Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi (Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS
TERHADAP PRODUKSI PADI
(Studi Kasus: Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

Bambang Saputra
070309025
SEP/PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS

TERHADAP PRODUKSI PADI
(Studi Kasus : Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

Bambang Saputra
070309025
SEP/PKP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing,
Ketua

Anggota

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si)

NIP : 195411111981031001

(Ir. Sinar Indra Kesuma Ginting M.Si)
NIP: 196509261993031002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
BAMBANG SAPUTRA (070309025) Dengan judul skripsi “PENGARUH
KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI”
Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang,
yang dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Bapak Ir. Sinar
Indra Kesuma Ginting, M.Si. Penelitian bertujuan untuk: Menganalisis pengaruh
kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi di daerah penelitian,

menganalisis hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di daerah
penelitian, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani di
daerah penelitian, mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani dalam
memecahkan masalah dalam berusahatani di daerah penelitian. Penentuan daerah
penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secara sengaja dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu, Metode penarikan sampel ditentukan secara sensus yaitu petani padi
yang secara serempak mendapatkan subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan
penyuluhan sebanyak 32 orang.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriftif, analisis
regresi linier berganda, analisis regresi linier sederhana, korelasi Rank Spearman
dengan bantuan SPSS17. Dari penelitian diperoleh hasil sebagai beriku: Kegiatan
penunjang agribisnis secara serempak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi
padi. Subsidi pupuk secara parsial memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.
Ada hubungan luas lahan dengan produksi padi.

Kata Kunci : Kegiatan Penunjang Agribisnis, Produksi Padi dan Karakteristik
Petani.

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

BAMBANG SAPUTRA dilahirkan di Sidorejo II pada tanggal 28 desember 1989
dari ayah Jumanto dan ibu Kasminah, penulis merupakan anak keempat dari enam
bersaudara.
Jenjang pendidikan :
1. Tahun 2001, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Madrastah
Ibtidaiyah Swasta Desa Sordang Bolon Kecamatan Ujung Padang Kabupaten
Simalungun.
2. Tahun 2004, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
Madrastah Tsanawiyah Swasta Desa Sordang Bolon Kecamatan Ujung
Padang Kabupaten Simalungun.
3. Tahun 2007, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di
Madrastah Aliyah Swasta Raudatul Tholibin Desa Suka Damai Kecamatan
Urung Pane Kabupaten Asahan.
4. Tahun 2007, Melalui Jalur SPMB diterima di Program Studi Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
5. Tahun 2011, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Sukaramai
Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batubara.

6. Tahun 2011, melakukan penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah serta
limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis
Terhadap Produksi Padi” (Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan,
pengarahan, serta kritikan membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu
dalam kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang
setinggi tingginya kepada:
1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si. Selaku ketua pembimbing Skripsi, yang

mana telah banyak membimbing, mengarahkan dan memotivasi agar skripsi
ini lebih cepat selesai.
2. Bapak Ir. Sinar Indara Kesuma Ginting, M.Si. Selaku anggota pembimbing
skripsi, yang mana telah banyak membimbing dan mengarahkan sehingga
skripsi ini cepat selesai.
3. Kepada Ibu Dr. Ir. Salmiah M.Si. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
4. Kepada Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak
memberikan pengetahuan selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian.
5. Kepada orang tua yang tercinta Ayahanda Jumanto dan Ibunda Kasmina, serta
kepada kakak, abang dan adik saya ucapkan terimakasih atas segala

Universitas Sumatera Utara

keikhlasannya dalam dukungan yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dorongan semangat, perhatian dalam mengikuti pendidikan sampai saat ini.
6. Kepada rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan dorongan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT menerima seluruh amal dan
ibadah mereka dengan membalas budi baik mereka dengan pahala berlipat ganda,

semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridha Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi
maupun redaksinya oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik,
saran, dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin ya rabbal alamin.

Medan, November 2011
Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

RINGKASAN ....................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
Kegunaan Penelitian...................................................................................... 5
Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA
Teori ....................................................................................................
Subsidi pupuk ...................................................................................... 9
Kredit Usahatani Dalam PUAP ............................................................ 10
Penyuluhan .......................................................................................... 11
Karakteristik Petani ............................................................................ 13
Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 16
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian ............................................................ 19
Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 19
Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 19
Metode Analisis Data .................................................................................... 19

Defenisi dan Batasan Operasional ................................................................. 22
Defenisi ............................................................................................... 22
Batasan Operasional ............................................................................ 24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luas dan Letak Geografis .................................................................... 25
Penggunaan Lahan ............................................................................... 25
Keadaan Penduduk .............................................................................. 26

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi ................ 36
Pengaruh Subsidi Pupuk Terhadap Pruduksi Padi ................................ 37
Pengaruh Kredit Usaha Tani Dalam PUAP Terhadap Produksi Padi .... 38
Pengaruh Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Terhadap Produksi Padi ... 38
Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi .................................. 39
Hubungan Umur Dengan Produksi Padi ............................................... 39
Hubungan Lama Berusahatani Dengan Produksi Padi .......................... 40
Hubungan Luas Lahan Dengan Produksi Padi...................................... 41
Masalah-Masalah Yang Dihadapi Petani ....................................................... 42
Upaya-Upaya Untuk Menanggulangi Masalah .............................................. 42

KESIMPULAN
Kesimpulan................................................................................................... 48
Saran ............................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No
Tabel.

