Contoh-contoh aliran permukaan yang terkumpul dalam jerigen selanjutnya dibawa ke laboratorium kimia untuk dianalisis konsentrasi sedimen, konsentrasi C-
organik, hara N, P, dan K dalam sedimen.
a. Konsentrasi Sedimen
Konsentrasi sedimen yang terbawa dalam aliran permukaan ditetapkan dengan metode gravimetri.
b. Konsentrasi Unsur Hara
Semua contoh aliran permukaan yang terkumpul selama satu musim tanam dianalisis untuk mengetahui kandungan C-organik dan kandungan N-total, P-
total dan K-total yang ada dalam sedimen.
4. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati adalah persentase penutupan lahan, tinggi tanaman, berat biomassa tanaman jagung. Adapun parameter produksi
yang diamati adalah berat jagung pipilan kering dan ubi kayu.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan model matematika Rancangan Acak Kelompok RAK. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan dianalisis
dengan uji beda nyata terkecil BNT pada taraf kepercayaan 5. Model matematik rancangan acak kelompok tersebut adalah:
Y
ij
= µ + τ
i
+
β
j
+
ε
ij
dimana: Yij = nilai pengamatan pada kelompok ke-i dan perlakuan ke-j
µ
= nilai tengah umum
τ
i
= pengaruh kelompok ke-i β
j
= pengaruh perlakuan ke-j
ε
ij
= pengaruh acak Data yang dianalisis dengan rancangan acak kelompok meliputi: a sifat-sifat
fisik tanah, yaitu: bobot isi, ruang pori total, pori drainase cepat, dan permeabilitas, kadar air pada pF 1, 2, 2.54 dan 4.2 serta air tesedia, b sifat-sifat kimia tanah, yaitu:
kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, kandungan Al
3+
, P-tersedia dan P-retensi, c konsentrasi sedimen, kandungan C-organik, N, P dan K, dan d tanaman, yaitu:
tinggi, persentase penutupan tanah, berat biomassa jagung, berat jagung pipilan kering, dan produksi ubi kayu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak pada lahan dengan kemiringan 5-8 pada ordo tanah Ultisol. Tanah Ultisol yang diteliti memiliki tekstur liat, permeabilitas sedang
sampai agak lambat, bobot isi tanah seperti tanah mineral lainnya yaitu 1 gcc. Hasil analisis tanah beberapa ciri sifat fisika tanah sebelum perlakuan disajikan pada
Lampiran 3. Ultisol yang diteliti memiliki kemasaman tanah yang sangat tinggi yaitu pH 4.5, kandungan C-organik rendah sampai sangat rendah, yaitu 1.25. Beberapa
kation seperti Ca dan K termasuk sangat rendah yaitu 1.28 me100g dan 0.44 me100g. Sedangkan unsur Mg tergolong rendah yaitu 0.01 me100g. Hasil analisis
beberapa sifat kimia tanah sebelum perlakuan disajikan pada Lampiran 4. Rendahnya kandungan Ca, Mg dan K diduga disebabkan karena terjadi pencucian basa-basa yang
sudah sangat lanjut. Kandungan Al bebas sebesar 1.84 me100g sampai 7.03 me100
g. Jumlah fosfor yang tersedia bagi tanaman sangat rendah yaitu hanya sekitar 8.8 ppm, karena kemasaman tanah dan daya fiksasi Al terhadap fosfor yang sangat tinggi
mengakibatkan kelarutannya sangat rendah. Pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang
yang berasal dari kotoran ayam dengan CN ratio yang cukup tinggi yaitu sebesar 66.37. Fosfat alam yang digunakan berasal dari produksi lokal dengan kandungan
hara fosfor yang sangat rendah sehingga pada penelitian ini pengaruh fosfat alam terhadap sifat-sifat tanah sangat kecil. Hasil analisis pupuk kandang dan fosfat alam
disajikan pada Lampiran 5.
Curah Hujan Selama Penelitian
Total curah hujan selama pengamatan erosi yaitu mulai 29 Oktober 2003 – 19 Februari 2004 sebesar 899,5 mm Lampiran 6. Total kejadian hujan adalah 38 kali,
sedangkan kejadian hujan yang bersifat erosive terjadi erosi adalah 22 kali. Berdasarkan dari data tersebut maka dapat dilihat bahwa pada lokasi penelitian sangat
besar kemungkinan terjadi kehilangan hara dan bahan organik tanah dan apabila terjadi secara terus menerus, maka akan semakin menurunkan produktivitas tanah.
