ANALISIS PERMINTAAN KOMODITAS KOPI DI SUMATERA UTARA.

ANALISIS PERMINTAAN KOMODITAS KOPI
DI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :
IRNA MAULIDA NASUTION
NIM : 8146162009

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Irna Maulida Nasution. Analisis Permintaan Komoditas Kopi di Sumatera
Utara. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Konsumsi kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi

kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negaranegara pengkonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan
Jepang. Kopi juga salah satu komoditi andalan perkebunan yang mempunyai
peran sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan bagi petani, penciptaan
lapangan pekerjaan, pendorong agribisnis dan agroindustri. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh dan elastisitas
harga kopi, harga teh, harga gula, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita
terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data
sekunder serta data antar waktu (time series) selama tahun 1999 – 2013,
pengolahan data dilakukan dengan bantuan software EViews 6.0. Hasil estimasi
menunjukkan bahwa variabel harga Teh dan Pendapatan Perkapita berpengaruh
positif dan signifikan, Harga kopi dan Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan
signifikan sedangkan harga gula tidak berpengaruh signifikan terhadap
Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara.
Kata Kunci :

Permintaan, Komoditas Kopi, Agribisnis, Agroindustri, Harga
Teh, Pendapatan Perkapita, Jumlah Penduduk, Harga Kopi.

i


ABSTRACT
Irna Maulida Nasution. Demand Analysis Commodities Coffee in North Sumatra.
Medan State University Graduate Program, 2016.
Coffee consumption increases from year to year to increase coffee production in
Indonesia has a huge opportunity to export coffee to the countries of the world's
major coffee drinkers such as the EU, US and Japan. Coffee is also a mainstay of
the plantation commodities which have a role as a foreign exchange, source of
income for farmers, job creation, the driving agribusiness and agro-industries.
This study aims to see and know how much influence and the price elasticity of
coffee, tea prices, the price of sugar, population and per capita income of the
demand for coffee in North Sumatra. This study uses secondary data as well as
data over time (time series) for the year 1999-2013, the data processing is done
with the help of software EViews 6.0. The result indicates that the variable price
of tea and Income Per Capita positive and significant impact, coffee prices and
Population significant negative effect while the price of sugar does not
significantly influence Demand Coffee in North Sumatra Province.
Keywords : Demand, Commodities Coffee, Agribusiness, Agro-Industry, Tea
Prices, Per Capita Income, Population, Coffee Prices.

ii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmad dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini.
Dengan judul “Analisis Permintaan Komoditas Kopi di Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih
kepada ayahanda H. Parlaungan Nasution dan Ibunda Almh. Hj. Roihanum
Lubis , karena berkat doanyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
dan kepada suamiku tercinta Bedi Ismail, SE yang terus berada di samping
penulis mendorong dan menyemangati , serta anak- anakku Nadya Loemongga
dan Aby Syihab Ismail yang selalu siap membantu dan seluruh anggota keluarga
yang terus memberikan doa serta dorongan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan tesis ini.
Peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini dalam
waktu yang telah ditetapkan dengan usaha, bantuan bimbingan dan dorongan
berbagai pihak . Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati dan rasa
hormat menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan
3. Ibu Dr. Fitra Waty, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Universitas Negeri Medan
4. Bapak Dr. H. M. Yusuf Harahap, M.Si dan Bapak Dr. Saidun Hutasuhut
M.Si, Pembimbing I dan Pembimbing II , yang telah banyak memberikan
bimbingan , masukan dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan tesis
ini.
5. Bapak Dr. Dede Ruslan , M.Si, Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si
dan Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.Si, Penguji yang telah banyak
memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis .
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan .

7. Bapak dan Ibu staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan .
8. Rekan – rekan mahasiswa satu angkatan , rekan seperjuangan , terutama
teman – teman di kelas Eksekutif (B) Angkatan 2014 Prodi Ilmu Ekonomi
yang penulis tak dapat sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan
memberi bantuan moril kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini . Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan

selama ini.
9. Bapak Kepala Kantor Biro Pusat

Statistik Sumatera Utara yang

memberikan dukungan moril kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih lebih jauh dari sempurna , namun
harapan penulis dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas kesalahan dan
kesilapan penulis selama ini . Semoga Allah SWT memberikan berkah kepada
kita.

