2002 : 189 adalah:
“Sah, telah diotorisasi, telah dicatat, telah dinilai secara wajar, telah digolongkan secara wajar, telah dicatat dalam periode yang seharusnya,
telah dimasukkan kedalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar”.
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang
terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di
luar organisasi. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga merupakan bagian dari komponen
informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern.
Universitas Sumatera Utara
5. Monitoring
Menurut Hall 2001 : 157:
”Pengawasan adalah proses dimana kualitas desain kontrol internal dan operasinya dapat dinilai. Hal ini dapat dicapai dengan prosedur yang
terpisah atau dengan kegiatan yang berkelanjutan”.
3. Pengendalian Intern Kas
Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengendalikan kas yang menyangkut dengan segala aktivitasnya baik yang berkaitan
dengan arus masuk maupun arus keluar. Sistem pengendalian kas harus disesuaikan dengan kekhususan usaha. Namun
demikian, secara umum sistem pengendalian kas menolak adanya campur tangan terhadap catatan akuntansi oleh mereka yang menangani kas. Hal ini akan mengurangi
kemungkinan terjadinya ayat jurnal yang tidak wajar untuk menyembunyikan penyalahgunaan penerimaan dan pengeluaran kas. Selanjutnya sistem tersebut
biasanya mensyaratkan adanya pemisahan tugas fungsi penerimaan dan pembayaran. Menurut Smith dan Skousen 2000 : 247 karakteristik dasar dari suatu sistem
pengendalian kas adalah :
a. Menetapkan tanggung jawab secara khusus untuk menangani
penerimaan kas.
b. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.
c. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari lazimnya
kerekening bank.
d. Sistem voucher untuk rnengendalikan pembayaran kas.
e. Audit internal pada selang waktu yang tak terduga.
f. Pencatatan ganda atas kas menurut bank dan pembukuan, dengan
rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh seseorang di luar bagian akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
Terlepas darimana asal penerimaan kas. Setiap perusahaan harus menjaga dan membukukan penerimaan kas sebagaimana mestinya. Sistem pengendalian kas
meningkatkan kemungkinan pelaporan nilai kas dan ekuivalen kas menjadi akurat dan dapat diandalkan oleh pemakai laporan keuangan. Menurut Dyckman dkk 1999 :
297, Sistem pengendalian intern kas harus :
1. Memisahkan penyimpanan dan akuntansi untuk kas
2. Mencatat semua transaksi kas
3. Memelihara hanya saldo kas minimum yang dibatuhkan
4. Melaksanakan perhitungan periodik atas saldo kas
5. Melakukan rekonsiliasi atas saldo akun kas buku besar dan saldo kas
bank
6. Memperoleh pengembalian yang layak atas saldo kas yang menganggur.
Namun, sistem yang canggihpun tidak dapat menghilangkan sama sekali kemungkinan tindakan penyalahgunaan atau kekeliruan. Pengunaan dana kas kecil
dan rekonsiliasi bank dapat membantu mengidentifikasikan setiap kekurangan kas atau kekeliruan yang telah dilakukan dalarn akuntansi untuk kas.
D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Prosedur Penerimaan Kas