Analisa Data Lapangan i i o o

70 30 66,7705 33,1839 8,07378 80 30 75,9056 34,0202 8,18874 90 30 85,0277 34,8623 8,28722 200 300 60 30 57,3766 31,7311 8,74482 70 30 66,4376 32,3413 8,90591 80 30 75,4797 32,9588 9,0406 90 30 84,5069 33,5807 9,15512 200 400 60 30 55,4034 32,2760 15,32209 70 30 63,6821 33,1165 15,79468 80 30 71,9018 33,9793 16,19634 90 30 80,0765 34,8574 16,53915 200 500 60 30 55,0602 31,9567 16,46605 70 30 63,2036 32,6821 16,99108 80 30 71,2826 33,4270 17,43489 90 30 79,3139 34,1847 17,81017 Dari perhitungan teori dengan metode NTU diperoleh efektifitas APK minimum adalah 7,93688 pada temperatur fluida panas masuk T

h,i

60 °C dan temperatur fluida dingin masuk T

c,i

30°C pada debit masuk fluida panas 200 ljam dan debit masuk fluida dingin 200 ljam. Sedangkan efektifitas APK maksimum adalah 25,61318 pada temperatur fluida panas masuk T

h,i

90 °C dan temperatur fluida dingin masuk T

c,i

30 °C pada debit masuk fluida panas 100 ljam dan debit masuk fluida dingin 500 ljam.

4.2 Analisa Data Lapangan

Untuk dapat menggunakan rumus keefektifitasan yang tepat didalam perhitungan keefektifan APK di lapangan, dilakukan terlebih dahulu perhitungan C min dan C maks. Dengan diperoleh hasil perhitungan C min dan C maks maka akan dapat digunakan rumus efektifitas yang tepat. Didalam perhitungan ini sifat-sifat fisik fluida dihitung pada temperatur rata-rata. C c = ṁ c c p,c C h = ṁ h c p,h Bila C h = C min maka keefektifan ε ε = Bila C c = C min maka keefektifan ε ε = Hasil perhitungan keefektifan APK di lapangan secara menyeluruh akan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 4.2 Efektifitas APK di Lapangan Debit air panas ljam Debit air dingin ljam T

h,i

°C T

c,i

°C T

h,o

°C T

c,o

°C ε 100 100 60 30 52,8333 34,5 23,889 70 30 59,8333 39,8667 25,41675 80 30 66,2333 42,9667 27,5334 90 30 74,0667 46,0333 26,5555 100 200 60 30 51,5 33 28,33333 70 30 58 34,5 30 80 30 64,0667 35,6 31,8666 90 30 71,1667 36,8667 31,388833 100 300 60 30 51,1667 32 29,444333 70 30 56,9333 32,5333 32,66675 80 30 63,0667 33,6 33,8666 90 30 70 35,2 33,33333 100 400 60 30 49,8333 31 33,889 70 30 56,0667 31,5 34,83325 80 30 62,0667 32,3333 35,8666 90 30 69,1 34,1333 34,8333 100 500 60 30 49,6 30,7667 34,66666 70 30 55,8333 31,3333 35,41675 80 30 61,1333 31,7 37,7334 90 30 68 33,1333 36,6666 200 100 60 30 54,6 36,7 22,3333 70 30 62,9 40,4667 26,1667 80 30 69,9667 43,9667 27,9334 90 30 77,5 48,1 30,1667 200 200 60 30 53,2 33,5 22,6667 70 30 61,3333 35,3 21,6667 80 30 67,0667 36,6 25,8666 90 30 76,2333 38,9333 22,9445 200 300 60 30 52,8 32,6333 24 70 30 60,2333 34,0333 24,4167 80 30 67,2667 35,1667 25,4666 90 30 74,6667 37,3333 25,5555 200 400 60 30 52,2 32 26 70 30 59,8333 33,1667 25,4167 80 30 67 34,2 26 90 30 73,3333 35,3667 27,7778 200 500 60 30 52,1333 31,9333 26,2223 70 30 59,3 32,7 26,75 80 30 65,9333 33,5333 28,1334 90 30 72,5 34,6 29,1667 Dari perhitungan data di lapangan diperoleh efektifitas APK minimum adalah 21,6667 pada temperatur fluida panas masuk T

