Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar

(1)

TINGKAT KONSU

DAN PRODUK

PRODUKSI

SUMSI ENERGI DAN ZAT BESI (Fe), S

KTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA

I PT AIR MANCUR PALUR, KARANG

ANISA ROSYIDA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

, STATUS GIZI

DA BAGIAN


(2)

ABSTRACT

ANISA ROSYIDA. The Level of Energy and Iron (Fe) Consumption, Nutritional Status and Productivity of the Employee at Production Part of PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Under direction of: FAISAL ANWAR and YEKTI HARTATI EFFENDI

Energy and iron (Fe) are nutrients that have important contribution in supporting the productivity of manpower. Energy as the source of the main power. In the meantime, the iron deficiency could result in reduce the productivity and physical capacity. The purpose of this research is to know the level of energy and iron consumption, nutritional status and productivity of the employee at production part of PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Design of this research is

Cross Sectional Study. Data is carri out at June 2009 in PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Sample in this research is 80 employee at the production part. Method of the data collection is by questionnaire. Data processing and analysis is carri out descriptively and by using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS 17. Level of energy consumption of 38,75% samples are normal (TKE 90-119%) and 36.25% samples are more (TKE 120%). Level of iron consumption of 66,25% samples are normal (TK 77%). Nutritional status of 60% samples are normal (BMI 18.50-24.99) and 31,25% samples are overweight (BMI 25.00). Productivity is measure by the number that produce in a day (output/day). The number of 48.75% samples produce output/day above in general the group, 32,5% samples are below in general and 18.75% samples produce output/day is same as general the group. In the meantime, the number of 63.75% samples always be present at work for the last month.

Keywords: energy consumption, iron consumption, productivity


(3)

RINGKASAN

ANISA ROSYIDA. Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Dibimbing oleh FAISAL ANWAR dan YEKTI HARTATI.

Energi dan zat besi (Fe) merupakan zat gizi yang berkontribusi penting dalam menunjang produktivitas tenaga kerja. Energi sebagai sumber tenaga utama. Tenaga kerja yang konsumsi dan cadangan energinya rendah akan menurunkan kemampuan kerja yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Sementara itu, defisiensi zat besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi energi dan zat besi, status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi di PT Air Mancur Palur, Karanganyar.

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat besi, status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Tujuan khusus penelitian yaitu: 1) Mengetahui karakteristik sosial ekonomi karyawan pada bagian produksi (jenis kelamin, umur, besar keluarga, pendidikan, pendapatan, pekerjaan), 2) Mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat besi, 3) Mengetahui status gizi, 4) Mengetahui produktivitas kerja (jumlah output/hari dan absensi kerja), 5) Melihat hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe), status gizi dan produktivitas kerja, (6) Mengkaji faktor yang mempengaruhi status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi.

Desain penelitian ini adalah (melibatkan beberapa waktu tertentu dengan banyak sampel). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2009 di PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan pertimbangan lokasi tempat penelitian yang strategis dan adanya penyelenggaraan makanan bagi karyawan.

Contoh dalam penelitian ini adalah karyawan Produksi (karyawan pada Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar). Pengambilan contoh dilakukan secara purposive menggunakan kriteria: 1) Dapat diukur jumlah output/hari, 2) Bersedia mengisi kuesioner, 3) Tidak mengganggu jalannya proses produksi (ketentuan dari perusahaan). Pengambilan contoh dari sepuluh kelompok Produksi adalah sebagai berikut: 7 dari kelompok Nabati, 31 dari kelompok Param (21 dari kelompok Cetak-Param, 5 dari kelompok Mesin Aduk-Param dan 5 dari kelompok Mesin Pack-Param), 13 dari kelompok JBL (5 dari kelompok

Pack-JBL, 4 dari kelompok Persiapan 1-JBL dan 4 dari kelompok Persiapan 2-JBL) dan 29 dari kelompok Celep (19 dari kelompok Pack-Celep, 4 dari kelompok Mesin Pack-Celep dan 6 dari kelompok Mesin Wrap-Celep).

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yaitu karakteristik sosial ekonomi, konsumsi pangan, status gizi dan produktivitas kerja serta penyelenggaraan makan di kantin, cara pengumpulan datanya adalah dengan kuesioner dan wawancara. Data sekunder yaitu gambaran umum perusahaan yang datanya diperoleh dari perpustakaan perusahaan. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 17.

Karakteristik sosial ekonomi karyawan Produksi menggambarkan bahwa 75% adalah perempuan. Sebanyak 68,8% termasuk dewasa madya dan selebihnya termasuk dewasa dini. Lebih dari separuh (57,5%) keluarga termasuk keluargakecil. Pendidikan terakhir yang banyak ditempuh adalah SD dan


(4)

SMA/SMK (45% dan 35%). Sebagian besar (78,8%) berpendapatan Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan.

Tingkat konsumsi energi 38,75% karyawan Produksi termasuk kategori normal (TKE 90-119%) dan 36,25% termasuk kategori lebih (TKE 120%). Lebih dari separuh (66,25%) memiliki tingkat konsumsi zat besi normal (TK 77%).

Status gizi karyawan Produksi diukur berdasarkan IMT menurut kategori WHO (2007). Sebanyak 45% termasuk kategori status gizi normal. Sementara itu, 26,25% berstatus gizi obese I, 13,75% at risk, 11,25% overweight dan 3,75% berstatus gizi obese II.

Produktivitas kerja pada penelitian ini diukur dengan melihat jumlah yang dihasilkan dalam sehari (output/hari) dan jumlah absensi dalam sebulan terakhir. Pengukuran produktivitas berdasarkan output/hari dikategorikan menjadi tiga, yaitu jumlah output/hari di bawah rata-rata, sama dengan rata-rata dan di atas rata-rata setiap kelompoknya. Secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14 bahwa sebanyak 48,75% (n=39) karyawan Produksi menghasilkan jumlah output/hari di atas rata-rata kelompok, 32,5% (n=26)di bawah rata-rata dan 18,75% (n=15) sama dengan rata-rata kelompok. Sebesar 63,75% selalu masuk kerja dalam sebulan terakhir dan selebihnya tidak masuk selama 1-3 hari. Pada sub bagian Nabati, yang tidak masuk kerja selama 1-3 hari sebesar 14,29%, Param 54,84%, JBL 46,15% dan Celep 17,26%.

Hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi berdasarkan hasil uji korelasi Spearman memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat konsumsi energi maka semakin tinggi status gizi (r=0.315 dan p<0.05), sedangkan tingkat konsumsi zat besi tidak berhubungan status gizi. Tingkat konsumsi energi tidak berhubungan dengan jumlah output/hari pada semua kelompok produksi, sedangkan tingkat konsumsi zat besi tidak berhubungan status gizi. Hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dan produktivitas kerja hanya terdapat pada kelompok Mesin AdukParam, yaitu semakin tinggi tingkat konsumsi zat besi semakin tinggi jumlah output/hari. Secara keseluruhan, status gizi contoh tidak berhubungan dengan produktivitas kerja.

Faktor yang mempengaruhi status gizi karyawan Produksi berdasarkan hasil uji Regresi adalah tingkat konsumsi energi (R Square= 0.172), sedangkan tingkat konsumsi zat besi tidak mempengaruhi status gizi. Pada kelompok Mesin Aduk-Param, faktor yang mempengaruhi jumlah output/hari adalah status gizi yang diukur berdasarkan IMT

(

R Square= 0,838), serta tidak dipengaruhi oleh tingkat konsumsi baik energi maupun zat besi.

Konsumsi pangan pada penelitian ini diperoleh melalui recall 2 x 24 jam dan produktivitas hanya diukur dalam sehari. Oleh karenanya, diharapkan adanya penelitian selanjutnya agar menggunakan pengukuran yang lebih signifikan. Sangat diharapkan kebijakan perusahaan dalam memperhatikan perbaikan gizi dan konsumsi pangan karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja, sehingga memberikan profit bagi perusahaan. Selain itu juga perlu adanya makanan selingan yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap kecukupan energi dan zat besi karyawan.


(5)

TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN ZAT BESI (Fe), STATUS GIZI

DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN

PRODUKSI PT AIR MANCUR PALUR, KARANGANYAR

ANISA ROSYIDA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010


(6)

Judul Skripsi : Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar

Nama : Anisa Rosyida

NIM : I14051627

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, MS) (dr. Yekti Hartati Effendi) NIP : 19520413 198103 1 003 NIP : 19471029 197901 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen

(Dr. Ir. Budi Setiawan, MS) NIP : 19621218 198703 1 001


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sragen, Jawa Tengah, pada tanggal 19 Desember 1986. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suwanto dan Ibu Umi Hidayati.

Tahun 1991 penulis memulai pendidikan di TK Aisyiyah, kemudian tahun 1993 melanjutkan studi di SD Negeri Pilang 1 hingga tahun 1999. Tahun 2002 penulis menamatkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Kebakkramat. Tiga tahun kemudian, penulis menamatkan pendidikan dari SMA Al-Islam 1 Surakarta. Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan pada tahun 2006 penulis diterima menjadi salah satu mahasiswa pada Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di organisasi profesi Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) sebagai anggota divisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) pada tahun 2006 dan sebagai koordinator majalah dinding (mading) divisi Infokom pada tahun 2007 serta sebagai anggota divisi Infokom di organisasi Forum Syiar Islam FEMA (FoRSIA) pada tahun 2007. Penulis juga aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Surakarta, yaitu Paguyuban Mahasiswa Surakarta (AYUMAS).