Medan ,
Penulis,

Juli 2016

Irna Maulida Nasution

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT ............................................................................................

I

ABSTRACT ..............................................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………
KATA PENGANTAR ............................................................................

iii
iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................

v

DAFTAR TABEL ...................................................................................


vi

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

vii

BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

PENDAHULUAN ................................................................

1

1.1. Latar Belakang ................................................................

1.2. Rumusan Masalah ..........................................................
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................
1.4. Manfaat Penelitian ..........................................................

1
7
8
8

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................

9

2.1.

Kerangka Teori ............................................................
2.1.1. Teori Permintaan (Demand) ..............................
2.1.2. Komoditi Kopi ...................................................
2.1.3. Penduduk ...........................................................
2.1.4. Teori Pendapatan Perkapita ...............................

2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................
2.3. Kerangka Penelitian .....................................................
2.4. Hipotesis ......................................................................

9
9
22
26
27
28
31
31

METODE PENELITIAN ...................................................

33

3.1.
3.2.
3.3.

3.4.

Ruang Lingkup Penelitian ...........................................
Jenis dan Sumber Data .................................................
Pembentukan Model ....................................................
Teknik Analisis Data ...................................................
3.4.1. Analisis Permintaan Kopi ..................................
3.4.2. Analisis Elastisitas Permintaan ..........................
3.5. Definisi Operasional ....................................................
3.6. Uji Asumsi Klasik dan Signifikansi .............................

33
33
33
35
35
36
37
38


HASIL PENELITIAN …………………............................

43

4.1. Deskripsi Data …………………………......................
4.1.1. Perkembangan Permintaan Kopi .......................
4.1.2. Perkembangan Harga Kopi ................................
4.1.3. Perkembangan Harga Teh................................
4.1.4. Perkembangan Harga Gula.................................
4.1.5. Perkembangan Jumlah Penduduk .....................
4.1.6. Perkembangan Pendapatan Perkapita ................

43
43
45
46
48
50
51

v

BAB V

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ...................................
4.2.1. Hasil Uji Normalitas ..........................................
4.2.2. Pengujian Masalah Autokorelasi .......................
4.2.3. Uji Multikolinearitas ..........................................
4.3. Hasil Penelitian ...........................................................
4.3.1. Uji t Statistik (Uji Parsial) .................................
4.3.2. Uji F Statistik (Uji Serempak) ...........................
4.3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..........................
4.4. Pembahasan …… ........................................................
4.5. Elastisitas Permintaan ..................................................
4.5.1. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga .............
4.5.2. Elastisitas Harga Silang .....................................
4.5.3. Elasitisitas Pendapatan .......................................

52
53
54
56
58
60
61
62
62
67
67
68
68

SIMPULAN DAN SARAN …............................................

69

5.1. Simpulan ….....................................................................
5.2. Saran ...............................................................................

69
69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

71

LAMPIRAN ............................................................................................

74

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.

Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Sumatera
Utara Tahun 2009 – 2013 ...................................................

2

Luas Lahan dan Produksi Kopi Sumatera Utara Tahun
2009 – 2013 ........................................................................

5

Harga kopi, Teh dan Gula serta Pendapatan Perkapita
Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013 ...................................

6

Jenis Elastisitas Berdasarkan Nilai Koefisien Elastisitas
(e)

20

Koefisien Pengaruh Jangka Pendek Dan Jangka Panjang
Model ..................................................................................

35

Tabel 4.1.

Hasil Uji Durbin-Watson (D-W test) ..................................

53

Tabel 4.2.

Hasil Uji LM .......................................................................

54

Tabel 4.3.

Nilai Matriks Korelasi Variabel-Variabel Bebas ...............

55

Tabel 4.4.

Nilai VIF dari Korelasi Variabel-Variabel Bebas ..............

55

Tabel 4.5.

Hasil Estimasi Model Permintaan Kopi (PK) ....................

57

Tabel 4.6.