Judul

Hal

1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang .................................................. 18
2. Penggunaan Lahan di Desa Kota Datar ....................................................... 25
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun

2010 ........................................................................................................... 26
4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 27
5. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur ............................. 28
6. Distribusi Petani Sampel berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................... 29
7. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Berusahatani.......................... 30
8. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan ..................................... 30
9. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ......... 31
10. Penggunaan Pupuk Subsidi Oleh Petani...................................................... 33
11. Penyaluran Kredit Usahatani Dalam PUAP ............................................... 35
12. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan/Musim Tanam ........................................ 36
13. Hasil Korelasi Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi......... 39

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No
Gambar.

Judul

Hal.

1. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis
Terhadap Produksi Padi.......................................................................16

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No
Lampiran.

Judul

Hal.

1.

Pengunaan Pupuk Subsidi Oleh Petani Per luas Lahan/Musim Tanam ........ 44

2.

Penyaluran BLM-PUAP Kepada Petani Anggota Gapoktan........................ 45

3.

Frekuensi Mengikuti Penyuluhan/Musim Tanam ........................................ 46

4.

Karakteristik Petani Sampel Di Desa Kota Datar ........................................ 47

5a.

Hasil Regresi Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi ....... 48

5b.

Hasil Regresi Subsidi Pupuk Terhadap Produksi Padi................................. 49

5c.

Hasil Regresi Kredit Usahatani Dalam PUAP Terhadap Produksi Padi ....... 50

5d.

Hasil Regresi Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Terhadap Produksi Padi.... 51

6.

Hasil Korelasi Rank Spearman Dengan SPSS17, Hubungan Karakteristik
Petani Dengan Produksi Padi ...................................................................... 52

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
BAMBANG SAPUTRA (070309025) Dengan judul skripsi “PENGARUH
KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI”
Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang,
yang dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Bapak Ir. Sinar
Indra Kesuma Ginting, M.Si. Penelitian bertujuan untuk: Menganalisis pengaruh
kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi di daerah penelitian,
menganalisis hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di daerah
penelitian, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani di
daerah penelitian, mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani dalam
memecahkan masalah dalam berusahatani di daerah penelitian. Penentuan daerah
penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secara sengaja dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu, Metode penarikan sampel ditentukan secara sensus yaitu petani padi
yang secara serempak mendapatkan subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan
penyuluhan sebanyak 32 orang.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriftif, analisis
regresi linier berganda, analisis regresi linier sederhana, korelasi Rank Spearman
dengan bantuan SPSS17. Dari penelitian diperoleh hasil sebagai beriku: Kegiatan
penunjang agribisnis secara serempak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi
padi. Subsidi pupuk secara parsial memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.
Ada hubungan luas lahan dengan produksi padi.

Kata Kunci : Kegiatan Penunjang Agribisnis, Produksi Padi dan Karakteristik
Petani.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar sering
mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan politis. Kebutuhan pangan secara
kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang (Amang, 1995).
Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan nasional, telah menunjukan kontribusi yang sangat signifikan.
Kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, keragaman, dan mutunya,
seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup masyarakat. Jumlah penduduk
Indonesia yang cukup besar, sekitar 204 juta dan terus bertambah 1,6 persen per
tahun, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup besar, yang tentunya akan
memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk memenuhinya (Suryana, 2003).
Padi termasuk tanaman pengan tergolong tanaman semusim atau tanaman
muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan
hanya satu kali berproduksi, setelah satu kali berproduksi akan mati, tanaman padi
dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu: bagian vegetative dan bagian
generative. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan
mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat tumbuh di daerah beriklim panas
yang lembab (Pitojo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi padi dilakukan melalui
berbagai cara seperti kegiatan penunjang agribisnis, Kegiatan penunjang agribisnis
adalah kegiatan yang menentukan keberhasilan kegiatan-kegiatan utama, Kegiatankegiatan penunjang pada dasarnya juga merupakan kebijakan bisnis yang
berkembang dengan kegiatan utama. Kegiatan pemerintah dalam pengadaan
prasarana dan pengadaan kebijakan dibayar oleh kegiatan utama melalui pembayaran
pajak. Kegiatan-kegiatan penunjang ini meliputi:
1. Penelitian dan pengembangan
-

Menghasilkan teknologi baru (bibit unggul, metoda baru, alat baru)

-

Menghasilkan informasi, informasi pasar, kelayakan usaha dan lain-lain

2. Pendidikan, penyuluhan dan pelatihan
-

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani

-

Pengembangan SDM (motivasi, disiplin, kemampuan kerja sama dan
lain-lain)

