Kegemukan Dan Pengalaman Karies Gigi Pada Siswa Kelas V Dan Vi Sd Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung

(1)

KEGEMUKAN DAN PENGALAMAN KARIES GIGI PADA

SISWA KELAS V DAN VI SD PAHLAWAN NASIONAL

KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : ASLINUR ZEBUA

NIM : 070600002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011 Aslinur Zebua

Kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

ix + 29 halaman

Sampai sekarang karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan SKRT tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Ariani dan Sembiring mendapatkan kejadian obesitas pada anak SD di Kota Medan adalah 17,75%. Penelitian Bailleul pada anak SD di Perancis menunjukkan anak obesitas memiliki pengalaman karies yang tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui prevalensi obesitas dan kegemukan, konsumsi makanan utama dan jajan serta DMFT rata-rata pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

Jenis penelitian adalah survei deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional di Kecamatan Medan Tembung. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif yaitu siswa yang obesitas, kegemukan dan berat badan normal berdasarkan klasifikasi BMI menurut WHO. Jumlah sampel penelitian adalah 53 siswa, yang terdiri atas 16 siswa kegemukan (karena tidak ada siswa yang obesitas) dan 37 siswa dengan berat badan normal.


(3)

Siswa kegemukan dan normal diwawancarai menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi makanan utama dan jajan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan karies gigi pada siswa tersebut. Diagnosa karies gigi ditegakkan dengan menggunakan indeks karies Klein.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2% dan berat badan normal 12,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring. Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 2 Februari 2011

Pembimbing : Tanda tangan

Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM. ... NIP : 130 353 780


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 2 Februari 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D ANGGOTA : 1. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memberi izin dilaksanakannya penelitian.

2. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian dan telah rela, meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan serta memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Simson Damanik, drg., M.Kes selaku mantan Sekretaris Departemen, Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D dan Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes selaku dosen penguji dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat FKG-USU atas masukan dan bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

4. Yati Roesnawi, drg selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di FKG-USU.

5. Kusmayadi selaku Kepala SD Swasta Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung yang telah memberi izin untuk dapat dilakukannya penelitian ini.


(7)

Ucapan terima kasih tidak terhingga kepada ayahanda Pattiaro Zebua dan ibunda Nurmi atas segala pengorbanan, doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini. Terima kasih kepada kakak Delmi Zebua, A.Md. Kep, abang Firman Zebua, S.Ars, abang Briptu Ramadhanus, A.Md dan adinda Muhammad Zebua beserta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi selama berlangsungnya penyusunan skripsi ini.

Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman terbaik penulis terutama Yaya, Febby, Evi, Emil, Rena, Rani, Shinta, Ruri, Yua, Adel, Febri, Ade, Muklis, Maya, Kakak Haqqi, Kakak Nila, Kakak Devi, Kakak Risma, Kakak Mona atas dukungan, bantuan, semangat dan dorongan yang diberikan dan teman-teman seangkatan 2007 lain yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 2 Februari 2011 Penulis,

( Aslinur Zebua ) NIM: 070600002


(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi... ... 5

2.1.1 Definisi Karies... 5

2.1.2 Etiologi Karies... 5

2.1.3 Indeks Karies ... 9

2.2 Obesitas ... ... 10

2.2.1 Definisi Obesitas... ... 10

2.2.2 Pengukuran Berat Badan ... ... 10

2.2.3 Etiologi Obesitas ... 11

2.2.4 Epidemiologi Obesitas ... 12

2.3 Konsumsi Makanan ... 12

2.3.1 Makanan Utama ... 13

2.3.2 Jajan ... 13


(9)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 14

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

3.3 Variabel Penelitian ... 14

3.4 Definisi Operasional ... 15

3.5 Cara Pengumpulan Data ... 16

3.6 Pengolahan Data ... 17

3.7 Analisis Data ... 17

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik responden ... 18

4.2 Prevalensi kegemukan ... 18

4.3 Konsumsi makanan utama dan jajan ... 19

4.4 Pengalaman karies ... 22

BAB 5 PEMBAHASAN ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 25

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... . 27 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indeks karies Klein untuk gigi permanen ... 6 2. Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies gigi ... 13 3. Persentase distribusi karakteristik responden ……….. 18 4. Prevalensi kegemukan pada siswa kelas V dan VI SD Swasta

Pahlawan Nasional ... 19 5. Distribusi siswa berdasarkan jumlah piring makanan utama ... 19 6. Distribusi siswa kegemukan berdasarkan frekuensi jajanan yang

berpotensi menyebabkan karies... 20 7. Distribusi siswa berat badan normal berdasarkan frekuensi

jajanan yang berpotensi menyebabkan karies ... 20 8. Distribusi siswa berdasarkan jenis jajanan yang berpotensi

menyebabkan karies ... 21 9. Pengalaman karies gigi berdasarkan berat badan normal

dan kegemukan... 22


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

2. Surat keterangan izin penelitian di SD Swasta Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SD Swasta Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

