The Communication Effectiveness onImplementation Activities of Strengthening Community Food Distribution Institutional. (The Case of “Maju Bersama” Joint Farmer’s Group of Bumiharjo Village, Batanghari Sub-district, East Lampung District)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
(Kasus Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama Desa Bumiharjo
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)

M. FIKRI AKBAR
I352100031

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN


KEGIATAN

PENGUATANLEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Kasus
Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari
Kabupaten Lampung Timur)” adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimibing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2012

M. Fikri Akbar
NIM I352100031

ABSTRACT
M. Fikri Akbar. The Communication Effectiveness onImplementation
Activities of Strengthening Community Food Distribution Institutional. (The
Case of “Maju Bersama” Joint Farmer’s Group of Bumiharjo Village,

Batanghari Sub-district, East Lampung District) Under direction of
NURMALA K. PANJAITAN and YATRI I. KUSUMASTUTI

Government Regulation No. 68 of 2002 on food security stated that food
needs fulfillment is not only the matter of production but also distribution issues,
which cause many problems. The objectives of the research were to describe
strengthening program of food community distribution institutional (P-PLDPM),
analyze forms of communication of Joint Farmer’s Group (Gapoktan) in the
program and analyze communication effectiveness of in the program. The
research was designed as a descriptive and correlational survey research. The
study site selection was purposively selected namely Gapoktan Maju Bersama of
Bumiharjo Village, Batanghari Subdistrict, East Lampung District. Primary data
collection and field observations were carried out during April to June 2012.
Respondents of this study amounted to 83 farmers who know the P-PLDPM. The
data used in this research consisted of primary data and secondary data. Data
analysis applied descriptive statistics and Spearman Rank Correlation Analysis
using Excel and SPSS 15.0 program for Windows. Gapoktan Maju Bersama have
been implementing the strengthening community food distribution institutional
program since 2010 up to date. The most frequent communication forms, which
were performed by Gapoktan Maju Bersama management was group meeting

with the field companion and farmer members.In the group meeting, a
discussionalways takes place.Farmers' level of understanding on the P-PLDPM
activities determined the communication effectiveness, because it could
significantly change knowledgeand behavior levels.
Keywords: communication effectiveness, communication forms, program of
strengthening community food distribution institutional

RINGKASAN
M. FIKRI AKBAR. Efektivitas Komunikasi dalam Pelaksanaan Kegiatan
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Kasus Gabungan
Kelompok Tani Maju Bersama Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari
Kabupaten Lampung Timur) dibimbing oleh NURMALA K. PANJAITAN
dan YATRI I. KUSUMASTUTI.
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang bersifat mendasar, sehingga
memiliki sifat strategis dalam pembangunan baik tingkat wilayah maupun
nasional.Untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh
penduduk dan menjamin agar setiap rumah tangga dapat mengakses pangan sesuai
kebutuhannya, merupakan sasaran utama dalam pembangunan ketahanan pangan
wilayah, yang akan terakumulasi pada pembangunan ketahanan pangan nasional.
Pembagian tugas mengenai cadangan pangan tersebut, dituangkan dalam PP No.

68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Mendeskripsikan pelaksanaan Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat(P-LDPM) pada Gapoktan Maju Bersama. (2) Menganalisis bentuk
komunikasi Gapoktan dalam Kegiatan P-LDPM pada Gapoktan Maju Bersama.
(3) Menganalisis efektivitas komunikasi dalam Kegiatan P-LDPM pada Gapoktan
Maju Bersama Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung
Timur.
Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan
dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang
ditangkap dan dipahami oleh penerima. Seperti yang dikemukakan Berlo (1960),
agar terjadi komunikasi yang efektif, komponen-komponen komunikasi perlu
diperhatikan, mulai dari komunikator, pesan, saluran, dan komunikan sebagai
sasaran komunikasi. Selanjutnya Effendy (2006) menyatakan komunikasi dapat
dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak yaitu pengetahuan, afektif dan
perilaku.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumiharjo, Kecamatan Batanghari,
Kabupaten Lampung Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive). Pengumpulan data primer dan pengamatan lapangan dilaksanakan
selama bulan April sampai dengan Juni 2012. Populasi dalam penelitian adalah
seluruh petani yang tergabung dalam Gapoktan Maju Bersama berjumlah 830

petani yang berpartisipasi dalam kegiatan P-LDPM. Penarikan responden
menggunakan teknik purposive sampling, karena tidak semua anggota Gapoktan
Maju Bersama mengetahui kegiatan P-LDPM meskipun mereka ikut serta dalam
kegiatan. Responden penelitian ini berjumlah 83 petani yang mengetahui kegiatan
P-LDPM. Data yang terkumpul meliputi data primer dan sekunder baik bersifat
kuantitatif maupun kualitatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
program Excel dan SPSS 15.0 for Windows, yaitu statistik deskriptif dan analisis
korelasi rank spearman.
Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara.
Gapoktan Maju Bersama terdiri dari 36 Poktan dengan anggota yang berjumlah
830 orang petani. Gapoktan Maju Bersama telah menerima dana APBN untuk
mendukung kegiatan P-LDPM, yang diberikan selama tiga tahun yaitu: (a) tahap
penumbuhan pada tahun pertama, (b) tahap pengembangan pada tahun kedua, dan