3. Perkreditan dan permodalan
-

Pengadaan sumber-sumber kredit dan permodalan

-

Mengurangi biaya biaya permodalan dan perkreditan

4. Pengadaan informasi
-

Pengadaan semua jenis informasi

5. Pengadaan prasarana (jalan, listrik, irigasi, telekomunikasi dan lain-lain)
6. pengadaan kebijakan pemerintah
-

Pembuatan undang undang dan peraturan

Universitas Sumatera Utara

-

Kebijakan fiskal, pengadaan barang dan lain-lain

Kegiatan penunjang bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta atau
oleh badan usaha milik negara (Soekartawi, 1999).
Karena kegiatan penunjang sangat terkait dengan kegiatan utama dan
menentukan keberhasilannya, maka kegiatan ini disebut dengan kegiatan penunjang
agribisnis atau subsistem jasa penunjang agribisnis. Jadi, semua kegiatan baik
kegiatan-kegiatan utama maupun kegiatan-kegiatan penunjang yang terkait dengan
satu atau gabungan komoditi adalah termasuk agribisnis.
Keberhasilan kegiatan-kegiatan utama dan khususnya kegiatan produksi
usahatani ditentukan oleh keharmonisan antar semua kegiatan-kegiatan agribisnis.
Seluruh kegiatan agribisnis dapat dikelompokan atas 5 kelompok yang disebut
subsistem agribisnis yaitu:
1. Pengadaan input produksi usahatani
2. Proses produksi usahatani
3. Pengolahan hasil
4. Pemasaran
5. Penunjang agribisnis
Pengintegrasian semua kegiatan atau semua subsistem secara harmonis
disebut sistem agribisnis. Jadi pembangunan dan pengembangan sistem agribisnis
suatu komoditi atau gabungan komoditi adalah pengintegrasian semua subsistem
secara harmonis, sehingga saling mendukung dan dapat memberikan hasil secara
optimal (Soekartawi, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Dari beberapa kegiatan penunjang agribisnis diatas yang saya teliti adalah
subsidi pupuk yang tergolong didalam pengadaan kebijakan pemerintah, kredit
usahatani dalam PUAP dan penyuluhan pertanian.
Untuk mengetahui pengaruh kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi
padi, diperlukan suatu penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan perak,
Kabupaten Deli Serdang.
Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini masalah masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana
pengaruh kegiatan penunjang agribisnis (subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP
dan frekuensi mengikuti penyuluhan) terhadap produksi padi di daerah penelitian,
bagaimana hubungan karakteristik petani (umur, lama berusahatani dan luas lahan)
dengan produksi padi didaerah penelitian, Masalah-masalah apa saja yang dihadapi
petani padi sawah di daerah penelitian, upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani
padi sawah untuk mengatasi masalah-masalah di daerah penelitian.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk: Menganalisis pengaruh kegiatan
penunjang agribisnis terhadap produksi padi di daerah penelitian, menganalisis
hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di daerah penelitian, mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani di daerah penelitian,
mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani dalam memecahkan
masalah.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: Sebagai bahan informasi bagi
peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang sarjana, sebagai
bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam membuat kebijakankebijakan baru untuk meningkatkan produksi pangan, sebagai bahan informasi bagi
para pembaca.

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi hipotesis penelitian
adalah: Terdapat pengaruh kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi di
daerah penelitian, terdapat hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di
daerah penelitian, ada masalah-masalah yang dihadapi petani padi sawah di daerah
penelitian, ada upaya-upaya yang dilakukan petani padi sawah untuk mengatasi
masalah-masalah di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya
dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai denga harapan
maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah
tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi
hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah
kecil.

Sedangkan

tanaman

subur

ialah

tanaman

yang

pertumbuhan

dan

perkembangannya tidak terhambat, oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan
(Soekartawi, 1999).
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun
padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri
bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh
bahan makanan yang lain (Soekartawi, 1999).
Teori
Subsidi Pupuk
Dalam upaya peningkatan produksi, pemerintah telah menyediakan berbagai
fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan
pemberian subsidi adalah untuk meringankan beban petani dalam penyediaan dan
penggunaan pupuk untuk kegiatan usahataninya sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan produksi komoditas pertanian guna mendukung ketahanan pangan
nasional (Amang, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2010, Pemerintah menyediakan subsidi pupuk yang disalurkan PT
Pupuk Sriwidjaya (Holding), meliputi pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK. Efektifitas
penggunaan pupuk di arahkan pada penerapan pemupukan berimbang dan standar
teknis penggunaan pupuk yang di anjurkan. Dalam penerapan pemupukan berimbang
sangat dibutuhkan modal yang cukup, sedangkan kemampuan permodalan petani
sangat terbatas dalam membiayai kebutuhan usahataninya. Untuk itu pemerintah
memfasilitasi penyediaan subsidi pupuk untuk sektor pertanian, agar petani dapat
menerapkan pemupukan berimbang guna meningkatkan produksi (Permentan, 2010).
Kedudukan pupuk yang amat penting dalam produksi pertanian mendorong
campur tangan pemerintah untuk mengatur tataniaga pupuk. Kebijakan pemerintah
terkait masalah ini adalah melalui subsidi. Subsidi pupuk yang diberlakukan sejak
tahun 1971 bertujuan menekan biaya yang akan ditanggung petani dalam pengadaan
pupuk. Sehingga petani tidak kesulitan untuk memperoleh pupuk karena masalah
biaya (Permentan, 2010).
Pemberian subsidi pupuk dalam jangka panjang dapat meningkatkan jumlah
konsumsi pupuk. Peningkatan tersebut di satu sisi memberikan efek positif berupa
peningkatan produksi pertanian, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan anggaran
subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap tahunnya. Penggunan pupuk
yang berlebihan juga berdampak negatif terhadap lingkungan (Permentan, 2010).
Kredit Usahatani Dalam PUAP
Salah satu ciri pertanian rakyat di Indonesia adalah manajemen dan
permodalan yang terbatas. Menurut Soekartawi (1989), modal dalam usahatani dapat