4. Surat persetujuan komisi etik penelitian.


(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011 Aslinur Zebua

Kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

ix + 29 halaman

Sampai sekarang karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan SKRT tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Ariani dan Sembiring mendapatkan kejadian obesitas pada anak SD di Kota Medan adalah 17,75%. Penelitian Bailleul pada anak SD di Perancis menunjukkan anak obesitas memiliki pengalaman karies yang tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui prevalensi obesitas dan kegemukan, konsumsi makanan utama dan jajan serta DMFT rata-rata pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

Jenis penelitian adalah survei deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional di Kecamatan Medan Tembung. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif yaitu siswa yang obesitas, kegemukan dan berat badan normal berdasarkan klasifikasi BMI menurut WHO. Jumlah sampel penelitian adalah 53 siswa, yang terdiri atas 16 siswa kegemukan (karena tidak ada siswa yang obesitas) dan 37 siswa dengan berat badan normal.


(13)

Siswa kegemukan dan normal diwawancarai menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi makanan utama dan jajan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan karies gigi pada siswa tersebut. Diagnosa karies gigi ditegakkan dengan menggunakan indeks karies Klein.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2% dan berat badan normal 12,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring. Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sampai sekarang karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang. Data Bank WHO tahun 2000 yang diperoleh dari enam wilayah WHO (AFRO, AMRO, EMRO, EURO, SEARO, WPRO) menunjukkan rerata pengalaman karies (DMFT) pada anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Indeks karies di Indonesia sebagai salah satu negara SEARO saat ini berkisar 2,2 untuk kelompok usia yang sama. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004, prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan hal ini tergolong tinggi dibandingkan di negara berkembang lainnya.1 Kebanyakan anak-anak sekolah menderita karies gigi untuk gigi susu 76,4% dan gigi permanen 91,6%.2 Karies gigi menjadi penting dalam dunia kedokteran gigi karena dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jika dibiarkan berlanjut karies merupakan sumber fokal infeksi dalam mulut yang menyebabkan keluhan rasa sakit.3,4

Karies gigi disebabkan banyak faktor seperti faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu. Substrat yang menjadi penyebab karies adalah karbohidrat terutama sukrosa. Sukrosa dimetabolisme menjadi asam oleh bakteri Streptokokus mutans. Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka bakteri penyebab karies di rongga mulut akan memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.Di antara periode makan, saliva akan


(15)

bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi, apabila makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat terlalu sering dikonsumsi, enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terbentuk lubang pada gigi.1

Anak bertubuh gemuk mungkin menggemaskan, tetapi dari sisi medis anak-anak dengan kelebihan berat badan apalagi sampai kegemukan (obesitas) harus diwaspadai. Obesitas didefinisikan sebagai tumpukan lemak yang abnormal atau berlebihan yang merusak kesehatan.5 Sekarang jumlah anak penderita obesitas semakin banyak. Anak-anak makan lebih banyak kalori daripada yang mereka butuhkan, akan menambah lebih banyak berat dari pada tinggi badan mereka. Pada kasus seperti ini, pertambahan berat akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas pada anak-anak, tapi kebanyakan disebabkan anak-anak terlalu banyak makan dan sedikit bergerak. Anak tersebut mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan mereka memiliki kebiasaan jajan setiap harinya. Makanan berkalori tinggi memiliki banyak kandungan karbohidrat dan rendah serat.6

Berdasarkan data NHANES tahun 1988-1994 obesitas pada anak rata-rata meningkat yaitu 7,2% untuk anak usia 2-5 tahun dan 11,3% untuk anak usia 6-11 tahun.7 Menurut Damayanti (cit Misnadiarly), prevalensi obesitas pada anak yang berusia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir ini naik dari 7,6-10,8% menjadi 13-14% sedangkan anak sekolah di Singapura naik dari 9% menjadi 19%.6 Sementara di Medan penelitian Ariani dan Sembiring dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU mendapatkan kejadian obesitas pada anak SD di Kota


(16)

Medan adalah 17,75% dengan 60,5% terjadi pada anak laki-laki dan 39,5% pada anak perempuan.8 Prevalensi obesitas pada anak-anak meningkat di seluruh dunia khususnya pada status ekonomi menengah keatas.9

Penelitian pengalaman karies pada siswa kegemukan sudah pernah dilakukan oleh Bailleul, et al pada anak SD di Perancis. Hasil penelitian menunjukkan anak yang gemuk memiliki pengalaman karies yang tinggi. Hal ini terjadi karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan menyebabkan karies gigi.9

Anak-anak SD memiliki kebiasaan pola makan yang tidak terkontrol, makanan yang disukai berupa makanan kariogenik. Makanan kariogenik memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, selain menyebabkan karies gigi juga dapat meningkatkan risiko obesitas.7 Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung yang hasilnya mungkin berbeda dengan penelitian Bailleul di Perancis. SD Pahlawan Nasional dipilih karena merupakan SD swasta dengan keadaan ekonomi menengah keatas dan anak obesitas erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. Dipilihnya siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional karena gigi permanen sudah banyak yang tumbuh dan sudah terpapar oleh makanan jajanan serta waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas diperkirakan 6-48 bulan.


