Keterangan : GpC : Pengeluaran pemerintah per kapita
YpC : Produk atau pendapatan nasional per kapita t : indeks waktu tahun
Menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat, yaitu : tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan
pertahanan, kenaikan tingkat pendapatan masyarakat, urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi, perkembangan demografi, dan ketidakefisienan birokrasi
yang mengiringi perkembangan pemerintah Dumairy, 1996 : 162. Menurut Peacock dan Wiseman, perkembangan ekonomi menyebabkan
pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tariff pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga
semakin meningkat.
2.6.1. Komponen Pendapatan dan Belanja Daerah
Secara garis besar pengelolaan keuangan daerah meliputi 2 dua bidang pokok, yaitu pengelolaan pendapatan daerah dan pengelolaan belanja
daerah. Sumber-sumber pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah PAD, Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Sedangkan
belanja daerah menurut sasaran alokasinya terdiri dari belanja operasi, belanja modal dan belanja tak terduga. Komponen-komponen Pendapatan Daerah adalah
terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah BUD yang berasal dari potensi asli daerah yang bersangkutan sesuai
kewenangan daerah tersebut. Penerimaan tersebut akan menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan menjadi hak
pemerintah daerah serta tidak perlu dibayar kembali. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Selanjutnya menurut
Pasal 6 ayat 2 Undang- Undang tersebut di atas, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, jasa
giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi potonga ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah. Dana perimbangan adalah penerimaan daerah dalam bentuk pendapatan
transfer yaitu pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah yang bersumber dari transfer pemerintah atasan yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Pendapatan ini meliputi Dana Bagi Hasil DBH pajak, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam DBH-SDA, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi
Khusus DAK. Lain-lain Pendapatan yang Sah adalah pendapatan yang bersumber
dari Pendapatan hibah, Pendapatan dana darurat dan Pendapatan lainnya. Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan pada Lampiran IVc diuraikan bahwa keseluruhan jenis pendapatan daerah tersebut di atas dikonversi dalam penyajian laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
dikelompokkan menjadi: 1. Pendapatan Asli Daerah PAD yang terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah;
2. Pendapatan transfer yang terdiri dari pendapatan transfer dari pemerintah pusat dana perimbangan yang terdiri dari DBH-SDA, DAU dan DAK,
transfer pemerintah pusat lainnya dana otonomi khusus dana penyesuaian; transfer pemerintah provinsi yang terdiri dari pendapatan bagi
hasil pajak dan pendapatan bagi hasil lainnya; 3. Lain-lain pendapatan yang sah yang terdiri dari pendapatan hibah,
pendapatan dana darurat dan pendapatan lainnya. Sedangkan komponen belanja daerah menurut Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 adalah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak terikat langsung dengan program
dan kegiatan yang dipergunakan untuk mendanai belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil kepada provinsi,
kabupaten kota dan pemerintah desa dan belanja tak terduga Belanja langsung adalah belanja yang terikat langsung dengan program dan kegiatan yang
digunakan untuk membiayai belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan keseluruhan jenis belanja daerah tersebut di atas
dikonversi dalam penyajian laporan keuangan dikelompokkan menjadi belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer.
Universitas Sumatera Utara
1. Belanja operasi yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan.
2. Belanja modal yang terdiri dari belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan irigasi dan jaringan,
belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya. 3. Belanja tak terduga adalah belanja yang dianggarkan untuk mendanai
kegiatan yang sifatnya darurat dan belum dapat diperkirakan sebelumnya. 4. Belanja transferbagi hasil ke desa yang meliputi bagi hasil pajak, bagi
hasil retribusi, bagi hasil pendapatan lainnya. Reformasi dalam pengelolaan anggaran daerah adalah merupakan
kebutuhan mendesak yang perlu dilakukan mengingat anggaran daerah sebagai rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk uang rupiah dalam periode
tertentu satu tahun, selama ini belum mampu memberikan hasil secara optimal. Hal ini disebabkan karena selama ini anggaran daerah lebih merupakan instrumen
pembinaan pemerintah atasan kepada pemerintah di bawahnya. Namun demikian di era reformasi, memang telah terlihat adanya perubahan yang mendasar dalam
peran dan fungsi anggaran daerah seiring dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Dengan reformasi ini diharapkan anggaran daerah mampu memainkan perannya
sebagai instrumen kebijakan dan instrumen manajemen bagi pemerintah daerah. Menurut Jones 1996, sebagai instrumen kebijakan, anggaran daerah
menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Oleh karena itu, anggaran daerah harus mampu secara
Universitas Sumatera Utara
optima difungsikan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan,
otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para
pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Berdasarkan Organisasi Komunitas Perpustakaan Online Indonesia
diakses tanggal 18 Agustus 2010 dijelaskan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk
menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh
pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum. Oleh karena itu ada 3 tiga bentuk
kebijakan anggaranpolitik anggaran yang dapat dilakukan sesuai kondisi perekonomian daerah, yaitu:
1. Anggaran defisit defisit budget atau disebut juga kebijakan fiskal ekspansif yaitu suatu bentuk kebijakan pemerintah untuk membuat
pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
sedang resesif. 2. Anggaran surplus surplus budget atau disebut juga kebijakan fiskal
kontraktif yaitu suatu bentuk kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Sebaiknya politik
anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas overheating untuk menurunkan tekanan
permintaan. 3. Anggaran berimbang balanced budget, yaitu suatu bentuk
kebijakan anggaran di mana pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin. Uraian di atas menunjukkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan
yang tidak terlepas dari kebijakan anggaran dengan titik berat pada kebijakan penerimaan dan pengeluaran. Dari sisi kebijakan penerimaan misalnya, selain
upaya meningkatkan PAD, pemerintah daerah juga diharapkan mampu mengelola seluruh pendapatan dan pengeluaran atau belanja daerahnya. Hal ini dapat
dinyatakan sebagai suatu prestasi dan merupakan salah satu ukuran kinerja pemerintah daerah tersebut. Ukuran kinerja dari sisi ini dilihat dengan
membandingkan antara rencana atau target pendapatan maupun pengeluaran atau belanja daerah untuk berbagai kegiatan dan program dengan realisasinya.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Penelitian Sebelumnya