(c) tahap mandiri pada tahun ketiga. Gapoktan Maju Bersama saat ini masih pada
tahap pengembangan. Dana Bansos tahun pertama dan kedua disalurkan langsung
ke rekening Gapoktan Maju Bersama untuk penguatan dan pemberdayaan
Gapoktan. Sedangkan untuk tahun ketiga akan dialokasikan dana APBN untuk
pembinaan tahap akhir menuju kemandirian. Pengurus Gapoktan menyampaikan
kegiatan P-LDPM dalam pertemuan kelompok dengan petani anggota

kelompoknya yang melibatkan PPL dan perangkat desa. Dalam pertemuan
kelompok selalu terjadi tanya jawab antara pengurus Gapoktan dengan petani
anggotanya, tetapi responden hanya kadang-kadang saja bertanya dalam
pertemuan kelompok tersebut. Kadang-kadang bertanya bukan karena tidak ada
kesempatan, namun responden terkadang kesulitan menyampaikan secara verbal
apa yang ada dalampikiran mereka sehingga kurang berani bertanya.Efektivitas
komunikasi dilihat dari tiga aspek meliputi tingkat pengetahuan, tingkat afektif
dan tingkat perilaku. Untuk tingkat pengetahuan dan tingkat afektif responden
sudah cukup tinggi dan positif namun untuk tingkat perilaku masih perlu
ditingkatkan partisipasi dari petani anggota Gapoktan Maju bersama.
Berdasarkan hasil korelasi dapat dilihat bahwa bentuk komunikasi dan
intensitas interaksi tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan, tingkat afektif
dan tingkat perilaku. Tingkat pemahaman pesan sangat berhubungan dengan
tingkat pengetahuan dan tingkat perilaku, jadi semakin tinggi pemahaman
responden tentang P-LDPM maka perubahan tingkat pengetahuan dan tingkat
perilaku responden akan semakin tinggi. Jenis bahasa yang digunakan sangat
berhubungan dengan perubahan tingkat pengetahuan dan berhubungan dengan
tingkat perilaku, sehingga dapat dikatakan semakin dimengerti bahasa yang
digunakan oleh pengurus Gapoktan dan PPL maka akan sangat menambah
pengetahuan responden dan mengubah perilaku responden. Tingkat komunikasi

antar pribadi berhubungan dengan tingkat perilaku sehingga semakin sering
terjadi komunikasi antara petani anggota Gapoktan maka petani akan semakin
berpartisipasi dalam kegiatan P-LDPM. Tingkat komunikasi kelompok
berhubungan dengan tingkat afektif, jadi semakin sering terjadi pertemuan
kelompok maka semakin positif penilaian petani tentang P-LDPM. Tingkat
komunikasi bermedia tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan, tingkat afektif
dan tingkat perilaku, karena pengurus Gapoktan dan PPL hanya menggunakan
surat edaran untuk mengundang petani dalam sosialisasi kegiatan P-LDPM.
Tingkat persepsi petani berhubungan dengan tingkat afektif dan tingkat perilaku,
sehingga dapat dikatakan semakin mudah dijalankan kegiatan P-LDPM dan
persepsi petani anggota Gapoktan semakin positif pula tingkat afektif petani
namun untuk tingkat perilaku semakin sulit persepsi petani tentang kegiatan PLDPM maka petani merasa memiliki tantangan dalam menjalankannya. Tingkat
kepercayaan berhubungan dengan tingkat pengetahuan, semakin percaya petani
kepada pengurus Gapoktan dan PPL maka tingkat pengetahuan petani anggota
Gapoktan semakin baik. Dari data di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi
tingkat pemahaman responden akan pesan yang disampaikan pengurus Gapoktan
dan PPL maka semakin berhubungan denganperubahan tingkat pengetahuan juga
tingkat perilaku responden.

©Hak cipta milik IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
(Kasus Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama Desa Bumiharjo
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)

M. FIKRI AKBAR

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Judul Tesis : EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN
MASYARAKAT(Kasus Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama
Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)
Nama
: M. FIKRI AKBAR
NIM
: I352100031

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr. Nurmala K. Panjaitan, MS, DEA
Ketua

Ir.Yatri I. Kusumastuti,MSi
Anggota

Diketahui
Koordinator Mayor
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Ujian: 31 Agustus 2012

Tanggal Lulus:


