c Bahwa kepariwisataan merupakan integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana terpadu, berkelanjutan dan
bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan
mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
2.1.2 Konsep Pariwisata a Kepariwisataan
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah tourism gabungan
tour dan ism Melalui uraian yang Yoeti paparkan dari pemakaian istilah, tinjauan etimologi hingga kajian definisi para pakar,
Yoeti,2008 berhasil merumuskan suatu batasan tersendiri. Menurutnya, pariwisata adalah;
“...suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain,
dengan maksud bukan berusaha bussines atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati
perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”.
18
b Definisi Pengalaman experiential
Memahami bahwa setiap individu itu berbeda, maka pariwisata dapat didefinisikan untuk mengakomodasi dampak
setiap pengalaman seseorang dalam melakukan perjalanan. Keinginan untuk memenuhi kepuasan sensual sensual
gratification ini ialah komponen utama dalam mengisi liburan para turis, yang mana motivasi utamanya ialah beristirahat,
bersenang-senang, petualangan, penemuan baru, dll Ryan,1997. Definisi dengan pendekatan ini misalnya;
“... benefits that arise from experincing new places, and new situations that are of a temporary duration, whilst free from
the constrains of work, or normal patterns of daily life at home”.
2.1.3 Wisata Minat Khusus
Kita sering mendengar istilah wisata minat khusus yang belakangan ini banyak dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan outdoor seperti
mendaki gunung atau arung jeram. Dari segi pengertian, wisata minat khusus petualangan dapat didefinisikan sebagai bentuk perjalan wisata
yang dilakuka di suatu lokasi yang memiliki atribut fisik yang
19
menekankan unsur tantangan, rekreatif, dan pencapaian keinginan seorang wisatawan melalui keterlibatan interaksi dengan unsur alam.
Wisatawan yang terlibat dalam wisata minat khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Kelompok Ringan Soft Adventure: Kelompok yang melihat keterlibatan dirinya lebih merupakan keinginan untuk mencoba aktifitas
baru, sehingga tingkat tantangan yang dijalani cenderung pada tingkat ringan sapai rata-rata.
Kelompok Berat Hard Adventure: Kelompok yang memandang keikutsertaannya dalam kegiatan wisata minat khusus petualangan lebih
merupakan sebagai tujuan atau motivasi utama, sehingga cenderung terlibat lebih aktif dan serius pada kegiatan yg diikuti. Kelompok ini
cenderung mencari produk yg menawarkan tantangan di atas rata-rata. Sedangkan berdasarkan pada motivasi pokonya Walle.1997,
pemilahan pasar wisata petualangan dapat dibedakan dalam dua kelompok:
Risk Seekers: Kelompok yang menganggap aspek tantangan dan resiko sebagai tujuan pokok yang dicari dan dihadapi dalam mengikuti
perjalanan wisata minat khsus petualangan. Sementara proses pemahaman
20
dan pencarian wawasan hanya dilihat sebagai efek samping dari kegiatan mencari tantangan.
Gaining Insight: Kelompok yang melihat memandang perjalan wisata minat khusus petualangan sebagai prosese untuk mengali dan
mendapatkan wawasan atau pemahaman. Sementara faktor tantangan dipahami hanya sebagai efek samping yang selalu terkait dengan atau ada
dalam kegiatan wisata minat khusus petualangan, dan bukan sebagai tujuan utamanya. Dengan melihat karakteristik peminat pariwisata minat
khusus, faktor fisik merupakan faktor yang peting karena merupakan daya tarik bagi para wisatawan.
2.1.4 Daya Tarik Wisata