IMPLEMENTASI KETENTUAN 30% KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum dan negara kesatuan yang berbentuk republik yang kedaulatannya berada ditangan rakyat, sesuai dengan yang terkandung dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebelum amandemen, berbunyi: “(1)

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. (2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.”1

Dalam ayat 2 dapat dimaknai bahwa Kedaulatan memang berada di tangan rakyat, tetapi dilaksanakan sepenuhnya berada di tangan rakyat, sehingga kelemahan disini MPR dalam menjalankan kedaulatnnya tidak dibatasi oleh undang-undang.

Untuk menjamin kedaulatan rakyat tersebut maka dilakukan perubahan terhadap pasal-pasal dalam UUD NRI 1945, salah satunya pasal 1. Bab I Ketentuan Umum pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah amandemen, berbunyi: “(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. (3) Negara Indonesia adalah negara hukum.”2

1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen


(2)

Setelah amandemen terdapat perubahan terhadap pasal 1 ayat 2 dan ditambahkan ayat 3, yang dimana dapat dimaknai untuk menguatkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan untuk rakyat. Pasal 1 ayat 2 dapat dimaknai kedaulatan masih berada di tangan rakyat tetapi semuanya harus sesuai dengan undang-undang. Kelebihan dari amandemen ayat ini adalah mengurangi kesewenang-wenangan penggunaan kedaulatan oleh rakyat dan harus sesuai dengan undang-undang dan untuk pasal 1 ayat 3 yang sebelumnya tidak ada dapat dimaknai bahwa Negara Indonesia mempertegas statusnya sebagai negara hukum, maka semua orang Indonesia tanpa melihat statusnya dalam berbuat dan bertindak harus mengikuti hukum yang berlaku dan dipertanggungjawabkan di depan hukum yang berlaku di Indonesia. Sebagai negara hukum yang menganut asas demokrasi, maka kedaulatan berada di tangan rakyat dengan begitu rakyat memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai bentuk demokrasinya.

Demokrasi memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga negara yang memenuhi syarat untuk dapat memilih dan dipilih sebagai wakil rakyat tanpa adanya diskriminasi terhadap suku, ras, agama dan gender. Dalam kaitannya dengan kesetaraan gender, ada himbauan CEDAW

(Convention on The Elimination Of All Forms of Discrimination Againts Women) PBB tahun 1974 kepada negara-negara yang menandatangani Konvensi yang telah dibuat (termasuk negara Indonesia). Hal ini menunjukankan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan di hadapan hukum dan Negara. Keduanya memiliki kewajiban, hak dan tanggung


(3)

jawab yang sama dalam berbagai aspek kehidupan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun politik sebagaimana telah diatur oleh konstitusi negara.

Dalam perjalanan politik di Indonesia perhatian terhadap partisipasi politik perempuan masih sangat rendah. Perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan dalam suatu bangsa, namun hal tersebut masih dianggap sebelah mata, hal ini disebabkan oleh budaya yang berkembang di Indonesia dimana perempuan menjadi ibu rumah tangga yang mengabdi untuk suami dan keluarga dengan bekerja di rumah sedangkan laki-laki menjadi kepala rumah tangga yang berkuasa di rumah maupun di luar rumah. Umumnya kondisi sosial budaya masyarakat belum sepenuhnya dapat menerima keterlibatan perempuan dalam politik, perempuan dianggap tidak mampu dalam membuat kebijakan dan menjalankan peran politik yang merupakan faktor eksternal dari kegagalan keterwakilan perempuan.

Paradigma berpikir seperti inilah yang berkembang di Indonesia sampai saat ini, sehingga membuat perempuan tidak mendapat kesempatan dan peluang untuk mengembangkan kemampuannya dalam politik. Selain itu faktor internalnya terdapat pada SDM (Sumber Daya Manusia) perempuan itu sendiri yang masih perlu meningkatkan percaya dirinya untuk berkecimpung dalam dunia politik. Selain itu peran partai politik juga sangat penting dalam mempersiapkan kader-kader perempuannya.

Jaminan persamaan kedudukan laki-laki dan perempuan khususnya di bidang pemerintahan dan hukum telah ada sejak diundangkannya


(4)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tanggal 17 Agustus

1945, dalam pasal 27 ayat 1, yang lengkapnya berbunyi : “Segala warga

negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Adanya perhatian keterwakilan perempuan terjadi setelah berlakunya perubahan Undaang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pasal 28H ayat (2) yang menyatakan: “Setiap orang berhak

mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”.3

Selain itu dalam Alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi:

“membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”

mempunyai arti filosofis yaitu Negara menjamin hak setiap orang dan berkewajiban untuk melindungi hak tersebut dari perilaku diskriminatif. Selain itu kata keadilan sosial juga dapat dimaknai bahwa setiap proses dan hasil pembangunan harus dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia baik laki-laki dan perempuan.

3 Ignatius Mulyono, 2010, “Makalah Strategi Meningkatkan Keterwakilan Perempuan”.

Makalah disampaikan dalam Diskusi Panel RUU Pemilu Peluang untuk Keterwakilan Perempuan, Dep. Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak DPP Partai Demokrat di Hotel Crown, Jakarta, 2 Februari 2010. Hal. 1.


(5)

Ketentuan UUD NRI 1945 tersebut menjadi landasan yang kuat bagi semua golongan warga negara untuk bebas dari diskriminasi sistematik dan struktural dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pada aspek politik. Bila dirumuskan kembali maka hak asasi manusia yang terkandung dalam UUD NRI 1945 mendapat jaminan konstitusional yang sangat kuat, mencankup hak-hak politik, antara lain:

1. Hak-hak politik, ekonomi, sosial dan budaya, yang dapat dirumuskan lagi menjadi4:

a) Setiap warga negara berhak untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapatnya secara damai.

b) Setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam rangka lembaga perwakilan rakyat.

c) Setiap warga negara dapat diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan publik.