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
KEGIATAN
PENGUATAN
LEMBAGA
DISTRIBUSI
PANGAN
MASYARAKAT(Kasus Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama Desa
Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)” sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada program studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan (KMP), Sekolah Pascasarjana IPB.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepadaIbu Dr. Nurmala K. Panjaitan, MS,
DEA, selaku ketua komisi pembimbing dan IbuIr. Yatri I. Kusumastuti,MSi,
selaku anggota komisi pembimbing, karena dengan segala kesabaran, dedikasi
dan motivasi dalam memberikan bimbingan telah memberi arahan dan masukan
hingga tesis ini dapat penulis selesaikan.Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS, sebagai dosen penguji dan
Koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dan
beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan materi dan ilmunya selama
penulis menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.
Kedua orangtua, Ayah A. Fauzie Nurdin dan IbuAnita Linda, serta
saudaraku Atu Rahmawati Ahfan, Kanjeng Syamfikri Ghadafi, Daing A. Hadinata
Ahfan dan Daingtan Siti Mahmudah yang dengan cinta mereka memberi
dukungan, semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi.Teman
seluruh teman-teman di KMP angkatan 2010, umi Maya, mami Damay,mba Elly,
kk Poppy, mba Dewi, tante Ratih, usi Ine, mba uki,babe Oji, om Wije, ko Alim,
wak Lang, dan mas tuko, terima kasih untuk saling mendukung dan kebersamaan
selama dua tahun terakhir dalam menyelesaikan studi di KMP. Teman-teman
KMP S3 2010 bunda rita dan bu dyah dan lain-lain yang tak dapat disebutkan satu
persatu. Tidak lupa teman seperjuangan mba Sukma. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Gapoktan Maju Bersama dan berbagai pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu serta seluruh staf administrasi program studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.Semoga tesis ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2012
M. Fikri Akbar

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 Mei 1987 dari
pasangan Bapak A. Fauzie Nurdin dan Ibu Anita Linda. Penulis merupakan anak
ketiga dari tiga bersaudara. Mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah atas diselesaikan di Lampung. Tahun 2005 penulis lulus dari sekolah
menengah atas dan melanjutkan pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan penulis lulus pada tahun 2009.
Kemudian pada tahun 2010 penulis diterima pada Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan sampai dengan
saat ini.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Perumusan Masalah ....................................................................................... 4
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
Pengertian Komunikasi .................................................................................. 7
Unsur Komunikasi ......................................................................................... 9
Efektivitas Komunikasi ............................................................................... 18
Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat .................... 21
Gabungan Kelompok Tani........................................................................... 24
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .................................................. 27
Kerangka Pemikiran .................................................................................... 27
Hipotesis ...................................................................................................... 28
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 31
Desain Penelitian ......................................................................................... 31
Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 31
Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 31
Data dan Instumen ....................................................................................... 32
Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 32
Definisi Operasional .................................................................................... 33
Analisis Data................................................................................................ 36
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................. 37
Kondisi Lokasi Penelitian ............................................................................ 37
Kependudukan ............................................................................................. 39
Sarana dan Prasarana ................................................................................... 44
Pertanian ...................................................................................................... 46
PELAKSANAAN KEGIATAN P-LDPM ............................................................ 49
Gambaran Umum Gapoktan Maju Bersama................................................ 49
Komunikasi Dalam Gapoktan Maju Bersama ............................................. 49
Pelaksanaan Kegiatan P-LDPM .................................................................. 51
UNSUR KOMUNIKASI GAPOKTAN ............................................................... 61
Responden Penelitian................................................................................... 61
Bentuk Komunikasi Gapoktan ..................................................................... 62
Jenis Pesan ................................................................................................... 66
Saluran Komunikasi..................................................................................... 67
Penerima Informasi ...................................................................................... 69
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM ..................................... 73

xi

Hubungan Komunikasi Gapoktan dengan Efektivitas Komunikasi ............ 76
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Afektif ................................. 78
denganTingkat Perilaku ............................................................................... 78
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 81
Simpulan ...................................................................................................... 81
Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 83
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah dan Persentase Berdasarkan Status Kepemilikan Tanah di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 ..................................................................................... 38
2. Luas Lahan dan Persentase Berdasarkan Peruntukan Tanah di Desa Bumiharjo
Tahun 2012 ........................................................................................................ 38
3.Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bumiharjo
Tahun 2012 ........................................................................................................ 39
4. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Bumiharjo
Tahun 2012 ........................................................................................................ 39
5. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasar Usia Kelompok Pendidikan di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 ...................................................................................... 40
6. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasar Usia Kelompok Tenaga Kerja di
Desa Bumiharjo Tahun 2012............................................................................. 41
7. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 ...................................................................................... 41
8. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Lulusan Pendidikan Khusus di
Desa Bumiharjo Tahun 2012............................................................................. 42
9. Jumlah dan Pesentase Penduduk BerdasarkanJenis Mata Pencaharian di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 ...................................................................................... 43
10. Jumlah dan Persentase Organisasi Sosial di Desa Bumiharjo Tahun 2012 .... 43
11. Panjang Jalan dan Persentase Berdasarkan Jenis Jalan di Desa Bumiharjo
Tahun 2012 ...................................................................................................... 44
12. Jumlah Fasilitas Olahraga di Desa Bumiharjo Tahun 2012 ............................ 45
13. Jumlah Alat Komunikasi di Desa Bumiharjo Tahun 2012 ............................. 45
14. Jumlah Alat Transportasi di Desa Bumiharjo Tahun 2012 ............................. 46
15. Jumlah Produk dan Persentase Berdasarkan Jenis Tanaman Palawija di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 .................................................................................... 46
16. Jumlah Produk dan Persentase Bedasarkan Jenis Sayur-sayuran di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 .................................................................................... 47
17. Jumlah Produk dan Persentase Berdasarkan Jenis Buah-buahan di Desa
Bumiharjo Tahun 2012 .................................................................................... 48
18. Harga dan Volume Pembelian berdasarkan Peruntukan Dana Tahap
Pengembangan ................................................................................................. 57
19. Nilai, Harga dan Volume Pembelian untuk Pembangunan Gudang ............... 58
20. Pembelian Gabah Untuk Unit Usaha Pengolahan Cadangan Pangan ............. 59