(17)

1.2Rumusan Masalah

Berapa persentase obesitas dan kegemukan, pengalaman karies gigi dan bagaimana konsumsi makanan utama dan jajan pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prevalensi obesitas dan kegemukan pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional.

2. Mengetahui konsumsi makanan utama dan jajan pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional.

3. Mengetahui DMFT rata-rata pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang obesitas dan karies gigi.

2. Bagi Dinas Kesehatan, penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa pola makan anak yang tidak terkontrol dapat menyebabkan karies gigi dan obesitas.

3. Bagi tenaga kesehatan gigi, penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan untuk penyuluhan tentang konsumsi makanan anak.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies gigi tidak dapat sembuh dengan sendirinya.10

2.1.1Definisi Karies

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.1

2.1.2Etiologi Karies

Teori Multifaktorial Keyes menyatakan penyebab karies gigi mempunyai banyak faktor seperti: host atau tuan rumah yang rentan, agen atau mikroorganisme yang kariogenik, substrat atau diet yang cocok, dan waktu yang cukup lama.12 Faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang tindih (Gambar 1). Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung.1


(19)

Gambar 1. Menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan faktor host, agen, substrat dan waktu.1

a. Faktor host atau tuan rumah

Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat, sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit dari pada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat


(20)

gigi tetap dan email orang muda lebih lunak dibandingkan orang tua. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.1,10

Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah:13

1. pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan pit palatal insisif;

2. permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak; 3. email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva;

4. permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodonsium;

5. tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper;

6. permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

b. Faktor agen atau mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak yang berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus

mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis, dan Streptokokus salivarius serta

beberapa strain lainnya. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus pada plak gigi. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar 104-105 sel/mg plak. Walaupun demikian, Streptokokus mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies. 1


(21)

c. Faktor substrat atau diet

Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.1

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi bakteri mulut dan secara langsung terlibat dalam penurunan pH. Dibutuhkan waktu tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati (polisakarida) relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri, sehingga makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai level yang menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu, untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu konsumsi gula yang berulang-ulang menyebabkan demineralisasi email.14


(22)

d. Faktor waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.1

2.1.3 Indeks Karies

Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam.1 Dalam hal ini indeks karies yang dipakai adalah indeks yang diperkenalkan oleh Klein. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja : D, M, atau F.11

Tabel 1. Indeks Karies Klein untuk Gigi Permanen.11

DMFT Klein D (decayed)

M (missing)

1. Mi (missing indicated) 2. Me (missing extracted) F (filled)

Gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal

Gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan harus dicabut. Gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut. Gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna

Untuk DMF rata-rata adalah jumlah seluruh DMF dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa.11


(23)

2.2 Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak harus dianggap serius karena sebagian dapat berlanjut menjadi obesitas waktu dewasa dengan risiko yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas.15 Obesitas pada masa anak-anak kira-kira lebih dari 50% akan menjadi obesitas pada masa dewasa.8 Orang tua umumnya kurang menyadari hal ini dan tanpa motivasi yang kuat dari orang tua dan anak, sulit mencapai penanggulangannya.15

2.2.1 Definisi Obesitas dan Kegemukan

Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.16 Menurut WHO, seseorang disebut obesitas bila BMI > 30 sedangkan kegemukan bila BMI ≥ 25. BMI adalah suatu angka yang didapat dari hasil berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.6

2.2.2 Pengukuran Berat Badan Anak

Di Indonesia, Kartu Menuju Sehat (KMS) digunakan sewaktu usia anak masih dibawah lima tahun (balita). Pada KMS jelas terlihat grafik berat badan kurang atau berlebih. Secara Internasional dipakai perhitungan Indeks Masa Tubuh (Body Mass

Index/BMI).17

BMI = berat badan (kg) (tinggi badan)2 (m)

Sesuai dengan rumus dapat dihitung berat badan anak, ketentuan klasifikasi BMI menurut WHO tahun 1998 :17


(24)

Berat badan normal bila BMI 18,5-24,9 Kegemukan bila BMI ≥ 25

Obesitas bila BMI > 30

2.2.3 Etiologi Obesitas

Etiologi obesitas disebabkan oleh tiga hal, yaitu :

1. Masukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh. Pada dasarnya, karena ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran, anak makan lebih banyak dari yang dibutuhkannya.16,18 Gaya hidup masa kini, anak-anak sekarang cenderung suka makanan fast food yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goreng, kentang goreng, es krim, aneka macam mie, dan lain-lain yang dapat menyebabkan obesitas. Jadi, perlu diperhatikan jumlah atau porsi dan kekerapan memakannya.6,16 Tingginya masukan gula seperti makanan kecil dan minuman ringan merupakan keadaan yang biasa dijumpai pada anak obesitas jika dibandingkan dengan anak yang normal.19

