oleh arus air dan didamparkan di di bantaran sungai atau di tepi pantai. Di lapangan, banyak sekali dijumpai buah bintaro telah berkecambah.
Tanpa perlakuan tambahan, perkecambahan memerlukan waktu yang sangat lama 4−6 bulan. Namun bila diberi perlakuan khusus, kecambah akan
mulai terlihat sebelum bulan ke-3. Perlakuan khusus yang dimaksud tersebut adalah pemeraman buah di tempat yang lembab. Apabila telah muncul kecambah,
maka pemindahan ke polibag bisa dilakukan. Umumnya, bibit bintaro akan siap tanam setelah dipelihara di persemaian selama 6 bulan dengan tinggi minimal 40
cm dan berdaun minimal 5 lembar Wibisono et al. 2006.
2.1.5 Kegunaan
Pohon bintaro biasa dimanfaatkan sebagai tanaman penaung atau pelindung yang biasa ditanam di pekarangan rumah atau di taman-taman.
Kayunya digunakan sebagai ornament, hiasan dalam ruang atau arang PROSEA 2002. Di Thailand, biji bintaro dimanfaatkan sebagai antipiretik dan obat dysuria.
Sedangkan di Vietnam, minyak dari bijinya digunakan sebagai pembunuh kutu rambut PROSEA 2002.
Bagian mesocarp dapat diperas sebagai bahan biopestisida, sedangkan bijinya disamping untuk bahan biopestisida juga dapat diperas untuk
menghasilkan minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel Pranowo 2010. Seluruh bagian pohon bintaro dapat diekstrak menjadi bioinsektisida hama
Pteroma plagiophleps Hampson. dan Spodoptera litura F. Utami 2011.
2.2 Dormansi
Menurut Schmidt 2000 dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat viable gagal berkecambah ketika berada dalam
kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai. Pada beberapa kasus dormansi diatasi
dengan menyediakan kondisi perkecambahan yang cocok dibanding melakukan suatu perlakuan awal khusus.
Sistem klasifikasi berdasarkan kriteria lokasi dorman pada bagian-bagian benih ada 2, yaitu terletak dalam embrio endogenous atau dormansi embrio dan
yang terletak pada kulit biji exogenous Schmidt 2000. Istilah kulit biji digunakan dalam arti yaitu endocarp atau seluruh bagian pericarp.
Lokasi dan tipe dormansi dapat diketahui secara eksperimen dengan menghilangkan atau memberikan beberapa perlakuan pada buah dan benih secara
terpisah. Misalnya, bila benih dorman berkecambah setelah kulit biji dihilangkan, dapat disimpulkan bahwa lokasi dormansi terletak pada kulit biji tersebut.
Pericarp dapat menyebabkan dormansi melalui beberapa cara yaitu, membentuk suatu penghalang mekanis yang mencegah penembusan bakal akar atau
pembengkakan embrio dormansi mekanis, penghalang fisik terhadap penyerapan air atau pertukaran gas dormansi fisik, mencegah cahaya yang mencapai embrio
dormansi cahaya, mengandung zat-zat penghambat, mencegah hilangnya zat-zat penghambat dari embrio Bewley dan Black 1994
Perlakuan awal adalah perlakuan sebelum penaburan yang dilakukan untuk menambah kecepatan dan keseragaman perkecambahan benih yang ditabur
di persemaian, lapangan atau untuk pengujian. Pada beberapa kasus, perlakuan awal semata-mata mempercepat proses alami pematahan dormansi. Pengetahuan
khusus tentang dormansi masih kurang. Penggunaan metode yang diketahui sesuai untuk jenis yang serupa atau duplikasi atau meniru kondisi alam yang dapat
mempengaruhi dormansi seringkali efektif Hartmann dan Kester 1978.
2.3 Perendaman Air
Air merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan benih Sadjad 1975. Proses masuknya air ke dalam benih adalah
proses fisik, tidak ada kaitannya dengan hidup matinya benih. Menurut kamus biologi dan teknologi benih tanaman hutan 2004, proses penyerapan air oleh
benih sebelum berkecambah disebut imbibisi. Menurut Sadjad 1975, imbibisi mempunyai hubungan yang erat dengan
sifat-sifat kimia dari kulit benih dan sifat tanggap benih terhadap ketersediaan air di sekitarnya. Sifat kimia ini berupa terjadinya proses hidrasi dari koloida-koloida
hidrofil yang berakibat bertambahnya volume dan timbulnya tekanan imbibisi. Tekanan ini menimbulkan keretakan pada bagian kulit benih, mendesak bagian
tanah tempat tumbuhnya kecambah dan mengatur masuknya air kedalam benih selama poses perkecambahan. Laju imbibisi selain dipengaruhi oleh permeabilitas
kulit benih, juga dipengaruhi oleh kadar air dalam benih. Imbibisi terjadi karena potensial air di dalam benih lebih rendah dari sekitarnya, sehingga air akan
bergerak masuk ke dalam benih Beneach dan Sanchez 2004. Pada bagian kulit benih yang tipis dan mikrofil terdapat kadar peresapan
yang paling tinggi. Kulit benih dapat menyebabkan dormansi dengan cara kulit biji yang keras dapat impermeabel terhadap air, impermeabel terhadap gas atau
dapat menghambat embrio secara mekanis.
2.4 Perendaman Air kelapa