(8)

PRAKATA

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, MS. dan dr. Yekti Hartati Effendi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan selama penelitian, penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

2. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSi. selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

3. Pimpinan PT Air Mancur Palur, Karanganyar yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian (khususnya Bapak Tardi, Ibu Jum dan karyawan dapur, Ibu Siti serta Ibu Rahayu).

4. Orangtua (Bapak dan Ibu) dan adik (Hanif dan Arin) serta seluruh keluarga besar di desa Jantran atas kasih sayang, doa dan bantuannya baik moril maupun materiil.

5. Semua pihak yang belum tertulis diatas yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Bogor, Januari 2010


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DARTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan... 3

Kegunaan... 4

TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Kerja... 5

Pengukuran Produktivitas Kerja... 6

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja... 8

Gizi dan Produktivitas Kerja... 8

Defisiensi Zat Besi dan Produktivitas Kerja... 11

Konsumsi Pangan... 11

Penilaian Konsumsi Pangan... 12

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan... 13

Angka Kecukupan Gizi... 14

Tingkat Konsumsi Zat Gizi... 15

Angka Kecukupan Energi dan Zat Besi (Fe)... 15

Status Gizi... 16

KERANGKA PEMIKIRAN... 18

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian... 20

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh... 20

Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 21

Pengolahan dan Analisis Data... 24


(10)

Halaman HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Air Mancur Palur, Karanganyar... 29

Penyelenggaraan Makanan untuk Karyawan... 32

Karakteristik Sosial Ekonomi... 35

Tingkat Konsumsi Energi... 37

Tingkat Konsumsi Zat Besi (Fe)... 38

Status Gizi... 39

Produktivitas Kerja... 40

Hubungan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi... 43

Hubungan Tingkat Konsumsi dan Produktivitas Kerja... 44

Hubungan Status Gizi dan Produktivitas Kerja... 45

Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi... 45

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja... 46

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 47

Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... ... 49


(11)

TINGKAT KONSU

DAN PRODUK

PRODUKSI

SUMSI ENERGI DAN ZAT BESI (Fe), S

KTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA

I PT AIR MANCUR PALUR, KARANG

ANISA ROSYIDA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

, STATUS GIZI

DA BAGIAN


(12)

ABSTRACT

ANISA ROSYIDA. The Level of Energy and Iron (Fe) Consumption, Nutritional Status and Productivity of the Employee at Production Part of PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Under direction of: FAISAL ANWAR and YEKTI HARTATI EFFENDI

Energy and iron (Fe) are nutrients that have important contribution in supporting the productivity of manpower. Energy as the source of the main power. In the meantime, the iron deficiency could result in reduce the productivity and physical capacity. The purpose of this research is to know the level of energy and iron consumption, nutritional status and productivity of the employee at production part of PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Design of this research is

Cross Sectional Study. Data is carri out at June 2009 in PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Sample in this research is 80 employee at the production part. Method of the data collection is by questionnaire. Data processing and analysis is carri out descriptively and by using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS 17. Level of energy consumption of 38,75% samples are normal (TKE 90-119%) and 36.25% samples are more (TKE 120%). Level of iron consumption of 66,25% samples are normal (TK 77%). Nutritional status of 60% samples are normal (BMI 18.50-24.99) and 31,25% samples are overweight (BMI 25.00). Productivity is measure by the number that produce in a day (output/day). The number of 48.75% samples produce output/day above in general the group, 32,5% samples are below in general and 18.75% samples produce output/day is same as general the group. In the meantime, the number of 63.75% samples always be present at work for the last month.

Keywords: energy consumption, iron consumption, productivity


(13)

RINGKASAN

ANISA ROSYIDA. Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Dibimbing oleh FAISAL ANWAR dan YEKTI HARTATI.

Energi dan zat besi (Fe) merupakan zat gizi yang berkontribusi penting dalam menunjang produktivitas tenaga kerja. Energi sebagai sumber tenaga utama. Tenaga kerja yang konsumsi dan cadangan energinya rendah akan menurunkan kemampuan kerja yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Sementara itu, defisiensi zat besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi energi dan zat besi, status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi di PT Air Mancur Palur, Karanganyar.

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat besi, status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Tujuan khusus penelitian yaitu: 1) Mengetahui karakteristik sosial ekonomi karyawan pada bagian produksi (jenis kelamin, umur, besar keluarga, pendidikan, pendapatan, pekerjaan), 2) Mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat besi, 3) Mengetahui status gizi, 4) Mengetahui produktivitas kerja (jumlah output/hari dan absensi kerja), 5) Melihat hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe), status gizi dan produktivitas kerja, (6) Mengkaji faktor yang mempengaruhi status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi.

Desain penelitian ini adalah (melibatkan beberapa waktu tertentu dengan banyak sampel). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2009 di PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan pertimbangan lokasi tempat penelitian yang strategis dan adanya penyelenggaraan makanan bagi karyawan.

Contoh dalam penelitian ini adalah karyawan Produksi (karyawan pada Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar). Pengambilan contoh dilakukan secara purposive menggunakan kriteria: 1) Dapat diukur jumlah output/hari, 2) Bersedia mengisi kuesioner, 3) Tidak mengganggu jalannya proses produksi (ketentuan dari perusahaan). Pengambilan contoh dari sepuluh kelompok Produksi adalah sebagai berikut: 7 dari kelompok Nabati, 31 dari kelompok Param (21 dari kelompok Cetak-Param, 5 dari kelompok Mesin Aduk-Param dan 5 dari kelompok Mesin Pack-Param), 13 dari kelompok JBL (5 dari kelompok

Pack-JBL, 4 dari kelompok Persiapan 1-JBL dan 4 dari kelompok Persiapan 2-JBL) dan 29 dari kelompok Celep (19 dari kelompok Pack-Celep, 4 dari kelompok Mesin Pack-Celep dan 6 dari kelompok Mesin Wrap-Celep).

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yaitu karakteristik sosial ekonomi, konsumsi pangan, status gizi dan produktivitas kerja serta penyelenggaraan makan di kantin, cara pengumpulan datanya adalah dengan kuesioner dan wawancara. Data sekunder yaitu gambaran umum perusahaan yang datanya diperoleh dari perpustakaan perusahaan. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 17.

Karakteristik sosial ekonomi karyawan Produksi menggambarkan bahwa 75% adalah perempuan. Sebanyak 68,8% termasuk dewasa madya dan selebihnya termasuk dewasa dini. Lebih dari separuh (57,5%) keluarga termasuk keluargakecil. Pendidikan terakhir yang banyak ditempuh adalah SD dan


(14)

SMA/SMK (45% dan 35%). Sebagian besar (78,8%) berpendapatan Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan.

Tingkat konsumsi energi 38,75% karyawan Produksi termasuk kategori normal (TKE 90-119%) dan 36,25% termasuk kategori lebih (TKE 120%). Lebih dari separuh (66,25%) memiliki tingkat konsumsi zat besi normal (TK 77%).

Status gizi karyawan Produksi diukur berdasarkan IMT menurut kategori WHO (2007). Sebanyak 45% termasuk kategori status gizi normal. Sementara itu, 26,25% berstatus gizi obese I, 13,75% at risk, 11,25% overweight dan 3,75% berstatus gizi obese II.

Produktivitas kerja pada penelitian ini diukur dengan melihat jumlah yang dihasilkan dalam sehari (output/hari) dan jumlah absensi dalam sebulan terakhir. Pengukuran produktivitas berdasarkan output/hari dikategorikan menjadi tiga, yaitu jumlah output/hari di bawah rata-rata, sama dengan rata-rata dan di atas rata-rata setiap kelompoknya. Secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14 bahwa sebanyak 48,75% (n=39) karyawan Produksi menghasilkan jumlah output/hari di atas rata-rata kelompok, 32,5% (n=26)di bawah rata-rata dan 18,75% (n=15) sama dengan rata-rata kelompok. Sebesar 63,75% selalu masuk kerja dalam sebulan terakhir dan selebihnya tidak masuk selama 1-3 hari. Pada sub bagian Nabati, yang tidak masuk kerja selama 1-3 hari sebesar 14,29%, Param 54,84%, JBL 46,15% dan Celep 17,26%.

Hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi berdasarkan hasil uji korelasi Spearman memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat konsumsi energi maka semakin tinggi status gizi (r=0.315 dan p<0.05), sedangkan tingkat konsumsi zat besi tidak berhubungan status gizi. Tingkat konsumsi energi tidak berhubungan dengan jumlah output/hari pada semua kelompok produksi, sedangkan tingkat konsumsi zat besi tidak berhubungan status gizi. Hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dan produktivitas kerja hanya terdapat pada kelompok Mesin AdukParam, yaitu semakin tinggi tingkat konsumsi zat besi semakin tinggi jumlah output/hari. Secara keseluruhan, status gizi contoh tidak berhubungan dengan produktivitas kerja.

Faktor yang mempengaruhi status gizi karyawan Produksi berdasarkan hasil uji Regresi adalah tingkat konsumsi energi (R Square= 0.172), sedangkan tingkat konsumsi zat besi tidak mempengaruhi status gizi. Pada kelompok Mesin Aduk-Param, faktor yang mempengaruhi jumlah output/hari adalah status gizi yang diukur berdasarkan IMT

(

R Square= 0,838), serta tidak dipengaruhi oleh tingkat konsumsi baik energi maupun zat besi.