2. Penggunaan kalori yang kurang, berkurangnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas fisiknya, seharian nonton televisi dan lain-lain. Lebih-lebih kalau nonton sambil tidak berhenti makan, maka kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar. Aktivitas fisik melatih otot-otot motorik dan juga mengubah glukosa dari makanan menjadi energi yang perlu digunakan seimbang dengan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh sehingga tidak timbul obesitas.6,16

3. Hormonal yaitu kelenjar pituitari dan fungsi hipotalamus. Penyebab yang jarang adalah fungsi hipotalamus yang abnormal, sehingga terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan pada pusat kenyang di otak.16


(25)

2.2.4 Epidemiologi Obesitas

Obesitas pada anak lebih sering ditemukan pada keluarga dengan kedua orang tua atau salah seorang yang juga menderita obesitas. Bila obesitas mulai timbul pada masa anak kemudian berlanjut sampai dewasa, biasanya lebih sukar diatasi. Mungkin karena faktor penyebab yang telah menahun dan sel-sel lemak yang telah bertambah banyak di samping bertambah besar. Obesitas membahayakan kesehatan karena mempermudah terjadinya penyakit lain dan juga mempersulit penyembuhan beberapa penyakit seperti artritis, hipertensi dan sebagainya.20

Studi di Jakarta tahun 1997 pada anak-anak sekolah dasar dengan sosial ekonomi menengah prevalensi obesitas 10%, dan dua tahun berikutnya penelitian Meilani dan Soedidjo menunjukkan hasil yang hampir sama pada anak dengan sosial ekonomi yang lebih tinggi berkisar 26%.8

2.3 Konsumsi Makanan

Obesitas dan karies gigi pada anak terjadi karena konsumsi makanan yang tidak terkontrol. Konsumsi makanan dibagi dua berdasarkan makanan utama dan jajan.

2.3.1 Konsumsi Makanan Utama

Berdasarkan penelitian Desiana tentang perilaku makan pada siswa obesitas mendapatkan kesimpulan bahwa perilaku makan utama siswa obesitas 86% adalah >3 kali dalam sehari dan memiliki kebiasaan menambah porsi makan pada saat makan, makanan yang menjadi kesukaan adalah tinggi kalori dan rendah serat. Konsumsi makanan utama seperti nasi, lauk-pauk dan sayuran.21


(26)

2.3.2 Jajan

Hasil penelitian Desiana juga menyimpulkan bahwa selain makanan utama, anak obesitas memiliki kebiasaan jajan. Kebiasaan tersebut dilakukan bersama teman dan orang tua baik di rumah maupun di luar rumah (sekolah, tempat hiburan).21

Tabel 2. Jenis Makanan Berdasarkan Potensi Menyebabkan Karies gigi 22

Potensi Jenis makanan

Tinggi Sedang

Rendah

Mampu menghambat karies gigi

Permen, coklat, kue, biskuit dan manisan Jus buah, minuman ringan, es krim, buah kalengan, roti, bakso/mie bakso, somai, mie ayam, aneka macam mie, hamburger, kerupuk, keripik, susu coklat dan ayam goreng/fried

chicken

Sayur, pecel, gado-gado, buah dan rujak Susu murni, keju, kacang dan xilitol


(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah survei deskriptif.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi penelitian adalah siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung yang berjumlah 304 siswa. Pada SD Pahlawan Nasional, jumlah kelas V adalah 4 kelas yaitu kelas VA 42 siswa, VB 44 siswa, VC 38 siswa, dan VD 36 siswa. Jumlah keseluruhan siswa kelas V adalah 160 orang. Kelas VI mempunyai 4 kelas yaitu kelas VIA 36 siswa, VIB 37 siswa, VIC 36 siswa dan VID 35 siswa. Jumlah keseluruhan siswa kelas VI adalah 144 orang. Pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan teknik purposif yaitu siswa kegemukan dan berat badan normal berdasarkan klasifikasi BMI menurut WHO. Jumlah sampel penelitian adalah 53 siswa, yang terdiri atas 16 siswa kegemukan (karena tidak ada siswa yang obesitas) dan 37 berat badan normal.

Variabel penelitian

1. Kegemukan

2. Konsumsi makanan utama dan jajan. 3. Karies gigi (DMFT)

Definisi Operasinal


(28)

a. Obesitas bila BMI > 30 b. Kegemukan bila BMI ≥ 25

c. Berat badan normal bila BMI 18,5-24,9

2. Konsumsi makanan utama seperti nasi, lauk dan sayuran. Makan utama berdasarkan jumlah piring dalam sehari : ≤ 3 piring dan > 3 piring. Jajanan berupa makanan dan minuman yang dimakan di antara waktu makan.

Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies gigi dikelompokkan atas :

1) Jajanan yang berpotensi tinggi menyebabkan karies : Permen, coklat, kue, biskuit dan manisan.

2) Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies :

Jus buah, sirup buah, teh botol, teh manis, fruit tea, cappucino, top ice, es krim, teh sisri, sprata, coca-cola, sprite, fanta, yogurt, yakult, jelly, susu coklat, roti isi, bakso/mie bakso, somai, mie ayam, mie goreng, mie aceh, keripik, goreng-gorengan.

3) Jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies : Buah-buahan, pecel, gado-gado dan rujak.

4) Jajanan yang menghambat karies :

Keju, kacang-kacangan dan permen karet xilitol.

Frekuensi jajan : tidak setiap hari dan setiap hari (1-2 kali/hari, ≥ 3 kali/hari, dan tidak tentu).

3. Indeks Karies Klein

a. Decay (D) adalah gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. Gigi dicatat sebagai karies apabila pit dan fisur berwarna kehitaman dan


(29)

ujung sonde terasa menyangkut; jaringan permukaan gigi terasa lunak dan ujung sonde terasa masuk ke dalam dan gigi yang mempunyai tambalan sementara.

b. Missing ( M) dibagi dua : Missing indicated dan Missing extracted.

Missing indicated (Mi) adalah gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat

ditambal lagi dan harus dicabut, yaitu karies gigi yang meluas; gigi tinggal radiks; karies dengan polip pulpa.

Missing extracted (Me) adalah gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat

ditambal lagi dan sudah dicabut.

c. Filled (F) adalah gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna

Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja : D, M, atau F. DMFT rata-rata adalah jumlah seluruh DMF dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa.

3.5 Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data yaitu :

1. Pengambilan data siswa dilakukan di sekolah pada ruang yang telah disediakan pihak sekolah.

2. Setiap sepuluh siswa sesuai dengan absensi dipanggil dari kelasnya dan dikumpulkan di ruang pemeriksaan.

3. Peneliti melakukan pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat merek NAGAKO dengan kapasitas 125 kilogram. Kemudian diukur tinggi badan menggunakan alat pengukur tinggi merek GEA dengan kapasitas 2 meter.


(30)

4. Peneliti mewawancarai siswa untuk mendapatkan data tentang identitas siswa, konsumsi makanan utama dan jajan, mencatatnya pada kuesioner yang telah disediakan.

5. Pemeriksaan karies gigi dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran dengan penerangan senter untuk mengetahui skor DMFT. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir yang tersedia. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks DMFT menurut Klein.

Pemeriksaan dilakukan oleh tim yang terdiri atas pemeriksa dan pencatat. Dua hari sebelum penelitian dilakukan kalibrasi pada tim untuk menyamakan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih baik.

3.6 Pengolahan data

Semua lembar kuesioner diedit dan diperiksa kembali apakah semua isian telah dijawab. Selanjutnya semua data yang diperoleh dipindahkan ke kartu kode menurut tujuan penelitian.

3.7 Analisis data

1. Perhitungan prevalensi obesitas dan kegemukan.

2. Persentase siswa berdasarkan konsumsi makanan utama dan jajan. 3. Perhitungan DMFT rata-rata.


(31)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden pada kelompok umur siswa 11 tahun 39,6% dan 10 tahun 35,9%. Responden laki-laki 58,5% dan perempuan 41,5% (Tabel 3).

Tabel 3. PERSENTASE DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN (n=53)

Karakteristik Jumlah Persentase

Umur (tahun) 9 10 11 12 13

3 19 21 9 1

5,7 35,9 39,6 16,9 1,9 Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

31 22

58,5 41,5

4.2 Prevalensi Kegemukan

Siswa berat badan kurang 82,6%, berat badan normal 12,2%, kegemukan 5,2% dan tidak ada siswa yang obesitas (Tabel 4).


(32)

Tabel 4. PREVALENSI KEGEMUKAN PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SWASTA PAHLAWAN NASIONAL (n=304)

Kategori BMI Jumlah Persentase

Berat badan kurang Berat badan normal

Kegemukan Obesitas 251 37 16 0 82,6 12,2 5,2 0

4.3 Konsumsi Makanan Utama dan Jajan

Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring (Tabel 5).

Tabel 5. DISTRIBUSI SISWA BERDASARKAN JUMLAH PIRING MAKANAN UTAMA

Jumlah piring makanan utama

Kegemukan (n=16) Normal (n=37) Jumlah Persentase Jumlah Persentase

≤ 3 piring > 3 piring

3 13 18,75 81,25 37 0 100 0

Semua siswa menyatakan bahwa mereka menyukai jajan setiap harinya. Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50% (Tabel 6).


(33)

Tabel 6. DISTRIBUSI SISWA KEGEMUKAN BERDASARKAN FREKUENSI JAJANAN YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KARIES (n=16) Potensi jajanan

menyebabkan karies

Frekuensi Total

(%) 1-2 kali ≥ 3 kali Tidak tentu

N % N % N %

Tinggi Sedang Rendah 4 5 5 25 31,25 31,25 10 9 8 62,5 56,25 50 2 2 3 12,5 12,5 18,75 100 100 100

Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari, yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83% (Tabel 7).