Elastisitas Permintaan Terhadap Harga, Elastisitas
Harga Silang dan Elastisitas Pendapatan .........................

65

Tabel 1.2.
Tabel 1.3.
Tabel 2.1.
Tabel 3.1.

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kurva Permintaan .............................................................

9

Gambar 4.1. Permintaan Kopi di Sumatera Utara Tahun 1999-2013 ...

42

Gambar 4.2. Perkembangan Harga Kopi di Sumatera Utara Tahun
1999-2013.........................................................................

44

Gambar 4.3. Perkembangan Harga Teh di Sumatera Utara
Tahun19992013.........................................................................

46

Gambar 4.4. Perkembangan Harga Gula di Sumatera Utara Tahun
1999-2013 ........................................................................

47

Gambar 4.5. Perkembangan Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun
1999-2013 ........................................................................

49

Gambar 4.6. Perkembangan Pendapatan Perkapita Sumatera Utara
Tahun 1999-2013 .............................................................

50

Gambar 4.7. Hasil Uji Normalitas pada Model Penelitian Permintaan
Kopi (PK) .........................................................................

52

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Penelitian ........................................................................

74

Lampiran 2. Hasil Estimasi Model Permintaan Kopi ...................................

75

Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ................................................................

76

Lampiran 4. Hasil Uji Autokorelsi ...............................................................

77

Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................

78

Lampiran 6. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ........................

79

Lampiran 7. Surat Undangan Seminar Proposal Tesis .................................

80

Lampiran 8. Surat Undangan Ujian Tesis .....................................................

81

Lampiran 9. Riwayat Hidup .........................................................................

82

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

adalah komoditas kopi. Disamping memiliki peluang pasar yang baik di dalam
negeri maupun luar negeri dan juga sebagian besar produksi kopi di Indonesia
merupakan komoditas perkebunan yang dijual ke pasar dunia.
Menurut International Coffe Organization (ICO), konsumsi kopi
meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia
memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengkonsumsi
kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi
Indonesia juga dipasok ke gerai-gerai penjual kopi (coffe shop) seperti Sterbucks
dan Quick Check yang berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar negeri
(Anonimous, 2011)
Kopi juga salah satu komoditi andalan perkebunan yang mempunyai peran
sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan bagi petani, penciptaan
lapangan pekerjaan, pendorong agribisnis dan agroindustri. Produksi kopi
Indonesia telah mencapai 600 ribu ton pertahun dan lebih dari 80 persen berasal
dari perkebunan rakyat. Devisa yang diperoleh dari ekspor kopi dapat mencapai
US $ 824,02 juta di tahun 2009, dengan melibatkan 1,97 juta KK yang
menghidupi 5 juta jiwa keluarga petani (Anonimous, 2011)
Soeharjo

(1991)

menyatakan

bahwa

pengembangan

agroindustri

merupakan tindakan yang secara serentak akan dapat mengembangkan sektor
1

pertanian. Dengan konsep keterkaitan, permintaan terhadap hasil pertanian akan
meningkat, sebagai akibat berkembangnya agroindustri maka idealnya lokasi
pengembangan agroindustri tersebut ditempatkan di pedesaan, sesuai dengan
prinsip mendekati bahan baku. Disamping karena produk pertanian sebagai bahan
baku agroindustri tersebut umumnya dapat dihasilkan didaerah pedesaan.
Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki
potensi sumber daya alam (SDA) yang beragam terutama pada sektor pertanian
dan perkebunan yang menghasilkan bahan pangan maupun komoditi ekspor. Dari
data statistik jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 13,326 juta jiwa di tahun
2013 dan sebagian besar penduduknya tinggal dipedesaan yaitu mencapai 6,773
juta jiwa atau sekitar 50,83 persen dengan pendapatan perkapita di tahun 2013
sebesar Rp. 10,488 juta, sementara itu penduduk yang bekerja di sektor pertanian
sekitar 43,45 persen (BPS, 2014)
Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
berlimpah tersebut, industrialisasi pedesaan (agroindustri) patut untuk digalakkan,
dalam hal ini adalah industri untuk mengolah bahan dari hasil pertanian setempat
(Sari, 2002)
Tabel 1.1. Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Sumatera Utara
Tahun 2009 – 2013
Tahun