xiii

21. Jumlah dan Persentase berdasarkan Karakteristik Petani Anggota Gapoktan
Maju Bersama.................................................................................................. 61
22. Jumlah dan Persentase responden berdasarkan Bentuk Komunikasi Kegiatan
P-LDPM ........................................................................................................... 63
23. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Intensitas Interaksi Pengurus,
PPL dan Responden Anggota Gapoktan Maju Bersama ................................. 64
24. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Jenis Pesan dalam Kegiatan PLDPM .............................................................................................................. 66
25. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Saluran Komunikasi Kegiatan
P-LDPM ........................................................................................................... 68
26. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Persepsi Petani pada Kegiatan
P-LDPM ........................................................................................................... 69
27. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepercayaan pada
Pengurus Gapoktan, PPL, dan sesama anggota Gapoktan ............................... 70
28. Jumlah dan Persentase Responden berdasar Tingkat Pengetahuan tentang
Kegiatan P-LDPM ........................................................................................... 73
29. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Afektif Petani tentang
Kegiatan P-LDPM ........................................................................................... 74
30. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Perilaku tentang
Kegiatan P-LDPM ........................................................................................... 75
31. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Afektif, Tingkat Perilaku
berdasarkan Bentuk Komunikasi Anggota Gapoktan Maju Bersama ............ 76
32. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Afektif berdasarkan Tingkat
Perilaku Anggota Gapoktan Maju Bersama .................................................... 78

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur . 87
2. Jumlah Anggota berdasarkan Kelompok Tani AnggotaGapoktan Maju
Bersama ............................................................................................................ 88
3. Pembelian Gabah Untuk Unit Usaha Distribusi dan Pemasaran Hasil Pertanian
.......................................................................................................................... 89
4. Foto-foto Kegiatan P-LDPM ............................................................................ 91

xv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang bersifat mendasar, sehingga
memiliki sifat strategis dalam pembangunan baik tingkat wilayah maupun
nasional. Untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh
penduduk dan menjamin agar setiap rumah tangga dapat mengakses pangan sesuai
kebutuhannya, merupakan sasaran utama dalam pembangunan ketahanan pangan
wilayah, yang akan terakumulasi pada pembangunan ketahanan pangan nasional.
Pembagian tugas mengenai cadangan pangan tersebut, dituangkan dalam PP
No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Pada pasal 5 menjelaskan: (a)
cadangan pangan nasional terdiri atas cadangan pangan pemerintah dan cadangan
pangan masyarakat; (b) cadangan pangan pemerintah terdiri atas cadangan pangan
pemerintah desa, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah propinsi, dan
cadangan pangan pemerintah pusat. Cadangan pangan dilakukan untuk
menanggulangi masalah pangan yang mencakup terjadinya kelebihan pangan,
kekurangan pangan, dan atau ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi
kebutuhan pangan.
Telah banyak kegiatan peningkatan cadangan pangan oleh pemerintah di
perdesaan, tetapi seringkali hasil kegiatan tersebut belum diserahkan kepada
pemerintah daerah untuk dilanjutkan pada pemerintah desa guna pembinaan lebih
lanjut. Akhirnya tidak satu SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) pun merasa
memiliki dan bertanggung jawab atas pembinaan dan keberlanjutan kegiatan
dimaksud, sehingga baik kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan
kemampuan mengelola cadangan pangan di desa semakin melemah.
Pemenuhan kebutuhan pangan tidak hanya masalah produksi tetapi juga
masalah distribusi yang banyak menimbulkan persoalan, karena hampir di semua
daerah penghasil utama pangan banyak dijumpai anggota masyarakat yang tidak
mempunyai akses pangan secara memadai. Hampir semua hasil produksi berubah
menjadi komoditi perdagangan daripada menjadi cadangan pangan sebagaimana
dahulu dipraktekkan melalui lumbung-lumbung pangan masyarakat dan desa.
Ketahanan pangan di desa menjadi sangat rentan. Kondisi desa yang rentan dan

2

rawan pangan menjadi ironis jika mengingat desa sebagai basis utama penghasil
pangan (beras).
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan menjadi salah satu
prioritas dalam pembangunan nasional dan daerah. Ada tiga alasan penting yang
melandasi adanya kesadaran dari semua komponen bangsa atas pentingnya
ketahanan pangan yaitu: (a) akses atas pangan yang cukup dan bergizi bagi setiap
penduduk

merupakan

salah

satu

pemenuhan

hak

azasi

manusia;

(b)

konsumsipangan dan gizi yang cukup merupakan basis bagi pembentukan sumber
daya manusia yang berkualitas; (c) ketahanan pangan merupakan basis bagi
ketahanan ekonomi, bahkan bagi ketahanan nasional suatu negara berdaulat
(Panduan Umum kegiatan P-LDPM).
Ketahanan pangannasional dicirikan dengan adanya ketersediaan pangan
yang cukup secara makro. Saat ini masih ada beberapa daerah dimana
masyarakatnya tidak mampu mengakses pangan yang cukup. Hal ini disebabkan
kondisi

masyarakat

yang

miskin

sehingga

mereka

tidak

memperoleh

aksesterhadap pangan. Di wilayah sentra produksi pertanian khususnya padi dan
jagung ketersediaan sarana prasarana pertanianuntuk produksi, pengolahan, dan
penyimpanan bervariasi dari satu wilayah dengan wilayah lain. Demikian juga
waktu panen yang tidak bersamaan di beberapa wilayah, dan iklim yang kurang
mendukung pada saat tanam maupun panen raya, menimbulkan masalah bagi
petani.
Petani selalu dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya: (a)
keterbatasan modal usaha untuk melakukan kegiatan pengolahan, penyimpanan,
pendistibusian atau pemasaran; (b) posisi tawar petani yang rendah pada saat
panen raya yang bersamaan dengan datangnya hujan, sehingga petani terpaksa
menjual produknya dengan harga rendah kepada para pelepas uang (pedagang
perantara); (c)keterbatasan akses pangan (beras) saat paceklik yang disebabkan
karena

tidak

memiliki

cadangan

pangan

yang

cukup.Dampak

dari

ketidakberdayaan petani, dapat menyebabkanketidakstabilan harga di wilayah

3

sentra produksi pertanian pada saat terjadi panen raya dan kekurangan pangan
pada saat musim paceklik.
Guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh petani, kelompok tani
(Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan) di daerah sentra produksi padi dan
jagung, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) cq Badan
Ketahanan Pangan (BKP), telah mengalokasikan dana APBN untuk memperkuat
modal dan kemampuan Gapoktan sehinggamempunyai akses terhadap pangan
melalui kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (kegiatan PLDPM).
Kegiatan P-LDPM adalah bagian kegiatan Peningkatan Ketahanan Pangan
tahun 2010 yang bertujuan meningkatkan kemampuan Gapoktan dan unit-unit
usaha yang dikelolanya (distribusi atau pemasaran dan cadangan pangan)dalam
usaha memupuk cadangan pangan dan memupuk modal dari usahanya dan dari
anggotanya yang tergabung dalam wadah Gapoktan. Kegiatan P-LDPM dibiayai
melalui APBN tahun anggaran 2010 dengan mekanisme dana bantuan sosial
(Bansos) yang disalurkan langsung kepada rekening Gapoktan.Adapun pola
kegiatan yang dilaksanakanpadakegiatan P-LDPM adalah dengan pemberdayaan
Gapoktan berupa pembinaan kelembagaan Gapoktan dan pemberian dana modal
untuk menyiapkana sarana dan prasarana berupa pembangunan gudang atau
lumbung serta penambahan modal untuk usaha jual beli(Panduan Umum Kegiatan
P-LDPM).
Kegiatan Penguata-LDPM juga memiliki dasar hukum untuk mengatasi
gejolak harga pangan pada saat panen raya secara eksplisit telah dituangkan dalam
Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1996 tentang Pangan (pasal 48). Sasaran dari
pengguna Pedoman Teknis Kegiatan P-LDPM tahun 2011 adalah Aparat Provinsi
dan Kabupaten atau Kota, Tim Pembina Provinsi, Tim Teknis Kabupaten atau
Kota, yang akan melaksanakan kegiatan P-LDPM tahun 2011 dan PPL yang akan
melakukan pembinaan terhadap Gapoktan tahap Penumbuhan, Pengembangan,
dan Kemandirian.

