niloticus Analysis Of Lead (Pb) Bioaccumulation In Red Tilapia (Oreochromis Nilotica) And Jambal Catfish (Pangasius Djambal) Cultivated In The Old Lake Formated By Tin Mining Activity In Bangka Belitung

56 Analisis Sumber Akumulasi Pb Berdasarkan Komposisi Isi Usus Ikan Uji Ikan Nila Merah

O. niloticus

Ada beberapa kelas mikroorganisme yang teridentifikasi didalam usus ikan nila merah selain pakan buatan pellet selama pemeliharaan empat bulan di kolong Grasi Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tabel 8 menunjukkan Frekuensi Kejadian dan nilai Indeks Preponderance ikan nila merah di bulan November 2011. Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan nila merah di bulan November 2011 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophyceae dan kelas Chrysophyceae. Masing-masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 96,6 untuk pellet, 43,20 untuk Chlorophyceae dan sebesar 3,30 untuk Chrysophyceae. Tabel 8 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan nila merah O. niloticus bulan November 2011 Jenis FK Volume IP Pellet 96,6 53,53 83,82 Chlorophyceae 43,20 43.43 15,99 Chrysophyceae 3,30 3,03 0,16 Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan nila merah di bulan November 2011, yaitu 96,60 untuk pellet, 15,99 untuk Chlorophyceae dan 0,16 untuk Chrysophyceae. Gambar 9 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan nila merah di bulan November 2011. 57 Gambar 9 Spektrum komposisi isi perut nila merah di bulan November 2011. Tabel 9 menunjukkan Frekuensi Kejadian ikan nila merah di bulan Desember 2011. Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan Nila merah di bulan Desember 2011 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophyceae, kelas Chrysophyceae dan kelas Bacillariophyceae. Masing- masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 90 untuk pellet, 100 pada Chlorophyceae. Nilai frekuensi kejadian Chrysophyceae sebesar 10 dan Bacillariophyceae sebesar 20. Tabel 9 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan nila merah O. niloticus bulan Desember 2011 Jenis FK Volume IP Pellet 90 21,35 42,15 Chlorophyceae 100 59,87 51,53 Chrysophyceae 10 8,85 1,90 Bacillariophyceae 20 9,89 4,33 Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan nila merah di bulan Desember 2011, yaitu 42,15 untuk pellet, 51,53 untuk Chlorophyceae, sebesar 1,90 untuk Chrysophyceae dan sebesar 4,33 untuk Bacillariophyceae. Gambar 10 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan nila merah di bulan Desember 2011. Gambar 10 Spektrum Komposisi isi perut nila merah di bulan Desember 2011. 58 Frekuensi kejadian di dalam usus ikan nila merah di bulan Januari 2012 didominansi kelas Chrysophyceae dan kelas Chlorophyceae, serta sedikit ditemukan pellet Tabel 10. Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan Nila merah di bulan Januari 2012 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophyceae, kelas Chrysophyceae dan kelas Bacillariophyceae. Masing- masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 53 untuk pellet, 100 pada kelas Chlorophyceae, 83 untuk kelas Chrysophyceae, 46,60 untuk kelas Bacillariophyceae. Gambar 11 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan nila merah di bulan Januari 2012. Tabel 10 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan nila merah O. niloticus bulan Januari 2012 Jenis FK Volume IP Pellet 53,3 19,71 18 Chlorophyceae 100 36,6 23,19 Chrysophyceae 83 32,09 48,14 Bacillariophyceae 46,60 11,59 9,73 Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan nila merah di bulan Januari 2012. Sebesar 18 untuk pellet dan 23,19 untuk kelas Chlorophyceae. Kelas Chrysophyceae sebesar 48,14 dan nilai kisaran untuk kelas Bacillariophyceae sebesar 9,73. Gambar 11 Spektrum komposisi isi usus ikan nila merah bulan Januari 2012. Tabel 11 menunjukkan Frekuensi kejadian ikan nila merah di bulan Februari 2012. Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan Nila 59 merah di bulan Februari 2012 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophyceae, kelas Chrysophyceae dan kelas Bacillariophyceae. Masing- masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 56,6 untuk pellet, 100 pada kelas Chlorophyceae, 3,30 untuk kelas Chrysophyceae dan 33,30 untuk kelas Bacillariophyceae. Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan nila merah di bulan Februari 2012. Sebesar 21,10 untuk pellet dan 66,71 untuk kelas Chlorophyceae. Kelas Chrysophyceae sebesar 0,06 dan nilai kisaran untuk kelas Bacillariophyceae sebesar 12,10. Tabel 11 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan nila merah O. niloticus bulan Februari 2012 Jenis FK Volume IP Pellet 56,6 18,77 21,10 Chlorophyceae 100 61,95 66,71 Chrysophyceae 3,30 0,93 0,06 Bacillariophyceae 33,30 18,30 12,10 Gambar 12 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan nila merah di bulan Januari 2012. Gambar 12 Spektrum komposisi isi usus ikan nila merah bulan Februari 2012. Ikan Patin Jambal P. djambal Ada beberapa jenis mikroorganisme yang teridentifikasi didalam usus ikan Patin Jambal selama pemeliharaan empat bulan di kolong Grasi Kabupaten 60 Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tabel 12 menunjukkan frekuensi kejadian ikan patin jambal di bulan November 2011. Tabel 12 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan patin jambal P. djambal bulan November 2011 Jenis FK Volume IP Pellet 100 62,13 76,50 Chlorophyceae 36,60 25,24 10,28 Euglenophyceae 13,30 12,61 2,37 Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan Patin Jambal di bulan November 2011 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophycea dan kelas Euglenophyceae. Masing-masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 100 untuk pellet, 36,60 pada kelas Chlorophycea, 13,30 untuk kelas Euglenophyceae. Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan Patin Jambal di bulan November 2011. Sebesar 76,50 untuk pellet, 10,28 untuk kelas Chlorophycea dan 2,37 untuk kelas Euglenophyceae. Gambar 13 menunjukkan spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal di bulan November 2011. Gambar 13 Spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal bulan November 2011. 61 Tabel 13 menunjukkan Frekuensi kejadian ikan patin jambal di bulan Desember 2011. Tabel 13 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan patin jambal P. djambal bulan Desember 2011 Jenis FK Volume IP Pellet 100 52,05 71,87 Chlorophyceae 83,20 27,38 20,71 Euglenophyceae 6,60 3,42 0,31 Bacillariophyceae 30 17,12 7,09 Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan patin jambal di bulan Desember 2011 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophycea, kelas Bacillariophyceae dan kelas Euglenophyceae. Masing- masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 100 untuk pellet, 83,20 pada kelas Chlorophycea, 6,60 untuk kelas Euglenophyceae dan sebesar 30 untuk kelas Bacillariophyceae. Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan Patin Jambal di bulan Desember 2011. Sebesar 71,87 untuk pellet, 20,71 untuk kelas Chlorophycea. Sebesar 7,09 untuk kelas Bacillariophyceae dan 0,31 untuk kelas Euglenophyceae. Gambar 14 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal di bulan Desember 2011. 62 Gambar 14 Spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal bulan Desember 2011. Tabel 14 menunjukkan Frekuensi kejadian ikan patin jambal di bulan Januari 2012. Tabel 14 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan patin jambal P. djambal bulan Januari 2012 Jenis FK Volume IP Pellet 96 29,59 36,68 Chlorophyceae 74,99 7,17 5,13 Euglenophyceae 32,14 2,01 0,08 Bacillariophyceae 71,42 24,13 22,25 Chrysophyceae 85,71 37,06 41,02 Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan patin jambal di bulan Januari 2012 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophycea, kelas Bacillariophyceae, kelas Euglenophyceae dan kelas Chrysophyceae. Masing-masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 96 untuk pellet, 74,99 pada kelas Chlorophycea, 32,14 untuk kelas Euglenophyceae. Sebesar 85,71 untuk kelas Chrysophyceae dan sebesar 71,42 untuk kelas Bacillariophyceae. Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan patin jambal di bulan Januari 2012. Sebesar 36,68 untuk pellet, 5,13 untuk kelas Chlorophycea. Sebesar 22,25 untuk kelas Bacillariophyceae dan 0,08 untuk kelas Euglenophyceae serta 41,02 untuk kelas Chrysophyceae. Gambar 15 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal di bulan Januari 2012. 