Uji daya hasil 9 genotipe tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) pada budidaya dataran rendah (Tajur, Bogor)

i

UJI DAYA HASIL 9 GENOTIPE TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BUDIDAYA DATARAN
RENDAH (TAJUR, BOGOR)

ACHMAD DIMYATI
A24070174

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

ii

RINGKASAN

ACHMAD DIMYATI. Uji Daya Hasil 9 Genotipe Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.) pada Budidaya Dataran Rendah (Tajur, Bogor).
(Dibimbing oleh SOBIR).


Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil dan kualitas 9 genotipe
potensial tomat yang ditanam di dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di Kebun
Percobaan IPB Tajur yang terletak pada ketinggian 190 mdpl dan Laboratorium
Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Penelitian dimulai
bulan Maret sampai Agustus 2011. Bahan yang diuji terdiri atas 7 genotipe
potensial, yaitu B0, M0, P0, SMO64, R0, P, NP dan 2 pembanding EF1(EMS)
dan PrmT (Permata).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
(RKLT) satu faktor dengan 7 genotipe potensial tomat dan 2 pembanding sebagai
perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 27 satuan percobaan.
Dari semua genotipe dan varietas yang diuji, tiga diantaranya memiliki
tipe pertumbuhan determinate (P, R0 dan EF1) dan enam memiliki tipe
pertumbuhan indeterminate (B0, M0, P0, SMO64, P dan Prmt). Dari hasil
penelitian, dapat dilihat bahwa pertumbuhan genotipe yang diuji cukup baik, tiga
genotipe (B0, M0 dan SMO64) yang diuji memiliki potensi produktivitas diatas
30 ton/ha, walaupun dari segi produktivitas masih di bawah varietas pembanding.
Dari keseluruhan peubah yang diamati genotipe B0 memiliki tinggi
tanaman tertinggi, varietas Prmt memiliki jumlah daun dan jumlah buah
terbanyak, varietas E F1 menghasilkan bobot terbesar, genotipe SMO64 memiliki

ukuran buah serta bobot rata-rata buah paling tinggi.
Karakter semua peubah yang diamati terbukti memiliki heritabilitas yang
tinggi (h² bs = 70.55-96.52%). Hal ini menunjukkan bahwa penampilan lebih
ditentukan oleh faktor genetik. Karakter demikian lebih mudah diwariskan pada
generasi berikutnya.

iii

UJI DAYA HASIL 9 GENOTIPE TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BUDIDAYA DATARAN
RENDAH (TAJUR, BOGOR)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ACHMAD DIMYATI
A24070174

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

iv

JUDUL

: UJI DAYA HASIL 9 GENOTIPE TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BUDIDAYA
DATARAN RENDAH (TAJUR, BOGOR)

NAMA

: ACHMAD DIMYATI

NIM

: A24070174


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sobir, MSi
NIP: 19640512 198903 1 002

Mengetahui,
Ketua Departemen
Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr.
NIP: 19611101 198703 1 003

Tanggal lulus :

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Leuwidinding, Kabupaten Cirebon, Provinsi

Jawa Barat pada tanggal 28 Januari 1989. Penulis merupakan anak kedua dari
delapan bersaudara dari Bapak Djafar dan Ibu Anah.
Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri Harapan Baru V, kemudian pada
tahun 2004 penulis menyelesaikan pendidikan SLTP Negeri 1 Bekasi. Penulis
menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Bekasi pada tahun 2007. Tahun 2007
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) pada Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan organisasi
dan kepanitiaan. Penulis tergabung dalam pengurus Bimbingan Remaja dan Anakanak (BIRENA) pada tahun 2007. Penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Tingkat Persiapan Bersama pada tahun 2008 dan menjadi koordinator
acara TPB SEHAT. Penulis menjabat sebagai Kepala Divisi Infokom Forum
Komunikasi Rohis Departemen (FKRD) Fakultas Pertanian tahun 2008-2009.
Pada program Kuliah Kerja Profesi (KKP) pada tahun 2010, penulis menjadi
koordinator kabupaten Pekalongan.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi kita semua. Alhamdulillah penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Uji Daya Hasil 9
Genotipe Tomat (Lycopersicum esculentum MILL.) pada Budidaya Dataran
Rendah (Tajur, Bogor) ”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ir. Sobir, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan pengarahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Rahmi Yunianti, SP. MSi dan Dr. Ir. Memen Surachman, MSc.Agr
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam
penulisan skripsi.
3. Ir. Jan Barlian selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
motivasi dalam menjalankan studi di AGH.
4. Orang tua beserta seluruh keluarga besar yang telah memberikan cinta dan
kasih sayang serta selalu mendukung dalam segala aktivitas.
5. Bapak Endang, Mas Awang serta seluruh pegawai Kebun Percobaan
PKBT Tajur yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung.
6. Segenap jajaran Dosen dan staf Departemen Agronomi dan Hortikultura
IPB yang telah memberikan ilmu dan pelayanan terbaik selama kuliah.
7. Warga Guinevere City : Away, Sidik, Akhir, Bowo, Joko, Rahmat,
Mukhlis, Fikri, Enal, Zae, Ayu, Ipeh, Ufa, Cizzipy, dan Sakuranisa.