Kejadian hujan yang cukup besar pada awal-awal penelitian juga mempengaruhi keberadaan pupuk kandang yang diberikan dalam penerapan perlakuan. Pupuk
kandang yang disebar pada permukaan tanah diduga banyak terbuang oleh aliran air dan erosi, sehingga pengaruh pupuk kandang terhadap sifat-sifat tanah menjadi
kurang berperan.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat-Sifat Fisika Tanah
Hasil analisis pengaruh paket teknologi konservasi tanah dan pengelolaan bahan organik serta hara P terhadap beberapa sifat fisik tanah disajikan pada Tabel 3.
Sifat-sifat fisika tanah Hasil analisis tersebut disajikan pada Lampiran 7, 9, 11, 13, dan 15, sedangkan analisis sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 8, 10, 12, 14, dan
16. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa paket teknologi konservasi tanah, pengelolaan bahan organik dan hara P tidak berpengaruh nyata terhadap bobot isi,
ruang pori total, pori drainase cepat dan permeabilitas tanah Lampiran 8, 10, 12, 14 dan 16. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Situmorang 1999
bahwa tidak ada perbedaan pada saat analisis pendahuluan dan setelah panen terhadap bobot isi, porositas dan pori drainase cepat akibat dari pemberian bahan organik.
Namun, mampu menurunkan kadar air pada pF1.0, pF2.0, pF2.54, air tersedia, kemantapan agregat serta permeabilitas tanah serta dapat meningkatkan pori drainase
lambat dan kadar air pada pF 4,2.
Bobot Isi
Meskipun paket teknologi yang diterapkan tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap bobot isi tanah, namun tanah-tanah yang mendapat paket
perlakuan, baik teknik konservasi, bahan organik maupun fosfor mempunyai bobot isi tanah lebih kecil dibandingkan dengan kontrol. Bobot isi terendah adalah pada
perlakuan paket teknologi tanpa konservasi tanah dan pemberian pupuk kandang P4, sedangkan bobot isi tertinggi adalah kontrol tanpa teknik konservasi tanah dan
tanpa pupuk kandang P0.
Bahan organik sangat berperan dalam menurunkan bobot isi tanah, karena dapat meningkatkan aktivitas organisme tanah, sehingga tercipta kondisi tanah yang
lebih sarang. Peningkatan aktivitas organisme tanah akibat penambahan bahan organik diharapkan mampu memperbaiki agregasi tanah menjadi lebih mantap dan
pembentukan pori tanah. Selain itu, karena penelitian baru berlangsung selama 4 bulan, diduga belum terjadi perubahan bobot isi yang nyata antara yang mendapat
perlakuan dan kontrol. Tabel 3 Pengaruh paket teknologi terhadap sifat-sifat fisik tanah setelah panen
jagung pada percobaan di Desa Indraloka II, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Lampung
Paket teknologi Bobot isi
gcc Ruang pori
total vol Pori drainase
cepat vol Permeabilitas
cmjam
P0 P1
P2 P3
P4 P5
P6 P7
P8 1.38 a
1.34 a 1.31 a
1.34 a 1.24 a
1.36 a 1.31 a
1.28 a 1.31 a
47.80 a 49.57 a
50.67 a 49.43 a
53.07 a 48.57 a
50.40 a 51.57 a
50.60 a 9.53 a
14.30 a 13.77 a
13.03 a 15.33 a
11.43 a 12.97 a
14.53 a 13.70 a
1.83 a 0.68 a
1.65 a 0.88 a
1.28 a 0.85 a
0.63 a 0.92 a
0.52 a
Angka-angka dalam kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji BNT.
Ruang Pori Total
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa paket teknologi yang diterapkan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah ruang pori total. Hal ini diduga
karena pemberian teknik konservasi tanah, pemupukan fosfor dan pupuk kandang belum berperan efektif. Pupuk kandang yang diberikan tererosi pada awal percobaan
serta pertumbuhan tanaman konservasi yang masih kecil.