Konsumsi pangan pada penelitian ini diperoleh melalui recall 2 x 24 jam dan produktivitas hanya diukur dalam sehari. Oleh karenanya, diharapkan adanya penelitian selanjutnya agar menggunakan pengukuran yang lebih signifikan. Sangat diharapkan kebijakan perusahaan dalam memperhatikan perbaikan gizi dan konsumsi pangan karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja, sehingga memberikan profit bagi perusahaan. Selain itu juga perlu adanya makanan selingan yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap kecukupan energi dan zat besi karyawan.


(15)

TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN ZAT BESI (Fe), STATUS GIZI

DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN

PRODUKSI PT AIR MANCUR PALUR, KARANGANYAR

ANISA ROSYIDA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010


(16)

Judul Skripsi : Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar

Nama : Anisa Rosyida

NIM : I14051627

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, MS) (dr. Yekti Hartati Effendi) NIP : 19520413 198103 1 003 NIP : 19471029 197901 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen

(Dr. Ir. Budi Setiawan, MS) NIP : 19621218 198703 1 001


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sragen, Jawa Tengah, pada tanggal 19 Desember 1986. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suwanto dan Ibu Umi Hidayati.

Tahun 1991 penulis memulai pendidikan di TK Aisyiyah, kemudian tahun 1993 melanjutkan studi di SD Negeri Pilang 1 hingga tahun 1999. Tahun 2002 penulis menamatkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Kebakkramat. Tiga tahun kemudian, penulis menamatkan pendidikan dari SMA Al-Islam 1 Surakarta. Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan pada tahun 2006 penulis diterima menjadi salah satu mahasiswa pada Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di organisasi profesi Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) sebagai anggota divisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) pada tahun 2006 dan sebagai koordinator majalah dinding (mading) divisi Infokom pada tahun 2007 serta sebagai anggota divisi Infokom di organisasi Forum Syiar Islam FEMA (FoRSIA) pada tahun 2007. Penulis juga aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Surakarta, yaitu Paguyuban Mahasiswa Surakarta (AYUMAS).


(18)

PRAKATA

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe), Status Gizi dan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, MS. dan dr. Yekti Hartati Effendi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan selama penelitian, penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

2. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSi. selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

3. Pimpinan PT Air Mancur Palur, Karanganyar yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian (khususnya Bapak Tardi, Ibu Jum dan karyawan dapur, Ibu Siti serta Ibu Rahayu).

4. Orangtua (Bapak dan Ibu) dan adik (Hanif dan Arin) serta seluruh keluarga besar di desa Jantran atas kasih sayang, doa dan bantuannya baik moril maupun materiil.

5. Semua pihak yang belum tertulis diatas yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Bogor, Januari 2010


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DARTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan... 3

Kegunaan... 4

TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Kerja... 5

Pengukuran Produktivitas Kerja... 6

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja... 8

Gizi dan Produktivitas Kerja... 8

Defisiensi Zat Besi dan Produktivitas Kerja... 11

Konsumsi Pangan... 11

Penilaian Konsumsi Pangan... 12

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan... 13

Angka Kecukupan Gizi... 14

Tingkat Konsumsi Zat Gizi... 15

Angka Kecukupan Energi dan Zat Besi (Fe)... 15

Status Gizi... 16

KERANGKA PEMIKIRAN... 18

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian... 20

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh... 20

Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 21

Pengolahan dan Analisis Data... 24


(20)

Halaman HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Air Mancur Palur, Karanganyar... 29

Penyelenggaraan Makanan untuk Karyawan... 32

Karakteristik Sosial Ekonomi... 35

Tingkat Konsumsi Energi... 37

Tingkat Konsumsi Zat Besi (Fe)... 38

Status Gizi... 39

Produktivitas Kerja... 40

Hubungan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi... 43

Hubungan Tingkat Konsumsi dan Produktivitas Kerja... 44

Hubungan Status Gizi dan Produktivitas Kerja... 45

Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi... 45

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja... 46

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 47

Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... ... 49


(21)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Kategori Status Gizi Berdasarkan IMT menurut WHO (2005). 17 2 Pengambilan Contoh dari Setiap Kelompok Produksi... 21 3 Jenis, Kategori, Pengolahan dan Analisis Data... 26 4 Daftar Menu Makan Siang Karyawan PT Air Mancur Palur,

Karanganyar serta Kandungan Energi dan Zat Besi (Fe)

Tanggal 15-26 Juni 2009... 33 5 Kontribusi Ketersediaan Energi dan Zat Besi Makan Siang

Kantin Perusahaan terhadap Pemenuhan Kecukupan Energi

dan Zat Besi Berdasarkan AKG 2004... 34 6 Sebaran Contoh Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur... 35 7 Sebaran Contoh Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga,

Pendidikan Terakhir dan Pendapatan... 36 8 Rata-rata Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Energi Contoh... 37 9 Sebaran Contoh Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi

menurut Kategori Depkes (1996)... 37 10 Angka Kecukupan Zat Besi pada AKG 2004 (WNPG VIII

2004)... 38 11 Rata-rata Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Zat Besi Contoh.. 38 12 Sebaran Contoh Berdasarkan Kategori Tingkat Konsumsi

Zat Besi menurut Kategori Gibson (2005)... 39 13 Sebaran Status Gizi Contoh Berdasarkan IMT menurut WHO

(2005)... 40 14 Sebaran Contoh Menurut Produktivitas Kerja Berdasarkan

Jumlah Jamu/hari (Output/hari)... 41 15 Sebaran Contoh Berdasarkan Absensi Kerja dalam Sebulan

Terakhir... 43 16 Sebaran Contoh Menurut Alasan Tidak Masuk Kerja dan

Persentasenya terhadap Jumlah Contoh yang Tidak Masuk

Kerja dalam Sebulan Terakhir... 43 17 Hubungan Tingkat Konsumsi Zat Besi (Fe) dan Produktivitas

Kerja (output/hari) contoh pada Kelompok Mesin


(22)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe) dan

Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Karyawan pada

Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar... 19 2 Bagan Pengambilan Contoh... 20 3 Produk Jamu Param... 30 4 Produk Jamu Bersalin Lengkap... 30 5 Contoh Menu Makan Siang... 32 6 Kegiatan Makan Siang... 32

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Kuesioner Data Karakteristik Karyawan dan Produktivitas

Kerja... 51 2 Tabel Recall 2 x 24 Jam Konsumsi Pangan Karyawan... 52 3 Karakteristik Sosial-Ekonomi... 53 4 Konsumsi dan Angka Kecukupan Energi dan Zat Besi... 55 5 Tingkat Konsumsi, Status Gizi dan Produktivitas Kerja

(Output/hari)... 58 6 Hasil Uji Regresi Linear dan Korelasi Spearman Tingkat


(23)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tema sentral pembangunan nasional dalam GBHN adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Agung (2008) di dalam jurnalnya yang berjudul ‘Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan terhadap Produktivitas Kerja’ menyebutkan bahwa status gizi masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama (Supariasa et al. 2001). Adanya perbaikan terhadap status gizi akan membawa dampak terhadap peningkatan produktivitas kerja. Salah satu upaya untuk memperbaiki status gizi adalah dengan memperbaiki konsumsi pangan.

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan tertentu dalam aspek gizi, seperti tujuan untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (Hardinsyah dan Martianto 1989). Konsumsi pangan yang bernilai gizi baik akan dapat menunjang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, mendukung produktivitas kerja yang baik dan mempertahankan ketahanan tubuh.

Seorang pekerja membutuhkan asupan zat gizi yang baik agar dapat menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi, begitu pula pekerja yang mengeluarkan banyak tenaga dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, konsumsi pangan sangat perlu diperhatikan terutama pangan sumber energi yaitu pangan-pangan sumber protein, lemak dan karbohidrat. Energi digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga. Energi dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik (Almatsier 2003). Oleh karena itu, energi atau biasa disebut kalori menjadi sumber tenaga utama bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan.

Ravianto (1990) menyebutkan bahwa hasil aktivitas per satuan waktu menjadi penyebab tinggi rendahnya produktivitas kerja, yang secara teoritis sangat tergantung dari kesehatan dan gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh tenaga kerja yang bersangkutan,


(24)

sehingga tenaga kerja hanya dapat bekerja baik selama memiliki tenaga yang diperoleh dari makanan. Gizi yang cukup dan badan yang sehat merupakan syarat bagi produktivitas kerja yang tinggi. Makin berat suatu pekerjaan fisik, makin banyak kalori yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.

Zat besi (Fe) juga memberikan kontribusi terhadap perbaikan produktivitas kerja. Baliwati et al. (2004) yang diacu dalam Wardani (2008) mengemukakan bahwa produktivitas pekerja yang kekurangan zat besi menurun 10-30% daripada pekerja yang sehat. Zat besi sendiri merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh yaitu sebanyak 3-5 mg di dalam tubuh manusia dewasa (Almatsier 2003). Meskipun kandungannya banyak di dalam makanan, banyak penduduk dunia mengalami kekurangan zat besi, termasuk di Indonesia. Kekurangan besi sejak tiga puluh tahun terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivitas kerja, penampilan kognitif dan sistem kekebalan.