8. Teman-teman Laskar Petani AGH 44 yang telah memberikan warna dan
kenangan bagi penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan serta memajukan pertanian Indonesia.

Bogor, Juni 2012

Penulis

1

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….

viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….


ix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..

x

PENDAHULUAN …………………………………………………………..

1

Latar Belakang ……………………………………………………………

1

Tujuan …………………………………………………………………….

2

Hipotesis ………………………………………………………………….


2

TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………

3

Botani Tanaman Tomat ………………………………………………….

3

Agriklimat ………………………………………………………………..

5

Mutu Buah Tomat ………………………………………………………..

5

Pemuliaan Tanaman ……………………………………………………....


7

BAHAN DAN METODE …………………………………………………..

8

Tempat dan Waktu ……………………………………………………….

8

Bahan dan Alat …………………………………………………………..

8

Metode Penelitian ………………………………………………………..

8

Pelaksanaan ………………………………………………………………


9

Pengamatan ………………………………………………………………

10

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………….

11

Kondisi Umum …………………………………………………………..

11

Rekapitulasi Uji F Berbagai Peubah ……………………………………..

13

Peubah Vegetatif ……………………………………………………..….

14

Peubah Generatif …………………………………………………………

16

Produksi …………………………………………………………………..

17

Peubah Kualitatif ………………………………………………………..

19

Heritabilitas ………………………………………………………………

21

KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………

23

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

24

LAMPIRAN ……………………………………………………………….

26

1

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Ukuran buah tomat dalam beberapa kategori ………………………

6

2. Rekapitulasi uji F berbagai peubah …………………………………

13

3. Nilai tengah tinggi tanaman dan jumlah daun majemuk 7 genotipe
dan 2 varietas pembanding …………………………………………

15

4. Nilai tengah umur berbunga, umur panen dan jumlah fruitset 7
genotipe dan 2 varietas pembanding ……………………………….

16

5. Nilai tengah produksi 7 genotipe dan 2 varietas pembanding ……...

17

6. Nilai tengah dimensi buah, kekerasan buah dan TAT 7 genotipe
dan 2 varietas pembanding …………………………………………

20

7. Nilai duga heritabilitas dalam arti luas ……………………………..

21

2

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.

Penampilan tanaman penelitian di Kebun Percobaan IPB Tajur …..

11

2.

Penampilan tomat yang terserang hama ……………………………

12

3.

Penampilan tomat yang terserang penyakit ………………………..

12

4.

Penampilan fruitset beberapa genotipe penelitian …………………

16

5.

Keragaan tujuh genotipe dan dua varietas pembanding tomat …....

19

3

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1.

Gambar dokumentasi penelitian …………………………………

27

2.

Tabel 1. Sidik Ragam Karakter Tinggi Tanaman ………………

28

3.

Tabel 2. Sidik Ragam Karakter Jumlah Daun Majemuk ………..

28

4.

Tabel 3. Sidik Ragam Karakter Jumlah Fruitset ……………….

28

5.

Tabel 4. Sidik Ragam Karakter Umur Berbunga ………………..

29

6.

Tabel 5. Sidik Ragam Karakter Umur Panen ……………………

29

7.

Tabel 6. Sidik Ragam Karakter Diameter Buah …………………

29

8.

Tabel 7. Sidik Ragam Karakter Panjang Buah …………………..

30

9.

