Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan

3.3.2 Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan

Pengamatan perkecambahan dilakukan setiap minggu sampai minggu ke- 15 105 Hari Setelah TanamHST. Pengamatan respon pertumbuhan dilakukan pada 77, 84, 91, 98 dan 105 HST. Respon perkecambahan dan pertumbuhan awal yang diamati adalah daya berkecambah DB, kecepatan tumbuh Kct, nilai perkecambahan NP, riap tinggi semai RTS, riap diameter batang RDB, dan riap jumlah daun RJD. a. Daya Berkecambah DB Daya berkecambah merupakan tolok ukur viabilitas potensial yang menunjukkan kemampuan benih tumbuh pada kondisi optimum. Daya berkecambah dihitung dengan rumus sebagai berikut Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan 2000: Jumlah kecambah normal Jumlah buah atau benih yang ditabur b. Kecepatan Tumbuh Kct Kecepatan tumbuh benih diperhitungkan sebagai akumulasi kecepatan tumbuh setiap hari dalam unit tolok ukur persentasi per hari. Perhitungan kecepatan tumbuh ini berdasarkan rumus Thronebery dan Smith Sadjad et al. 1999: Kct = ∑ N Keterangan : Kct : kecepatan tumbuh per etmal N : Persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan t : Waktu pengamatan etmal c. Nilai Perkecambahan NP Nilai perkecambahan adalah indeks yang menyatakan kecepatan dan kesempurnaan benih untuk berkecambah. Nilai perkecambahan yang tinggi menunjukkan perkecambahan yang sempurna dan cepat. Kecepatan perkecambahan dinyatakan sebagai nilai puncak Peak Value. Nilai puncak merupakan nilai tertinggi dari hasil bagi persen kecambah pada hari ke-n tersebut sedangkan rata-rata perkecambahan harian Mean Daily Germination merupakan Daya berkecambah = X 100 jumlah persen kecambah pada akhir periode dibagi dengan lama hari pengamatan. Untuk menghitung nilai perkecambahan digunakan rumus Czabator 1962 dalam Willan 1985 sebagai berikut : NP = PV x MDG PV kecambahhari = y MDG kecambahhari = y d. Riap Tinggi Semai RTS Pengukuran tinggi semai dilakukan setiap minggu mulai dari 77 HST sampai akhir penelitian. Tinggi semai diukur mulai dari saat benih berkecambah dan muncul dari permukaan media. Perhitungan riap tinggi mingguan berjalan digunakan rumus turunan Prodan 1968 dalam Latifah 2004 sebagai berikut : ∑ T H n+1 ─H n T n+1 ─T n T n Keterangan: H n+1 : Tinggi cm pada minggu ke-n+1 H n : Tinggi cm pada minggu ke-n T n : Minggu pengukuran ke-n e. Riap Diameter Batang RTB Pengukuran diameter batang dilakukan setiap minggu mulai dari 77 HST sampai akhir penelitian. Diameter batang diukur jika sudah terdapat batang silindris pada kecambah. Perhitungan riap diameter mingguan berjalan digunakan rumus turunan Prodan 1968 dalam Latifah 2004 sebagai berikut : ∑ T D n+1 ─D n T n+1 ─T n T n Keterangan : D n+1 : Diameter mm pada minggu ke-n+1 D n : Diameter mm pada minggu ke-n T n+1 : Minggu pengukuran ke-n+1 T n : Minggu pengukuran ke-n Riap tinggi mingguan berjalan = Riap diameter mingguan berjalan = f. Riap Jumlah Daun RJD Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap minggu mulai dari 77 HST sampai akhir penelitian. Jumlah daun diukur jika sudah muncul daun pada kecambah. Perhitungan riap jumlah daun mingguan berjalan digunakan rumus turunan Prodan 1968 dalam Latifah 2004 sebagai berikut : ∑ T X n+1 ─X n T n+1 ─T n Tn Keterangan : X n+1 : Jumlah daun helai pada minggu ke-n+1 X n : Jumlah daun helai pada minggu ke-n T n+1 : Minggu pengukuran ke-n+1 T n : Minggu pengukuran ke-n

3.3.4 Rancangan Penelitian