Defisiensi zat besi dapat menyebabkan terjadinya anemia gizi besi. Defisiensi besi ini merupakan defisiensi yang paling umum terjadi karena daya serap tubuh manusia terhadap Fe relatif sulit. Defisiesi Fe terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Salah satu gejala fisik yang terjadi pada anemia gizi besi adalah penurunan kemampuan kerja. Menurut Widayani (2004) defisiensi besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja dan menurunkan imunitas seluler dan meningkatkan kesakitan. Selanjutnya, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil kerja yang rendah karena produktivitas kerjanya menurun.

Berbagai penelitian di atas telah memperlihatkan adanya hubungan antara gizi dengan produktivitas, yaitu perbaikan gizi pekerja akan membawa kepada peningkatan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar untuk setiap pekerja, sehingga kebutuhan dasar hidup dapat terpenuhi. Secara tidak langsung, hal ini berarti tingkat kesejahteraan bertambah tinggi. Oleh karena pentingnya gizi terhadap produktivitas kerja, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe), status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi di perusahaan jamu PT Air Mancur Palur, Karanganyar.


(25)

Perumusan Masalah

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang adalah keadaan gizi. Status gizi yang baik merupakan pemicu peningkatan produktivitas kerja. Masalah kecukupan pangan dan gizi mutlak diperlukan untuk memperbaiki status gizi guna peningkatan produktivitas kerja.

Energi dan zat besi merupakan zat gizi yang berkontribusi penting dalam menunjang produktivitas tenaga kerja, yakni sebagai sumber tenaga utama. Seorang tenaga kerja sangat membutuhkan sumber tenaga untuk melakukan pekerjannya dan sumber tenaga atau energi ini dapat diperoleh dari pangan-pangan sumber protein, lemak dan karbohidrat. Tenaga kerja yang konsumsi energi dan cadangan energinya rendah akan menurunkan semangat kerja yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil kerja atau produktivitas kerja. Sementara itu, zat besi dalam metabolisme tubuh terutama berperan pada proses penalaran serta daya konsentrasinya sangat vital terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Defisiensi zat besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja, selain itu juga menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Konsumsi pangan selanjutnya akan berpengaruh terhadap status gizi. Status gizi juga menjadi faktor yang penting terkait pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Perbaikan status gizi akan membawa kepada peningkatan produktivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi energi dan zat besi, status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi di PT Air Mancur Palur, Karanganyar serta melihat ada/tidaknya hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat besi dengan produktivitas kerja.

Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe), status gizi dan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik sosial ekonomi karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar (jenis kelamin, umur, besar keluarga, pendidikan, pekerjaan dan gaji).

2. Mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar.


(26)

3. Mengetahui status gizi (berdasarkan IMT) karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar.

4. Mengetahui produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar (jumlah output/hari dan absensi kerja).

5. Melihat hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) dan status gizi dengan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi.

6. Mengkaji faktor yang mempengaruhi status gizi dan produktivitas kerja. Kegunaan

Kegunaan penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) dan status gizi karyawan pada bagian produksi di PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Penelitian ini juga berisi informasi tentang keadaan produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi tersebut sesuai dengan subbagian dan kelompok tempat karyawan bekerja. Informasi secara umum tentang perusahaan dan penyelenggaraan makanan bagi karyawan di kantin perusahaan PT Air Mancur Palur, Karanganyar juga dapat diperoleh dari penelitian ini.


(27)

TINJAUAN PUSTAKA

Produktivitas Kerja

Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Ukuran produktivitas yang dikaitkan dengan waktu jika produktivitas sangat tergantung pada segi keterampilan dan keahlian tenaga kerja secara fisik. Tenaga kerja dinilai produktif jika mampu menghasilkan output atau produk yang lebih besar dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu yang sama. Seorang tenaga kerja menunjukkan produktivitas yang tinggi jika mampu menghasilkan produk yang sesuai standar yang ditentukan, dalam satuan waktu yang lebih singkat (Ravianto 1985b).

Hal yang perlu diketahui bahwa peningkatan jumlah jam kerja tidak selalu meningkatkan produktivitas seorang pekerja. Waktu bekerja yang melebihi waktu standar (8 jam) cenderung menurunkan produktivitas. Pada kondisi ini, pekerja cenderung merasa penat dan tegang, sehingga cenderung untuk melakukan kegiatan istirahat lebih banyak. Hal ini menyebabkan waktu tersebut tidak digunakan secara efektif dalam melakukan pekerjaan (Sastrowinoto 1985).

Produksi berkaitan dengan kuantitas, sedangkan produktivitas adalah hasil kerja per satuan dari suatu input (masukan). Pengukuran produktivitas secara efektif menggunakan standar waktu. Penggunaan standar waktu memberikan petunjuk yang jelas bagi pengawasan tentang jumlah jam kerja atau pengeluaran yang diharapkan (Sinungan 2003).

Menurut Kussriyanto (1986) peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat bentuk, di antaranya:

1. Pengurangan sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama.

2. Pengurangan jumlah sumber daya yang sedikit untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.

3. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.

4. Penggunaan sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar lagi.

Tenaga kerja sering dijadikan sebagai faktor pengukur produktivitas kerja. Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar untuk setiap pekerja,


(28)

sehingga kebutuhan dasar hidup dapat terpenuhi. Ini berarti tingkat kesejahteraan bertambah tinggi karena peningkatan produktivitas berarti peningkatan pendapatan pekerja dan peningkatan pendapatan selanjutnya menambah daya beli masyarakat akan barang dan jasa.

Pengukuran Produktivitas Kerja

Salah satu dimensi yang banyak digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah dimensi waktu. Hasil tertentu dicapai dalam satuan waktu tertentu, sehingga waktu merupakan suatu dimensi yang secara langsung atau tidak langsung ada dalam perhitungan produktivitas (Todaro 1985).

Pengukuran produktivitas kerja dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam/bulan) atau jumlah jam kerja yang dapat dilakukan dalam satu satuan waktu berdasarkan standar perusahaan. Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tanaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana yaitu hasil dalam jam yang standar dibagi dengan masukan dalam jam waktu (Sinungan 2003).

Pengukuran produktivitas secara umum seperti yang sering digunakan menurut Moelyono (1993) di antaranya adalah:

1. Pengukuran produktivitas dengan model engineering, cara ini lebih megacu kepada lingkungan fisik.

2. Pengukuran produktivitas dengan model accounting, cara ini lebih megacu kepada lingkungan pasar.

Kedua model pengukuran produktivitas ini dapat dugunakan dalam berbagai dimensi, yaitu:

1. Dimensi nasional, yang juga disebut pengukuran produktivitas tingkat makro.

2. Dimensi industri, sering disebut pengukuran produktivitas tingkat industri. 3. Dimensi organisasi, yang juga disebut sebagai pengukuran produktivitas

tingkat perusahaan.

Menurut Ravianto (1990) produktivitas mempunyai dua aspek, yaitu produktivitas ekonomi dan produktivitas teknis. Produktivitas teknis merupakan proses produksi guna membuat sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Produktivitas kuantitatif merupakan bagian dari produktivitas teknis yang digunakan untuk menentukan tingkat sebserapa besar elemen produksi (input) yang telah digunakan. Persamaan sederhana ini disebut formula dasar bagi pengukuran produktivitas.


(29)

Keluaran (output) Rumus Dasar Produktivitas =

Masukan (input)

Masukan produktivitas yang dapat diukur mencakup modal, tanah, tenaga kerja dan bahan baku. Oleh karena itu, produktivitas dapat dinyatakan dalam pengertian produktivitas fisik, produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal dan produktivitas bahan baku. Produktivitas juga dapat diukur per hari, per bulan atau per tahun.

Produktivitas dibagi menjadi dua, produktivitas fisik dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas fisik merupakan suatu indeks keluaran kuantitatif, per ton bahan baku, per luas tempat kerja, per jumlah tenaga kerja atau per jam waktu kerja. Produktivitas fisik digunakan untuk menentukan efisiensi operasi tempat kerja.

Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep menunjukkan adanya kaitan antra hasil kerja seorang tenaga kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkannya untuk menghasilkan suatu produk. Seorang tenaga kerja dinilai produktif jika mampu menghasilkan keluaran (output) yang lebih banyak dibandingkan tenaga kerja lain dalam waktu yang sama atau menghasilkan keluaran yang sama dengan memakai sumberdaya yang sedikit. Seorang tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi bila mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat atau memakai sumber daya yang lebih sedikit.

Jumlah hasil produksi Produktivitas tenaga kerja =

Satuan waktu

Ukuran produktivitas dikaitkan dengan satuan waktu, maka produktivitas tenaga kerja sangat tergantung pada keterampilan dan keahlian tenaga kerja secara fisik. Akan tetapi, dengan peralatan yang berbeda tingkat teknologinya, akan berbeda pula tingkat produktivitas tenaga kerja tersebut.

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut Sinungan (2003) meliputi sistem pemasukan fisik perorangan atau per jam kerja atau metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja menurut pelaksanaan standar.

Hasil pada jam pokok waktu yang digunakan Pengukuran produktivitas =


(30)

Pengukuran produktivitas secara efektif menggunakan standar waktu Penggunaan standar waktu memberikan petunjuk yang jelas bagi pengawasan tentang jumlah jam kerja atau pengeluaran yang diharapkan. Pengukuran produktivitas menyatakan rasio antara output dan input maka dalam pengukuran prodktivitas terlebih dahulu harus disusun definisi kerja dan kemudian cara mengukur baik input maupun output. Secara garis besar, setiap variabel dapat dinyatakan dalam satuan fisik (berat, volum, hari, jam, panjang) atau nilai produksi. Kemudian konsep produktivitas dalam satuan fisik dapat dinyatakan dalam konsep kali ton per jam.