Tabel 8. Sidik Ragam Karakter Kekerasan Pangkal Buah ………

30

10.

Tabel 9. Sidik Ragam Karakter Kekerasan Tengah Buah ……….

30

11.

Tabel 10. Sidik Ragam Karakter Kekerasan Ujung Buah ……….

31

12.

Tabel 11. Sidik Ragam Karakter Total Asam Tertitrasi …….......

31

13.

Tabel 12. Sidik Ragam Karakter Jumlah Buah per Tanaman ……

31

14.

Tabel 13. Sidik Ragam Karakter Bobot Buah per Tanaman …….

32

15.

Tabel 14. Sidik Ragam Karakter Bobot per Buah ……………….

32

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat. Rasa buah tomat adalah manis segar
yang dapat memberikan kesegaran pada tubuh. Tomat sebagai komoditas sayuran
berperan pula dalam penyediaan bahan baku industri makanan.
Tomat mengandung zat lycopen yang tinggi. Lycopen ini merupakan
pigmen yang menyebabkan tomat berwarna merah. Seperti halnya betakaroten,
lycopen termasuk ke dalam golongan karotenoid. Zat lycopen berkhasiat untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit seperti kanker paru-paru,
kanker prostat, kanker rahim, tumor pankreas dan tumor tenggorokan (Cahyono,
2008). Karena cita rasa dan manfaat tomat inilah, konsumsi akan komoditas tomat
sangat tinggi dan menjadi komoditas perdagangan internasional.
Komoditas

tomat

yang

beradaptasi

luas

akan

lebih

mudah

pengembangannya dibanding komoditas sayuran yang menghendaki kondisi
lingkungan tertentu. Keterbatasan areal budidaya tanaman tomat di dataran tinggi
dan sangat beresiko terjadinya degradasi lingkungan. Hal ini jelas merupakan
ancaman bagi kelangsungan sistem pertanian dan tantangan bagi upaya
konservasinya.
Upaya pengembangan tomat dari tahun ke tahun terus meningkat (Hadi,
1994 dan BPS, 2010). Hal ini memberikan indikasi bahwa potensi pengembangan
tomat di dataran rendah sangat prospektif. Namun masih terdapat berbagai
kendala dalam budidaya tomat di dataran rendah, antara lain : (i) Kesesuaian
iklim. Tomat tumbuh baik pada temperatur antara 65°F-90°F (18,3°C-32,2°C)
dengan kelembaban udara sekitar 95% (Jones, 2008), (ii) Produktivitas. Perlu
adanya peningkatan produktivitas tomat dataran rendah. Saat ini tanaman tomat
dataran rendah memiliki produktivitas lebih rendah dibandingkan dengan tomat
yang dibudidayakan di dataran tinggi, (iii) Kualitas Buah. Tomat yang ideal
memiliki ukuran yang seragam, warna buah merata, berdaging buah tebal dan
cukup keras, serta tinggi akan kandungan nutrisi, (iv) Ketahanan terhadap hama

2

dan penyakit. Tanaman tomat dataran rendah rentan terhadap penyakit, curah
hujan tinggi disertai temperatur tinggi mudah terserang Pseudomonas
solanacearum (penyakit layu bakteri), sehingga hasil buahnya akan rendah
(Villareal, 1980).
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan
Hortikultura IPB perlu melakukan perakitan varietas unggul baru. Upaya tersebut
diharapkan dapat mencari varietas tomat unggul. Varietas-varietas tersebut
diharapkan dapat dibudidayakan dengan baik pada dataran rendah, dengan
produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, yang penting pula
memiliki tekstur kulit yang lebih tebal sehingga saat proses pengangkutan, buah
tidak mudah rusak. Masalah yang dihadapi dalam penggunaan galur-galur
potensial adalah fenomena perbedaan hasil bila ditanam pada lingkungan yang
berbeda. Untuk itu diperlukan pengujian untuk mengetahui daya hasil dan kualitas
varietas tersebut dengan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kondisi tempat
suatu varietas akan dibudidayakan.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji serta membandingkan daya hasil
dan kualitas 9 genotipe potensial tomat yang ditanam di dataran rendah.

