Kerangka Pemikiran ANALISIS PERMINTAAN JEPANG TERHADAP KOMODITAS UDANG INDONESIA TAHUN 1978 2003

terhadap permintaan impor Indonesia. Sedangkan variabel kurs dalam jangka panjang mempunyai hubungan yang negatif terhadap permintaan impor Indonesia. Koefisien elastisitas dari semua variabel dalam penelitian adalah inelastis, yaitu satu persen perubahan setiap variabel yang terjadi akan merubah persentase perubahan permintaan impor kurang dari satu persen.

C. Kerangka Pemikiran

Perilaku perdagangan internasional terikat dengan komoditi tertentu yang diperdagangkan. Perilaku perdagangan ini dicerminkan dalam bentuk permintaan dan penawaran. Namun demikian, penelitian ini yang akan dibahas hanyalah sisi permintaan saja. Dalam hal ini akan diteliti mengenai permintaan Jepang terhadap komoditas udang Indonesia, sebagai komoditas yang diperdagangkan secara internasional. Keterkaitan antar variabel-variabel ekonomi memang cukup kompleks, namun dalam penelitian ini hanya akan dibahas beberapa variabel saja dalam perekonomian untuk lebih memfokuskan pembahasannya, maka penulis akan membahas penelitian ini dari segi ekonomi mikro dan makro. Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah harga komoditas udang Indonesia fob, cadangan devisa, PDB riil, dan kurs nominal YenUS sebagai veriabel independen. Sedangkan variabel dependennya adalah permintaan Jepang terhadap komoditas udang Indonesia. Dari segi ekonomi mikro dilandaskan pada teori permintaan yang menerangkan tentang ciri hubungan diantara jumlah permintaan dan harga. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: QD X = f P X . Sedangkan dari segi ekonomi makro dilandaskan alasan bahwa variabel-variabel ekonomi makro yaitu variabel cadangan devisa digunakan untuk membiayai impor, dan variabel PDB riil mencerminkan kesejahteraan ekonomi penduduknya, serta kurs nominal YenUS mempengaruhi harga barang impor dan akhirnya mempengaruhi arus perdagangan luar negeri Mc Eachren,2000:75. Harga merupakan variabel utama dalam menganalisis proses perdagangan yang terjadi. Apabila harga suatu barang dalam hal ini harga komoditas udang Indonesia di pasaran Jepang fob naik, maka jumlah yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga komoditas udang Indonesia di pasaran Jepang fob turun, maka konsumen di negara Jepang akan mengalihkan pendapatannya untuk membeli komoditas udang, sehingga jumlah yang diminta akan bertambah. Hubungan antara banyaknya cadangan devisa dengan banyaknya permintaan adalah positif, artinya semakin besar cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara, maka akan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak komoditas udang Indonesia sehingga semakin besar pulalah permintaan Jepang terhadap komoditas udang Indonesia. Sebaliknya, jika pendapatan yang diperoleh dari cadangan devisa turun, maka permintaan Jepang terhadap komoditas udang Indonesia juga akan turun yang berarti menurunnya daya beli terhadap barang impor tersebut. PDB mempengaruhi pula terhadap permintaan Jepang terhadap komoditas udang Indonesia. Bagi suatu barang normal dengan adanya PDB yang meningkat, berarti menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak komoditas udang Indonesia yang masuk ke negaranya, sementara faktor lain tetap. Sebaliknya, apabila PDB mengalami penurunan, maka konsumen tidak akan menambah jumlah barang yang dibeli. Dalam pengaruhnya terhadap permintaan, kurs nominal YenUS berpengaruh terhadap harga suatu barang. Pengaruh tersebut terlihat lewat peranan nilai kurs Yen dalam mempengaruhi daya saing nasional. Semakin tinggi nilai kurs YenUS, secara relatif harga produk luar negeri lebih mahal daripada produk dalam negeri sehingga impor akan berkurang, dengan syarat faktor lain cateris paribus. Sebaliknya, semakin rendah nilai kurs YenUS, secara relatif harga produk luar negeri lebih murah daripada produk dalam negeri sehingga impor akan bertambah, dengan syarat faktor lain cateris paribus. Untuk lebih jelasnya, uraian diatas dapat digambarkan pada skema kerangka pemikiran berikut ini: Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis