xlvii
Observasi adalah mengamati dan mendengar perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasipengendalian, serta mencatat penemuan yang
memungkinkanmemenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis James A. Black Dean J. Chmpion, 1992:286.
Menurut Jacobson 1975:8 dalam melakukan penelitian kualitatif juga terdapat Modes of Action yaitu berupa segala perilaku yang dapat kita amati ataupun yang bisa kita
lihat dari suatu sumber data informan. Modes of Action diperoleh melalui metode observasi. Observasi mungkin kita dapat melihat segala tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh
informan yang berhubungan dengan persoalan yang kita teliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi berperan aktif. Dimana peneliti ikut datang dalam peristiwa yang dimana peneliti sudah ikut dalam
peristiwa tetapi bersifat partisipasi. Peneliti hanya mengamati peristiwa untuk mendapatkan data sehingga dapat dikaji ulang. Observasi memungkinkan peneliti untuk
dapat melihat segala tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh informan yang berhubungan dengan persoalan yang ingin diteliti, yaitu tentang terjadinya konflik yang
biasa terjadi dalam ruang dan waktu tersebut beserta solusi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik serta strategi adaptasi yang dilakukan oleh tukang parkir
tersebut dalam kaitannya untuk bertahan hidup dalam ruang dan waktu. Sehingga observasi memudahkan peneliti mengamati segala hal yang dapat ditangkap oleh mata
selama melakukan penelitian.
E. Analisa Data
Sebelum melakukan wawancara berikutnya, perlu kiranya untuk menganalisis data yang terkumpul. Analisis ini memungkinkan untuk menemukan berbagai masalah
untuk ditanyakan pada wawancara berikutnya. Analisis tersebut juga memungkinkan ditemukannya makna barbagai hal bagi informan. Dalam upaya mencapai tujuan untuk
mendiskripsikan suatu sistem makna budaya dalam batasannya sendiri, maka etnografer harus menganalisis data budaya dalam batasnya sendiri. Dalam langkah analisis ini
dilakukan analisis etnografis, analisis etnografis merupakan penyelidikan berbagai bagian
xlviii itu sebagaimana yang dikonseptualisasikan oleh informan. Sering kali, di luar kesadaran
mereka, etnografer harus mempunyai cara untuk menemukan pengetahuan yang masih terpendam.
Pada penelitian kali ini analisis yang digunakan adalah analisis domain meliputi penyelidikan terhadap unit-unit pengetahuan budaya yang lebih besar yang disebut
domain. Dalam melakukan jenis analisis ini, kita akan mencari simbol-simbol budaya yang termasuk dalam kategori domain yang lebih besar berdasarkan atas dasar beberapa
kemiripan di antara berbagai hubungan sematik yang digunakan oleh informan. Setiap kebudayaan memiliki sekian banyak istilah dan bahkan lebih banyak lagi
istilah tercakup. Selanjutnya, sering kali sulit untuk mengatakan dari cara informan berbicara, apakah suatu istilah yang digunakan oleh informan itu masuk dalam kelas yang
satu atau kelas yang lain. Hal ini akan mempersulit pencarian domain-domain baru bila hanya dilakukan dengan sekedar mencari istilah-istilah pencakup saja.
Satu prosedur yang lebih efisien untuk mengidentifikasi suatu domain adalah menggunakan hubungan sematik sebagai titik tolak. Beberapa hubungan sematik tertentu
tampak bersifat universal. Kenyataan yang sangat jelas ini membantu hubungan sematik menjadi suatu alat yang sangat bermanfaat dalam analisis etnografi. Analisis domain
dimulai dari penggunaan hubungan-hubungan sematik, bukan dari istilah-istilah pencakup untuk menemukan domain.
Untuk menganalisis data yang telah didapatkan maka proses dalam menganalisi dalam analisis domain adalah sebagai berikut Spredley, 2007 : 159 :
1. Langkah 1 : memilih satu hubungan sematik tunggal. Dalam upaya mempermudah
proses pertemuan, maka paling baik jika penelitian dimulai dari hubungan sematik universal. Kemudian, setelah menempatkan sejumlah domain, maka dapat mulai
menggunakan hubungan sematik yang diekspresikan oleh informan. 2.
Langkah 2 : menyiapkan satu lembar kerja analisis domain. Beberapa etnografer secara tidak langsung menggaris bawahi istilah-istilah penduduk asli dalam catatan
lapangan, karena perlu untuk terus-menerus melihat kembali catatan lapangan dalam mencari domain yang baru.
xlix 3.
Langkah 3 : mencari satu sampel dari statment informan. Untuk memulainya, di samping perlu memilih beberapa paragraf wawancara yang ditranskripsikan atau
catatan-catatan yang direkam selama wawancara, etnografer juga memerlukan pragmen-pragmen pembicaraan yang diambil selama partisipasi. Pragmen-pragmen
ini akan memberikan sumber yang tepat untuk menemukan domain-domain. 4.
Langkah 4 : mencari istilah pencakup dan istilah tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan sematik. Pencarian ini melibatkan aktivitas pembacaan,
tetapi membaca dengan cara lain. Etnografer bukannya membaca kalimat dan memfokuskan pada isi yang dikaitkan seseorang, tetapi membaca dengan matanya
untuk mencari istilah-istilah penduduk asli yang sesuai dengan hubungan sematiknya. 5.
Langkah 5 : memformulasikan pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing- masing domain. Pertanyaan struktural, yang pertama kali ditunjukkan dalam Langkah
II, dimaksudkan sebagai alat untuk menemukan informan tentang domain penduduk asli. Pertanyaan-pertanyaan etnografis yang dirancang secara khusus ini
memungkinkan etnografer untuk memeperoleh berbagai hal dari informan sebagai istilah pencakup dan istilah tercakup.
6. Langkah 6 : membuat daftar untuk semua domain yang dihipotesiskan.
Kelima langkah pertama dalam membuat analisis domain harus diulang-ulang untuk memperbanyak daftar domain. Pada awalanya tugas ini tidak ada akhirnya, akan tetapi
jumlah domain itu perlu dibatasi dan kemudian akan mengidentifikasi banyak domain yang dibicarakan oleh informan. Dalam upaya untuk memperoleh suatu pandangan
tentang suasana budaya yang lebih intensif.
F. Prosedur Penelitian