Hipotesis
Terdapat genotipe yang memiliki daya hasil dan kualitas lebih baik
dibandingkan varietas pembanding pada budidaya di dataran rendah.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tomat
Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis
Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali
berasal dari Amerika Latin yang dibawa oleh orang Spanyol dan Portugis pada
abah ke-16. Saat ini, budidaya tomat modern dan tomat hibrida dapat tumbuh
dengan baik pada iklim yang berbeda dari daerah asalnya (Villareal, 1979).
Klasifikasi botani tomat memiliki sejarah yang menarik, pertama kali
tomat ditempatkan pada genus Solanum, bersama dengan kentang, dan
diidentifikasikan sebagai Solanum lycopersicon. Walaupun telah diubah menjadi
Lycopersicum esculentum, hal ini memiliki arti sederhana “dapat dimakan”.
Walau terdapat persamaan karakteristik antara kentang dengan tomat, warna
bunga terutama pada bentuk dan struktur tepung sari yang membedakan kedua
tanaman tersebut.
Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk famili Solaneceae.
Secara lengkap para ilmuwan mengklasifikasikan tanaman tomat dengan
sistematik sebagai berikut. Kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionia,
Division Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Subclass Asteridae, Ordo
Solanales, Family Solaneceae, Genus Solanum, Spesies Lycopersicum esculentum
(Jones, 2008).
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum MILL.) adalah tanaman
semusim, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman
berbunga (Angiospermae). Bentuk daunnya bercelah menyirip tanpa stippelae
(daun penumpu). Jumlah daunnya ganjil, antara 5-7 helai. Di sela-sela pasangan
daun terdapat 1-2 pasang daun kecil yang berbentuk delta (Tugiyono, 2007).
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya
tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat
berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai ± 2 meter. Oleh karena itu
tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir agar tidak roboh di tanah tetapi
tumbuh secara vertikal.

4

Untuk dapat berproduksi dengan baik diperlukan perkembangan organ
yang baik. Organ-organ penting tersebut antara lain sebagai berikut :
Akar. Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus ke
dalam tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping tetapi
dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan tumbuh dengan
baik bila ditanam pada lahan yang gembur atau porous. Ketersediaan air dan
nutrisi merupakan dua faktor penting pada lingkungan perakaran, memiliki
dampak pada perkembangan tanaman.
Batang. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat,
berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulubulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batangnya berwarna hijau, pada ruas-ruas
batang mengalami penebalan, dan pada ruas-ruas bawah tumbuh akar pendek.
Selain itu batang tomat dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan
akan bercabang banyak yang menyebar secara merata.
Daun. Daun tanaman tomat berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan
membentuk celah-celah menyirip agak melengkung ke dalam. Daun berwarna
hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5-7. Ukuran daun
sekitar (15-30) cm x (10-25) cm dengan panjang tangkai sekitar 3-6 cm. Diantara
daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun
majemuk pada tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi
batang tanaman.
Bunga. Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm
dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna
hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lainnya adalah
mahkota bunga, berjumlah 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. Bunga tomat
merupakan bunga sempurna, karena benang sari dan kepala putik terletak pada
bungan yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik
berwarna kekuningan.
Buah. Buah tomat memiliki bentuk yang bervariasi, bergantung pada
jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk bulat, oval, dan bulat persegi. Ukuran
nya sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki bobot 8 gram dan
yang berukuran besar memiliki bobot 180 gram. Buah tomat yang masih muda

5

berwarna hijau-muda, bila sudah matang berubah menjadi merah. Buah tomat
muda memiliki rasa getir dan beraroma tidak sedap, sebab masih mengandung zat
lycopersicin yang berbentuk lendir.
Aroma yang tidak sedap itu akan hilang dengan sendirinya pada saat buah
memasuki fase pematangan hingga matang. Rasanya juga akan berubah menjadi
manis agak masam yang mencirikan rasa buah tomat. Buah tomat terdiri dari 2
hingga 12 lokul yang mengandung banyak biji (Jones, 2008).

Agriklimat
Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah
gembur dengan pH antara 5-6. Temperatur udara yang terbaik bagi pertumbuhan
tomat adalah 23°C pada siang hari dan 17°C pada malam hari. Selisihnya adalah
6°C. Suhu yang tinggi diikuti kelembaban yang relatif tinggi menyebabkan
penyakit daun berkembang, sedangkan kelembaban yang relatif rendah dapat
mengganggu pembentukan buah. Untuk tanaman tomat yang masih muda,
kelembaban relatif tinggi (95%) akan merangsang pertumbuhan, karena asimilasi
menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.