Ruang pori total tertinggi ditunjukkan oleh paket teknologi teknik konservasi dan pemberian pupuk kandang P4, sedangkan ruang pori total terendah adalah paket
teknologi tanpa teknik konservasi dan tanpa pemberian pupuk kandang kontrol, P0. Meskipun perlakuan paket teknologi yang diterapkan secara statistik tidak
memperlihatkan pengaruh yang nyata, namun ada indikasi yang baik dari teknologi konservasi tanah yang terlihat dari semakin meningkatnya jumlah ruang pori total
tanah akibat pemberian paket teknik konservasi tanah, pemupukan fosfor serta bahan organik.
Pori Drainase Cepat
Namun demikian masih menunjukkan pola yang sama seperti ruang pori total dan bobot isi tanah. Pori drainase cepat tertinggi diperoleh pada paket teknologi
dengan tanpa teknik konservasi, pupuk SP-36 dan pemberian pupuk kandang P4, dan tergolong dalam kategori sedang. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh dari
teknik konservasi tanah, meskipun penelitian baru berlangsung selama 4 bulan. Lain halnya dengan kontrol P0, pori drainase cepatnya tergolong rendah.
Permeabilitas Tanah
Permeabilitas yang diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan air pada suatu media berpori tanah mempunyai hubungan dengan sifat-sifat porositas
dan penyebaran ukuran pori .
Kemantapan agregat dan struktur tanah sangat mempengaruhi nilai permeabilitas tanah Arsyad, 1989 karena kemantapan agregat
akan mempengaruhi kemantapan ukuran pori. Pori yang sangat mempengaruhi permeabilitas tanah adalah pori makro Chen et al, 1993.
Analisis statistik menunjukkan bahwa paket teknologi konseravasi tanah, pengelolaan bahan organik dan hara P tidak berpengaruh nyata terhadap
permeabilitas tanah. Permeabilitas tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah seperti jumlah pori dan kontinuitas pori. Paket teknologi yang diterapkan tidak berpengaruh
nyata terhadap pori tanah, sehingga hal ini menyebabkan permeabilitas tanahnya juga tidak dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan yang diterapkan.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Retensi Air Tanah
Hasil analisis pengaruh paket teknologi konservasi tanah, pengelolaan bahan organik dan hara P terhadap kadar air tanah pada berbagai pF disajikan pada Tabel 4.
Kadar air hasil analisis pada berbagai tegangan air pF disajikan pada Lampiran 17, 19, 21, 23, dan 25, sedangkan hasil analisis sidik ragamnya disajikan pada Lampiran
18, 20, 22, 24 dan 26. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa paket teknologi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air tanah pada berbagai pF maupun
terhadap air tersedia. Kurva retensi air tanah menggambarkan jumlah air yang dapat ditahan pada
tegangan tertentu atau disebut juga dengan kurva hubungan kadar air fraksi volume dengan algoritma tinggi air cm tegangan atau hisapan matrik tanah Gambar 2.
Kandungan air tanah tertinggi pada pF 1, 2, 2.54, dan 4.2 adalah pada paket teknologi P4 dimana mempunyai nilai berturut-turut 43.20, 37.73, 33.33, dan 24.93. Hal ini
disebabkan adanya pengaruh dari bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika tanah menjadi lebih baik.
Tabel 4 Pengaruh paket teknologi terhadap kadar air tanah pada beberapa tegangan setelah panen jagung pada percobaan di Desa Indraloka II, Kecamatan
Lambu Kibang, Kabupaten Lampung
Paket Kadar air vol
teknologi pF 1
pF 2 pF 2.54
pF4.2 Air tersedia
P0 43.90 a
38.27 a 33.27 a
23.37 a 9.90 a
P1 40.97 a
35.27 a 30.60 a
20.43 a 10.17 a
P2 42.67 a
36.90 a 32.00 a
22.33 a 9.67 a
P3 42.10 a
36.40 a 31.90 a
20.50 a 11.40 a
P4 43.20 a
37.73 a 33.33 a
24.93 a 8.40 a
P5 42.73 a
37.13 a 32.20 a
24.20 a 8.00 a
P6 43.07 a
37.43 a 32.77 a
24.63 a 8.13 a
P7 42.80 a
37.03 a 32.20 a
23.53 a 8.67 a
P8 44.00 a
36.90 a 31.90 a
23.53 a 8.37 a
Angka-angka dalam kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji BNT.
Kurva karakteristik tanah pada berbagai pF Gambar 2 sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat yang mempengaruhi rongga pori tanah yaitu tekstur dan struktur tanah.