2. Hak-hak Khusus dan hak atas pembangunan, dapat dirumuskan sebagai penjamin hak terhadap kesetaraan gender yang berbunyi “ hak perempuan dijamin dan dilindungi untuk mencapai kesetaraan gender dalam

kehidupan nasional”5 .

Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang No. 68 Tahun 1958 tentang Ratifikasi Konvensi Hak-hak Politik Wanita dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Convention on the Elimination of All Forms

4 Jimly Asshiddiqie, 2010 (I). Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika. Hal. 90.


(6)

Discrimination Against Women (CEDAW) tahun 1984. Di dalamnya, mengatur mengenai Perwujudan Kesamaan Kedudukan (non diskriminasi), jaminan persamaan hak memilih dan dipilih, jaminan partisipasi dalam perumusan kebijakan, kesempatan menempati posisi jabatan birokrasi, dan jaminan partisipasi dalam organisasi sosial politik. Sebagaimana pembukaan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, perubahan peran tradisional laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan keluarga diperlukan untuk dapat mencapai kesetaraan penuh antara laki-laki dan perempuan. Terlepas dari perubahan sikap, barangkali tidak akan pernah ada kesetaran yang sesungguhnya antara jenis kelamin, setidaknya tidak dalam arti perlakuan yang mutlak sama. Perempuan dan laki-laki berbeda. Apa yang diperlukan adalah pengakuan atas hak perempuan untuk menikmati secara setara semua hak dan kebebasan. Jadi perempuan dan laki-laki harus dapat memperoleh keuntungan dari hak dan kebebasan sebagaimana dikukuhkan dalam berbagai regulasi hak-hak tanpa pembedaan. Untuk banyak perempuan, perwujudan kesetaraan status di depan hukum telah menjadi isu besar yang menghalangi kemajuan kesetaraan antara jenis kelamin.6

Kesetaran gender adalah kesetaraan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartispasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam

6 Rhona K. M. Smith, at.al.--- disunting oleh Knut D. Asplund, at,al. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: PUSHAM UII. Hal. 170-171.


(7)

menikmati hasil pembangunan tersebut. Walaupun kesetaraan gender telah dijamin oleh perundang-undangan bahkan konstitusi Negara namun pada kenyataannya masih berlangsungnya nilai-nilai dan konsep budaya patriarkhi, yang menempatkan perempuan dan laki-laki pada hubungan kekuasaan yang tidak setara, sehingga terjadi diskriminasi gender. Diskriminasi gender menyebabkan kerentanan terhadap perempuan dan/atau anak perempuan serta berpotensi pada terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai bidang kehidupan dan juga tidak terjaminnya kualitas hidup perempuan terutama dalam bidang pendidikan dan politik yang menyebabkan kesenjangan dalam status sosial antara perempuan dan laki-laki.

Budaya patriarkhi mengakibatkan perempuan berada pada posisi tawar yang lemah, sementara suara perempuan dalam memperjuangkan kepentingannya tidak tersalurkan melalui mekanisme pengambilan keputusan formal. Masalah keterwakilan suara dan kebutuhan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk merumuskan kebijakan publik sangat penting, karena produk kebijakan yang netral gender hanya akan melanggengkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan terhadap perempuan, yang berakibat pada pemiskinan kaum perempuan.

Tujuan dari adanya peraturan terhadap kesetaraan gender selain untuk memberikan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang baik yang bersifat publik maupun privat, sehingga tidak ada tindakan semena-mena dan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Hal itu juga


(8)

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan membantu pemerataan pembangunan di Indonesia.

Oleh karena itu, peningkatan peran perempuan dalam pembangunan yang berwawasan gender sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, mempunyai arti yang penting dalam upaya untuk mewujudkan kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dan perempuan agar dapat terwujud kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai kegiatan khususnya bidang politik. Perempuan mempunyai makna yang sangat penting untuk memberikan pemahaman dan menyatukan persepsi tentang pentingnya pembangunan demokrasi yang sehat, adil dan realistis.

Dari sisi lain pentingnya kesetaran antara perempuan dan laki-laki adalah untuk menghapus kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi terhadap perempuan yang marak dilakukan. Diharapkan juga dapat memberikan perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan juga kualitas hidup perempuan dan juga untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga seluruh warga negara Indonesia dapat mengerti hukum dan tidak buta hukum. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan politik perempuan, perlu ditingkatkan baik dari segi organisasional maupun pemantapan pilar-pilar demokrasi melalui lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif yang aspiratif dan pro terhadap kepentingan perempuan. Sehingga perempuan dapat menyalurkan, menyuarakan dan memperjuangkan jaminan dan kesejahteraan yang selama ini tidak diperhatikan oleh pembuat kebijakan di Indonesia.


(9)

Dalam perkembangan jaman dan perkembangan politik di Indonesia, pemerintah berupaya untuk menghapus diskriminasi antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ada banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat tercapainya kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan, dalam hal ini tentunya termasuk juga kebijakan di bidang politik. Untuk upaya mewujudkan cita-cita bangsa untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi dalam segala aspek termaksud politik maka pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif dan politik, yang telah ditunjukan sejak pemilu pada tahun 1999 dan terus dikembangkan sesuai dengan tingkat keberhasilan dari kebijakan tersebut.

Perundang-undangan yang mengatur tentang keterwakilan perempuan selalu diperbahurui sesuai dengan perkembangan politik, yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan pemenuhan 30% keterwakilan perempuan dalam lembaga negara. Dalam Pasal 55 Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, berbunyi: “daftar bakal calon sebagaimana dalam pasal 53 memuat paling sedikit 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan”. Pasal 58 ayat 1, 2 dan 3 yang mengatur tentang verifikasi kelengkapan administrasi bakal calon Anggota DPR, DRPD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang mengharuskan adanya 30% keterwakilan perempuan. Dan pasal 59 ayat (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,


(10)

DPD, dan DPRD, berbunyi: “dalam hal daftar bakal calon tidak memuat

sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan maka KPU, KPU Provinsi dan KUP Kabupaten/Kota memberikan kesempatan kepada partai politik untuk memperbaiki daftar bakal calon tersebut”.