Mutu Buah Tomat
Buah tomat sangat mudah berubah, baik dari segi fisik maupun
karakteristik kimia. Ada dua penggunaan utama komoditas tomat : pengolahan
dan konsumsi pasar segar.
Komponen kualitas buah tomat untuk tipe olahan memiliki komponen
kualitas yaitu warna, pH, total keasaman dan total padatan terlarut. Sedangkan
komponen kualitas buah tomat untuk konsumsi segar meliputi ukuran, bentuk,
kekerasan dan permukaan kulit yang bebas dari cacat dan serangan hama
penyakit.
Bentuk fisik dari buah tomat dipengaruhi oleh varietasnya, apakah bundar,
oxheart, menyerupai plum. Ada beberapa kelainan buah yang akan mengubah
bentuk buah. Salah satu kasus umum kesalahan bentuk disebabkan karena
penyerbukan yang kurang sempurna, sehingga bila buah telah matang, satu atau

6

lebih lokul tidak mengandung jumlah biji yang dibutuhkan untuk mengisi ruang
tersebut.
Kekerasan kulit buah ditentukan oleh beberapa faktor. Umumnya
penanganan dan penyimpanan buah dari waktu panen hingga waktu pengiriman
ke pasar akan berpengaruh signifikan terhadap bagaimana buah tersebut
dikomsumsi oleh konsumen. Faktor tersebut terkait oleh penyimpanan yang sesuai
dan penanganan yang tepat. Faktor lain adalah hara kalium dan nitrogen, tanaman
yang mendapat cukup kalium akan secara normal menghasilkan buah yang keras,
tanaman yang tidak mendapatkan asupan hara kalium dan nitrogen yang seimbang
akan menghasilkan kulit buah yang tipis.
Tabel 1. Ukuran Buah Tomat dalam Beberapa Kategori
Ukuran buah

Diameter (mm)
Minimum

Maksimum

Sangat Kecil

48

54

Kecil

54

58

Sedang

58

64

Besar

64

73

Sangat Besar

73

88

Ukuran Maksimal

88

-

Sumber : (Jones, 2008)
Klasifikasi Warna. Berikut ini adalah indikator dari tahap-tahap
kematangan untuk beberapa macam kemasakan buah :
Hijau: permukaan kulit tomat sepenuhnya berwarna hijau. Corak warna hijau
dapat dibedakan antara cerah dan gelap. Semburat Kuning : ada batas antara
warna hijau dengan kuning pucat, merah muda, merah tidak lebih dari 10% dari
keseluruhan kulit buah. Turning: lebih dari 10%, tetapi tidak lebih dari 30% pada
agregat kulit buah. Ada kombinasi warna antara hijau, kuning, merah muda,
hingga merah pucat. Merah muda : lebih dari 30%, tetapi tidak lebih dari 60%,
pada permukaan terlihat merah pucat dan merah. Merah cerah : lebih dari 60%,
tetapi tidak lebih dari 90% dari keseluruhan permukaan terlihat merah cerah
hingga merah. Merah : lebih dari 90% dari keseluruhan permukaan terlihat merah
(Jones, 2008).

7

Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan potensi genetik tanaman, sehingga diperoleh
varietas baru dengan hasil dan kualitas yang lebih baik. Umumnya perbaikan sifat
genetik tersebut dapat dicapai melalui tiga cara yaitu : (1) dengan penggabungan
sifat-sifat baik yang berasal dari dua atau lebih tetua, yang kemudian dilakukan
seleksi, (2) dengan seleksi sifat-sifat baik yang telah tersedia dalam suatu populasi
alam yang heterogen, (3) dengan manipulasi atau perubahan susunan genom dan
gen secara mutasi (Purwati, 1997).
Pada umumnya