Universitas Sumatera Utara

diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang
digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam suatu proses produksi. Dengan demikian pembentukan modal mempunyai
tujuan yaitu untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut, meningkatkan
produksi dan pendapatan usahatani.
Kesulitan permodalan yang di alami petani akan mempengaruhi ruang gerak
aktifitas produksi usahatani dari petani. Salah satu usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan pertanian pada khususnya adalah melalui
kredit. Kredit sebagai salah satu syarat pelancar dalam pembangunan pertanian
berfungsi untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan
pertanian, karena tanpa adanya kredit, pertumbuhan ekonomi dalam bidang pertanian
akan berjalan lambat. Untuk produksi yang lebih baik, petani harus lebih banyak
mengeluarkan uang untuk memperoleh sarana produksi. Petani dengan uang banyak
akan mampu untuk membeli sarana produksi yang produktif sehingga akan
menghasilkan produksi yang lebih tinggi (Sukartawi, 1989).
Dalam pemberian kredit usahatani padi, pemerintah memiliki kepentingan
untuk menciptakan ketahanan pangan, swasembada pangan dan meningkatkan taraf
hidup petani, untuk mencapai hal tersebut cara yang ditempuh adalah dengan
peningkatan produksi, dan produktifitas pertanian khususnya padi, dengan
meningkatkan produksi dan produktifitas petani akan meningkatkan ketahanan
pangan dan kesejahteraan petani. Kredit usahatani memberi kesempatan pada petani

Universitas Sumatera Utara

untuk mendapatkan fasilitas yang berasal dari pemerintah dengan biaya murah
(Semeru, Lipi, 2002).
Sebagaimana yang kita ketahui, selama ini petani dan masyarakat
perdesaan pada umumnya masih dilingkupi oleh berbagai permasalahan didalam
berusahataninya.

Permasalahan itu antara lain: masih lemahnya kapasitas

kelembagaan petani baik kelompok tani maupun gabungan kelompok tani,
kekurangan modal untuk membiayai usahanya, lambatnya adopsi teknologi maupun
hambatan pemasaran serta rendahnya posisi tawar petani.

Dari beberapa

permasalahan tersebut di atas, permasalahan yang paling menonjol dihadapi oleh
petani adalah hambatan akses terhadap lembaga keuangan (Semeru , LIPI, 2002).
Sejak tahun 2008 Departemen Pertanian Republik Indonesia melalui Pusat
Pembiayaan Pertanian meluncurkan sebuah program terobosan yang disebut dengan
nama Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan
program yang bertujuan memberdayakan para petani kecil, buruh tani,

ataupun

pelaku usaha berbasis pertanian skala mikro yang tergabung dalam gabungan
kelompok tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan kelembagaan petani ditingkat desa
yang dibangun, dimiliki dan dikelola oleh petani itu sendiri. Serta sebagai lembaga
ekonomi yang mengelola dana PUAP (Pedoman PUAP, 2010).
PUAP (Program Usaha Agribisnis Perdesaan) merupakan bentuk fasilitasi
bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan

Universitas Sumatera Utara

Kelompok Tani (Gapoktan). Melalui pelaksanaan PUAP Gapoktan menjadi
kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani (Pedoman PUAP, 2010).
Ditingkat nasional, PUAP merupakan bagian dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) yang dikoordinasikan oleh
Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
PUAP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM-Mandiri. Bahkan
kadang

PUAP

disebut

juga

sebagai

PNPM

-

Mandiri

Agribisnis

(Pedoman PUAP, 2010).
Penyuluhan
Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang
berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal
utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah.
karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun SDMnya.
SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian
(petani, nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian) agar kemampuan dan
kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang
langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahataninya. Hal
ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar-mengajar dengan mengembangkan
sistem pendidikan nonformal di luar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya
adalah melalui penyuluhan pertanian (Mardikanto, 1996).
Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang

Universitas Sumatera Utara

pertanian, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,
kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah mengubah
sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan
informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian
(Kartasapoetra, 1994).
Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku
pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha
pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih
menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan
lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat,
memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta
mendampingi petani untuk: (1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang
mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan (2) Membantu mereka menemukan
masalah

(3)