Pada nilai potensial matriks sama, kandungan air pada tanah liat lebih tinggi daripada lempung dan pasir. Pada potensial matriks rendah, kandungan air tanah hanya
dipengaruhi oleh tekstur tanah sedangkan pada potensial matriks tinggi kandungan air tanah dipengaruhi pula oleh struktur tanah Islami Utomo, 1995.
Di dalam tanah, air berada diantara partikel-partikel tanah dan mengalami jerapan oleh partikel-partikel tersebut. Tanaman dapat menyerap air tanah bila
jerapan oleh partikel-partikel tanah lebih kecil daripada daya serap tanaman. Jika kadar air tanah sangat sedikit maka tanaman tidak dapat menyerap air karena air
tersebut lebih kuat dijerap ditahan oleh partikel tanah dibandingkan dengan daya serap tanaman, sehingga tanaman akan mengalami kekurangan air, kekeringan dan
pada akhirnya mati bila kadar airnya mencapai pF 4.2. Sebaliknya, pada kondisi kadar air jenuh juga berpengaruh tidak baik terhadap tanaman karena hampir semua
pori-pori tanah terisi oleh air, sehingga tanaman akan kekurangan oksigen dan kegiatan bakteri untuk nitrifikasi, fiksasi N dan amonifikasi terganggu.
2 2.5
3 3.5
4 4.5
pF
P0 P1
P2 P3
P4 P5
P6 P7
P8
1.5
0.5 1
20 25
30 35
40 45
Kadar Air vol
Gambar 2 Kurva retensi air tanah pada tanah Ultisol daerah penelitian Paket teknologi P3 hedgerow Flemingia congesta + SP-36musim
mempunyai kadar air pF1, 2, 2.54 dan 4.2 berturut-turut 42.10, 36.40, 31.90, 20.50.
Kurva retensi air tanah paket teknologi P3 ana
kkan retensi
endekati pola S shape curve
. Menurut Soepardi 1983 air tanah yang tersedia bagi tanaman adalah air yang
berada antara kapasitas lapang pF 2.7 dan titik layu permanen pF 4.2.Air tersedia sangat penting untuk dikaji karena berhubungan dengan jumlah air yang digunakan
untuk kebutuhan tanaman. Ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh struktur tanah, kandungan bahan organik Soepardi 1983. Tanah yang memiliki air tersedia
merupakan kurva yang lebih ideal, dim garis kurva terlihat lebih mendatar pada pF 2.54 – pF 4.2. Hal ini juga menunju
bahwa air tersedia tanah tertinggi diperoleh pada perlakuan P3. Kurva tersebut juga memperlihatkan bentuk kurva yang paling m
tertinggi adalah tanah-tanah yang bertekstur sedang. Pengaruh bahan organik terhadap air tersedia bukan hanya karena kemampuannya dalam menahan air, tetapi
juga perannya dalam pembentukan struktur dan porositas tanah. Hasil pengamatan terhadap air tersedia menunjukkan bahwa paket teknologi P3 mempunyai air tersedia
tertinggi, namun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan tersebut. Hal ini terjadi karena pupuk kandang belum mampu memperbaiki sifat-sifat fisik
tanah. Dari pengamatan sifat fisik tanah yang telah dilakukan, terlihat bahwa belum terjadi perbaikan sifat fisik tanah terutama porositas tanah akibat perlakuan teknik
konservasi tanah, pemupukan fosfor dan bahan organik. Hal ini diduga karena jumlah pupuk kandang belum mencukupi dan cepat hilang terbawa aliran permukaan pada
ogi tersebut belum mempe
saat terjadi erosi setelah beberapa hari setelah pemberian.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat-Sifat Kimia Tanah
Hasil analisis pengaruh paket teknologi konservasi tanah, pengelolaan bahan organik dan hara P terhadap beberapa sifat kimia tanah disajikan pada Tabel 5 dan
Tabel 6. Sifat-sifat kimia hasil analisis tanah disajikan pada Lampiran 27, 29, 31, 33, dan 35. Sedangkan analisis sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 28, 30, 32, 34,
dan 36. Hasil analisis menunjukkan bahwa paket teknologi tidak pengaruh nyata terhadap kapasitas tukar kation KTK, kejenuhan basa KB, dan aluminium dapat
ditukar Al-dd, P-tersedia, dan P-retensi. Walaupun secara stasistik pengaruh paket teknol
rlihatkan pengaruh nyata, namun secara visual di lapangan, seperti yang terlihat pada Gambar 3, terlihat adanya perbedaan yang cukup jelas terhadap
pertumbuhan tanamannya.