tujuan pemuliaan tanaman tomat adalah untuk

meningkatkan produktivitas dan kualitas, perbaikan ketahanan terhadap hama dan
penyakit tertentu, perbaikan sifat-sifat hortikultura, dan meningkatkan sifat untuk
mengatasi cekaman terhadap lingkungan tertentu, sehingga diperolehlah suatu
varietas unggul.
Untuk mendapatkan varietas baru dapat diperoleh dari sumber genetik
(plasma nutfah) atau dari hasil persilangan. Melalui serangkaian percobaan yang
dilakukan dari sumber genetik (plasma nutfah) maka dilakukan evaluasi. Apabila
hasil evaluasi tersebut baik bisa didapat varietas baru, namun bila belum
mendapatkan varietas unggul perlu dilakukan perakitan. Dalam penelitian ini
hanya sampai pada tahap evaluasi pertama setelah pemilihan plasma nutfah.
Setelah proses perakitan tersebut dilakukan evaluasi tahap dua. Galur yang
beradaptasi baik dapat dilepas sebagai varietas baru. Penelitian varietas baru yang
lebih unggul dari varietas yang telah beredar di masyarakat merupakan upaya
untuk meningkatkan efisiensi usahatani.

8

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Tajur yang terletak
pada ketinggian 190 mdpl dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi
dan Hortikultura, IPB. Penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai Agustus 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang diuji terdiri dari 7 genotipe potensial, yaitu B0, M0, P0,
SMO64, R0, P, NP dan 2 pembanding EF1 dan PrmT. Alat yang digunakan dalam
penelitian meliputi ajir, meteran, tray, alat tulis, kamera, penetrometer,
handrefractometer dan alat-alat pertanian umum. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang, Urea, NPK mutiara, SP-36 dan KCl. Untuk melindungi tanaman
dari serangan hama dan penyakit digunakan, pestisida nabati, furadan 3G,
Curacron, Antracol, Kelthane.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)
satu faktor dengan 7 genotipe potensial tomat dan 2 pembanding sebagai
perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan terdapat 25 tanaman dengan 10 tanaman contoh, jarak tanam 60 cm x
60 cm. Secara statistik model rancangan yang digunakan adalah :
Yij

= µ + τi + βj + εij

Keterangan:
Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Rataan umum
τi = Pengaruh perlakuan genotipe ke-i
βj = Pengaruh ulangan ke-j
εij = Pengaruh galat percobaan dari genotipe ke-i dan ulangan ke-j
i = 1,2,3,..9
j = 1,2,3
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-F dan apabila hasil
yang diperoleh berpengaruh nyata maka dilakukan uji nilai tengah dengan
menggunakan uji Dunnett pada taraf 5%.

9

Pelaksanaan

Persemaian dan Penanaman
Benih dikecambahkan dalam bak semai menggunakan media tanam bokasi
yang telah disterilkan. Setelah berumur tiga minggu tanaman dipindahkan ke
bumbungan selama tiga minggu. Lokasi persemaian berada di dalam nethouse.
Perawatan persemaian berupa penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.
Sebelum penanaman, lahan dibersihkan dari gulma dan diolah dengan
menggunakan cangkul dan kored, lalu lahan dibiarkan terjemur matahari selama
dua minggu. Setelah 2 minggu pupuk kandang dan pupuk dasar yaitu SP-36
dicampur merata dengan tanah kemudian dilakukan pembuatan bedengan. Bibit
tomat ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dan setiap bedengan ditanami 2
baris tomat. Penanaman dilakukan dengan cara transplanting dan setelah itu
dilakukan penyiraman. Pupuk Urea, SP-36 dan KCl diberikan dengan cara
melingkar.

Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiangan, penyiraman, pengajiran, pemangkasan,
perempelan, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Penyiangan dilakukan pada gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.
Pengajiran

dilakukan

untuk

membantu

tanaman

agar

kokoh,

mengoptimalkan sinar matahari ke tanaman, membantu penyebaran tunas, daun,
ranting tomat supaya teratur dan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2 MST.
Ajir dipasang tegak di setiap tanaman tomat dengan jarak 10 cm, tanaman
diikatkan ke ajir dengan menggunakan tali rafia dengan membentuk angka 8.
Pengajiran dilakukan kepada semua tanaman baik tomat determinate maupun
indeterminate.
Pemupukan

dilakukan

seminggu

sekali.

Pemupukan

dilakukan

menggunakan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 8 g/L air. Penyemprotan
pestisida yang digunakan antara lain Antracol dengan dosis 2 g/L air.