Pendapatan Perkapita (Rp)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2009

8.675.860

13.248.386

2010

9.138.730

12.982.204

2011

9.574.785

13.103.596

2012

10.028.302

13.215.401

2013

10.488.190

13.326.307

Sumber : BPS, Sumut Dalam Angka Tahun 2010-2014

Tabel 1.1 menunjukkan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di
Sumatera Utara dari tahun 2009 hingga tahun 2013, dimana jumlah penduduk
Sumatera Utara mencapai 13.248.386 jiwa dengan pendapatan perkapitanya
sebesar Rp 8.675.860,- . Tahun 2010 hasil dari Sensus Penduduk (SP2010)
tercatat jumlah penduduk di Sumatera Utara sebanyak 12.982.204 dengan
pendapatan perkapitanya sebesar Rp. 9.138.730 meningkat di tahun 2011 menjadi
sebesar Rp. 9.574.785 sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk sebanyak
13.103.596 jiwa.
Peningkatan jumlah penduduk di tahun 2012 juga diiringi dengan
peningkatan pendapatan perkapitanya, yaitu sebanyak 13.215.401 jiwa dengan
pendapatan perkapita sebesar Rp. 10.028.302,-. Hingga tahun 2013 jumlah
penduduk kembali meningkat menjadi sebanyak 13.326.307 jiwa dengan
pendapatan perkapita sebesar Rp. 10.448.190,-.
Komoditi kopi di Sumatera Utara merupakan hasil dari perkebunan rakyat,
namun demikian ternyata kopi mampu menyumbang bagi devisa yang cukup
besar bagi propinsi Sumatera Utara dan kopi tersebut termasuk andalan komoditi
ekspor.
Dalam penelitiannya Mubyarto (1991) menyebutkan bahwa tahun 1980-an
hampir seluruh kopi Indonesia diproduksi oleh petani kecil, dan sejak 1986 kopi
menjadi komoditas penting dalam ekspor komoditi pertanian Indonesia.
Sedangkan Mc.Stoker (1987) juga menyatakan bahwa kopi merupakan sumber
devisa yang menjanjikan bagi Indonesia, hal ini setidaknya dapat memberikan
gambaran bahwa jika terjadi krisis kopi maka banyak petani kopi yang terkena
dampaknya.

Kopi merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat dipengaruhi
oleh pasar global. Konsumen komoditas pertanian ini sebagian besar berada di
negara maju sedangkan produsennya sebagian besar berada di negara sedang
berkembang (Soekartawi, 2002). Kopi juga merupakan komoditas perdagangan
global yang penting dan menjadi sumber devisa utama sejumlah negara yang
sedang berkembang. Komoditas ini diyakini sebagai salah satu cash crops yang
penting dan vital bagi kehidupan lebih dari 25 juta petani kopi skala kecil di
negara yang sedang berkembang (Ilyas, 1991)
Pada dasawarsa terakhir perkembangan kopi Indonesia menunjukkan
perbaikan, baik dari sisi produksi maupun dari sisi lahan (areal) tanamannya.
Pengelola perkebunan kopi terbesar di Indonesia adalah perkebunan rakyat (PR)
yang luasnya mencapai 94,2 persen dari total luas tanaman kopi di Indonesia,
namun hanya beberapa kawasan yang sangat cocok untuk menjadi sentra produksi
kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu serta Sumatera Utara.
Pertumbuhan produksi kopi di Lampung dan Sumatera Utara mencapai 14 persen
per tahun, sedangkan pertumbuhan luas areal tanaman untuk daerah Lampung
mencapai 9,1 persen dan Sumatera Utara mencapai