Gambar 3 Pertumbuhan n jagung da
u perlakuan P t alam dan
4 SP-36 um bulan.
Kapasi ukar Katio
lisis statistik jukkan bah
teknologi yan apkan tidak
berpeng nyata terh
TK tanah. tas tukar kat
kapasita loid tanah da
megang ka K ini secara l
tergantung pada ju
muatan pada koloid tanah, tekstur tanah, tipe liat, dan kandungan bahan
tion yang dibutuhkan untuk mengganti satu milieku
kan dapat meningkatkan kapasit
tersebut bisa berasal dari pupuk dan hancuran mineral tanah dan bahan organik. l dari hancuran liat, dan hidrogen berasal dari air.
tanama n ubi kay
7 fosfa P
ur ±2
tas T n
Ana menun
wa paket g diter
aruh adap K
Kapasi ion KTK adalah
s ko lam me
tion. KT angsung
mlah organik tanah. KTK diukur dalam satuan miliekuivalen per 100 gram tanah. Satu
iliekuivalen kation adalah jumlah ka m
ivalen atau satu milligram hidrogen. Bila berat atom hidrogen adalah valensi 1, maka berat miliekuivalen adalah 1 miligram.
Ali dan Sufardi 1999 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan kapasitas tukar kation pada Typic Haplohumults. Bahan organik tanah
diyakini dapat menambah muatan negatif sehingga diharap as tukar kation tanah. Karena adanya muatan negatif pada permukaan koloid
tanah, mengakibatkan terjadinya pergerakan kation yang bermuatan positif. KTK menunjukkan kemampuan tanah untuk memegang hara. Koloid tanah didalam tanah
dikelilingi oleh film air yang juga ditempati oleh kation-kation. Kation-kation
Sedangkan aluminium dapat berasa
Pertuka
t oleh tanama
ran ion ini terjadi pada saat larutan tanah dan koloid tanah berada pada kondisi tidak setimbang. Namun kondisi kesetimbangan tersebut jarang sekali
ditemui di dalam tanah, hal ini disebabkan karena di dalam tanah secara terus- menerus terjadi proses pencucian dan pengambilan kation-kation tersebu
n.
Tabel 5 Pengaruh paket teknologi terhadap kapasitas tukar kation, kejenuhan basa dan Al
3+
setelah panen jagung pada percobaan di Desa Indraloka II, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Lampung.
KTK KB Al
3+
Paket teknologi me100g
me100g P0 6.87
a 30.33 a
1.67 a P1 6.24
a 32.00 a
1.44 a P2 8.04
a 33.00 a
1.68 a P3 6.98
a 43.00 a
1.08 a P4 7.83
a 32.33 a
1.65 a P5 8.13
a 38.33 a
1.46 a P6 8.11
a 41.33 a
1.20 a P7
P8 7.63 7.75
a 43.33 a
1.15 a a
41.67 a 1.19 a
Angka-angka dalam kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda
lah pemberian pupuk kandang, sehingga pemberian pupuk kandang tersebut m
nyata pada taraf 5 menurut uji BNT.
Namun, pemberian bahan organik pada penelitian ini diduga belum mampu meningkatkan kapasitas tukar kation secara nyata. Pengaruh yang tidak nyata
dikarenakan jumlah pupuk kandang yang diberikan diduga belum memadai dan terjadi hujan dan erosi beberapa hari sete
enjadi tidak efektif. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemupukan fosfor tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap peningkatan nilai. Hal ini senada dengan penelitian Khalil 1991 mengenai pengaruh fosfat terhadap peningkatan nilai KTK, dimana
pengaruh fosfat sangat kecil terhadap peningkatan nilai kapasitas tukar aktion tanah. Kejenuhan Basa KB
Kejenuhan basa merupakan persen kejenuhan kompleks pertukaran kation dengan jumlah kation-kation dasar. Kation-kation dasar tersebut adalah berbagai
kation kecuali H dan Al, sedangkan persentase kejenuhan basa adalah jumlah kapasitas pertukaran kation yang tidak tergantung pada kemasaman potensial.