63 Gambar 15 Spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal bulan Januari 2012. Tabel 15 menunjukkan Frekuensi kejadian ikan patin jambal di bulan Februari 2012. Tabel 15 Frekuensi Kejadian dan nilai IP organisme makanan ikan patin jambal P. djambal bulan Februari 2012 Jenis FK Volume IP Pellet 100 39,13 47,54 Chlorophyceae 89,30 24,14 23,73 Euglenophyceae 3 3,38 0,41 Bacillariophyceae 70 33,33 28,30 Jenis material atau organisme yang ditemukan dari usus ikan patin jambal di bulan Januari 2012 yaitu remahan pellet pakan buatan, kelas Chlorophycea, kelas Bacillariophyceae dan kelas Euglenophyceae. Masing-masing nilai frekuensi kejadiannya sebesar 100 untuk pellet, 89,30 pada kelas Chlorophycea, 3 untuk kelas Euglenophyceae dan untuk kelas Bacillariophyceae sebesar 70. Dengan Metode Indeks Preponderance, didapat kisaran komposisi usus ikan patin jambal di bulan Februari 2012. Sebesar 47,54 untuk pellet, 23,73 untuk kelas Chlorophycea. Sebesar 28,30 untuk kelas Bacillariophyceae dan sebesar 0,41 untuk kelas Euglenophyceae. Gambar 16 menggambarkan spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal di bulan Februari 2012. 64 Gambar 16 Spektrum komposisi isi usus ikan patin jambal bulan Februari 2012. Plankton yang ditemukan mengisi usus ikan nila merah dan patin jambal di bulan Januari 2012 lebih beragam jenisnya. Bulan Januari 2012 persentase plankton lebih besar, mengisi usus ikan nila merah dan patin jambal dibandingkan dengan persentase pakan buatan. Kondisi ini merupakan imbas dari menurunnya kualitas air di bulan Januari 2012, seperti menurunnya tingkat kecerahan. Memperkuat dugaan akumualsi pada organ ikan nila merah dan patin jambal terjadi melalui jalur rantai makanan. Dimana di bulan Januari 2012, peningkatan jenis dan jumlah plankton dalam usus ikan nila merah dan patin jambal, berkorelasi positif terhadap peningkatan akumulasi Pb di setiap organ ikan nila merah dan patin jambal. Membaiknya kualitas air Februari 2012, seperti meningkatnya nilai kecerahan, diikuti dengan berkurangnya nilai dominansi plankton dalam usus ikan uji secara kuantitas maupun jenis. Kondisi ini juga diikuti dengan menurunnya jumlah Pb terukur di setiap organ ikan uji. Peningkatan jumlah plankton kuantitas dan jenis secara bertahap di usus ikan uji selama bulan Oktober 2011 hingga Desember 2011, selalu diikuti dengan peningkatan jumlah akumulasi Pb di setiap organ ikan uji. Fenomena ini memperkuat bahwa, akumualsi Pb pada organ ikan nila merah dan patin jambal yang dipelihara di kolong tua, terjadi melalui jalur rantai makanan. Analisis Kelayakan Ekonomis Budidaya di Kolong Tua serta Keterhubungan Dampak Stres Terhadap Laju Pertumbuhan Untuk ikan nila merah yang dibudidayakan di kolong tua pasca tambang timah, jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan empat bulan sebanyak 52,38 kg dengan harga pakan Rp 8.000,00Kg. Survival Rate SR sebesar 91 dan nilai FCR sebesar 2,1 bobot kering. Jumlah pakan yang dihabiskan patin jambal selama pemeliharaan empat bulan di kolong tua pasca tambang timah sebanyak 52,38 kg dengan harga pakan Rp 8.000,00Kg. Survival Rate SR sebesar 87 dan nilai FCR sebesar 1,4 bobot kering Lampiran 3. Tabel 16 menunjukkan analisa usaha ikan nila merah dan patin jambal yang dipelihara system KJA di kolong tua pasca tambang timah Bangka Belitung. Untuk melihat 65 tingkat stress yang terjadi dari dampak akumulasi Pb di setiap organ ikan uji dan pengaruhnya terhadap kelayakan usaha budidaya perikanan tawar, maka dilakukan uji glukosa untuk melihat tingkatan stres pada ikan uji. Dari tabel 16 diatas dapat disimpulkan bahwa, pemeliharaan ikan nila merah dan patin jambal yang dipelihara sebanyak 600 ekor dengan system KJA selama empat bulan pemeliharan di kolong tua, menguntungakan untuk dilakukan. Dengan nilai kelayakan usaha BC 2,7 untuk ikan nila merah dan 2,9 untuk ikan patin jambal. Tabel 17 menunjukkan glukosa darah terukur untuk ikan patin jambal dan nila merah selama pemeliharaan di kolong Grasi Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tabel 16 Analisa usaha ikan nila merah dan patin jambal yang dipelihara system KJA di kolong tua pasca tambang timah Bangka Belitung No. Uraian Biaya Rp Nila merah Patin jambal

A. ANALISIS LABA RUGI 1. Investasi 4 bulan