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya latar belakang pendidikan dan latihan, alat-alat produksi dan teknologi, value system yaitu nilai-nilai atau pranata sosial masyarakat (ikatan kekeluargaan, mobilitas, motivasi), iklim pekerja, derajat kesehatan dan gizi dan tingkat upah minimal yang berlaku (Ravianto 1985b). Menurut Kussriyanto (1986) faktor-faktor tersebut antara lain tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industri, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi, kebijakan pemerintah di bidang produksi, investasi, perizinan, moneter, fiskal, harga, distribusi dan lain-lain.

Sinungan (2003) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah keahlian, latar belakang budaya dan pendidikan, kemampuan dan sikap, minat, struktur pekerjaan, umur dan angkatan kerja (pengalaman kerja). Sementara itu, Oxenburgh et al. (2004) yang diacu dalam Mahardikawati (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja di antaranya rendahya kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, mesin yang tidak efisien, faktor fisik dengan tingkat stres dan sedikitnya waktu istirahat, kondisi lingkungan yang kurang baik (suhu, pencahayaan dan kebisingan) dan buruknya lingkungan kerja, sedangkan menurut WHO (1995) rendahnya produktivitas kerja pada individu dipengaruhi oleh rendahnya motivasi, status gizi dan status kesehatan yang kurang baik.

Gizi dan Produktivitas Kerja

Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Keadaan gizi yang baik merupakan pemicu peningkatan produktivitas kerja. Keadaan gizi yang baik tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan fisik,


(31)

namun juga meningkatkan derajat kesehatan sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan ketidakhadiran bekerja (Riyadi 2006). Suhardjo (2005) menyebutkan bahwa perbaikan gizi pekerja akan menurunkan tingkat absen pekerja sehingga meningkatkan kemampuan produktivitas kerja. Menurut Oxenburgh et al. (2004) yang diacu dalam Mahardikawati (2008) penyebab turunnya produktivitas tenaga kerja salah satunya adalah faktor kesakitan sehingga menyebabkan tingginya absensi kerja.

Masalah kecukupan pangan dan gizi mutlak apabila diharapkan prestasi dari seorang tenaga kerja. Tanpa gizi yang baik, maka kebutuhan akan energi untuk bekerja akan diambil dari cadangan energi yang terdapat dalam tubuh. Kekurangan makanan yang terus menerus akan menyebabkan susunan fisiologis tubuh terganggu. Bila hal ini terjadi, maka tenaga kerja tidak dapat melakukan pekerjaannya secara baik dan produktivitas kerjanya akan menurun bahkan dapat mencapai target rendah. Kebutuhan akan tenaga bagi seorang tenaga kerja akan meningkat sesuai dengan lebih beratnya pekerjaan. Bagi pekerjaan fisik yang berat, gizi dengan energi yang memadai menjadi syarat utama yang menentukan tingkat produktivitas kerja.

Kesehatan dan produktivitas terdapat hubungan yang sangat nyata, seorang pekerja yang sakit biasaya produktivitasnya menjadi rendah. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya produktivitas untuk waktu yang relatif sangat panjang. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas erat kaitannya dengan gizi. Seorang tenaga kerja dengan gizi yang baik akan memiliki kapasitas dan ketahanan tubuh yang lebih baik yang menunjang produktivitas kerjanya.

Analisa secara makro tentang tingkat konsumsi energi dan derajat produktivitas suatu bangsa memberikan hasil bahwa produktivitas yang tinggi sesuai dengan makin tingginya konsumsi kalori per kapita. Dampak khusus terhadap kesehatan dan kualitas kerja adalah sebagai berikut:

1. Gizi yang baik menghasilkan daya tahan tubuh yang baik, akibatnya penyakit infeksi berkurang atau menurun yang mengakibatkan absensi menjadi berkurang. Absensi yang berulang kali pada gilirannya akan mempengaruhi ekonomi perusahaan di mana pekerja bekerja dan dengan sendirinya mengurangi produktivitas kerja.

2. Zat besi dan zat gizi lainnya dalam metabolisme tubuh berperan pada proses penalaran serta daya konsentrasinya sangat vital terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.


(32)

3. Anemia gizi (30-50%) pada tenaga kerja wanita mengakibatkan keletihan pada otot dan produktivitas kerja yang menurun (Ravianto 1985a).

Gizi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan tingkat produktivitas kerja. Konsep produktivitas kerja merupakan rasio antara input dan output, sehingga aktivitas yang efisien persatuan waktu menjadi penyebab tinggi rendahnya produktivitas kerja tersebut. Secara teoritis, aktivitas fisik sangat tergantung dari asupan gizi tenaga kerja.

Derajat kesehatan kerja di lingkungan kerja dapat dijamin melalui penyediaan makanan yang disediakan perusahaan yang memenuhi gizi. Jaminan makanan bergizi bagi tenaga kerja dapat menjamin daya tahan kerja terhadap penyakit dan kemalasan sebagai salah satu gejala akibat kurang gizi. Laporan Bank Dunia tahun 1980 menunjukkan adanya kaitan yang erat antara pendapatan, gizi, derajat kesehatan dan tingginya angka kelahiran dan kematian. Pendapatan yang rendah berakibat rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan, gizi, tingginya angka kelahiran dan kematian serta rendahnya produktivitas.

Penelitian mengenai kaitan gizi dengan produktivitas kerja di antaranya dilakukan oleh Karyadi pada pekerja perkebunan sawit, coklat, karet, tembakau dan teh di Jawa, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa pekerja yang mengalami anemia (Hb < 11 g/dL) memiliki produktivitas kerja dan ketahanan fisik yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang tidak anemia (Ravianto 1985b).

Kemampuan seseorang dan lamanya waktu yang digunakan menentukan tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja. Jika hasil aktivitas per satuan waktu menjadi penyebab tinggi rendahnya produktivitas kerja, secara teoritis sangat tergantung dari kesehatan dan gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh tenaga kerja yang bersangkutan, sehingga tenaga kerja hanya dapat bekerja baik selama memiliki tenaga yang diperoleh dari makanan. Gizi yang cukup dan badan yang sehat merupakan syarat bagi produktivitas kerja yang tinggi. Makin berat suatu pekerjaan fisik, makin banyak kalori yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan (Ravianto 1990).

Kerja berat disebut juga kerja kasar, dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan uupaya fisik yang kuat selama periode kerja. Konsumsi energi dari keryawan dalam kerja berat merupakan faktor utama yang membatasi prestasi hariannya. Pada waktu bekerja, pengeluaran energi meningkat. Makin besar gerakan otot, makin tinggi pula pengeluaran energi kerjanya. Kenaikan


(33)

konsumsi energi yang nampak dalam kerja fisik dinyatakan dalam kalori kerja. Pekerja kasar membutuhkan makanan sumber karbohidrat, protein, lemak serta vitamin B1 untuk menyuplai kebutuhan ototnya (Sastrowinoto 1985).

Defisiensi Zat Besi dan Produktivitas Kerja

Defisiensi besi merupakan defisiensi yang paling umum terjadi karena daya serap tubuh manusia terhadap Fe relatif sulit. Defisiesi Fe terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Menurut Widayani (2004) defisiensi besi dapat berakibat menurunkan produktivitas dan kapasitas fisik saat bekerja dan menurunkan imunitas seluler dan meningkatkan kesakitan, sedangkan Baliwati et al. (2004) yang diacu dalam Wardani (2008) mengemukakan bahwa produktivitas pekerja yang kekurangan zat besi menurun 10-30% daripada pekerja yang sehat. Kekurangan zat besi akan menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Kelebihan zat besi dapat mengakibatkan mikroorganisme memanfaatkannya untuk pertumbuhan, sehingga penyakit yang diderita semakin parah (Wirakusumah 1999 dalam Wardani 2008).

Anemia gizi besi dapat ditimbulkan akibat terjadinya defisiensi zat besi. Salah satu gejala fisik yang terjadi pada anemia gizi besi adalah penurunan kemampuan kerja. Efek fisik lainnya adalah peningkatan sensitivitas terhadap penyakit flu, gangguan gastrointestinal, konstipasi dan diare (Guthrie & Picciano dalam Wardani 1995). Wirakusumah (1999) menyatakan bahwa anemia gizi besi dapat menyebabkan tenaga berkurang, sehingga pekerja yang membutuhkan tenaga besar akan merasa cepat lelah. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil kerja yang rendah karena produktivitas kerjanya menurun.

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan tertentu dalam aspek gizi, tujuan memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (Hardinsyah dan Martianto 1989). Menurut Hartono (2000), makanan yang dikonsumsi setiap hari tersusun dari unsur-unsur gizi yang diklasifikasikan sebagai makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Makronutrien dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar dan umumnya terpakai habis dan tidak didaur ulang. Mikronutrien terdiri atas vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit karena didaur ulang. Di samping zat gizi, tubuh memerlukan air, O2 dan serat makanan.


(34)

Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dimakan (dikonsumsi) seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi. Dalam menghitung jumlah zat gizi yang dikonsumsi, kedua informasi ini (jenis dan jumlah pangan) merupakan hal yang penting. Batasan ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau berdasarkan aspek jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi. Pangan sebagai sumber berbagai zat gizi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari (Kusharto dan Sa’diyyah 2006).