Dari analisis tanah sebelum perlakuan kejenuhan basa sekitar 23, namun setelah
ata serta knik
nservasi tanah yang belum berperan efektif. sehingga pengaruhnya belum wa pemupukan fosfor hanya sedikit menyumbangkan
kation k
han organik yang diterapk
perlakuan terjadi peningkatan menjadi sekitar 28,67 sampai 45,67. Hal tersebut karena dengan adanya penambahan bahan organik dan pemupukan akan
menambah hara tanah seperti nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, boron, dan lai-lain sehingga akhirnya kejenuhan basa menjadi meningkat Tisdale et al. 1985.
Kejenuhan basa dalam penelitian ini juga tidak berpengaruh nyata terhadap kontrol maupun antar perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang yang
diberikan belum mencukupi dan terjadinya erosi beberapa waktu setelah pemberian pupuk kandang, selain itu pengamatan baru berlangsung selama 4 bulan. Pengaruh
pemupukan fosfat baik SP-36 maupun fosfat alam juga tidak berpengaruh ny te
ko nyata. Hal ini diduga bah
e larutan tanah. Aluminium Dapat Ditukar Al-dd
Pengaruh perlakuan terhadap aluminium dapat ditukar Al-dd disajikan pada Tabel 5, sedangkan analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 31. Hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa paket teknologi yang diterapkan tidak berbeda nyata dengan antar perlakuan satu dan lainnya.
Walau dari analisis statistik tidak memperlihatkan perbedaan nyata, namun perlakuan teknik konservasi tanah, pemupukan fosfor dan ba
an telah penurunan Al-dd menjadi 1.84 me100g sampai 7.03 me100g dengan semakin bertambahnya kedalaman, sedangkan kadar Al-dd setelah perlakuan
berkisar 1.08 me100g sampai 1.68 me100g. Hal ini dapat dipahami karena dengan pemberian pupuk fosfor SP-36 dan fosfat alam mendorong terjadinya presipitasi Al
dan pengaruh bahan organik yang diduga berperan dalam mengkhelat ion Al.
Jumlah aluminium bebas di dalam tanah menunjukkan potensi jumlah fosfor yang akan dijerap melalui pengikatan Al-P sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Dari hasil penelitian Sutopo 2003 juga memperlihatkan bahwa pemberian SP-36 mampu
P-Tersedia dan P-Retensi
analisis piran 34. Hasil analisis statistik
enunjukka teknologi strip Stylosantes goyane
pemupukan SP-3 dan diikuti
dengan perla n paket teknologi str
ntes goyanensis d
ukan fosfat alam P6. P-tersedia terendah diperoleh pada perlakuan paket teknologi kontrol
P0. Walau secara statistik peng
ik konservasi tana ukan fosfor
dan bahan organik tidak berpengaru amun terlihat se
P-tersedia yang jauh antara kontrol dan tanah-tanah yang diberi perlakuan.
Jika bandingkan antara
P-tersedia tanah-tanah yang diberikan
36, menunjukkan kandungan P-tersedia lebih menurunkan Al-dd sebesar 15. Penetralan Al-dd dapat terjadi melalui
mekanisme presipitasi ion Al oleh OH
-
. Aluminium dapat ditukar juga sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik. Hubungan terbalik antara jumlah bahan organik dan Al-dd disebabkan karena bahan organik tersebut dapat mengkhelat aluminium Tan, 1993 menjadi
senyawa yang sukar larut sehingga keberadaan Al-dd berkurang. Hasil penelitian Hakim 1982 pada tanah Ultisol Sitiung I mendapatkan efektifitas pemberian bahan
organik pupuk hijau sebesar 100 g2kg tanah dapat menurunkan Al-dd setara dengan pengapuran sebesar 0,5 kali Al-dd. Setelah Aluminium berkurang akibat dikhelat
oleh bahan organik maka tempatnya akan ditempati oleh basa-basa seperti kalium dan magnesium, hal ini menyebabkan kejenuhan basa akan semakin meningkat.