Dari ketentuan yang ada dalam undang-undang ini terlihat betapa pentingnya keterwakilan perempuan dalam aspek politik. Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, dalam pasal 2 ayat (2) berbunyi: “Pendirian dan

pembentukan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan”. Dan pasal 2 ayat (5) berbunyi: “Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan menyertakan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan”.

Pasal 29 ayat (1a) tentang rekrutmen anggota partai politik harus mempertimbangkan 30% keterwakilan perempuan. Peraturan perundang-undangan yang semakin fleksible terhadap keterwakilan perempuan ini merupakan angin segar bagi kaum perempuan yang selama ini hanya berperan dalam rumah tangga saja dapat juga berkarir dalam dunia politik yang bertujuan selain untuk membantu menyuarakan suara gendernya tapi juga menstabilkan pembangunan, kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.

Kebijakan pemerintah yang juga memberikan angin segar terhadap keterwakilan perempuan dalam aspek politik adalah Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 7 Tahun 2013 Tentang Pemantau Dan Tata Cara


(11)

Pemantauan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014. Keberadaan PKPU No. 7 Tahun 2013 menjadi terasa sangat berarti, peraturan ini menegaskan mengenai sistem pencalonan anggota legislatif. Peraturan ini menegaskan beberapa hal, seperti kuota 30 persen perempuan di setiap daerah pemilihan dan urutan penempatan daftar bakal calon perempuan (dengan sistem dalam setiap tiga bakal calon harus ada satu bakal calon perempuan). Apabila ketentuan ini tidak dijalankan partai politik, maka akan diberikan sanksi tegas. Seluruh calon anggota legislatif dari partai politik bersangkutan yang berada di daerah pemilihan yang tidak memenuhi syarat keterwakilan perempuan tersebut, akan dinyatakan gugur dan tidak bisa maju mengikuti pemilu.

Peraturan-peraturan ini disusun dengan mempertimbangkan affirmative action keterwakilan perempuan melalui sistem kouta. Affirmative action

merupakan diskriminasi positif (positive discrimination) atau langkah-langkah khusus yang dilakukan untuk mempercepat tercapainya keadilan dan kesetaraan. Salah satu sarana terpenting untuk menerapkannya adalah hukum. Karena jaminan pelaksanaannya harus ada dalam Konstitusi dan undang-undang. Tindakan affirmatif adalah langkah-langkah khusus sementara yang dilakukan untuk mencapai persamaan kesempatan dan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.7 Tindakan Affirmative action untuk mewujudkan kesetaraan gender, sehinggga tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan

7Imas Rosidawati, Makalah Keterwakilan Perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Kesiapan Partai Politik & Perempuan Indonesia di Arena Politik Praktis, hal. 4.


(12)

laki-laki dalam peranya dalam parlemen. Dengan tindakan Affirmative action

dengan sistem 30% kuota berhasil memberikan meningkatkan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif. Ketentuan lebih maju lagi dalam

affirmative action adalah adanya penerapan zipper system. Sistem tersebut mengatur bahwa setiap 3 (tiga) bakal calon terdapat sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan. Dengan keterwakilan perempuan juga diatur dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia pasal 46 yang berbunyi: “Sistem pemilihan umum, kepartaian, pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif, harus menjamin keterwakilan wanita sesuai persyaratan yang ditentukan.”

Keterlibatan perempuan dalam politik dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya adalah peningkatan keterwakilan perempuan di legislatif, terutama sejak pemilihan umum (Pemilu) DPR RI 1999 hingga pemilu terakhir pada 2009. Pada pemilu 1999 (9%), pemilu 2004 (11,8%), dan pemilu 2009 (18%).8 Namun sayang pada tahun pemilu 2014 ini, keterwakilan perempuan mengalami penurunan 1% dari pemilu 2009, yaitu 17%.

Namun Peningkatan keterwakilan perempuan dalam politik, terutama dalam Pemilu, tersebut tidak terjadi secara serta merta. Apabila ditinjau dari tingkat keberhasilan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif di DPRD Kabupaten/Kota, dapat dilihat masih rendah. Pada Pemilu Kota Bima sendiri, Anggota DPRD Kota Bima periode tahun 2009-2014 berjumlah 25

8Ignatius Mulyono, Loc.cit. hal 1.


(13)

orang dari 12 partai politik yang berhasil memperoleh kursi. Dari 25 kursi yang ada, terdapat hanya 2 kursi yang ditempati oleh anggota dewan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa keterwakilan perempuan dalam kancah politik di lembaga legislatif Kota Bima masih sangat rendah, yaitu hanya 8 (delapan) persen. Hasil tersebut masih dirasakan kurang karena untuk realisasi dari peraturan perundang-undangan tersebut maka seharusnya kuota 30% keterwakilan perempuan yaitu sebanyak 7 kursi dari 25 kursi yang tersedia.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana implementasi peraturan-peraturan perundang-undang yang mengatur tentang 30% kuota keterwakilan perempuan ditingkat daerah pada pemilu tahun 2014 sekarang ini. Nantinya akan digunakan untuk menyusun penulisan hukum

yang berjudul “IMPLEMENTASI KETENTUAN 30% KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN


(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan pokok yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi ketentuan 30% kuota keterwakilan perempuan bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di tinjau dari pasal 55 Undang-Undang No.8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD?

2. Apakah kuota keterwakilan perempuan di DPRD Kota Bima telah terwakili?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan obyek dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini, antara lain:

1. untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis implementasi dari ketentuan 30% kuota keterwakilan perempuan bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di tinjau dari pasal 55 Undang-Undang No.8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

2. untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis kuota keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat tingkat daerah, khususnya DPRD Kota Bima.