4

Perumusan Masalah
Gapoktan merupakan kelembagaan tani sebagai pelaksana kegiatan PLDPM dalam hal pengelolaan bantuan modal usaha bagi petani serta pengelolaan
program secara keseluruhan. Peran dan kemampuan Gapoktan sangat menentukan
dalam keberhasilan implementasi program ini. Namun, hal ini tak lepas dari
komunikasi yang terjadi di dalam Gapoktan tersebut baik komunikasi yang terjadi
antara Gapoktan kepada Poktan dan petani serta Badan Ketahanan Pangan Daerah
sebagai pengawas kegiatan.
Dalam suatu proses penyampaian sebuah kegiatan dibutuhkan komunikasi
yang efektif, agar masyarakat dapat diajak, dibimbing, diarahkan sehingga
menjadi masyarakat yang mau dan mampu secara aktif mengembangkan potensi
dirinya sehingga dapat menjadi masyarakat yang mandiri dalam menentukan masa
depannya sendiri. Namun demikian, kegiatan komunikasi tidak akan berjalan
sebagaimana yang diharapkan apabila tidak terdapat interaksi dinamis dan
harmonis antara komunikator dan komunikannya. Interaksi yang dinamis dan
harmonis akan terjadi apabila di antara komunikator dan komunikan telah ada
rasapercaya dan keterbukaan.
Kegiatan P-LDPM telah dilaksanakan tetapi pemahaman masyarakat
terhadap kegiatan ini masih beragam. Masih banyak petani anggota Gapoktan
yang ikut menjual hasil panen pada Gapoktan namun mereka tidak mengetahui
apa tujuan mereka menjual hasil panen pada Gapoktan. Kegiatan ini bertujuan
apabila musim paceklik datang petani tidak mengalami kesulitan pangan karena
memiliki ketersedian cadangan pada gudang milik Gapoktan. Lambatnya
perkembangan kegiatanini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya
adalah berasal dari dalam Gapoktan itu sendiri dalam menyampaikan informasi
tentang kegiatan P-LDPM dan dari Poktan yang ada dibawah Gapoktan itu sendiri
yang tidak dapat mengkoordinir setiap anggotanya.Gapoktan yang diduga sebagai
salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kegiatan P-LDPM tersebut.
Komunikasi yang efektif juga sangat diperlukan agar apa yang diinginkan
dari kegiatan P-LDPM baik oleh Kementan, BKP, Gapoktan, Poktan dan juga
petani dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat tercapai. Dengan komunikasi
yang efektif diharapkan akan dapat menghilangkan berbagai hambatan terutama

5

dalam hal tukar-menukar informasi maupun berbagai ketimpangan dalam
pelaksanaan kegiatan P-LDPM. Oleh karena itu, penelitian ini menguji dan
mengkaji sejauh mana efektivitas komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan PLDPM. Apakah melalui karakteristik kegiatan P-LDPM merupakan suatu
program baru dan sampai saat ini penelitian atau kajian yang secara spesifik
membahas tentang efektivitas komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM
bebelum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
dianggap perlu agar kegiatan Penguatan-LDPM dapat lebih dikembangkan lagi.
Berdasar pemaparan tersebutmaka masalah yang ingin di jawab dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan “Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat” oleh Gapoktan?
2. Bagaimana bentuk komunikasi Gapoktan dalam “Kegiatan Penguatan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat”?
3. Bagaimana efektivitas komunikasi Gapoktan dalam “Kegiatan Penguatan
Lembaga Distribusi Pangan”?
Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas
komunikasi yang terjadi Gapoktan pelaksana kegiatan P-LDPM di Kecamatan
Batanghari Kabupaten Lampung Timur.
Secara terperinci untuk mendukung tujuan utama tersebut disusun secara
spesifik tujuan-tujuan penelitian yang hendak dicarikan jawabannya, yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan “Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat” oleh Gapoktan.
2. Menganalisis bentuk komunikasi Gapoktan dalam “Kegiatan Penguatan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat”.
3. Menganalisis efektivitas komunikasi Gapoktan dalam “Kegiatan Penguatan
Lembaga Distribusi Pangan”.

6

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat:
1. Para pengambil kebijakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Lampung dan
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur, Sebagai bahan
masukan dalam menyempurnakan kegiatan P-LDPM dimasa yang akan datang.
2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan tentang efektivitas
komunikasi khususnya dalam kegiatan P-LDPM Gapoktan di perdesaan.
3. Dapat menjadi kerangka acuan atau refrensi dalam mengembangkan ilmu
komuniksasi pertanian.

7

TINJAUANPUSTAKA
Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin communis atau common dalam bahsa
Inggris yang berarti sama atau berusaha untuk mencapai kesamaan makana
(commonness) dan komunikasi dianggap sebagai suatu proses berbagi informasi
untuk mencapai saling pengertian atau kebersamaan. Komunikasi pada
hakekatnya adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu atau lebih penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
(Rogers, 2003). Aktivitas komunikasi selalu menyentuh seluruh aspek
kehidupan manusia,karena komunikasi adalah suatu pernyataan manusia, baik
secara peroranganmaupun secara kelompok, yang bersifat umum (tidak bersifat
rahasia) denganmenggunakan tanda-tanda, kode-kode atau lambang-lambang
tertentu(Soekartawi, 2005).
Tujuan dasar dalam komunikasi antar manusia adalahmencapai pengertian
bersama yang lebih luas dan mendalam. Bila masing-masingtelah memahami
makna yang disampaikan maka para peserta saling percayamempercayai atau
menyetujui penafsiran masing-masing. Mempercayai adalahtindakan menerima
informasi yang digunakan bersama sebagai hal yang sah danbenar. Dengan
mempercayai berarti menerima ketulusan orang yangmenggunakan informasi
bersama-sama.Secaraumum Effendy (1979), mendefinisikan komunikasi sebagai
proses

dimanaseorang

insan

(komunikator)