Membantu

mereka

memperoleh

pengetahuan/informasi

guna

memecahkan masalah (4) Membantu mereka mengambil keputusan dan (5)
Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang di ambilnya
(Mardikanto, 1996).
Dalam pengertian umum, penyuluhan adalah upaya untuk menyertakan
masyarakat dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju pencapaian
kualitas kehidupan yang lebih baik, membangun kemampuan untuk meningkatkan
pendapatan, melaksanakan usaha berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan partisipatif (Mosher, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Penyuluhan bukanlah faktor produksi, berjalan secara tidak langsung melalui
perubahan sikap individu yang didampinginya. Penyuluhan menjadi faktor eksternal
yang mempengaruhi sikap manusia sedemikian rupa sehingga dengan sadar atau
tidak, individu yang dipengaruhi akan berubah sikapnya terhadap teknologi.
Apresiasi petani terhadap tekologi mendorong penerapan teknologi sesuai anjuran,
dan demikian akan berpengaruh meningkatkan produksi (Mardikanto, 1996).
Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan
penyuluh pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula. Frekuensi petani dalam
mengikuti penyuluhan yang meningkat disebabkan karena penyampaian yang
menarik dan tidak membosankan serta yang disampaikan benar-benar bermanfaat
bagi petani dan usahataninya (Hasyim, 2003)
Karakteristik Petani
1. Umur
Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan
kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Umur dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur
yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik
dan maksimal (Hasyim, 2006).
Petani yang berumur sekitar 50 tahun keatas biasanya fanatik terhadap tradisi
dan sulit untuk diberikan pengertian yang mengubah cara kerja, cara berfikir dan cara
hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya inovasi dan teknologi baru,

Universitas Sumatera Utara

semakin muda umur petani maka semakin tinggi semangatnya mengetahui hal-hal
baru (Kartasapoetra, 1994).
2. Lama Berusahatani
Lama berusahatani untuk setiap orang berbeda beda, oleh karena itu lamanya
berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan
yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal yang baik untuk waktu-waktu
berikutnya (Hasyim, 2006).
Pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh pula dalam menerima
inovasi dari luar.

Di dalam mengadakan suatu penelitian lamanya berusahatani

diukur mulai sejak kapan petani itu aktif secara mandiri mengusahakan usahataninya
tersebut sampai di adakan penelitian (Fauziah dan Tampubolon, 1991).
Jika

petani

mempunyai

mengusahakan usahataninya,
keterampilan

yang

lebih

pengalaman

biasanya

baik

yang

relatif

berhasil

mempunyai pengetahuan,

dibandingkan

dengan

petani

dalam

sikap

yang

dan

kurang

berpengalaman. Namun jika petani selalu mengalami kegagalan dalam mengusahakan
usahatani tertentu, maka dapat menimbulkan rasa enggan untuk mengusahakan
usahatani tersebut (Lubis, 2000).
3. Luas Lahan
Lahan pertanian di artikan sebagai tanah yang disiapkan untuk usahatani.
Disamping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah perlu diperhatikan seperti
tingkat kesuburan tanah, lokasi, topografi, status kepemilikan tanah dan faktor

Universitas Sumatera Utara

lingkungan.

Nilai atau harga tanah dengan status milik lebih mahal bila

dibandingkan dengan lahan yang bukan milik ( Soekartawi, 1989).
Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya
mempengaruhi efisien tidaknya suatu usaha pertanian. Makin luas lahan pertanian
maka lahan semakin tidak efisien, karena pemikiran untuk mengupayakan lahan
secara efisien semakin berkurang.

Sebaliknya pada lahan yang sempit, upaya

pengawasan terhadap pemakaian faktor produksi semakin baik sehingga lebih efisien.
Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha yang
tidak efisien ( Soekartawi, 1989).
Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
petani, semakin luas areal menggambarkan semakin tinggi produksi dan pendapatan
yang di terima (Sukartawi, 1989).

Kerangka pemikiran
Indonesia adalah Negara berlatar belakang agraris atau merupakan Negara
pertanian,

artinya

pertanian

memegang

peranan

penting

dari keseluruhan

perekonomian nasional, hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk yang
hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan dari produk yang berasal dari pertanian.
Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus kepada sektor perdesaan karena
sebagian besar penduduk Indonesia hidup didaerah perdesaan dan umumnya
mempunyai sumber penghasilan dari sektor pertanian.

Universitas Sumatera Utara

Dalam mengusahakan usahatani, petani selalu berusaha menggunakan
sumberdaya yang dimilikinya seefisien munggkin. Dalam penelitian ini karakteristik
petani yang terdiri dari umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, dan jumlah
tanggungan duhubungkan dengan produksi padi.
Kegiatan penunjang agribisnis berperan sebagai penunjang usahatani, dimana
kegiatan tersebut adalah subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi
mengikuti penyuluhan, yang membantu petani dalam meningkatkan produksi padi.
Dalam berusahatani petani juga di duga mempunyai masalah- masalah dan ada
upaya-upaya untuk memecahkan masalah dalam berusahatani.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas maka secara ringkas digambarkan dalam skema seperti di
bawah ini:
Karakteristik Petani

Kegiatan Penunjang
Agribisnis
1. Subsidi pupuk
2. Kredit usahatani dalam (PUAP)
3. Frekuensi mengikuti penyuluhan

1.Umur
2.Lamanya Berusaha Tani
3. Luas lahan

Petani

Usahatani padi

Masalah

Upaya
Produksi padi
Keterangan:

Gambar 1

: Pengaruh
: Hubungan
: Skema kerangka pemikiran, Pengaruh Kegiatan Penunjang
Agribisnis Terhadap Produksi Padi

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secara sengaja
berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu di Desa Kota Datar, Kecamatan
Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah penelitian Desa
Kota Datar karena di Desa tersebut mendapatkan kegiatan penunjang agribisnis, yaitu
penyuluhan, PUAP dan Subsidi pupuk dari Pemerintah, dan karena dalam
pengelolaan PUAP di Desa Kota Datar bunga kredit pinjaman sebesar 3 %/bulan,
terbesar dari Desa yang ada di Kecamatan Hamparan Perak.