10

Pengamatan
Pengamatan dilakukan tiap minggu. Beberapa peubah yang diamati pada
penelitian ini adalah peubah fisik dan kimia. Pengamatan yang diamati meliputi:
1. Tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tanaman
setelah panen kedua.
2. Jumlah daun majemuk, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
3. Umur berbunga, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
4. Umur panen, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
5. Jumlah fruitset, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
6. Ukuran buah, meliputi diameter buah dari 10 buah setiap genotipe di
setiap ulangan.
7. Bobot per buah, diamati dari 10 buah tiap genotipe di setiap ulangan.
8. Bobot buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
9. Kekerasan pada buah diukur dengan menggunakan alat penetrometer.
10. Kandungan

padatan

terlarut

total

diukur

dengan

menggunakan

handrefractometer.
11. Kandungan total asam tertitrasi (TAT) dilakukan dengan cara titrasi.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Agustus 2011. Penyemaian
dilakukan di kebun IPB Tajur, benih yang berkecambah mengalami etiolasi
karena kekurangan cahaya matahari saat disemai beberapa saat sebelum
penanaman bibit atau transplanting.
Penanaman bibit dilakukan saat bibit berumur 42 hari, seharusnya
penanaman bibit dilakukan ketika bibit berumur 25-35 hari, kondisi ini
disebabkan terlambat dalam melakukan pembumbunan. Disamping itu kondisi
ruang semai yang kurang pencahayaan serta kelembaban relatif tinggi, beberapa
bibit yang telah dibumbun terserang jamur. Penanaman bibit dilakukan pada pagi
hari agar tanaman tidak mengalami stres. Berdasarkan data Stasiun Meteorologi
dan Geofisika, Bogor (2008), pada bulan April hingga Agustus, di kebun
percobaan IPB Tajur curah hujan rata-rata 188,34 mm/bulan, suhu 25,54°C dan
kelembaban 82,1%.
Menurut Sutarya et al (1995) waktu tanam tomat yang baik adalah ditanam
sebelum musim hujan berakhir yakni bulan April-Mei, sehingga curah hujan tidak
menyebabkan kerusakan batang tanaman dan meningkatnya serangan OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman).
Penanaman dilakukan pada bulan April, namun karena perubahan iklim
global menyebabkan hingga bulan Juni hujan masih sering turun, hal ini
mengakibatkan beberapa tangkai tomat patah dan akibat kondisi lembab disertai
suhu yang tinggi beberapa tanaman tomat terserang OPT.

Gambar 1. Penampilan tanaman penelitian di Kebun Percobaan IPB Tajur (A)
Penampakan tanaman penelitian (B) Batang tanaman yang patah
akibat deraan hujan.

12

Beberapa hama yang menyerang tomat selama penelitan adalah ulat buah
tomat (Helicoverpa armigera Hubn.) dan ulat grayak (Spodoptera litura F.).
Serangan hama tersebut tidak menurunkan kuantitas hasil panen, namun
menurunkan kualitas hasil atau penampilan buah.

Gambar 2. Tomat yang terserang hama (A) ulat buah tomat (Helicoverpa
armigera Hubn.) (B) ulat grayak (Spodoptera litura F.).
Penyakit yang menyerang tanaman tomat antara lain:

penyakit rebah

kecambah yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani Kuhn. yang menyerang bibit
semai tomat di persemaian, penyakit antraknos (Colletotrichum coccodes) dengan
serangan tidak parah, penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum) yang
menyerang beberapa tanaman contoh, serta penyakit virus kuning dan daun
menggulung yang menyebabkan tanaman menjadi kerdil.

Gambar 3. Penampilan tanaman tomat yang terserang penyakit (A) penyakit layu
fusarium (Fusarium oxysporum) (B) Virus Kuning Daun Menggulung
(TYLCV)

13

Rekapitulasi Uji F Berbagai Peubah
Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi sidik ragam pada berbagai
peubah yang diamati menunjukkan bahwa perlakuan genotipe berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun majemuk, jumlah fruit set, umur berbunga,
umur panen, panjang buah, diameter buah, diameter tinggi buah, kekerasan
pangkal buah, kekerasan tengah buah, kekerasan ujung buah, PTT, TAT, jumlah
buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan bobot per buah. Perlakuan
genotipe tidak berpengaruh nyata terhadap peubah lainnya (Tabel 2).
Tabel 2. Rekapitulasi Uji F Berbagai Peubah
Peubah
KT

F hit

KK (%)

Tinggi Tanaman

728.066615**