menyampaikan

perangsang

(biasanya lambang-lambangdalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku
insan-insan lainnya(komunikan atau sasaran). Oleh karena itu tujuan komunikasi
menurut Effendy (2000) ada empat, yaitu: (a) mengubah sikap, (b) mengubah
opini pendapat atau pandangan, (c) mengubah perilaku dan (d) mengubah
masyarakat.
Program pemerintah agar dapat berjalan dengan baik membutuhkan
komunikasi persuasi. Pada dasarnya komunikasi persuasi ialah kemampuan
komunikasi yang dapat membujuk atau mengarahkan orang lain. Perlu kita
ketahui bahwa ada tiga jenis pola komunikasi (Burgon & Huffner, 2002), yaitu:
1. Komunikasi

asertif,

yaitu

kemampuan

komunikasi

yang

mampu

menyampaikan pendapat secara lugas kepada orang lain (komunikan) namun

8

tidak melukai atau menyinggung secara verbal maupun non verbal (tidak ada
agresi verbal dan non verbal).
2. Komunikasi pasif, yaitu pola komunikasi yang tidak mempunyai umpan balik
yang maksimal sehingga proses komunikasi seringkali tidak efektif.
3. Komunikasi agresif, yaitu pola komunikasi yang mengutarakan pendapat atau
informasi atau pesan secara lugas namun terdapat agresi verbal maupun non
verbal.
Burgon & Huffner (2002) meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli
mengenai definisi komunikasi persuasi sebagai berikut:
1. Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat
orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator.
2. Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan
mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator.
Dalam komunikasi persuasi terdapat komponen atau elemen sehingga
dapat disebut sebagai komunikasi persuasi. Komponen tersebut antaranya;
1. Claim, yaitu pernyataan tujuan persuasi baik yang tersurat (eksplisit) maupun
tersirat (implisit).
2. Warrant, yaitu perintah yang dibungkus dengan ajakan atau bujukan sehingga
terkesan tidak memaksa.
3. Data, yaitu data-data atau fakta yang digunakan untuk memperkuat
argumentasi keunggulan pesan dari komunikator.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya
lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain.
Beberapa pendekatan itu antaranya:
1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang
terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang
menakutkan bagi audience atau komunikan dengan tujuan mengajak mereka
menuruti pesan yang diberikan komunikator.

9

3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang
bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena
mempunyai efek emosi yang positif.
4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah
diingat (memorable) oleh audience atau komunikan dengan tujuan membuat
efek emosi positif atau negatif.

Unsur Komunikasi
Menurut Berlo (1960) komunikasi akan berjalan efektif apabila ketepatan
(fidelity) dapat ditingkatkan dan gangguan (noise) dapat diperkecil. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur komunikasi, sebagai
berikut:
1. Komunikator harus memiliki keterampilan berkomunikasi, memiliki sikap
positifterhadap komunikan dan pesan yang disampaikan dapat meningkatkan
pengetahuan serta memahami kondisi sistem sosial dan budaya komunikan.
2. Pesan komunikasi yang disampaikan harus berorientasi pada isi, unsur,
struktur, kemasan dan kode yang dipahami.
3. Saluran ataumedia komunikasi harus sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, sesuai dengan isi pesan, sesuai dengan konteks komunikasi dan
diupayakan agar dapat menyentuh panca indra.
4. Komunikan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi,
bersikap positif terhadap komunikator dan pesan yang disampaikan, serta
dapat memahami kondisi sistem sosial dan budaya dari komunikator.
Seperti yang dikemukakan Berlo (1960), Effendy (2000) pula mengatakan
agar terjadi komunikasi yang efektif, komponen-komponen komunikasi perlu
diperhatikan, mualai dari komunikator, pesan, saluran, dan komunikan sebagai
sasaran komunikasi. Rincian unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
1. Komunikator penting diharapkan dalam melancarkan komunikasi memiliki
daya tarik dan kridibilitas. Seorang komunikator akan mampu mengubah
sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik. Apabila
komunikan merasa ada kesamaan dengan komunikator, maka komunikan
bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Dengan kata

10

lain seorang komunikator akan mendapat kepercayaan, apabila membahas
suatu persoalan sesuai dengan profesi atau keahliannya. Faktor heteropily
dapat menyebabkan komunikasi menjurus ke komunikasi yang tidak efektif.
2. Pesan komunikasi terdiri dari isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi
dapat satu macam, namun lambang yang digunakan dapat bermacam-macam,
lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.
Oleh karena itu, komunikasi bahasa memegang peranan sangat penting.
Tanpa penguasaan bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya tidak
dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat.
3. Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan untuk sampai kepada
komunikan (sasaran). Media komunikasi banyak macamnya dalam mencapai
sasaran komunikasi, yaitu dengan cara memilih salah satu atau gabungan dari
beberapa media. Pemilihan media tergantung pada tujuan yang akan dicapai,
pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Masingmasing media komunikasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
4. Komunikan, pengalaman komunikan merupakan ketentuan utama yang harus
dilaksanakan oleh komunikator dalam berkomunikasi. Ditinjau dari
komponen komunikan, seseorang dapat dan akan menerima pesan jika
terdapat empat kondisi secara simultan berikut: (a) komunikan benar-benar
dapat mengerti pesan komunikasi; (b) pada saat mengambil keputusan,
komunikan sadar bahwa keputusannya sesuai dengan tujuan; (c) pada saat
mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusan itu bersangkutan
dengan kepentingan pribadinya; dan (d) komunikan mampu untuk
menepatinya, baik secara mental maupun secara fisik.