(15)

D. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini dapat member manfaat antara lain bagi: a. Bagi Penulis

Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesajanaan Strata 1 (satu) di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang dalam bidang hukum khususnya bidang Hukum Tata Negara. Agar pula dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman penulis terhadap perkembangan keterwakilan perempuan di Indonesia melalui kebijakan afirmatif

(affirmative action). Dan juga penulis berharap Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang terlibat di dalam upaya peningkatan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif.

b. Bagi Partai Politik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi partai politik agar dapat lebih memperhatikan proses pengrekrutan dan pengkaderan perempuan dalam kepengurusan partai politik dimana para kader dapat diberikan pendidikan politik agar para kader baik perempuan maupun laki-laki tidak buta akan politik. Diharapkan bahwa perempuan yang diajukan sebagai calon anggota legislatif dalam pemilihan umum adalah orang yang benar-benar mengerti dunia politik dan perannya dalam parlemen sehingga siap menjalankan


(16)

tugasnya sebagai wakil rakyat. Sehingga keterwakilan perempuan tidak hanya menjadi bakal calon peramai pesta demokrasi saja atau sekedar alat untuk meloloskan partai politik dari verifikasi yang dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum).

c. Bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah agar dapat membuat kebijakan yang tegas terhadap keterwakilan perempuan. Bukan hanya bakal calon saja yang dipenuhi kuota 30% nya, melainkan harus adanya kebijakan yang juga mendukung tercapainya kuota 30% keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif secara langsung. Dan juga berperan aktif dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif maupun lembaga negara lainnya. Sehingga dapat terwujudnya kesetaraan gender dan menghapus diskriminasi terhadap perempuan dalam segala aspek kehidupan.

d. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat dapat merubah paradigma berpikir tentang keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif sehingga masyarakat dapat sadar pentingnya keterwakilan perempuan dalam parlemen dan membantu mayarakat untuk lebih bijak dalam mendukung peningkatan keterwakilan perempuan dalam aspek politik. Selain itu juga membantu masyarakat


(17)

untuk lebih mamahami ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang 30% kuota keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif.

e. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa mendapat pengetahuan dan wawasan tentang peran penting keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif. Serta mahasiswa dapat memahami ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang 30% kuota keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif dan dapat turut serta berkontribusi dalam upaya peningkatan 30% kuota keterwakilan perempuan sebagai realisasi upaya pemerintah untuk menghapus diskriminasi terhadap gender.

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penulisan hukum diatas, maka kegunaan penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Dalam wilayah akademis, Dengan adanya penelitian ini, besar harapan bagi penulis untuk memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu hukum dan mampu menjadi referensi. Serta bahan studi lanjutan bagi pengembangan ilmu hukum khususnya dalam bidang Hukum Tata Negara, terkait mengenai kebijakan afirmatif (affirmative action) di Indonesia dalam bentuk sistem kuota, yaitu 30% kuota keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif. Sehingga dapat mewujudkan


(18)

kesetaraan gender dan menghapus kesenjangan sos ial antara laki-laki dan perempuan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat merubah paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang pentingnya keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif.

E. Metode Penulisan

1. Metode Pendekatan

Uraian serta pembahasan masalah menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yakni melihat hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat dan meninjau dari undang-undang yang berlaku.

2. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penulisan hukum ini, maka penelitian dilakukan pada:

1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima 2) Komisi Pemilihan umum Daerah Kota Bima

3) Dewan Perwakilan Daerah Partai-Partai Politik di Kota Bima seperti Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, PPP dan PDIP.

Pemilihan lokasi penelitian tersebut didasarkan karena tingkat keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif masih sangat rendah, terutama di DPRD kabupaten/kota, khususnya Kota Bima.


(19)

3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Merupakan jenis data yang diperoleh langsung dari lapangan atau daerah penelitian tersebut dari hasil wawancara langsung dengan narasumber. Peneliti turun langsung ke daerah penelitian untuk mengumpulkan data dalam berbagai bentuk, seperti hasil wawancara dan beberapa dokumen data administrasi yang berupa data daftar bakal calon legislatif maupun anggota legislatif terpilih dalam pemilu 2014. b. Data Sekunder

Merupakan jenis data yang mendukung serta memberikan tafsiran terhadap sumber data primer. Sebagai penunjang penelitian data sekunder juga diperoleh dari:

1. Bahan Hukum Primer: yaitu bahan hukum yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan:

a. Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD

b. Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik 2. Bahan Hukum Sekunder: yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer diantaranya yang berasal dari buku-buku, jurnal, dokumen-dokumen, hasil penelitian terdahulu, artikel, media elektronik maupun internet dan media informasi lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.


(20)

3. Bahan Hukum Tersier: yaitu bahan hukum yang diperoleh dari Ensiklopedia, Kamus, Glossary dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan penelitian hukum ini adalah melalui:

a. Wawancara

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara langsung dengan narasumber, Ketua dan Pengurus Partai Politik besar di Kota Bima antaranya: Bapak Fery Sofiyan, SH, Ketua DPD Partai Amanat Nasional dan Ketua DPRD Kota Bima periode 2014-2019, Ibu Hj. Ferra Amalia, SE Ketua DPD Partai Golkar dan Ketua DPRD Kota Bima periode 2009-2014, Bapak H. Ruslan, S.Pd Ketua DPD PDI dan Bapak H. Qurais H. Abidin Ketua DPD Partai Demokrat dan Walikota Bima, dan Bakal Calon Anggota Legislatif perempuan dan pengurus harian DPD partai-partai politik di Kota Bima, yang dianggap memiliki kemampuan pengetahuan mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana penulis secara subjektif mengambil sampel yang diambil dari hasil wawancara tersebut.

b. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dengan mempelajari berbagai dokumen atau data-data yang terkait dengan ketentuan 30% kuota keterwakilan


(21)

perempuan dalam pemilu dan lembaga legislatif, khususnya DPRD Kota Bima.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu: penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku, literatur, perundang-undangan, serta makalah yang berhubungan dengan objek yang diteliti, diantaranya:

1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.

2) Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD

3) Peraturan perundang-undangan lainnya, seperti :Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 7 Tahun 2013 tentang Pemantau Dan Tata Cara Pemantauan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

5. Analisis Data

Setelah melakukan tehnik pengumpulan data penelitian baik wawancara, studi kepustakaan, dokumentasi maupun penelusuran internet atau website telah dirasa cukup, maka penulis menggunakan metode analisis deskripitf kualitatif yang sebagai mana menjabarkan atau menguraikan dari penelitian ke dalam sebuah tulisan dan mendalam


(22)

mengenai persoalan yang dikaji. Kemudian mendasarkan pada teori yang ada dalam peraturan perundang-undangan terutama Undang-Undang No.8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD sehingga dapat ditarik kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari penulisan tugas akhir ini, maka penulis menyusun rangkaian sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode ppenelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Dalam bab ini berisi tentang pengertian, tentang tinjauan umum dan kajian pustaka mengenai pengertian-pengertian, pendapat para ahli tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan. BAB III : Dalam bab ketiga ini dijabarkan data-data hasil analisis

penulisan berkenaan dengan permasalahan yang dimaksud. BAB IV : Bab ini merupakan bab terakhir atau dalam penulisan skripsi

disebut penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hal-hal yang diuraikan dalam bab-bab sebelumnya.


(23)

PENULISAN HUKUM

IMPLEMENTASI KETENTUAN 30% KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NO.8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMILIHAN ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Oleh:

DZIKRINA DARMAGANIS 09400123

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(24)

PENULISAN HUKUM

IMPLEMENTASI KETENTUAN 30% KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NO.8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMILIHAN ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum

Oleh:

DZIKRINA DARMAGANIS 09400123

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM


(25)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

IMPLEMENTASI KETENTUAN 30% KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NO.8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMILIHAN ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Disusun dan diajukan oleh Dzikrina Darmaganis

NIM : 09400123

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk dilakukan Ujian Penulisan Hukum Pada tanggal : 2015


(26)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

IMPLEMENTASI KETENTUAN 30% KUOTA KETERWAKILAN PEREMPUAN BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NO.8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMILIHAN ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Disusun dan diajukan oleh Dzikrina Darmaganis

NIM : 09400123

Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Ujian Penulisan Hukum Pada tanggal : 31 Januari 2015


(27)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dzikrina Darmaganis

NIM : 09400123

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas Akhir Penulisan Hukum dengan judul : Implementasi Ketentuan 30% Kuota Keterwakilan Perempuan Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Di Tinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD Dan DPRD. Adalah hasil karya saya dan dalam Tugas Akhir Penulisan Hukum ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutup dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir Penulisan Hukum ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSEKUTIF.

Dengan Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.


(28)

Ungkapan Pribadi:

Make a goal and make they see a proof from your struggle.

If you’re absent during my struggle don’t expect to be

Present during my success!

Orang yang selalu bersyukur kepada Allah SWT adalah orang yang beruntung dan bahagia.

Motto:

Lakukan yang terbaik untuk hari ini, karena hari esok belum tentu menjadi milik mu.

Pesimis + malas = GAGAL!

A goal is adream with a plain and deadline.

Dedicate for yourself and you can find yourself.


(29)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillaahi rabbil aalamiin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Pengasih atas segala rahmat dan hadirat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW sebagai teladan sepanjang masa. Beliau adalah sosok yang layak diteladani setiap tindakan dan ucapanya. Beliaulah yang menuntun kita menuju jalan hidayah, yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan dan kejahiliahan menuju cahaya diatas segala cahaya yang terang benderang. Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dengan selesainya tugas akhir ini sebagai syarat atau kendaraan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada akhirya skripsi yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi strata 1 ini dapat terselesaikan. Dengan segala keterbatasan penulis, maka terselesaikanlah penyususnan skripsi dengan judul, “Implementasi Ketentuan

30% Kouta Keterwakilan Perempuan Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Ditinjau Dari Undang-Undang No.8

Tahun 2012 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD dan DPRD”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan, baik materil maupun moril yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini;

2. Yang tercinta kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Drs. Juhdar Abd. Gani dan Ibunda Rustinah H. Ishaka Salam dan adik tersayang M. Dzikrillah Darmaganis dan Jamil Lul Haq Darmaganis yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan motivasinya yang sangat luar biasa sehingga terselesainya skripsi. dan seluruh keluarga. Serta Nenek tersayang, Alm. Siti Maryam Yusuf yang telah dengan sabar membesarkan dan mengajarkan arti


(30)

kesabaran dan cara bersyukur atas apa yang di Karunia oleh Allah SWT dalam kehidupan. Terima kasih atas seluruh kasih sayang yang beliau berikan. 3. Bapak Drs. H. Muhadjir Effendy, MAP. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang, serta seluruh jajaran Pembantu Rektor dan Staf Rektorat UMM.

4. Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum yang telah banyak memberikan motivasi, ilmu serta dukungannya untuk kesuksesan penulis.

5. Ibu Catur Wido Haruni, SH. M.Si., M.Hum, selaku pembimbing I, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena telah memberikan masukan ilmu, kritikan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si, selaku pembimbing II, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena telah memberikan masukan ilmu, kritikan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Buat ibu Cekli Pratiwi S.H., LL.M, selaku dosen wali yang dengan sabar memberikan arahan demi kebaikan penulis selama berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

8. Seluruh dosen fakultas hukum yang telah sabar dan telaten memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memilki pegangan ilmu yang cukup dalam mengerjakan tugas akhir penulisan hukum.

