Kelangsungan Hidup Pertambahan Bobot Efisiensi Pemberian Pakan EPP

8 terendah berada pada perlakuan salinitas 0 ppt dengan kisaran nilai 26,91 – 31,39 mgl. Pada perlakuan salinitas 2 ppt kisaran nilai untuk kesadahan berada pada nilai 86,69 – 101,80 mgl dan pada perlakuan salinitas 4 ppt berada pada kisaran 147,99 – 164,58 mgl. Nitrit merupakan salah satu parameter pendukung yang perlu diukur setiap minggunya. Pada penelitian ini nilai hasil pengukuran yang terendah berada pada perlakuan 6 ppt yaitu berkisar di antara 0,01 – 4,66 mgl sedangkan yang tertinggi berada pada perlakuan salinitas 0 ppt yaitu berkisar 0,58 – 13,11 mgl. Hal ini berlawanan dengan parameter yang lainnya, dimana hampir seluruh parameter, nilai hasil pengukuran terendahnya berada pada perlakuan salinitas 0 ppt. Pada perlakuan salinitas 2 ppt, kisaran nilai dari nitrit berada pada 0,11 – 10,36 mgl dan pada salinitas 4 ppt nilai kisaran nitritnya berada pada 0,02 – 12,92 mgl. Parameter TAN kisarannya berada pada nilai 0,28 -1,89 mgl, dimana nilai kisaan tertinggi berada pada perlakuan salinitas 4 ppt dan yang terendah juga berada pada salinitas 4 ppt. Pada perlakuan salinitas 0 ppt, kisaran nilainya berada pada 0,34 – 1,89 mgl, pada salinitas 2 ppt berada pada kisaran 0,5 – 1,68 mgl dan pada salinitas 6 ppt berada pada kisaran 0,34 – 1,79 mgl.

3.1.2. Kelangsungan Hidup

Selama pemeliharaan derajat kelangsungan hidup ikan sinodontis adalah 100 untuk semua perlakuan. Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan salinitas tidak mempengaruhi derajat kelangsungan hidup ikan sinodontis selama pemeliharaan. Gambar 1. Grafik tingkat kelangsungan hidup benih ikan sinodontis yang dipelihara pada perlakuan salinitas 0, 2, 4, dan 6 ppt. a a a a 9

3.1.3. Pertambahan Bobot

Pertambahan bobot ikan sinodontis selama pemeliharaan 28 hari disajikan pada Gambar 2. Pertambahan bobot tersebut menunjukkan pola peningkatan setiap minggunya selama pemeliharaan 28 hari. Pada gambar, terlihat bahwa pertambahan bobot tersebut terus meningkat setiap minggunya hingga akhir pemeliharaan. Gambar 2. Grafik pertambahan bobot benih ikan sinodontis yang dipelihara pada perlakuan salinitas 0, 2, 4, dan 6 ppt. Hasil pengamatan pertumbuhan laju bobot harian rata-rata pada setiap perlakuan berturut-turut adalah 1,71±0,18, 1,89±0,11, 2±0,31 dan 1,38±0,09 Gambar 3. Bobot akhir yang diperoleh pada percobaan ini berturut- turut adalah 0,98±0,07 g, 0,98±0,03 g, 1,01± 0,06 g dan 0,88±0,02 g. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan 6 ppt dengan perlakuan 0 ppt tidak beda nyata, begitu juga perlakuan 0 ppt dengan 2 ppt juga tidak beda nyata, sedangkan perlakuan 6 ppt terhadap perlakuan 2 ppt memberikan perlakuan beda nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian p0,05. 10 Gambar 3. Histogram laju pertumbuhan bobot SGR benih ikan sinodontis yang dipelihara pada perlakuan salinitas 0, 2, 4, dan 6 ppt.

3.1.4. Efisiensi Pemberian Pakan EPP

Berdasarkan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan selama masa pemeliharaan, nilai efisiensi pakan yang didapat dari setiap perlakuan salinitas 0, 2, 4, dan 6 ppt berturut-turut adalah 22,90±1,42, 23,51±0,55, 24,11±1,50 dan 19,90±1,67 Gambar 4. Hasil analisis ragam menunjukkan, salinitas tidak berpengaruh nyata terhadap nilai efisiensi pakan kecuali terhadap salinitas 6 ppt p0.05 Lampiran 3. Gambar 4. Histogram efisiensi pemberian pakan EPP benih ikan sinodontis yang dipelihara pada perlakuan salinitas 0, 2, 4, dan 6 ppt. b b b a 11

3.1.5. Pertambahan Panjang