C. HUTAN MANGROVE, PENDUDUK, EKONOMI DAN KONSERVASI
Sebagian masyarakat menganggap hutan mangrove adalah daerah tidak berguna, sarang nyamuk, sarang hama dan bibit penyakit dan kumuh Ch. Endah
Nirarita, 1993. Karena anggapan tersebut, maka hutan mangrove kurang berkembang dan cenderung menyusut bahkan menuju kepunahan. Hal ini
disebabkan karena peranan hutan mangrove tidak dapat diungkapkan secara obyektif dan komprehensif. Mekanisme ekonomi hanya menampung peranan hutan
mangrove yang bisa melewati pasar dan memilih manfaat yang dapat diberi nilai uang Emil Salim, 1986; Hadipurnomo, 1995.
Hutan mangrove yang dahulu dianggap sebagai hutan yang kurang mempunyai nilai ekonomis, ternyata merupakan sumberdaya alam yang cukup
berpotensi sebagai sumber penghasil devisa serta sumber mata pencaharian bagi masyarakat yang berdiam di sekitarnya Darsidi, 1984.
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa akhir-akhir ini terlihat gangguan- gangguan yang cenderung dapat mengancam kelestarian hutan dan mengubah
ekosistem mangrove menjadi daerah-daerah pemukiman, pertanian, perluasan perkotaan dan lain sebagainya. Faktor utama penyebab gangguan ini adalah
perkembangan penduduk yang pesat dan perluasan wilayah kota Darsidi, 1984.
Agaknya sudah dapat diraba bahwa mati hidupnya ekosistem hutan mangrove amat bergantung pada bentuk aktivitas manusia. Dengan masuknya
teknologi, keterbatasan kemampuan manusia dapat ditopang, sehingga kedudukan ekosistem hutan mangrove dan ekosistem lainnya berada pada titik kritis.
Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam mengelola hutan mangrove hendaknya jangan hanya melihat nilai ekonominya saja dengan maksud agar cepat
menghasilkan tanpa melihat kerugian dalam jangka panjang, akan tetapi juga harus memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya dan kelestarian Budiman, Kartawinata
dan Soerianegara, 1984.
Gangguan yang cukup besar terhadap hutan mangrove dapat menimbulkan erosi pantai, karena perlindungan yang diberikan oleh pohon-pohon mangrove sudah
lenyap. Pantai pesisir akan berkurang dan tinggallah pantai sempit yang terdiri dari pasir atau kolam-kolam asin yang tak dapat dihuni. Maka pusat-pusat pemukiman
pantai makin mudah diserang topan dan air pasang Hadipurnomo, 1995.
Pengrusakan serta pengurangan luas hutan mangrove di suatu daerah akan mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas perikanan terutama udang di
perairan sekitar daerah tersebut Naamin, 1988. Usaha-usaha pelestarian yang harus dikembangkan adalah:
1. Perlindungan kawasan hutan mangrove yang bernilai konservasi tinggi, hendaknya dengan melihat prioritas sebagai berikut:
a Hutan mangrove yang berdekatan dengan muara sungai b Hutan mangrove yang berdekatan dengan daerah penangkapan ikan ataupun
daerah pengeringan ikan c Hutan mangrove yang berdekatan dengan pemukiman dan industri
d Hutan mangrove yang merupakan penyangga mutlak terhadap bahaya erosi maupun banjir
e Hutan mangrove yang mempunyai tumbuhan muda yang rapat f
Hutan mangrove yang terdapat di suatu pulau 2002 digitized by USU digital library
4
2. Peremajaan perlu dilakukan pada hutan mangrove yang telah rusak untuk memulihkan fungsi ekosistem dan untuk meningkatkan nilai manfaat
langsungnya 3. Pencagaran ekosistem hutan mangrove hendaknya berdasarkan kriteria yang
jelas dan pertimbangan yang rasional.
3
D. LINGKUP PENELITIAN DAN KAJIAN TENTANG HUTAN MANGROVE