9. Seluruh Staff TU fakultas hukum yang dengan kesabarannya membantu penulis dalam pengurusan administrasi.

10.Sahabat-sahabatku tercinta Mariani, Maryam Adhariani, Yayu Lestariningsih, Iin Irliana, Mega Wati, Suci Ramadhan, Irma, Ririn Febrianti, Tri Wahyuni, Satkar Ulama, Nurkholis, Nining Suryani dan Alifah Fitria Rahmani, yang telah mewarnai hidup saya dengan memberikan kasih sayang, perhatian dan motivasi yang sangat luar biasa untuk memicu saya untuk terus semangat dalam pengerjaan tugas akhir.


(31)

11.Teman-teman yang telah membantu, memberikan motivasi dan telah mewarnai bangku kuliah saya, Kartika Nike Sandria, Shinta Permata Sari, Nita Rosdiah, Sheila Pisca HP, Dewi Kusumawati, Ramdhani Nur Adya Safitri, Rani, Mbak Ria dan Ria. Juga seluruh teman angkatan 2009 khususnya, angkatan 2010 dan 2011. Terima kasih atas kebersamaan kalian selama ini dan memberikan keceriaan dihari-hari saya selama berada dibangku kuliah.

Atas bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis, tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih dan semoga Allah SWT akan membalas kebaikan dan kemurahan hati kepada semuanya. Amin Ya Robbal Alamin.

Tugas Akhir ini dibuat dengan cermat dan teliti serta di bombing oleh dosen yang berkualitas dan berkompetendibidangnya. Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) Hukum. Penulis berharap semoga hasil penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan. Demikian beberapa hal yang dapat disampaikan oleh penulis.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Malang,12 Januari 2015 Penulis


(32)

DAFTAR ISI

Lembar Cover / Sampul Dalam ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Bukan Hasil Plagiat ... iv

Ungkapan Pribadi / Motto ... v

Abstraksi ... vi

Abstract ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 14

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 15

E. Metode Penulisan ... 18

F. Sistimatika Penulisan ... 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Demokrasi dan Pemilihan Umum 1. Demokrasi Dalam Negara Hukum ... 23

2. Pemilihan Umum ... 25

B. Hak Asasi Manusia 1. Perkembangan Hak Asasi Manusia Di Indonesia ... 31

2. Pengaturan Hak Sipil Dan Hak Politik Perempuan Di Indonesia ... 38

C. Partai Politik 1. Pengertian Partai Politik ... 41

2. Fungsi dan Tugas Partai Politik ... 44


(33)

D. Kesetaran Gender Di Indonesia ... 49

E. Kebijakan Afirmatif dalam Undang-Undang Pemilu Legislatif Tentang Keterwakilan Perempuan ... 56

F. Lembaga Legislatif 1. Pengertian Legislatif ... 63

2. Fungsi Lembaga Legislatif ... 65

G. Keterwakilan Perempuan Dalam Aspek Hukum Feminisasi Perpektif Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 ... 68

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Ketentuan 30% Kuota Keterwakilan Perempuan Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD 1. Sikap Partai Politik Di Kota Bima Terhadap Kouta Keterwakilan Perempuan Yang Diatur Dalam Pasal 55 Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD ... 71

1.1 Sikap Partai Golongan Karya ... 74

1.2 Sikap Partai Amanat Nasional ... 76

1.3 Sikap Partai Demokrat ... 79

1.4 Sikap Partai Keadilan Sejahtera ... 83

1.5 Sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ... 86

2 Pemenuhan Kuota 30% Keterwakilan Perempuan Dalam Daftar Bakal Calon Anggota Legislatif Kota Bima ... 89

B. Kuota Keterwakilan Perempuan di DPRD Kota Bima 1. Keterpilihan Keterwakilan Perempuan di DPRD Kota Bima ... 103

2. Hambatan Keterpilihan Keterwakilan Perempuan di DPRD Kota Bima ... 117


(34)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 131

Daftar Pustaka ... 132

Index ... 135


(35)

DAFTAR TABEL

Tabel. 1.1 Daftar Bakal Caleg Partai Golongan Karya Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 77 Tabel. 1.2 Daftar Bakal Caleg PAN Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Pemilu 2014 di Kota Bima ... 82 Tabel. 1.3 Daftar Bakal Caleg Partai Demokrat Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 85 Tabel. 1.4 Daftar Bakal Caleg Partai Demokrat Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 88 Tabel. 1.5 Daftar Bakal Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

(PDIP) Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 90 Tabel 1.6 Rekapitulasi Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima

Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2014 ... 91 Tabel. 2.1 Undang-Undang Pemilihan Umum dalam rangka Representasi

Perempuan ... 93 Tabel. 2.2 Rekapitulasi Calon Anggota DPRD Kota Bima Di Setiap

Daerah Pemilihan ... 99 Tabel. 3.1 Rekapitulasi Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Bima Tahun

2014 Per Dapil Berdasarkan Jenis Kelamin ... 111 Tabel 3.2 Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima I 113 Tabel. 3.3 Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima II ... 113 Tabel. 3.4 Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima III ... 114 Tabel. 3.5 Jumlah Keterwakilan Perempuan Di DPRD Kota Bima Pada

Setiap Periode ... 119 Tabel. 3.6 Rekapitulasi Data Pemilih dan Pengguna Hak pilih Pada


(36)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Golongan Karya

Lampiran 2. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Amanat Nasional

Lampiran 3. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Demokrat

Lampiran 4. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Lampiran 5. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Lampiran 6. Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Pemilihan Umum 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima I Lampiran 7. Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Bima Pemilihan Umum 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima II Lampiran 8. Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Pemilihan Umum 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima III

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Dari Setiap Kecamatan Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima I

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Dari Setiap Kecamatan Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima II

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Dari Setiap Kecamatan Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima III

Lampiran 12. Daftar Nama-Nama Anggota DPRD Kota Bima Masa Keanggotaan Tahun 2002–2004

Lampiran 13. Daftar Nama-Nama Anggota DPRD Kota Bima Masa Keanggotaan Tahun 2004–2009

Lampiran 14. Daftar Nama-Nama Anggota DPRD Kota Bima Masa Keanggotaan Tahun 2009–2014


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali Safa’at, Muchamad. 2011. “Pembubaran Partai Politik (Pengaturan Dan

Praktik Pembubaran Partai Politik Dalam Pergulatan Republik)”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asshiddiqie, Jimly. 2011. “Pengantar Hukum Tata Negara”. Jakarta: Rajawali Pers.