Metode Penentuan Sampel
Metode penarikan sampel ditentukan secara sensus, petani padi yang secara
serempak mendapat kredit usahatani dalam PUAP , subsidi pupuk dan penyuluhan
sebanyak 32 orang.
Tabel 1 : Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
No

Kelompok tani

Populasi
(orang)
71

Yang menerima PUAP.
Penyuluhan dan Subsidi Pupuk
17

1

Anggrek

2

Pelita Baru

72

8

3

Tunas karya

106

5

4

Karya bakti II

106

1

5

Tunas muda

78

1

Jumlah

32

Sumber : Kantor Gapoktan Namora 2011

Universitas Sumatera Utara

Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung terhadap petani
sampel dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder dalam penelitian ini di
ambil dari dinas pertanian Deli Serdang Kecamatan Hamparan Perak, Kantor Kepala
Desa Kota Datar, dan lembaga instansi terkait lainnya.

Metode Analisis Data
Semua data yang diperoleh ditabulasi terlebih dahulu, kemudian di analisis
dengan metode analisis yang sesuai.
Untuk Hipotesis pertama, terdapat pengaruh kegiatan penunjang agribisnis
(subsidi Pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan)
terhadap produksi padi menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan
SPSS 17.
Rumus Regresi Linier Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dimana:
Y

= Produksi padi (Ton)

X1

= Subsidi pupuk (Kg)

X2

= Kredit usahatani dalam PUAP (Rp)

X3

= Frekuensi penyuluhan (kali/MT)

a

= Koefisien intersep

b1, b2, b3

= Koefisien Regresi

Universitas Sumatera Utara

Untuk menguji variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak
terhadap Produksi padi maka digunakan analisis uji F, yaitu:
r² / k
F=
1- r² / n – k – 1
Dimana:


= Koefisien determinasi

n

= Jumlah sampel

k

= Derajat bebas pembilang

n-k-l

= Derajat bebas penyebut

Kriteria uji untuk uji serempak adalah:
Fhitung ≥ Ftabel : ……………………..Maka H0 tidak diterima (H1 diterima)
Artinya ada pengaruh nyata antara variabel independent terhadap variabel dependent.
Fhitung < Ftabel :……………..………Maka H0 diterima (H1 tidak diterima)
Artinya tidak ada pengaruh nyata antara variabel independent terhadap variabel
dependent.
Untuk menguji variabel-variabel tersebut secara parsial terhadap produksi
padi, maka digunakan analisis uji t, yaitu:
bi
t-hitung =
Sbi
Sy12
Sbi =

√∑ X²1 (1 - r²12)
Dimana:

∑ (y – y’)²
Sy12 = √
n-3

bi

= Parameter b (i = 1,2)

Sbi

= Standar error parameter (i = 1,2)

Universitas Sumatera Utara

Sby

= Standar error of estimate

X1

= Variabel X1

X2

= Variabel X2

r

= Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan X2

12

Kriteria Uji t untuk uji individu adalah:
t-hitung ≥ t-tabel..........................Hipotesis ( H0) tidak diterima
t-hitung < t-tabel……………….Hipotisis ( H0) Diterima
(hasan, 2004)
Untuk Hipotesis kedua, terdapat

hubungan karakteristik petani dengan

produksi padi di daerah penelitian, di analisis dengan Korelasi Rank Spearman (rs)
dengan bantuan SPSS 17. Metode korelasi Spearman digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai
distribusi normal dan variansnya tidak sama (terdapat perbedaan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain).
Rumus Korelasi Rank Spearman (rs) adalah:

rs = 1 −

6Σ in= 1 d i 2
n (n 2 − 1)

Dimana:
rs

= Nilai koefisien Korelasi Rank Spearman

di

= Perbedaan setiap pasangan rangking

n

= Jumlah pengamatan
Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel maka digunakan uji t,

dengan rumus:
n−2
t h = rs
2
1 − (r)
s

Universitas Sumatera Utara

Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Jika t h ≤ t α,

berarti H0 diterima (tidak ada hubungan antara karakteristik petani
dengan produksi padi ).

Jika t

>t

h

α,

berarti H1 diterima (ada hubungan antara karakteristik petani dengan
produksi padi ).

(Supriana dan Lily, 2010).
Untuk Hipotesis ketiga, ada masalah-masalah yang dihadapi petani padi
sawah di daerah penelitian, di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu
dengan mengamati masalah yang dihadapi petani padi yang mendapat penyuluhan,
PUAP, dan Subsidi Pupuk di daerah penelitian.
Untuk hipotesis keempat, ada upaya-upaya yang dilakukan petani padi sawah
untuk mengatasi masalah-masalah di daerah penelitian, di analisis dengan
menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi
petani, sehingga dapat diketahui upaya-upaya penanggulangan atas masalah yang
dihadapi petani.

Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi dibuat untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam
menafsirkan penelitian antara lain:
Defenisi
1. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan
unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung.

