kurang aktif seperti menonton TV dan bermain komputer mungkin mempengaruhi keseimbangan energi melalui berkurangnya aktivitas fisik, meningkatnya asupan
energi atau menurunnya kecepatan metabolisme.
16
Penelitian di Carolina utara tahun 1995 hingga 2001 didapatkan bahwa perilaku yang kurang aktif sangat menentukan dalam perkembangan kejadian
obesitas sehingga menghindari perilaku yang kurang aktif sehingga dapat menjadi sasaran untuk tindakan pencegahan obesitas pada populasi anak dan remaja.
16
2.3. Hipertensi pada obesitas
Beberapa mekanisme yang diduga terlibat dalam peningkatan tekanan darah pada anak obes antara lain adalah adanya aktivasi sistem saraf simpatis yang disebabkan
oleh peningkatan kadar leptin hiperleptinemia. Kadar leptin yang meningkat akan menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium di tubulus ginjal melalui sistem renin
angiotensin aldosteron SRAA. Aktivasi sistem saraf simpatis juga akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer yang menyebabkan
peningkatan tekanan arteri.
16-18
Obesitas berhubungan dengan peningkatan aliran darah regional, cardiac output CO dan tekanan arteri.Terlihat peningkatan CO yang mutlak pada anak
obes jika terjadi peningkatan berat badan, terjadi juga peningkatan CO. Meskipun sebagian peningkatan CO disebabkan tambahan aliran darah yang dibutuhkan untuk
jaringan lemak ekstra, aliran darah di jaringan non adipose termasuk jantung, ginjal, saluran cerna dan otot rangka juga meningkat dengan penambahan berat
badan.
18,19
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan reabsorbsi natrium ginjal karena laju filtrasi glomerulus GFR dan aliran darah ke ginjal akan menyebabkan peningkatan tekanan di arteri,
vasodilatasi ginjal dan hiperfiltrasi glomerulus, aktivasi neurohumoral dan perubahan metabolisme menyebabkan kerusakan glomerulus dan semakin melemahnya
tekanan natriuresis ginjal yang berakibat hipertensi yang semakin berat dan menurunnya fungsi secara bertahap.
20-22
Selain itu obesitas juga berhubungan dengan disfungsi endotel dan perubahan struktur ginjal akibat penekanan oleh lapisan lemak yang berperan dalam
perkembangan hipertensi.
Renal
17
Medularry ↑RAS ↑LeptinPOMC
Compression Activity
↑
SNS Activity Glucose Intolerance
Renal
+
↑Lipid Vasodilatation Volume expansion
↑Glucose
Glomerular Hypertension
Gambar 2.1. Mekanisme obesitas menimbulkan hipertensi.
20
2.4. Hubungan menonton TV dengan obesitas dan hipertensi
obesity
↑Tubular NaCl Reabsorption
Arterial Hypertension
Glomerulosclerosis
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara menonton TV dan hipertensi serta hubungan menonton TV dengan obesitas yang diteliti di Amerika pada tahun 1999 sampai tahun 2000
menunjukkan bahwa hal ini dipengaruhi oleh peningkatan masukan energi dan mikronutrien karena sebagian besar waktu makan anak dilakukan di depan TV,
antara lain berasal dari konsumsi soda, snack dan pizza.
23
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa menonton TV pada anak juga meningkatkan
kemungkinan stres psikologis, menyebabkan aktivasi amigdala yang mempengaruhi output eferen simpatis dan respon hipotalamus-hipofisis dan adrenal yang
menyebabkan pengeluaran glukokortikoid ginjal yang berhubungan dengan aspek sindroma metabolik termasuk peningkatan tekanan darah.
6
Terdapat beberapa kemungkinan yang menjelaskan hubungan antara menonton TV dan tekanan darah, pertama menonton TV dianggap sebagai aktifitas
fisik yang tidak aktif, mungkin secara langsung berhubungan dengan tekanan darah.Kedua, perilaku yang tidak sehat selama menonton TV seperti makan
berlebihan dapat secara tidak langsung menimbulkan efek terhadap tekanan darah. Waktu yang dihabiskan menonton TV berhubungan dengan kebiasaan seperti
meningkatnya konsumsi lemak, gula dan makanan asin serta menurunkan konsumsi buah dan sayur.
10,23
Perilaku ini biasanya berhubungan dengan penimbunan lemak pada anak dan berdampak terhadap tekanan darah. Ketiga, baik perilaku tidak aktif
dan kebiasaan tidak sehat selama menonton TV mungkin menyebabkan efek sinergisme terhadap tekanan darah dan terakhir, menonton televisi dapat
mengganggu waktu tidur pada anak. Penelitian di Finlandia pada tahun 1997 sampai tahun 1998 mengenai
hubungan paparan TV dengan gangguan tidur didapatkan hasil bahwa paparan yang tinggi terhadap TV meningkatkan risiko terjadi gangguan tidur.
10
24
Penelitian
Universitas Sumatera Utara
cross-sectional terhadap 238 remaja di Ontario Kanada pada tahun 2009 sampai tahun 2010 didapatkan bahwa waktu tidur yang singkat kurang dari 6.5 jam
meningkatkan risiko hipertensi sebesar 2.5 kali.
2
2.5. Kerangka Konseptual