_______________. 2008. “Green Constitution”. Jakarta: Rajawali Pers.

_______________. 2010. “Konstitusi & Konstitusionalisme Insonesia”. Jakarta: Sinar Grafika.

_______________. 2012. “Hukum Tata Negara & Pilar-Pilar Demokrasi”. Jakarta: Sinar Grafika.

_______________. 2010. “Pengantar Ilmu Hukumtata Negara”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Budiardjo, Miriam. 2010. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

_______________. 2002. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta: Gramedia.

Dahlerup, Drede. 2002. “Menggunakan Kouta Untuk Meningkatkan Representasi Politik Perempuan, dalam IDEA, Perempuan Di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah”. Jakarta: Ameepro.

El Muhtaj, Majda. 2009. “Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak ekonomi, Sosial, dan Budaya”. Jakarta: Rajawali Pers.

Fadjar, Prof. A. Mukthie, SH., MS. 2013. “Pemilu, Perselisihan Hasil Pemilu dan

Demokrasi (Membangun Pemilu Legislatif, Presiden Dan Kepala Daerah

Dan Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu Secara Demokratis)”. Malang: Setara Press.

Fatkhurohman. 2010. “Pembubaran Partai Politik di Indonesia (Tinjauan Historis normatif Pembubaran PARPOL Sebelum dan Sesudah Terbentuknya Mahkamah Konstitusi”). Malang: Setara Press


(38)

Haryanto, Drs. 2004. “Partai Politik”. Yogyakarta: Liberty.

Huda Ni’matul, 2007. “Lembaga Negara Dalam Masa Transisi Demokrasi”. Yogyakarta: UII Press.

Mulyadi, Dedi. 2013. “Perbandingan Tindak Pidana Pemilu Legislatif dalam

Prespektif Hukum di Indonesia”. Bandung: Refika Aditama.

Munir, Fuady. 2009. “Konsep Negara Demokrasi”. Jakarta: Retika Aditama. Nugroho, Riant. 2008. “Gender dan Administrasi Publik”. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

_____________. 2011. “Gender dan Strategi Pengarus-Utamaannya di Indonesia”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurohmah, Lely. 2004. “Perempuan Di Parlemen Dalam Lingkaran Budaya Patriarkhi, Agama, Stereotype dan Pemberdayaan”. Jakarta: Kompas. Prihatinah, Tri Lisiani, 2010. “Hukum dan Kajian Gender”. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro

Qamar, Nurul. 2013. “Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi (Human Rigths in Democratiche Rechtsstaat)”. Jakarta: Sinar Grafika. Rhona K. M. Smith, at.al.--- disunting oleh Knut D. Asplund, at,al. 2008. Hukum

Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: PUSHAM UII.

Sudiarti Luhulima, Achie. 2007. “Bahan Ajar Tentang Hak Perempuan :

Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita”.

Jakarta:Buku Obor.

Thaib, Dahlan. 2000. “DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”. Yogyakarta: Liberty.

Zoelva, Hamdan, 2011. “Pemakzulan Presiden di Indonesia”. Jakarta: Sinar Grafika.


(39)

Internet dan Makalah:

http://id.wikipedia.org , diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 http://id.wikipedia.org, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014

Mulyono, Ignatius. 2010, “Makalah Strategi Meningkatkan Keterwakilan Perempuan”. Makalah disampaikan dalam Diskusi Panel RUU Pemilu Peluang untuk Keterwakilan Perempuan, Dep. Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak DPP Partai Demokrat di Hotel Crown, Jakarta, 2 Februari 2010. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014. Rosidawati, Imas. Makalah Keterwakilan Perempuan di Dewan Perwakilan

Rakyat Kesiapan Partai Politik & Perempuan Indonesia di Arena Politik Praktis. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.

Erawan, I Ketut Putra, Ph.D. (institute For Peace and Democracy) “Model Kaderisasi Perempuan di Partai Politik Kemitraan Bagi Pambaruan Tata Pemerintahan di Indonesia”. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2014

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 7 Tahun 2013 Tentang Pemantau Dan Tata Cara Pemantauan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 Tentang Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.


(1)

xi BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 131

Daftar Pustaka ... 132

Index ... 135


(2)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1.1 Daftar Bakal Caleg Partai Golongan Karya Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 77 Tabel. 1.2 Daftar Bakal Caleg PAN Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Pemilu 2014 di Kota Bima ... 82 Tabel. 1.3 Daftar Bakal Caleg Partai Demokrat Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 85 Tabel. 1.4 Daftar Bakal Caleg Partai Demokrat Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 88 Tabel. 1.5 Daftar Bakal Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

(PDIP) Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2014 di Kota Bima ... 90 Tabel 1.6 Rekapitulasi Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima

Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2014 ... 91 Tabel. 2.1 Undang-Undang Pemilihan Umum dalam rangka Representasi

Perempuan ... 93 Tabel. 2.2 Rekapitulasi Calon Anggota DPRD Kota Bima Di Setiap

Daerah Pemilihan ... 99 Tabel. 3.1 Rekapitulasi Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Bima Tahun

2014 Per Dapil Berdasarkan Jenis Kelamin ... 111 Tabel 3.2 Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima I 113 Tabel. 3.3 Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima II ... 113 Tabel. 3.4 Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima III ... 114 Tabel. 3.5 Jumlah Keterwakilan Perempuan Di DPRD Kota Bima Pada

Setiap Periode ... 119 Tabel. 3.6 Rekapitulasi Data Pemilih dan Pengguna Hak pilih Pada