Universitas Sumatera Utara

2. Subsidi adalah penetapan harga beli dibawah harga umum.
3. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya
ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di
penyalur resmi.
4. PUAP adalah dana bantuan sosial untuk petani/kelompok tani guna
pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang disalurkan melalui
Gapoktan dalam bentuk modal usaha.
5. Penyuluhan

adalah

upaya

untuk

menyertakan

masyarakat

dalam

mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju pencapaian kualitas
kehidupan yang lebih baik.
6. Karakteristik petani terdiri dari umur, lama berusahatani, dan luas lahan
7. Umur (X1) adalah usia petani padi sawah yang dihitung dari tanggal lahir
sampai dengan ditanyakan kuesioner (tahun).
8. Lama berusahatani (X2) adalah berapa lama petani telah bekerja sebagai
petani (tahun).
9. Luas Lahan (X3) adalah areal pertanaman yang dimiliki oleh petani yang
diukur dengan satuan hektar.
Batasan Operasional
1. Daerah penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara

2. Petani sampel adalah petani padi yang mendapat Penyuluhan, subsidi dan
KUT di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.
3. Waktu penelitian di adakan pada tahun 2011.
4. Kegiatan penunjang agribisnis pada penelitian adalah subsidi pupuk, kredit
usaha tani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis
Desa Kota Datar memiliki luas wilayah 1981.31Ha, suhu rata-rata 32 ºC dan
berada pada ketinggian 1,5 meter di atas permukaan laut.

Jarak ke Ibukota

Kecamatan 13 Km dengan waktu tempuh 30 menit, Jarak ke Ibukota Kabupaten (Deli
Serdang) adalah 47 Km dengan waktu tempuh 120 menit dan Jarak ke Ibukota
Provinsi 37 Km dengan waktu tempuh 60 menit.
Secara administrative

Desa Kota Datar mempunyai batas-batas wilayah

sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Tujuh



Sebelah Selatan berbatasan dengan Perkebunan PTPN II Bulu Cina



Sebalah Barat berbatasan dengan Desa Tandem Hilir II



Sebalah Timur berbatasan dengan Desa Paluhmanan

Penggunaan Lahan
Luas wilayah Desa Kota Datar menurut jenis penggunaan lahan dibagi atas:
pemukiman, bangunan dan pertanian. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2 . Penggunaan Lahan di Desa Kota Datar.
No
Penggunaan
1
2

Pemukiman
Bangunan
-

Luas
(Ha)

Persentase
(%)

Pemukiman umum

280

14. 1320

Perkantoran
Sekolah

0.11
2

Universitas Sumatera Utara

-

3

-

Pasar
Tempat beribadah (Mesjid
dan Gereja)
Kuburan/Makam
Lapangan sepak bola

-

Sawah
Darat dan perkebunan rakyat

1
1

0.4093

3
1

Pertanian

Jumlah
Sumber : Profil Desa Kota Datar, 2010

1045.7
647.5

85.4586

1981.31

100

Dari tabel di atas terlihat bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman sebesar
14. 1320 %, untuk bangunan sebesar 0.4093 % dan untuk pertanian sebesar 85.4586
%, penggunaan lahan terbesar adalah untuk pertanian.
Kondisi Demografis
Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Kota Datar seluruhnya sebanyak 5.398 jiwa, yang
terdiri dari 1.557 kepala keluarga, untuk lebih rinci disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Tahun 2010.
Golongan Umur
Jenis Kelamin
Jumlah (jiwa)
Persentase
No
Laki-laki
917
0-15
1630
15-60
116
> 61
2663
Jumlah
umber: Profil Desa Kota Datar, 2010

1
2
3

(%)

Perempuan
924
1.692
119
2735

1841
3322
235
5398

34.10
61.54
4.35
100

Dari Tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Kota Datar adalah
5.398 jiwa. Penduduk yang berusia 0–15 tahun sebanyak 1.841 jiwa (34,10%),
penduduk dengan usia 16–60 tahun sebanyak 3.322 jiwa (61,54%) dan penduduk
dengan usia diatas 60 tahun sebanyak 235 jiwa (4,35%). Dengan demikian dapat

Universitas Sumatera Utara

diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Kota Datar merupakan penduduk
dalam usia produktif.
Keadaan penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Kota Datar berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2010.
No.
Jenis Tingkat Pendidikan
Jumlah(jiwa)
Persentase (%)
1.

Tidak Tamat SD

2104

38,98

2.

Tamat SD

2379

44,07

3.

Tamat SLTP

506

9,38

4.

Tamat SLTA

175

3,24

5.

Tamat Akademi (D1, D3)

120

2,22

6.

Tamat Sarjana

114

2,11

Jumlah

5398

100

Sumber: Profil Desa Kota Datar, 2010
Dari Tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Kota Datar yang tidak
tamat SD sebanyak 2104 jiwa (38,98 %), tamat SD sebanyak 2379 (44,07%), tamat
SLTP sebanyak 506 jiwa (9,38%), tamat sarjana sebanyak 114 jiwa (2,11%). Dengan
demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Kota Datar
menamatkan tingkat pendidikan tertinggi pada tingkat SD.