4,1 persen, hal ini

menggambarkan bahwa produktifitas untuk kedua kawasan tersebut sudah
mengalami perbaikan (Hiraw,2006)
Menurut data BPS (2014) Propinsi Sumatera Utara memiliki luas areal
kopi 80.638,00 ha, dengan produksi berkisar 57.672 Ton/ tahun di tahun 2013.
Kopi yang ada di Sumatera Utara adalah merupakan tanaman kopi arabica, yang
tersebar pada dataran tinggi antara 700 – 1.300 m diatas permukaan laut, yaitu di
Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Sedangkan kopi robusta umumnya hidup pada dataran rendah pada ketinggian
dibawah 600 m diatas permukaan laut. Pada Tabel 1.2 dibawah ini disajikan data
luas lahan dan produksi kopi Sumatera Utara pada tahun 2009 – 2013, sebagai
berikut
Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Kopi Sumatera Utara
Tahun 2009 - 2013
Tahun

Luas Lahan Kopi (Ha)

Produksi (Ton)

2009

79.544,10

53.721,48

2010

78.709,56

55.600,05

2011

80.121,00

56.747,00

2012

79.120,00

55.313,29

2013

80.638,00

57.671,00

Sumber : BPS, Sumut Dalam Angka Tahun 2010-2014

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa luas lahan di Propinsi Sumatera Utara pada
tahun 2009 adalah 79.544,10 ha dengan produksi sebesar 53.721,48 ton, dan pada
tahun 2010 luas lahan kopi Sumatera Utara adalah 78.709,56 ha dengan produksi
sebesar 55.600,05 ton dan terus mengalami peningkatan. Tahun 2011 luas lahan
kopi Sumatera Utara menjadi 80.121,00 ha dengan total produksi menjadi
56.747,00 ton. Luas lahan kopi di tahun 2012 menjadi sebesar 79.180,00 ha
dengan produksi sebesar 55.313,29 ton, sedangkan di tahun 2013 luas lahan
menjadi sebesar 80.638,00 ha dan produksi menjadi sebesar 57.672,00 ton.
Permintaan komoditi kopi dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut
Soekartawi (2002), Permintaan terhadap suatu komoditi pertanian merupakan
banyaknya komoditi pertanian yang dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen. Karena
itu besar kecilnya permintaan terhadap komoditi pertanian umumnya dipengaruhi

oleh harga, harga substitusi atau harga komplementernya, selera dan keinginan
jumlah konsumen dan pendapatan konsumen yang bersangkutan (Soekartawi,
2002).
Produksi atau produktifitas kopi merupakan indikator yang menunjukkan
besarnya kebutuhan dan permintaan akan kopi. Produktifitas kopi yang dihasilkan
di Indonesia secara umum dan Sumatera Utara secara khusus masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan daerah penghasil kopi lainnya, hal ini
menyebabkan Sumatera Utara masih mendatangkan komoditi kopi dari luar
daerah untuk memenuhi permintaaan masyarakat (kebutuhan domestik) dan luar
negeri (untuk ekspor). Dalam memenuhi permintaan komoditi kopi tersebut
Sumatera Utara mendatangkannya dari daerah Aceh dan daerah lainnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan kopi di Sumatera Utara,
diantaranya adalah harga kopi itu sendiri, harga barang substitusi seperti teh dan
harga barang komplemen yaitu gula, disamping tentu saja tingkat pendapatan
penduduk dan selera konsumen. Perkembangan harga kopi, harga teh dan harga
gula serta pendapatan perkapita di Sumatera Utara disajikan dalam Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Harga Kopi, Teh dan Gula Serta Pendapatan Perkapita
Sumatera Utara Tahun 2009 - 2013
Tahun

Harga Kopi
(Rp/Kg)

Harga Teh
(Rp/Kg)

Harga Gula
(Rp/Kg)

Pendapatan
Perkapita (Rp)