h,i

70 °C dan temperatur fluida dingin masuk T

c,i

30°C pada debit masuk fluida panas 200 ljam dan debit masuk fluida dingin 200 ljam. Sedangkan efektifitas APK maksimum adalah 37,7334 pada temperatur fluida panas masuk T

h,i

80 °C dan temperatur fluida dingin masuk T

c,i

30 °C pada debit masuk fluida panas 100 ljam dan debit masuk fluida dingin 500 ljam. Dari perhitungan secara menyeluruh yang telah ditampilkan diatas dapat dilihat bahwa perhitungan efektifitas APK di lapangan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan efektifitas APK secara teori dengan metode NTU. Hal tersebut umumnya diakibatkan oleh berbagai hal seperti faktor kotoran yaitu kerak yang menempel pada alat penukar kalor dan alat ukur, pembacaan alat ukur yang kurang tepat, tidak stabilnya kapasitas aliran yang masuk, dan faktor kesalahan alat ukur. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa faktor kerak yang menyebabkan kesalahan dan kegagalan pada alat ukur. Kegagalan alat ukur yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan alat penukar kalor adalah kegagalan pada termokopel. Kegagalan termokopel terjadi akibat terjadinya penumpukan kotoran pada bagian sensor termokopel. Dengan adanya penumpukan kotoran pada sensor, mengakibatkan pembacaan temperatur kurang akurat dan sensitifitas termokopel dalam mendeteksi temperatur akan berkurang. Hal ini akan mengakibatkan pembacaan temperatur akan lebih rendah daripada yang seharusnya dan selanjutnya akan menghasilkan keefektifan yang besar. Sebagai contoh, apabila pembacaan temperatur air panas yang keluar T

h,o

kurang akurat dan hasil pembacaannya lebih rendah daripada yang semestinya, berdasarkan rumus 2.83 maka akan didapatkan keefektifan APK yang lebih besar daripada yang semestinya. Sebagai perbandingan, simulasi faktor kerak terhadap termokopel dapat dilakukan pada termometer. Kerak yang di lapangan digantikan dengan isolator seperti selotip perekat. Selotip perekat tersebut ditempatkan pada bagian sensor termometer dengan cara melilitkannya hingga beberapa lapisan. Pada simulasi ini digunakan 2 termometer, yakni salah satunya dililiti selotip perekat dan satu wadah berisi air panas. Kedua termometer itu dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas secara bersamaan. Dapat dilihat bahwa termometer yang dililiti selotip perekat akan memiliki sensitifitas yang lebih rendah dalam mendeteksi temperatur bila dibandingkan dengan termometer yang tidak terdapat isolator perekat. Dengan melihat hasil simulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kerak yang menempel pada sensor temperatur akan mengakibatkan pembacaan temperatur oleh alat ukur yang semakin rendah dan berdampak pada semakin tingginya efektifitas alat penukar kalor. Gambar 4.2 Termokopel http:all-thewin.blogspot.com201111sensor-thermocouple-sensor-termokopel.html Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa suatu perangkat termokopel terdiri dari beberapa bagian. Kerak menempel pada bagian measurement junction sehingga dapat menyebabkan kesalahan pengukuran. Apabila alat dipakai dalam waktu yang lama tanpa perawatan, maka kemungkinan gangguan pada bagian termokopel lain mungkin dapat terjadi seperti pada bagian instrument, thermocouple connectors, dan lain-lain. Apabila gangguan terjadi tidak hanya pada bagian measurement junction saja maka kemampuan alat dalam mendeteksi temperatur pun akan semakin rendah dan dapat menghasilkan perhitungan efektifitas yang semakin tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerak yang terdapat pada sensor termokopel measurement junction menghasilkan perhitungan keefektifan yang terkesan baik, dan dapat semakin buruk apabila terjadi gangguan di bagian termokopel yang lain.

4.3 Analisa Secara Simulasi

Dokumen yang terkait

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 37 150

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

5 28 150

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 27

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 2

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 4

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 53

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 1

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan dengan Variasi Temperatur Air Panas Masuk Pada Kapasitas Aliran yang Konstan

0 1 45

ANALISIS DAN SIMULASI KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR AIR PANAS MASUK PADA KAPASITAS ALIRAN YANG KONSTAN

0 0 13