(3)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Golongan Karya

Lampiran 2. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Amanat Nasional

Lampiran 3. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Demokrat

Lampiran 4. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Lampiran 5. Daftar Bakal Calon Anggota DPRD Kota Bima Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Lampiran 6. Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Pemilihan Umum 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima I Lampiran 7. Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Bima Pemilihan Umum 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima II Lampiran 8. Daftar Calon Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Pemilihan Umum 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima III

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Dari Setiap Kecamatan Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima I

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Dari Setiap Kecamatan Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima II

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Dari Setiap Kecamatan Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Bima Tahun 2014 Daerah Pemilihan Kota Bima III

Lampiran 12. Daftar Nama-Nama Anggota DPRD Kota Bima Masa Keanggotaan Tahun 2002–2004

Lampiran 13. Daftar Nama-Nama Anggota DPRD Kota Bima Masa Keanggotaan Tahun 2004–2009

Lampiran 14. Daftar Nama-Nama Anggota DPRD Kota Bima Masa Keanggotaan Tahun 2009–2014


(4)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali Safa’at, Muchamad. 2011. “Pembubaran Partai Politik (Pengaturan Dan Praktik Pembubaran Partai Politik Dalam Pergulatan Republik)”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asshiddiqie, Jimly. 2011. “Pengantar Hukum Tata Negara”. Jakarta: Rajawali Pers.

_______________. 2008. “Green Constitution”. Jakarta: Rajawali Pers.

_______________. 2010. “Konstitusi & Konstitusionalisme Insonesia”. Jakarta: Sinar Grafika.

_______________. 2012. “Hukum Tata Negara & Pilar-Pilar Demokrasi”. Jakarta: Sinar Grafika.

_______________. 2010. “Pengantar Ilmu Hukumtata Negara”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Budiardjo, Miriam. 2010. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

_______________. 2002. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta: Gramedia.

Dahlerup, Drede. 2002. “Menggunakan Kouta Untuk Meningkatkan Representasi Politik Perempuan, dalam IDEA, Perempuan Di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah”. Jakarta: Ameepro.

El Muhtaj, Majda. 2009. “Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak ekonomi, Sosial, dan Budaya”. Jakarta: Rajawali Pers.

Fadjar, Prof. A. Mukthie, SH., MS. 2013. “Pemilu, Perselisihan Hasil Pemilu dan Demokrasi (Membangun Pemilu Legislatif, Presiden Dan Kepala Daerah

Dan Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu Secara Demokratis)”.

Malang: Setara Press.

Fatkhurohman. 2010. “Pembubaran Partai Politik di Indonesia (Tinjauan Historis normatif Pembubaran PARPOL Sebelum dan Sesudah Terbentuknya Mahkamah Konstitusi”). Malang: Setara Press


(5)

xv

Haryanto, Drs. 2004. “Partai Politik”. Yogyakarta: Liberty.

Huda Ni’matul, 2007. “Lembaga Negara Dalam Masa Transisi Demokrasi”. Yogyakarta: UII Press.

Mulyadi, Dedi. 2013. “Perbandingan Tindak Pidana Pemilu Legislatif dalam

Prespektif Hukum di Indonesia”. Bandung: Refika Aditama.

Munir, Fuady. 2009. “Konsep Negara Demokrasi”. Jakarta: Retika Aditama. Nugroho, Riant. 2008. “Gender dan Administrasi Publik”. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

_____________. 2011. “Gender dan Strategi Pengarus-Utamaannya di Indonesia”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurohmah, Lely. 2004. “Perempuan Di Parlemen Dalam Lingkaran Budaya

Patriarkhi, Agama, Stereotype dan Pemberdayaan”. Jakarta: Kompas.

Prihatinah, Tri Lisiani, 2010. “Hukum dan Kajian Gender”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Qamar, Nurul. 2013. “Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi (Human Rigths in Democratiche Rechtsstaat)”. Jakarta: Sinar Grafika. Rhona K. M. Smith, at.al.--- disunting oleh Knut D. Asplund, at,al. 2008. Hukum

Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: PUSHAM UII.

Sudiarti Luhulima, Achie. 2007. “Bahan Ajar Tentang Hak Perempuan : Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita”. Jakarta:Buku Obor.

Thaib, Dahlan. 2000. “DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”. Yogyakarta: Liberty.

Zoelva, Hamdan, 2011. “Pemakzulan Presiden di Indonesia”. Jakarta: Sinar Grafika.


(6)

xvi Internet dan Makalah:

http://id.wikipedia.org , diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 http://id.wikipedia.org, diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014

Mulyono, Ignatius. 2010, “Makalah Strategi Meningkatkan Keterwakilan Perempuan”. Makalah disampaikan dalam Diskusi Panel RUU Pemilu Peluang untuk Keterwakilan Perempuan, Dep. Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak DPP Partai Demokrat di Hotel Crown, Jakarta, 2 Februari 2010. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014. Rosidawati, Imas. Makalah Keterwakilan Perempuan di Dewan Perwakilan

Rakyat Kesiapan Partai Politik & Perempuan Indonesia di Arena Politik Praktis. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.

Erawan, I Ketut Putra, Ph.D. (institute For Peace and Democracy) “Model Kaderisasi Perempuan di Partai Politik Kemitraan Bagi Pambaruan Tata Pemerintahan di Indonesia”. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2014

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 7 Tahun 2013 Tentang Pemantau Dan Tata Cara Pemantauan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 Tentang Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.


Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

5 57 111

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

KAJIAN YURIDIS NETRALITAS HAK PILIH POLISI REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN UMUM MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 3 11

KAJIAN YURIDIS NETRALITAS HAK PILIH POLISI REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN UMUM MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 3 16

KAJIAN YURIDIS TERHADAP VERIFIKASI PARTAI POLITIK OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 5 18

PENGARUH SISTEM PEMILIHAN UMUM PROPORSIONAL TERBUKA TERHADAP DERAJAT KETERWAKILAN RAKYAT DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

0 1 14

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 0 231