2009

1,422

18,604

8,933.85

8,675,860

2010

1,393

16,941

10,568.96

9,138,730

2011

1,770

17,857

10,622.56

9,574,785

2012

2,250

20,212

12,259.29

10,028,302

2013

1,690

21,664

11,818.47

10,488,190

Sumber : BPS, Sumut Dalam Angka Tahun 2010-2014

Tabel 1.3 menjelaskan harga komoditi kopi yang relatif berfluktuatif,
sedangkan harga teh dan harga gula serta pendapatan perkapita cenderung
menunjukkan pola peningkatan. Di tahun 2009 harga kopi mencapai Rp. 1.422/
Kg, sementara di tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 1.393 dan anjlok di tahun 2011
menjadi sebesar Rp. 177/ Kg. Tahun 2012 harga kopi kembali normal mencapai
Rp. 2.259 dan menjadi sebesar Rp. 1.690/ Kg.
Permintaan kopi yang terus meningkat setiap tahunnya ternyata tidak
diikuti dengan peningkatan harga kopi itu sendiri bahkan menunjukkan
kecenderungan negatif yang artunya meskipun harga kopi mengalami penurunan
namun permintaan kopi tetap meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk, pendapatan perkapita dan komoditi pengganti kopi yaitu teh serta
komoditas penunjang yaitu gula.
Dari uraian dan penjelasan diatas menunjukkan bahwa komoditi kopi
memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai komoditi
primadona di Sumatera Utara, dengan demikian akan memberikan kontribusi yang
positif bagi peningkatan kesejahteraan petani kopi di Sumatera Utara, oleh karena
itu penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis permintaan komoditi kopi di
Sumatera Utara, maka penelitian ini berjudul; “Analisis permintaan komoditas
kopi di Sumatera Utara”.
1.2.

Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian tersebut, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai

berikut :
1. Bagaimana pengaruh harga kopi, harga teh, harga gula, jumlah penduduk
dan pendapatan perkapita terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara?

2. Seberapa besar nilai elastisitas permintaan kopi terhadap harga kopi, harga
teh, harga gula, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di Sumatera
Utara?
1.3.

Tujuan Penelitian
Untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh dan elastisitas

harga kopi, harga teh, harga gula, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita
terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara.
1.4.

Manfaat Penelitian

1. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi pemerintah daerah sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya memutuskan dan mengimplementasikan kebijakan
di bidang komoditas kopi.
2. Sebagai masukan bagi kaum akademisi untuk lebih banyak lagi melakukan
kajian

dan

penelitian

tentang

permintaan

kopi

dan

faktor

yang

mempengaruhinya khususnya di Sumatera Utara yang relatif masih sangat
relevan untuk diteliti.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
1.

Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel Permintaan
Kopi di Propinsi Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel
Harga Kopi, Harga Teh, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita mampu
dijelaskan dengan model yang digunakan.

2.

Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel Permintaan Kopi di
Propinsi Sumatera Utara menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan
hipotesis. Harga Teh dan Pendapatan Perkapita berpengaruh positif dan
signifikan, Harga kopi dan Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan
signifikan sedangkan harga gula tidak berpengaruh signifikan terhadap
Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara.

3.

Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel
Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara, yang terbesar adalah variabel
jumlah penduduk, diikuti berturut-turut oleh variabel harga teh, pendapatan
perkapita, harga kopi dan harga gula.

5.2. Saran
1.

Sebaiknya pemerintah bersama dengan pengusaha kopi dalam negeri saling
memberikan dukungan dalam artian, pemerintah memudahkan regulasi dan
kebijakan tanpa memberatkan dengan berbagai macam administrasi dan

69

70

syarat-syarat yang memberatkan pengusaha sedangkan disisi pengusaha
selain berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dalam negeri juga harus
meningkatkan kualitas produk dengan terus melakukan evaluasi dan
penelitian secara berkesinambungan serta memajukan produk dalam negeri
untuk kemajuan dan perkembangan komoditas kopi dalam negeri. Komoditas
kopi yang sesuai selera pasar disamping harga dan mutu yang terjamin akan
meningkatkan permintaan kopi dalam negeri dan mampu bersaing dengan
produk luar yang semakin banyak ragam dan variasinya.
2.

Selayaknya pemerintah mampu menstabilkan harga-harga dan barang-barang
yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, disamping mengendalikan
harga komoditas lainnya yaitu kopi sebagai minuman yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat selain komoditas teh dan gula. Harga-harga
barang yang stabil akan memberikan dampak positif terhadap permintaan
kopi.

3.

Kepada peneliti lainnya disarankan untuk mempertimbangkan atau
menambah determinan lain permintaan kopi, klasifikasi yang lebih
konprehensif dan perluasan penelitian baik dari segi objek maupun runtut
waktu penelitian.