Penilaian Konsumsi Pangan

Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif dihitung jumlah pangan atau makanan yang dikonsumsi, sedangkan secara kualitatif dengan melihat frekuensi makan, frekuensi konsumsi pangan menurut jenis pangan dan kebiasaan makan (food habit). Pada cara kuantitatif terdapat lima metode yang sering digunakan untuk pengukuran konsumsi makanan individu, yaitu metode recall 24 jam, metode estimated food records, metode penimbangan makanan, metode dietary history dan metode frekuensi makanan (Supariasa et al. 2001).

Metode recall dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa yang lalu. Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu.

Recall pada umumnya dilakukan untuk 2-3 hari yang lalu (Riyadi 2006).

Menurut Kusharto (2007), pada metode recall ini dicatat mengenai jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi pada waktu yang lalu (biasanya recall 24 jam). Pengukuran konsumsi pangan diawali dengan menanyakan jumlah pangan dalam URT, setelah itu baru dikonversikan ke dalam satuan berat.

Metode recall ini murah, tidak memakan waktu banyak. Kekurangannya adalah datayang dihasilkan kurang akurat karena mengandalkan keterbatasan daya ingat seseorang dan tergantung dari keahlian tenaga pencatat dalam mengkonversikan URT ke dalam satuan berat serta adanya variasi URT antar daerah dan ada variasi interpretasi besarnya ukuran antar responden (besar, sedang, kecil dan lain-lain). Metode recall umumnya digunakan untuk survei konsumsi tingkat individu.


(35)

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan

Elizabeth dan Sanjur (1981) dalam Suhardjo (1989) menyatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan, yaitu 1) karakter individu seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, pengetahuan gizi dan kesehatan; 2) karakter makanan atau pangan seperti rasa, rupa, tekstur, harga, tipe makanan, bentuk dan kombinasi makanan; dan 3) karakter lingkungan seperti musim, pekerjaan, mobilitas dan tingkat sosial masyarakat.

Menurut Riyadi (2006), konsumsi pangan seseorang atau sekelompok orang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ada empat faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan sehari-hari, yaitu produksi pangan untuk keperluan rumah tangga, pengeluaran uang untuk pangan rumah tangga, pengetahuan gizi dan ketersediaan pangan.

Sumarwan (2002) menyatakan bahwa memahami usia konsumen adalah penting karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda pula. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam menerima informasi baru. Seorang yang berumur relatif muda akan relatif lebih cepat dalam menerima sesuatu yang baru.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat konsumsi pangan seseorang dalam memilih bahan pangan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memilih bahan pangan yang lebih baik dalam kuantitas maupun kualitas dibanding dengan orang yang berpendidikan rendah (Hardinsyah 1985 diacu dalam Permana 2006).

Tingkat pendidikan yang tinggi terutama yang berkaitan dengan pengetahuan gizi yang tinggi tentang informasi gizi dan kesehatan akan mendorong perilaku makan yang baik (Sediaoetama 1991). Walaupun tingkat pendidikannya cukup tinggi tetapi tidak disertai dengan pengetahuan gizi, maka tidak akan berpengaruh terhadap pemilihan pangan.

Pekerjaan yang berhubungan dengan pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Terdapat hubungan yang erat antara pendapatan dan gizi yang didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang meningkat bagi perbaikan kesehatan dan masalah keluarga lainnya yang berkaitan dengan keadaan gizi. Apabila penghasilan keluarga meningkat, penyediaan lauk pauk pada umumnya juga meningkat mutunya (Suhardjo 1989).


(36)

Menurut Harper et al. (1996) diacu dalam Permana (2006) pada umumnya jika pendapatan naik, maka jumlah dan jenis pangan akan membaik. Pendapatan merupakan sumberdaya material bagi seseorang untuk membiayai kegiatan konsumsinya. Jumlah pendapatan yang diperoleh akan menggambarkan besarnya daya beli. Meningkatnya pendapatan perorangan juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam susunan makanan. Akan tetapi, pengeluaran uang yang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan. Kadang perubahan utama yang terjadi dalam kebiasaan makan adalah pangan yang dikonsumsi lebih mahal.

Menurut Suhardjo (1989), keluarga yang berpenghasilan rendah menggunakan sebagian besar dari keuangannya untuk pangan dan keluarga yang berpenghasilan tinggi akan menurunkan pengeluaran untuk pangan. Keluarga yang berpenghasilan rendah akan rendah pula jumlah uang yang dibelanjakan untuk pangan. Jika penghasilan menjadi semakin baik, jumlah uang yang dipakai untuk membeli makanan dan bahan makanan juga akan meningkat sampai tingkat tertentu dimana uang tidak dapat bertambah secara berarti.

Besar keluarga akan mempengaruhi pendapatan perkapita dan pengeluaran untuk konsumsi pangan. Keluarga dengan banyak anak dan jarak kelahiran antar anak yang amat dekat akan menimbulkan lebih banyak masalah. Pangan yang tersedia untuk satu keluarga, mungkin tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga tersebut tetapi hanya mencukupi sebagian dari anggota keluarga itu (Martianto dan Ariani 2004 diacu dalam Widyaningsih 2008).

Angka Kecukupan Gizi

Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu, seperti kehamilan dan menyusui (Riyadi 2006). Kecukupan gizi merupakan suatu taraf asupan yang dianggap dapat memenuhi kecukupan gizi semua orang sehat menurut berbagai kelompoknya sehingga kebutuhan pangan hanya diperlukan secukupnya (Khumaidi 1994). Kecukupan pangan dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Ukuran kualitatif meliputi nilai sosial dan cita rasa beragam jenis pangan, sedangkan nilai kuantitatif yang umum digunakan yakni kandungan gizi.

Almatsier (2003) menyatakan bahwa angka kecukupan gizi adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai


(37)

cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Kegunaannya untuk berbagai keperluan yang menyangkut populasi, seperti merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk.

Berat badan aktual sehat (kg)

AKG koreksi = x AKG

Berat badan dalam daftar AKG

Hardinsyah dan Briawan (1994) yang diacu dalam Wardani (2008) menyatakan bahwa jika angka kecukupan gizi ini digunakan untuk penaksiran angka kecukupan gizi individu, untuk energi dan protein perlu dilakukan koreksi dengan menggunakan berat badan aktual sehat.

Tingkat Konsumsi Zat Gizi

Penilaian untuk mengetahui tingkat konsumsi zat gizi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual (nyata) dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Hasil perhitungan kemudian dinyatakan dalam persen (%). Menurut Hardinsyah dan Briawan (1994) yang diacu dalam Wardani (2008) rumus perhitungan tingkat konsumsi secara umum adalah sebagai berikut:

Konsumsi zat gizi aktual

Tingkat konsumsi zat gizi = x 100%

AKG

Depkes (1996) mengkategorikan tingkat konsumsi energi ke dalam kategori defisit berat, defisit sedang, defisit ringan, normal dan lebih. Dikatakan defisit berat jika tingkat konsumsi energi kurang dari 70% (< 70%), defisit sedang antara 70-79%, defisit ringan antara 80-89%, normal antara 90-119% dan lebih jika lebih dari sama dengan 120% ( 120%). Tingkat konsumsi zat besi (Fe) dikategorikan berdasarkan kategori tingkat konsumsi vitamin dan mineral seperti yang disebutkan dalam Gibson (2005). Tingkat konsumsi digolongkan menjadi defisit jika kurang dari 77% (TK < 77%) dan normal jika lebih dari sama dengan 77% (TK 77%).

Angka Kecukupan Energi dan Zat Besi (Fe)

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan fisik. Kelebihan energi disimpan sebagai cadangan energi, dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan energi jangka panjang (IOM 2002 dalam WNPG 2004).


(38)

Angka kecukupan energi adalah rata-rata jumlah asupan energi dari makanan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan tingkat kegiatan fisik agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan ekonomi serta sosial yang diharapkan. Angka kecukupan energi pada orang dewasa di Indonesia dihitung pada tingkat kegiatan sedang (Riyadi 2006).

Angka kecukupan energi yang terdapat dalam AKG 2004 (WNPG 2004) merupakan rata-rata angka kecukupan energi untuk keseluruhan penduduk secara umum berdasarkan kelompok jenis kelamin, usia dan keadaan fisiologis. Angka kecukupan energi untuk pria usia 19-29 tahun yaitu 2550 kkal/orang/hari, pria usia 30-49 tahun yaitu 2350 kkal/orang/hari dan pria usia 50-64 tahun yaitu 2250 kkal/orang/hari. Sementara itu, angka kecukupan energi untuk wanita usia 19-29 tahun yaitu 1900 kkal/orang/hari, wanita usia 30-49 tahun yaitu 1800 kkal/orang/hari dan wanita usia 50-64 tahun yaitu 1750 kkal/orang/hari.

Zat besi merupakan mineral mikro tang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 g di dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh, yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. walaupun terdapat luas di dalam makanan, banyak penduduk dunia mengalami kekurangan besi termasuk di Indonesia. Kekurangan besi sejak tiga puluh tahun terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivitas kerja, penampilan kognitif dan sistem kekebalan (Almatsier 2003).

