4. Algoritma enkripsi: memiliki dua masukan, yaitu teks asli dan kunci rahasia. Algoritma enkripsi melakukan trasformasi terhadap teks asli sehingga
menghasilkan teks sandi. 5. Algoritma dekripsi: memiliki dua masukan, yaitu teks sandi dan kunci rahasia.
Algoritma dekripsi memulihkan kembali teks sandi menjadi teks asli.
Berdasarkan kunci yang dipakai pada proses enkripsi dan dekripsi, kriptografi dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kriptografi simetri, kriptografi asimetri.
2.1.1. Kriptografi Simetri
Algoritma ini sering disebut dengan algoritma klasik karena memakai kunci yang sama untuk kegiatan enkripsi dan dekripsi. Algoritma ini sudah ada sejak lebih dari
4000 tahun yang lalu. Bila mengirim pesan dengan menggunakan algoritma ini, sipenerima pesan harus diberitahu kunci pesan tersebut agar bisa mendekripsikan
pesan yang dikirim. Keamanan dari pesan yang menggunakan algoritma ini tergantung pada kunci. Jika kunci tersebut diketahui oleh orang lain maka orang
tersebut akan dapat melakukan enkripsi dan dekripsi. Algoritma yang memakai kunci simetri di antaranya, Data Encryption Standard DES, International Data Encryption
Algorithm IDEA, Advanced Encryption Standard AES dan One Time Pad OTP
Ariyus, 2008.
Enkripsi dan dekripsi dengan algoritma simetri dapat dituliskan menjadi: E
K
M = C…………….1 D
K
C = M……………2 Berdasarkan rumus 1, M adalah plaintext, C adalah Ciphertext, Ek adalah algoritma
enkripsi dan pada rumus 2 Dk adalah algoritma dekripsi. Proses algoritma simetri dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Skema Kriptografi Simetri
Algoritma simetrik dibagi menjadi 2 kategori, yaitu block algorithms dan stream
algorithms. Block algorithms, data dienkripsi dalam blok-blok data. Block cipher
akan mengenkripsi blok data satu-persatu sampai blok plaintext terakhir. Sedangkan stream algorithms, data dienkripsi dalam bit-bit data Scheiner, 1996.
2.1.2. Kriptografi Asimetri
Algoritma asimetri sering juga dengan algoritma kunci publik, dengan arti kata kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi berbeda. Pada algoritma
asimetri kunci terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Kunci umum public key: kunci yang boleh semua orang tahu dipublikasikan.
2. Kunci rahasia private key: kunci yang dirahasiakan.
Kunci-kunci tersebut berhubungan satu sama lain. Dengan kunci publik orang dapat mengenkripsi pesan tetapi tidak bisa mendekripsinya. Hanya orang yang
memiliki kunci rahasia yang dapat mendekripsi pesan tersebut. Algoritma asimetri bisa mengirimkan pesan dengan lebih aman daripada algoritma simetri. Contoh, Bob
mengirim pesan ke Alice menggunakan algoritma asimetri. Hal yang harus dilakukan adalah:
1. Bob memberitahukan kunci publiknya ke Alice. 2. Alice mengenkripsi pesan dengan menggunakan kunci publik Bob
3. Bob mendekripsi pesan dari Alice dengan kunci rahasianya. 4. Begitu juga sebaliknya jika Bob ingin mengirim pesan ke Alice
Plaintext Plaintext
Enkripsi Dekripsi
Kunci
Ciphertext
Algoritma yang memakai kunci publik di antaranya, Diffie-Hellman DH, RSA dan NTRUEncrypt. Enkripsi menggunakan algoritma asimetri dapat dituliskan
menjadi: E
K
M = C Meskipun kunci publik dan kunci rahasia berbeda, dekripsi dengan menggunakan
kunci rahasia Scheiner, 1996, yaitu D
K
C = M Gambar 2.2 merupakan gambaran mengenai proses enkripsi dan dekripsi
menggunakan algoritma asimetri.
Gambar 2.2 Skema Kriptografi Asimetri
2.2. Landasan Matematika Kriptografi