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis ( Subsidi Pupuk, Kredit Usaha Tani
Dalam PUAP dan Penyuluhan) Terhadap Produksi Padi
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa kegiatan penunjang agribisnis (subsidi
pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan) memiliki
pengaruh terhadap produksi padi. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan penunjang
agribisnis terhadap produksi padi , dilakukan pengujian dengan analisis regresi linier
berganda.
Untuk mengetahui pengaruh kegiatan penunjang agribisnis (Subsidi Pupuk,
Kredit Usaha Tani Dalam PUAP, dan Penyuluhan) terhadap produksi padi secara
lebih jelas, variabel diuji secara serempak dan parsial. Dari hasil pengujian serempak,
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Ý= -0,048 + 0,016 X1 – 0,0000002485 X2 + 0,039 X3
Dimana:
Ý

= Produksi padi (Ton)

X1

= Subsidi pupuk (Kg)

X2

= Kredit usahatani dalam PUAP (Rp)

X3

= Frekuensi mengikuti penyuluhan (kali/MT)
F-hitung yang diperoleh dari analisis regresi linier berganda adalah sebesar

144,622. Nilai F-hitung ini lebih besar dari F-tabel pada a = 5% yaitu sebesar 2.95
Maka H0 tidak diterima H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa Kegiatan penunjang
agribisnis

memiliki pengaruh yang nyata terhadap produksi padi petani sampel

sacara serempak.

Universitas Sumatera Utara

Hal ini terjadi karena kegiatan penunjang agribisnis yaitu : subsidi pupuk,
kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan merupakan modal
dalam usahatani dan bisa dikatakan variabel yang saling mendukung antar variabel itu
sendiri. Dengan kata lain, subsidi bertujuan untuk pengurangan modal usahatani
melalui pemotongan harga sehingga kebutuhan pupuk terpenuhi, kredit usahatani
dalam PUAP digunakan oleh petani untuk membeli pupuk subsidi, pestisida dan
perawatan dan penyuluhan sebagai ilmu untuk memanajemen usaha baik dalam
pengambilan keputusan, penerapan teknologi dan lain-lain sehingga berpengaruh ke
produksi.
Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel kegiatan penunjang agribisnis diuji
secara parsial terhadap produksi padi.
Pengaruh Subsidi Pupuk Terhadap Produksi Padi
Untuk mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah, petani beserta kelompok
tani

harus membuat rencana defenitif kebutuhan kelompok (RDKK) dengan

didampingi oleh penyuluh pertanian yang kemudian diajukan kepada pemerintah,
yang kemudian akan ditebus oleh penyalur resmi yang ditunjuk di tingkat desa atau
kecamatan. Pupuk yang di subsidi di daerah penelitian adalah Urea, SP-18, ZA dan
NPK. Dengan harga eceran tertinggi (HET) :
- Pupuk Urea = Rp.1.600 per kg
- Pupuk SP-18 = Rp.2.000 per kg
- Pupuk ZA

= Rp.1.400 per kg

- Pupuk NPK = Rp.2.300 per kg

Universitas Sumatera Utara

Terdapat beberapa kemasan yang disalurkan di daerah penelitian oleh penyalur resmi
yang harus dibayar secara tunai oleh petani antara lain :
- Pupuk Urea = 50 kg
- Pupuk SP-36 = 50 kg
- Pupuk ZA

= 50 kg

- Pupuk NPK = 50 kg atau 20 kg
Tujuan subsidi dimaksudkan untuk pemberian pupuk bagi tanaman sesuai
dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai produktivitas yang
optimal dan berkelanjutan (pemupukan berimbang) dan membantu petani dalam
pemenuhan dan pemotongan harga. Penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan
anjuran akan menyebabkan produksi menurun. Mengingat harga pupuk yang semakin
mahal, kebanyakan petani tidak bisa memenuhi kebutuhan pupuk bagi tanaman atas
dasar itu pemerintah membuat kebijakan memberi pemotongan harga/subsidi pupuk
untuk membantu petani dalam permodalan dalam usahataninya.

Tabel 5. Penggunaan Pupuk Subsidi Oleh Petani.
No Klasifikasi Penggunaan Pupuk (Kg) Jumlah (orang)
1
2
0-100
2
101-200
8
3
201-300
3
4
301-400
14
5
>400
5
Jumlah
32
Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Persentase (%)
6,25
25
9,375
43,75
15,625
100

Dari tabel di atas terlihat bahwa penggunaan pupuk subsidi oleh petani
dengan total sampel 32 orang terbesar pada kelompok 301-400 yaitu sebanyak 14

Universitas Sumatera Utara

orang atau 43,75 %, dan yang paling sedikit berada pada kelompok 0-100 yaitu
sebanyak 2 orang atau sebesar 6,25 %.
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa subsidi pupuk memiliki pengaruh terhadap
produksi padi. Untuk mengetahui pengaruh subsidi pupuk terhadap produksi padi
dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut :
Ý= 0,008 + 0,15X
Dimana :
Ý

= Produksi padi (Ton)

X

= Subsidi pupuk (Kg)
Dari hasil regresi diperoleh nilai t-hitung sebesar 20,632. T-hitung yang

diperoleh lebih besar dari t-tabel pada a = 5% yaitu 2,042, artinya secara parsial
subsidi pupuk memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.
Hal ini disebabkan karena subsidi pupuk membantu petani dalam
pengurangan harga, sehingga petani mampu memenuhi pupuk yang dibutuhkan
tanaman dan akhirnya berpengaruh pada produksi.
Pengaruh Kredit Usahatani Dalam PUA