tumbuh dan berkembang. Jenis lamun yang tumbuh di habitat perairan dalam umumnya didominasi oleh jenis lamun berukuran kecil dari marga Halophila.
Tipe habitat pantai daratan utama umumnya didominasi oleh substrat berpasir atau pasir lumpur dengan topografi yang dangkal. Kondisi lingkungan di
habitat ini banyak dipengaruhi oleh daratan didekatnya seperti input partikel organik yang tinggi, perubahan salinitas dan temperatur. Jenis lamun berukuran
besar seperti Enhalus, Thalassia dan Cymodocea banyak ditemukan di habitat ini. Tipe habitat muara sungaiestuaria ditandai oleh input air tawar, lumpur
dan partikel organik dari daratan dalam jumlah yang sangat besar. Kondisi substrat di habitat ini sebagian besar didominasi oleh lumpur. Perubahan suhu dan
salinitas tergolong tinggi sepanjang tahun. Kandungan oksigen dalam sedimen umumnya lebih rendah dibandingkan tipe habitat lainnya. Jenis lamun yang
tumbuh di habitat ini didominasi oleh marga Cymodocea, Enhalus, Halodule dan Thalassia.
2.2 Bio-ekologi Makrozoobentos
Organisme bentos bentik adalah seluruh organisme hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar perairan meliputi: permukaan dasar dan di dalam
substrat Khouw 2009. Lind 1979 dalam Khouw 2009, mendefenisikan bentos sebagai semua organisme melata, menetap, menempel, memendam maupun
meliang yang hidup di lumpur, pasir, kerikil, batu, maupun sampah organik yang berada di dasar perairan. Organisme bentos memiliki peran penting dalam studi
ekologi dan seringkali digunakan sebagai indikator untuk menilai perubahan yang terjadi di lingkungan perairan Hellawel 1986 dalam Khouw 2009.
Secara umum, organisme bentos dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: fitobentos tumbuhan dan zoobentos hewan. Hutchinson 1976 dalam Khouw
2009, membagi organisme bentos menjadi 2 berdasarkan ukurannya, yaitu: mikrobentos dan makrobentos. Sedangkan berdasarkan pengelompokan terbaru,
Gray dan Elliot 2009, membagi makrozoobentos menjadi beberapa kelompok kategori berdasarkan ukuran mata saringan yang digunakan untuk menyaring
organisme tersebut, yaitu: mikrofauna 63 µm, meiofauna 63 - 500 µm, makrofauna 500µm - 5 cm dan megafauna 5 cm.
Gray dan Elliot 2009 juga membagi organisme bentos berdasarkan kategori taksanya, yaitu: mikrofauna Ciliata, Rotifera dan Sarcodina, meiofauna
Nematoda, Oligocaheta, Gastrotricha, makrofauna Polychaeta, Amphipoda, Bivalvia dan megafauna Echinodermata, Decapoda. Berdasarkan uraian di atas,
makrozoobentos dapat didefenisikan sebagai seluruh hewan yang hidup di dasar perairan permukaan dan di dalam substratsedimen dan dapat tersaring pada
mata saringan 500 µm Gray dan Elliot 2009. Hemminga dan Duarte 2000, membagi kelompok organisme yang hidup di
daerah lamun menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Infauna: kelompok hewan yang hidup di dalam sedimen. 2. Epifauna: kelompok hewan yang hidup di permukaan
sedimen serta di antara kanopi lamun dan 3. Epibentik: kelompok hewan berukuran besar yang dapat bergerak bebas di antara kanopi lamun seperti
berbagai jenis ikan. Jenis hewan vertebrata primitif seperti LanceletBrachistoma Amphioxus juga ditemukan hidup di permukaan sedimen di padang lamun.
Makrozoobentos memiliki peran penting dalam ekosistem padang lamun. Fase larva dari makrozoobentos menjadi sumber makanan bagi sebagian besar
organisme yang hidup di daerah lamun. Hewan bentos infauna membuat liang bioturbasi yang meningkatkan kadar oksigen di dalam sedimensubstrat. Selain
itu, berbagai jenis Bivalvia yang menyaring makanan dari air laut, berperan penting dalam mengontrol populasi mikroorganisme seperti jenis-jenis protozoa
dan dinoflagellata yang berpotensi meracuni perairan, jika terdapat dalam jumlah yang berlebihan blooming. Bivalvia juga diketahui mampu mengakumulasi
logam berat. Keong Triton, Charonia tritonis berperan penting dalam mengontrol populasi bintang laut berduri Acanthaster planci yang sering memangsa polip
terumbu karang dan dapat menyebabkan kematian karang dalam area yang luas. Beberapa jenis makrozoobentos memiliki nilai ekonomi yang penting.
Teripang merupakan komoditas utama hasil laut yang dicari oleh nelayan untuk memenuhi pasar ekspor, terutama ke China, Taiwan, Jepang dan Hong Kong.
Kima Tridacnidae banyak dikumpulkan oleh nelayan untuk dikonsumsi. Selain itu, kima Tridacna spp. juga diekspor sebagai biota hias akuarium. Cangkang
kima dan jenis kerang lainnya, diolah menjadi bahan baku pembuatan terasoubin, asbak, vas bunga, kotak perhiasan serta pernak-pernik perhiasan rumah tangga.
Kerang hijau Perna viridis, banyak dikonsumsi masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta. Lola, Trochus niloticus banyak diincar kalangan industri sebagai
bahan baku pembuatan kancing berkualitas tinggi. Sedangkan Keong Macan Babylonia spirata, gemar dikonsumsi oleh masyarakat pesisir di Pelabuhan Ratu.
2.3 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 2.3.1 Kepulauan Spermonde