Pengaruh perlakuan terhadap P-tersedia disajikan pada Tabel 6, sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lam
m n bahwa P-tersedia tanah paling tinggi diperoleh pada perlakuan paket
nsis dan
6 P2, kua
ip Stylosa an pemup
pun aruh tekn
h, pemup h nyata, n
lisih nilai
mem jumlah
tanaman konservasi P2 dan P3 berturut-turut 13.57 ppm dan 11.00 ppm dengan perlakuan pupuk fosfor yang sama SP-
tinggi dibandingkan dengan tanah-tanah yang tidak diberikan teknik konservasi tanah P0, P1 dan P4 berturut-turut 5.93 ppm, 7.85 ppm, dan 9.63 ppm. Hal ini
membuktikan bahwa teknik konservasi tanah strip Stylosantes goyanensis dan tanaman pagar Flemingia congesta mampu mengurangi kehilangan P-tersedia tanah
yang terbawa oleh aliran permukaan. Untuk melihat pengaruh pupuk fosfor terhadap kandungan P-tersedia tanah
dapat dibandingkan antara perlakuan dengan penggunaan pupuk SP-36 dan fosfat alam dengan perlakuan teknik konservasi dan pupuk kandang yang sama P1 vs P5,
2 vs P6, P3 vs P7 dan P4 vs P8, terlihat bahwa tanah-tanah yang diberikan SP-36 mempun
Hal ini disebabkan karena pupuk SP-36 mengandung hara fosfor yang lebih tinggi dan cepat
tersedia
tnya takaran pupuk SP-36 yang diberikan. P
yai P-tersedia yang l rlakuan fosfat alam.
ebih tinggi dibandingkan pe
yang lebih tinggi dibandingkan dengan fosfat yang kandungan fosfornya sangat rendah serta lambat pelarutannya, seperti menurut Sutopo 2003 bahwa
pemberian SP-36 sangat nyata mempengaruhi peningkatan P-HCl 25 dan P- Bray 1. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan bahan hijauan tanaman jagung yang
menunjukkan serapan P yang berasal dari pupuk meningkat dengan semakin meningka
Tabel 6 Pengaruh paket teknologi terhadap kandungan P-tersedia dan P-retensi dalam tanah setelah musim tanam jagung di Desa Indraloka II, Kecamatan
Lambu Kibang, Kabupaten Lampung.
Paket Teknologi P-Tersedia ppm
P-Retensi P0
5.93 a 21.57 a
P1 7.85 a
24.97 a P2
13.57 a 27.67 a
P3 11.00 a
27.63 a 30.27 a
30.03 a P4
9.63 a P5
10.33 a P6
12.80 a 27.20 a
P7 7.37 a
27.17 a P8
6.20 a 26.57 a
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji BNT.
Pengaruh perlakuan terhadap P-retensi disajikan pada Tabel 6, sedangkan analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 36. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa paket teknologi yang diterapkan tidak berpengaruh nyata terhadap P-retensi tanah. P-retensi terkecil ditunjukkan pada paket teknologi P0. Hal
ini lebih dikarenakan jumlah kandungan P tanah asal yang memang rendah. Sebalik
permukaan dipengaruhi oleh
ara dala gkan
terh andu
dalam tanah bersifat p McDowell
e mena
linier enuru
ntras alam
aki ngkat
ntrasi sedim
sang tan d
ada lam bahan yang tererosi. Pada
kons si se
ng ti um
puny liat
imen yang rendah. Hal ini disebabkan karena
unya puan
unsur hara yang tinggi. Sinukaban 1981 m
rkan n an
ntrasi
botol penampung tersebut disajikan pada Lampiran 37, 39, 41, 43, dan 45, mnya disajikan pada Lampiran 38, 40, 42, 44, dan 46.
asil analisis menunjukkan bahwa paket teknologi tidak berpengaruh nyata terhadap nya tanah-tanah yang mendapatkan perlakuan teknik konservasi tanah,
pemupukan fosfor dan bahan organik menunjukkan P-retensi yang lebih tinggi dibanding kontrol P0.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsentrasi Sedimen dan Hara dalam Aliran Permukaan
Kehilangan hara yang terbawa oleh aliran konsentrasi sedimen dan kandungan hara dalam tanah. Hubungan antara konsentrasi
m aliran permukaan dan konsentrasi sedimen bersifat negatif, sedan h
adap k t al.
1990 ngan hara
ositif Sinukaban, 1981. mbahkan bahwa hubungan tersebut selain bersifat negatif juga non-
. P
nan konse i hara d
sedimen bat meni
nya konse en
at berkai engan k
r liat da entra
dimen ya nggi um
nya mem ai kadar
dalam sed liat memp
i kemam menjerap
enggamba hubunga
tara konse hara dalam aliran permukaan dengan konsentrasi liat dalam bahan tererosi bersifat
positif dan linier.
1. Botol Penampung Bekas Kemasan Air Mineral