Berdasarkan AKG 2004 (WNPG 2004), angka kecukupan zat besi (Fe) untuk pria dewasa usia 19-29 tahun, 30-49 tahun dan 50-64 tahun adalah 13 mg/orang/hari. Angka kecukupan zat besi (Fe) untuk wanita usia 19-29 tahun dan 30-49 tahun adalah 26 mg/orang/hari, sedangkan wanita usia 50-64 tahun adalah 12 mg/orang/hari.

Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama. Makanan yang memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh umumnya membawa ke arah status gizi yang baik. Status gizi seseorang juga berkaitan langsung dengan tingkat kesehatan (Suharjo. et al


(39)

Menurut Supariasa et al (2001), berat badan yang sangat kurang (under weight) mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berat badan yang melebihi batas normal (over weight) mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan normal merupakan idaman bagi setiap orang untuk menacapai tingkat kesehatan yang optimal. Keuntungan apabila berat badan normal adalah penampilan baik, lincah dan risiko sakit rendah). Berat badan yang kurang dan berlebihan akan menimbulkan risiko terhadap berbagai macam penyakit. Rumus perhitungan IMT adalah:

Berat badan (kg) IMT =

(Tinggi badan)2 (m2)

Tabel 1 Kategori Status Gizi Berdasarkan IMT menurut WHO (2007)

Kategori Status Gizi Cut-off points IMT

Underweight <18.50

Normal 18.50 - 22.99

Overweight 23.00

At risk 23.00 - 24.99

Obese class I 25.00 – 29.99

Obese class II 30.00

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan, juga keadaan penyakit edema, asites dan hepatomegali.


(40)

KERANGKA PEMIKIRAN

Konsumsi pangan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik sosial ekonomi yang meliputi jenis kelamin, umur dan pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

Konsumsi pangan karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar pada hari kerja diperoleh dari ketersediaan pangan rumah tangga dan ketersediaan pangan kantin perusahaan (makan siang dari kantin perusahaan). Penilaian konsumsi pangan karyawan secara individu dapat dilakukan dengan metode recall konsumsi pangan. Recall konsumsi pangan dilakukan pada hari kerja selama 2 hari (recall 2 x 24 jam). Konsumsi pangan ini selanjutnya akan memperngaruhi status gizi karyawan.

Tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) diketahui dari hasil recall 2 x 24 jam konsumsi pangan. Perhitungan tingkat konsumsi zat gizi dilakukan dengan membandingkan konsumsi zat gizi aktual terhadap angka kecukupan gizi yang dinyatakan dalam persen (%). Angka kecukupan gizi yang digunakan merujuk pada AKG 2004 (WNPG 2004).

Perbaikan konsumsi pangan berpengaruh terhadap status gizi karyawan dan selanjutnya berdampak pada tingkat produktivitas kerja. Penelitian ini akan meilhat hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) dan status gizi dengan produktivitas kerja. Produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi ini yang akan diukur adalah jumlah yang dihasilkan dalam sehari (output/hari) dan jumlah hari absen (ketidakhadiran kerja) dalam sebulan terakhir.


(41)

Gambar 1 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe) dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Karyawan pada Bagian Produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti = Hubungan yang diteliti = Hubungan yang tidak diteliti

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin

- Umur

- Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan

-

Pendapatan

Konsumsi Pangan - Recall konsumsi pangan - Konsumsi energi dan zat besi Ketersediaan pangan

rumah tangga

Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Besi (Fe) - Konsumsi energi dan zat besi aktual

- Angka kecukupan energi dan zat besi

Produktivitas Kerja - Output/hari (hasil per hari) - Absensi kerja sebulan terakhir

Status kesehatan Status gizi

Ketersediaan pangan untuk karyawan Penyelenggaraan makanan di kantin

perusahaan

- Pendidikan dan atihan

- Alat-alat produksi dan teknologi - Value system

- Iklim pekerja - Masa kerja


(42)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional Study, yaitu merupakan desain penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan model pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat. Pelaksanaan penelitian adalah di perusahaan jamu PT Air Mancur yang terletak di Palur, Karanganyar, Jawa Tengah. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan pertimbangan lokasi tempat penelitian yang strategis dan mudah dijangkau serta adanya penyelenggaraan makanan bagi karyawan, yaitu tersedianya kantin perusahaan yang menyediakan makanan bagi karyawannya. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Juni 2009.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian Produksi (karyawan Produksi) di PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Populasi karyawan Produksi yaitu sebesar 378 karyawan. Pengambilan contoh dilakukan secara

purposive menggunakan kriteria sebagai berikut: 1) Dapat diukur jumlah output/hari, 2) Bersedia mengisi kuesioner, 3) Tidak mengganggu jalannya proses produksi (ketentuan dari perusahaan).

Contoh diambil dari empat sub bagian Produksi, yaitu Nabati, Param, JBL dan Celep. Sub bagian Nabati terdiri atas satu kelompok, yaitu kelompok Nabati. Sub bagian Param terdiri dari kelompok Cetak-Param, Mesin Aduk-Param dan kelompok Mesin Pack-Param; JBL terdiri dari Persiapan 1-JBL, Persiapan 2-JBL dan Pack-JBL; dan sub bagian Celep terdiri dari Pack-Celep, Mesin Pack-Celep dan kelompok Mesin Wrap-Celep.

Gambar 2. Bagan Pengambilan Contoh Populasi karyawan produksi: 378

Calon contoh : 84

Purposive

Contoh: 80


(43)

Karyawan pada bagian Produksi yang memenuhi kriteria untuk dijadikan contoh dalam penelitian ini adalah 84 karyawan. setelah melalui editing dan

cleaning, terdapat 80 karyawan Produksi.

Tabel 2 Pengambilan Contoh dari Setiap Kelompok Produksi

No Sub bagian Kelompok Contoh Akhir Total

1 Nabati 7 7

2 Param Cetak-Param 21

31 Mesin Aduk-Param 5

Mesin Pack-Param 5

3 JBL Pack-JBL 5

13 Persiapan 1-JBL 4

Persiapan 2-JBL 4

4 Celep Pack-Celep 19

29 Mesin Pack-Celep 4

Mesin Wrap-Celep 6

Total 80

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan adalah gambaran umum perusahaan. Data primer yang dikumpulkan meliputi penyelenggaraan makanan, karakteristik sosial ekonomi, tingkat konsumsi energi dan zat besi, status gizi dan produktivitas kerja. Jenis data gambaran umum perusahaan yang dikumpulkan yaitu sejarah, misi dan tujuan dan lokasi perusahaan. Cara pengumpulan data sekunder yaitu dengan mengumpulkan data atau informasi dari perusahaan. Data gambaran umum perusahaan diperoleh dari studi pustaka (dari perpustakaan PT Air Mancur Palur, Karanganyar).

Jenis data penyelenggaraan makanan yang dikumpulkan yaitu cara produksi dan distribusi makanan. Produksi makanan yaitu cara pengolahan makanan, sedangkan distribusi makanan yaitu cara penyajian makanan. Cara pengumpulan data penyelenggaraan makanan untuk karyawan adalah melalui wawancara dengan kepala kantin karyawan PT Air Mancur Palur, Karanganyar.

Jenis data karakteristik sosial ekonomi karyawan yang dikumpulkan meliputi jenis kelamin, umur, besar keluarga, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan. Cara pengumpulan data karakteristik sosial ekonomi adalah dengan menjawab daftar pertanyaan pada kuesioner.

Jenis data tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) yang dikumpulkan yaitu jenis data konsumsi energi dan zat besi dan angka kecukupan energi dan zat besi. Jenis data konsumsi energi dan zat besi dapat diketahui dari konsumsi


(1)

No Kelompok Konsumsi Energi (kkal)

AKE (kkal)

Konsumsi Fe (mg)

AKFe (mg)

75 Mes Wrap-Celep 3103 2664 20,38 13

76 1965 1718 18,19 12

77 1825 2504 12,29 13

78 1794 2504 13,27 13

79 2537 2504 20,17 13

80 2307 1002 26,06 12

Rata-rata 2255 2149 18,39


(2)

Lampiran 5 Tingkat Konsumsi, Status Gizi dan Produktivitas Kerja (Output/hari)