Tabel 7. DISTRIBUSI SISWA BERAT BADAN NORMAL BERDASARKAN FREKUENSI JAJANAN YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KARIES (n=37)

Potensi jajanan menyebabkan karies

Frekuensi Total

(%) 1-2 kali ≥ 3 kali Tidak tentu

N % N % N %

Tinggi Sedang Rendah 16 14 13 43,24 37,84 35,14 13 12 10 35,14 32,43 27,03 8 11 14 21,62 29,73 37,83 100 100 100

Semua siswa kegemukan (100%) mengonsumsi permen dan coklat setiap harinya yang merupakan jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies, siswa berat badan normal 72,97% mengonsumsi permen dan 67,57% mengonsumsi coklat setiap


(34)

harinya. Semua siswa kegemukan (100%) mengonsumsi es krim, roti isi dan ayam goreng setiap harinya yang merupakan jenis jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies, siswa berat badan normal 94,59% mengonsumsi es krim, 86,49% mengonsumsi roti isi dan 89,19% mengonsumsi ayam goreng setiap harinya. Jenis jajanan yang berpotensi rendah menyebabkan karies kurang disukai siswa kegemukan dan normal persentasenya hampir sama dan tidak tinggi sekitar 21,62%-56,25% (Tabel 8).

Tabel 8. DISTRIBUSI SISWA BERDASARKAN JENIS JAJANAN YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KARIES.

Potensi menyebabkan

karies

Jenis jajanan Kegemukan (n=16)

Normal (n=37)

N % N %

Tinggi Permen

coklat biskuit manisan 16 16 14 6 100 100 87,5 37,5 27 25 20 10 72,97 67,57 54,05 27,02 Sedang jus buah

teh manis es krim fanta susu coklat roti isi hamburger bakso/mie bakso goreng-gorengan ayam goreng keripik 14 10 16 7 14 16 9 15 12 16 9 87,5 62,5 100 43,75 87,5 100 56,25 93,75 75 100 56,25 29 22 35 15 30 32 20 30 26 33 18 78,38 59,46 94,59 40,54 81,08 86,49 54,05 81,08 70,27 89,19 48,65 Rendah buah-buahan

rujak pecel gado-gado 9 9 6 4 56,25 56,25 37,5 25 20 19 13 8 54,05 51,35 35,14 21,62


(35)

4.4 Pengalaman Karies

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Berdasarkan BMI (berat badan normal dan kegemukan), rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32 (Tabel 9).

Tabel 9. PENGALAMAN KARIES GIGI BERDASARKAN BERAT BADAN NORMAL DAN KEGEMUKAN

BMI Decay (D) X ± SD

Missing (M) X ± SD

Filling (F) X ± SD

DMFT X ± SD

N

Mi Me

Normal Kegemukan

2,97 ± 1,98 3,56 ± 2,67

0,27 ± 0,49 0,25 ± 0,62

0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

0,05 ± 0,22 0,00 ± 0,00

3,32 ± 2,24 3,81 ± 3,05

37 16 Total 3,27 ± 2,33 0,26 ± 0,56 0,00 ± 0,00 0,025 ± 0,11 3,57 ± 2,65 53


(36)

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, persentase siswa yang berat badan kurang cukup banyak yaitu 82,6% dan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2%. Hal ini mungkin menyebabkan tidak dijumpai siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan saja. Dengan kata lain sampel sekolah yang dipilih tidak tepat, yang semula diasumsikan siswa berasal dari kalangan dengan sosial ekonomi baik.

Pada umumnya siswa kegemukan memiliki kebiasaan makan yang berlebih daripada siswa berat badan normal. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama seperti nasi, lauk dan sayuran lebih dari tiga piring dalam sehari dan hanya sebagian kecil saja siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama kurang dari tiga piring. Semua siswa berat badan normal mengonsumsi makanan utama ≤ tiga piring dalam sehari. Hal ini menunjukkan siswa kegemukan memang makan dengan porsi yang berlebih daripada siswa berat badan normal.

Siswa kegemukan dan normal sama-sama menyukai jajan setiap harinya, tetapi siswa kegemukan memiliki frekuensi jajan lebih dari tiga kali setiap harinya dengan persentase yang lebih besar daripada siswa normal. Jenis jajanan yang berpotensi tinggi dan sedang menyebabkan karies lebih banyak disukai siswa kegemukan daripada siswa normal sedangkan jajanan yang berpotensi rendah menyebabkan karies kurang disukai siswa kegemukan, hal ini sesuai dengan penelitian Desiana bahwa anak obesitas menyukai makanan yang tinggi kalori dan rendah serat.21


(37)

Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies seperti permen dan coklat, berpotensi sedang seperti es krim, roti isi dan ayam goreng merupakan jenis jajanan yang dikonsumsi oleh semua siswa kegemukan sedangkan pada siswa berat badan normal persentasenya lebih sedikit yang mengonsumsi jenis jajanan tersebut.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa kegemukan memiliki pengalaman karies yang lebih tinggi daripada siswa berat badan normal, ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bailleul, et al pada siswa SD di Perancis. Hasil penelitian Bailleul menunjukkan anak yang obesitas memiliki pengalaman karies yang lebih tinggi yaitu 6,9 ± 4,1 daripada anak normal yaitu 4,3 ± 3,5. Hal ini terjadi karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan akan menyebabkan karies gigi.9


(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring.

Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.

6.2 Saran

Untuk mengurangi prevalensi siswa kegemukan dan skor DMFT, disarankan hal-hal sebagai berikut :


(39)

1. Diharapkan tenaga kesehatan gigi dalam rangka program UKGS mengadakan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara berkala dan berkesinambungan khususnya mengurangi konsumsi makanan anak yang kariogenik untuk mencegah karies gigi.

2. Diharapkan peran orang tua dalam mengontrol konsumsi makanan anak sejak dini agar mengurangi prevalensi kegemukan dan karies gigi.

3. Pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) mengadakan penyuluhan pada anak tentang konsumsi makanan yang baik untuk mencegah karies dan kegemukan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sondang P, Harmada T. Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan

pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008: 4-6.

2. Hashizume LN, Shinada K, Kawaguchi Y. Dental caries prevalence in

Brazilian school children resident in Japan. J of Oral Science 2006; 48: 51-7.

3. Siagiaan A, Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan pemeliharaan

kesehatan gigi dengan karies gigi pada, anak SD 060935 di Jalan Pintu Air

II Simpang Gudang Kota Medan tahun 2008. Info Kesehatan Masyarakat

2008; 12: 109-18.

4. Suryo S. Ilmu kedokteran gigi pencegahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993: 13-28.

5. Luciana B, Aubrey S, Marcelo B, Weitzman M. Exploring the association of

dental caries with social factors and nutritional status in Brazilian preschool

children. Eur J Oral Sci 2008; 116: 37-43.

6. Misnadiarly. Obesitas sebagai faktor risiko beberapa penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer, 2007: 9.

7. Teresa AM, Julie MEG, Barbara AB, John JW, Steven ML. Dental caries

and childhood obesity : roles of diet and socioeconomic status. Community

Dent Oral Epidemiol 2007; 35: 449-58.

8. Ariani A, Sembiring T. Prevalensi Obesitas pada anak sekolah dasar di Kota


(41)

9. Bailleul IF, Karine L, Mourad S, Sylvie AL, Marie LF. Marie LBL. Caries

experience in a severely obese adolescent population. J of Pediatric Dentistry

2007; 17: 358-63.

10. Tarigan Rasinta. Karies gigi.Jakarta: Hipokrates,1995: 1.

11. Natamiharja L. Epidemiologi karies gigi, Indeks-indeks untuk penyakit gigi

(Bahan ajar). Medan : Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Kesehatan Gigi

Masyarakat FKG USU, 2001.

12. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kontrol ngemil cegah obesitas anak. http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/kontrol-ngemil-cegah-obesitas-anak (28 September 2010).

13. Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-dasar karies . Edisi 2. Alih bahasa Sumawinata N, Faruk S. Jakarta: EGC, 1995: 5-8.

14. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi

dan mulut terhadap status kesehatan karies gigi di wilayah Kecamatan

Delitua Kabupaten Deli Sedang tahun 2009. Tesis. Medan: Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat USU, 2009: 30.

15. Speirs A. Ilmu kesehatan anak untuk perawat. Edisi 1. Alih bahasa. Zain MS, Binadja A. Semarang: IKIP Semarang Press, 1996: 164-5.

16. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995: 183-90.

17. Faisal Y. Tiga puluh gangguan kesehatan pada anak usia sekolah. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005:1-25.

18. Illingworth RS. Diagnosis banding gejala yang lazim pada anak. Jakarta: EGC, 1995: 22-3.


(42)

19. Elisabeth WG, Marienne A, Kerstin A, Elin E, Ingegerd J. Dental caries and

body mass index by socio-economic status in Swedish children. Community

Dent Oral Epidemiol 2008; 36: 459-65.

20. Abdul L. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Infomedika, 1995: 366-9.

21. Desiana M. Perilaku makan pada siswa obesitas. Jurnal IPTEK Olahraga 2005; 7 : 182-9.

22. Anderson J, Brown L. Dental nutrition. Oktober 2010).


(1)

Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies seperti permen dan coklat, berpotensi sedang seperti es krim, roti isi dan ayam goreng merupakan jenis jajanan yang dikonsumsi oleh semua siswa kegemukan sedangkan pada siswa berat badan normal persentasenya lebih sedikit yang mengonsumsi jenis jajanan tersebut.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa kegemukan memiliki pengalaman karies yang lebih tinggi daripada siswa berat badan normal, ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bailleul, et al pada siswa SD di Perancis. Hasil penelitian Bailleul menunjukkan anak yang obesitas memiliki pengalaman karies yang lebih tinggi yaitu 6,9 ± 4,1 daripada anak normal yaitu 4,3 ± 3,5. Hal ini terjadi karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan akan menyebabkan karies gigi.9


(2)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring.

Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.

6.2 Saran

Untuk mengurangi prevalensi siswa kegemukan dan skor DMFT, disarankan hal-hal sebagai berikut :


(3)

1. Diharapkan tenaga kesehatan gigi dalam rangka program UKGS mengadakan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara berkala dan berkesinambungan khususnya mengurangi konsumsi makanan anak yang kariogenik untuk mencegah karies gigi.

2. Diharapkan peran orang tua dalam mengontrol konsumsi makanan anak sejak dini agar mengurangi prevalensi kegemukan dan karies gigi.

3. Pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) mengadakan penyuluhan pada anak tentang konsumsi makanan yang baik untuk mencegah karies dan kegemukan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sondang P, Harmada T. Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008: 4-6.

2. Hashizume LN, Shinada K, Kawaguchi Y. Dental caries prevalence in Brazilian school children resident in Japan. J of Oral Science 2006; 48: 51-7. 3. Siagiaan A, Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan pemeliharaan

kesehatan gigi dengan karies gigi pada, anak SD 060935 di Jalan Pintu Air II Simpang Gudang Kota Medan tahun 2008. Info Kesehatan Masyarakat 2008; 12: 109-18.

4. Suryo S. Ilmu kedokteran gigi pencegahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993: 13-28.

5. Luciana B, Aubrey S, Marcelo B, Weitzman M. Exploring the association of dental caries with social factors and nutritional status in Brazilian preschool children. Eur J Oral Sci 2008; 116: 37-43.

6. Misnadiarly. Obesitas sebagai faktor risiko beberapa penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer, 2007: 9.

7. Teresa AM, Julie MEG, Barbara AB, John JW, Steven ML. Dental caries and childhood obesity : roles of diet and socioeconomic status. Community Dent Oral Epidemiol 2007; 35: 449-58.

8. Ariani A, Sembiring T. Prevalensi Obesitas pada anak sekolah dasar di Kota Medan. Majalah Kedokteran Nusantara 2007; 40: 86-9.


(5)

9. Bailleul IF, Karine L, Mourad S, Sylvie AL, Marie LF. Marie LBL. Caries experience in a severely obese adolescent population. J of Pediatric Dentistry 2007; 17: 358-63.

10. Tarigan Rasinta. Karies gigi.Jakarta: Hipokrates,1995: 1.

11. Natamiharja L. Epidemiologi karies gigi, Indeks-indeks untuk penyakit gigi (Bahan ajar). Medan : Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat FKG USU, 2001.

12. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kontrol ngemil cegah obesitas anak. http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/kontrol-ngemil-cegah-obesitas-anak (28 September 2010).

13. Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-dasar karies . Edisi 2. Alih bahasa Sumawinata N, Faruk S. Jakarta: EGC, 1995: 5-8.

14. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan mulut terhadap status kesehatan karies gigi di wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Sedang tahun 2009. Tesis. Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat USU, 2009: 30.

15. Speirs A. Ilmu kesehatan anak untuk perawat. Edisi 1. Alih bahasa. Zain MS, Binadja A. Semarang: IKIP Semarang Press, 1996: 164-5.

16. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995: 183-90.

17. Faisal Y. Tiga puluh gangguan kesehatan pada anak usia sekolah. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005:1-25.

18. Illingworth RS. Diagnosis banding gejala yang lazim pada anak. Jakarta: EGC, 1995: 22-3.


(6)

19. Elisabeth WG, Marienne A, Kerstin A, Elin E, Ingegerd J. Dental caries and body mass index by socio-economic status in Swedish children. Community Dent Oral Epidemiol 2008; 36: 459-65.

20. Abdul L. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Infomedika, 1995: 366-9.

21. Desiana M. Perilaku makan pada siswa obesitas. Jurnal IPTEK Olahraga 2005; 7 : 182-9.

22. Anderson J, Brown L. Dental nutrition. Oktober 2010).


Dokumen yang terkait

Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

1 48 71

Hubungan Body Mass Index (Bmi) Dengan Pengalaman Karies Gigi Pada Murid Kelas Iii Dan Iv Sd St.Thomas 2 Medan

9 108 58

Penelitian Kebutuhan Fisur Silen Dan Pengalaman Karies Gigi Posterior Pada Murid Di Dua SD Negeri Medan

0 28 47

Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

5 98 109

INDEKS KARIES GIGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

0 8 16

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

4 20 93

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD Kelas V-VI di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan Tahun 2016

4 27 97

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA.

0 0 9

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi dan Prevalensinya - Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

0 0 15