No Kelompok TKE TKFe Status Gizi Produktivitas

(%) Kat (%) Kat IMT Kat n Kat

1 Nabati 92,70 norm 138,37 norm 22,49 norm 5 rata

2 58,52 def brt 125,45 norm 22,41 norm 7 rata

3 104,05 norm 177,43 norm 27,04 pre-ob 7 rata

4 122,88 lebih 143,77 norm 27,10 pre-ob 5 rata

5 98,08 norm 132,55 norm 27,18 pre-ob 12 rata

6 123,58 lebih 147,43 norm 30,82 ob I 4 rata

7 112,20 norm 66,84 def 26,91 pre-ob 5 rata

8 Mes

Aduk-Param 108,68 norm 106,08 norm 19,23 norm 9 rata

9 80,73 def rgn 130,01 norm 25,34 pre-ob 13 rata

10 82,67 def rgn 125,70 norm 18,25 krs rgn 9 rata

11 81,41 def rgn 77,33 norm 17,72 krs rgn 6 rata

12 108,09 norm 142,28 norm 23,44 norm 14 rata

13 Cetak 68,71 def brt 62,13 def 21,48 norm 2500 rata 14 Param 121,45 lebih 44,84 def 26,22 pre-ob 3000 rata

15 80,82 def rgn 54,64 def 22,94 norm 2500 rata

16 91,99 norm 55,16 def 21,37 norm 2500 rata

17 94,55 norm 87,44 norm 23,05 norm 5000 rata

18 130,02 lebih 64,42 def 19,15 norm 2500 rata

19 103,54 norm 52,76 def 17,22 krs rgn 3000 rata

20 94,63 norm 52,16 def 19,88 norm 2500 rata

21 132,16 lebih 124,86 norm 21,78 norm 2500 rata

22 128,91 lebih 126,41 norm 26,49 pre-ob 2210 rata

23 92,50 norm 90,24 norm 22,66 norm 2500 rata

24 107,31 norm 147,17 norm 24,97 norm 5000 rata

25 95,97 norm 69,87 def 27,06 pre-ob 2250 rata

26 97,07 norm 68,61 def 24,12 norm 2500 rata

27 96,41 norm 42,41 def 24,61 norm 3000 rata

28 94,80 norm 93,77 norm 22,22 norm 2720 rata

29 97,54 norm 72,32 def 27,56 pre-ob 2500 rata

30 104,18 norm 35,40 def 22,31 norm 5000 rata

31 108,53 norm 31,64 def 19,15 norm 2500 rata

32 135,50 lebih 45,08 def 25,81 pre-ob 3000 rata

33 105,94 norm 78,31 norm 26,12 pre-ob 2600 rata

34 Mesin 174,95 lebih 108,02 norm 25,51 pre-ob 8 rata 35 Pack 83,51 def rgn 115,88 norm 19,72 norm 6 rata 36 Param 97,07 norm 135,81 norm 23,31 norm 8 rata

37 142,96 lebih 277,14 norm 27,47 pre-ob 8 rata

38 140,54 lebih 237,35 norm 22,89 norm 8 rata


(3)

No Kelompok TKE TKFe Status Gizi Produktivitas

(%) Kat (%) Kat IMT Kat n Kat

41 48,30 def brt 30,09 def 20,70 norm 3500 rata

42 89,15 def rgn 93,73 norm 20,44 norm 3500 rata

43 71,86 def sdg 90,44 norm 17,58 krs rgn 3500 rata 44 Persiapan 96,14 norm 28,23 def 19,92 norm 3000 rata 45 2-JBL 125,73 lebih 94,39 norm 28,06 pre-ob 3000 rata

46 199,32 lebih 59,64 def 37,86 ob II 1000 rata

47 82,43 def rgn 88,80 norm 24,56 norm 3000 rata

48 Pack-JBL 121,58 lebih 113,14 norm 30,22 ob I 500 rata

49 147,50 lebih 215,19 norm 26,63 pre-ob 500 rata

50 97,73 norm 128,05 norm 22,84 norm 500 rata

51 102,14 norm 58,39 def 29,97 pre-ob 500 rata

52 Mesin 83,27 def rgn 119,12 norm 20,96 norm 17000 rata 53 Pack- 62,17 def brt 32,73 def 18,49 krs rgn 19000 rata 54 Celep 92,23 norm 83,09 norm 20,55 norm 18500 rata

55 108,41 norm 87,72 norm 21,10 norm 18000 rata

56 Pack-Celep 98,05 norm 58,32 def 29,30 pre-ob 10000 rata

57 113,29 norm 130,85 norm 22,89 norm 10000 rata

58 95,61 norm 57,10 def 24,89 norm 10000 rata

59 96,15 norm 121,57 norm 21,80 norm 10000 rata

60 125,63 lebih 109,74 norm 26,63 pre-ob 10000 rata

61 168,58 lebih 190,50 norm 21,30 norm 10000 rata

62 84,09 def rgn 89,37 norm 22,15 norm 10000 rata

63 133,47 lebih 41,46 def 20,00 norm 10000 rata

64 129,95 lebih 102,73 norm 26,67 pre-ob 10000 rata

65 90,39 norm 112,83 norm 23,34 norm 10000 rata

66 93,49 norm 107,18 norm 23,73 norm 10000 rata

67 119,39 norm 131,73 norm 19,83 norm 10000 rata

68 98,28 norm 94,55 norm 22,06 norm 10000 rata

69 96,56 norm 80,09 norm 20,43 norm 10000 rata

70 75,23 def sdg 104,06 norm 26,91 pre-ob 9000 rata

71 60,03 def brt 27,29 def 24,22 norm 10000 rata

72 100,40 norm 71,20 def 18,31 norm 10000 rata

73 78,22 def sdg 58,85 def 26,56 pre-ob 10000 rata

74 104,65 norm 114,61 norm 23,56 norm 9000 rata

75 Mesin 116,49 norm 156,74 norm 18,37 krs rgn 30000 rata 76 Wrap- 114,38 norm 151,56 norm 16,80 krs sdg 30000 rata 77 Celep 72,88 def sdg 94,57 norm 20,20 norm 30000 rata

78 71,64 def sdg 102,11 norm 21,48 norm 30000 rata

79 101,29 norm 155,14 norm 21,48 norm 30000 rata


(4)

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linear dan Korelasi

Spearman

Tingkat Konsumsi,

Status Gizi dan Produktivitas Kerja (Output/hari)

1. Dependen= IMT, Independen= TKE, TKFe

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 TKE . Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter

<= ,050, Probability-of-F-to-remove >= ,100). a. Dependent Variable: IMT

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .414a .172 .161 3.4454

a. Predictors: (Constant), TKE

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 191.905 1 191.905 16.166 .000a

Residual 925.930 78 11.871

Total 1117.835 79

a. Predictors: (Constant), TKE b. Dependent Variable: IMT

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.685 1.442 12.268 .000

TKE .053 .013 .414 4.021 .000

a. Dependent Variable: IMT

Excluded Variablesb

Model Beta In t Sig. Partial Correlation

Collinearity Statistics Tolerance

1 TKFe -.060a -.520 .605 -.059 .812

a. Predictors in the Model: (Constant), TKE b. Dependent Variable: IMT


(5)

Hasil Uji Korelasi

Spearman

Correlations

TKE TKFe IMT

Spearman's rho TKE Correlation Coefficient 1.000 .337** .315**

Sig. (2-tailed) . .002 .004

N 80 80 80

TKFe Correlation Coefficient .337** 1.000 .146

Sig. (2-tailed) .002 . .195

N 80 80 80

IMT Correlation Coefficient .315** .146 1.000

Sig. (2-tailed) .004 .195 .

N 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Dependen= output/hari, Independen= TKE, TKFe, IMT

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 IMTMesinAdukParam . Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= ,050, Probability-of-F-to-remove >= ,100).

a. Dependent Variable: OutputMesinAdukParam Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .915a .838 .783 1.52216

a. Predictors: (Constant), IMTMesinAdukParam

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 35.849 1 35.849 15.472 .029a

Residual 6.951 3 2.317

Total 42.800 4

a. Predictors: (Constant), IMTMesinAdukParam b. Dependent Variable: OutputMesinAdukParam

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -8.152 4.715 -1.729 .182

IMTMesinAdukParam .882 .224 .915 3.933 .029


(6)

Excluded Variablesb

Model Beta In t Sig.

Partial Correlation

Collinearity Statistics Tolerance

1 TKEMesinAduk

Param

.243a 1.062 .399 .601 .988

TKFeMesinAduk Param

.524a 3.368 .078 .922 .502

a. Predictors in the Model: (Constant), IMTMesinAdukParam b. Dependent Variable: OutputMesinAdukParam

Hasil Uji Korelasi Spearman

Correlations TKEMesin AdukParam OutputMesin AdukParam TKFeMesin AdukParam IMTMesin AdukParam Spearman's rho TKEMesin

AdukParam

Correlation Coefficient

1.000 .103 .000 -.100

Sig. (2-tailed)

. .870 1.000 .873

N 5 5 5 5

OutputMesin AdukParam

Correlation Coefficient

.103 1.000 .975** .872

Sig. (2-tailed)

.870 . .005 .054

N 5 5 5 5

TKFeMesin AdukParam

Correlation Coefficient

.000 .975** 1.000 .800

Sig. (2-tailed)

1.000 .005 . .104

N 5 5 5 5

IMTMesin AdukParam

Correlation Coefficient

-.100 .872 .800 1.000

Sig. (2-tailed)

.873 .054 .104 .

N 5 5 5 5


Dokumen yang terkait

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 30 70

Pengaruh Karakteristik Individu, Konsumsi Zat Gizi dan Sosial Budaya terhadap Kejadiaan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

18 158 132

Gambaran Konsumsi Zat Besi, Seng dan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar di SDN NO.060813 Kelurahan Pasar Merah Barat Kecamatan Medan Kota Tahun 2014

5 83 108

Hubungan Asupan Protein Dan Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

10 77 94

Hubungan Konsumsi Zat Besi (Fe) dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Ai Washliyah Kelurahan Tegal Sari UI Kecamatan Medan Area Tahun 2003

8 84 70

Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pencetak Batu Bata di Desa Ulee Pulo Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara

0 27 64

Efektivitas Penyerapan Logam Besi (Fe) dan Logam Natrium (Na) oleh Kitosan Nanopartikel Pada Limbah Cair Detergen

2 61 75

Hubungan Konsumsi Zat Besi Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Wanita Pencetak Batu Bata Di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 8

Hubungan Pemberian Suplemen Zat Besi dengan Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III

0 50 79

STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT AIR MANCUR PALUR KARANGANYAR

2 12 96