Sumber Informasi
Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi dapat dilihat dari dua hal, yaitu: arah dan interaksi.
Wenburg dan Wilmot dalam Mulyana (2007) mengkategorikan definisi-definisi
bentuk komunikasi dalam tiga konseptual, meliputi:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah yaitu suatu pemahaman komunikasi
sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada

11

seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)
ataupun melalui media. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap sebagai
suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi
kebutuhankomunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau
membujuk untuk melakukan sesuatu.
2. Komunikasi sebagai interaksi yaitu sebuah pandangan yang menyertakan
komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya
bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik verbal maupun nonverbal,
seorang penerima beraksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpanbalik dari orang kedua dan begitu seterusnya.
3. Komunikasi sebagai transaksi yaitu komunikasi diartikan sebagai sebuah
proses yang dinamis yang secara berkesinambunganmengubah pihak-pihak
yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, maka orang-orang yang
berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan
dan mentransfer pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal atau
nonverbal.
Hakekat komunikasi adalah mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi
orang lain merupakan harapan atas perubahan prilaku yang ingin terjadi pada
orang tersebut. Berdasar arus pesan, pengaruh yang diinginkan serta ada
tindakannya umpan balik, maka para ahli membuat tipologi pola atau model
komunikasi. Applbaum dkk. (1973) dalam Hubies (2010) membedakannya
dalam empat tipologi, yaitu (a) one way influence model (model satu arah), (b)
two-way influencemodel (model dua arah), (c) interaction influencemodel
(model pengarah interaksi), dan (d) transaksional influencemodel (model
pengaruh transaksional). Tubbs dan Moss (2000) serta De Vito (1997),
membedakannya ke dalam tiga tipologi, yakni: linier, interaksional dan
transaksional.

Interaksi
Teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori interaksi memandang
kehidupan sosial sebagai suatu proses interaksi, komunikasi merupakan bentuk

12

interaksi. Komunikasi adalah kendaraan atau alat yang digunakan untuk
bertingkah laku dan untuk memahami serta memberi makna terhadap segala
sesuatu di sekitar kita (Morissan dan Wardhany, 2009).
Goldberg dan Larson (2006) bahwa interaksi adalah komunikasi antar
pribadi, interaksi mencakup penyampaian maksud dari pemikiran seorang
pemikir ke orang yang lain baik secara sengaja maupun tidak. Proses
komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi,
menyampaikan pesan guna mewujudkan motif komunikasi (Vardiansyah, 2004).
Mulyana (2007) menjelaskan bahwa komunikasi sebagai interaksi menyetarakan
komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya
bergantian yang memiliki respons atau umpan-balik.
Berinteraksi membutuhkan kontak satu sama lain dan juga komunikasi
antarorang yang melakukan kontak (Suharman 2010). Menurut Van den Ban dan
Hawkins (1999), interaksi merupakan proses saling mempengaruhi dan bersifat
timbal-balik dari suatu tindakan berbagai individu atau kelompok tani, biasanya
digabungkan dengan komunikasi. Interaksi sosial dapat berupa interaksi timbalbalik atau satu arah (kerjasama) dan perselisihan. Bungin (2009) mengatakan
bahwa kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka satu sama
lainnya, intensitas hubungan di antara mereka merupakan persyaratan utama
yang dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok tersebut.
Interaksi sosial adalah titik awal berlangsungnya suatu peristiwa sosial
merupakan

merupakan

hubungan-hubungan

sosial

yang dinamis

yang

menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Kata
sosial menyatakan bahwa lebih dari seorang yang terlibat dan interaksi berarti
bahwa terjadi saling mempengaruhi satu sama lain. (Gillin dan Gillin1954 dalam
Sumarti 2003). Adapun bentuk interaksi sosial tersebut menurut Soekanto
(2007) dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition) dan
bahkan juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Fisher(1986)
dalam(Littlejohn dan Foss 2009) berpendapat bahwa sebuah interaksi adalah
tindakan dari seseorang yang diikuti dengan tindakan yang lainnya.

13

Pesan
Jenis Pesan
Steve King (1975) dalam Fisher (1986) menganggap pesan sebagai suatu bentuk
yang disandi, yang tersirat di dalamnya pengaruh sosial. Sedangkan Widjaja
(1986) mengemukakan bahwa pesan adalah keseluruhan dari apa yang
disampaikan oleh komunikator, pesan itu mempunyai inti pesan atau tema yang
sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan
tingkah laku komunikan. Berlo (1960) mengartikan isi pesan sebagai materi
dalam pesan yang telah diseleksi oleh sumber untuk mengekpresikan tujuannya
berkomunikasi. Isi pesan meliputi pernyataan-pernyaan yang dibuat dan
informasi yang disajikan sumber, kesimpulan atau informasi yang dibuat orang
serta penilaian seseorang terhadap suatu pesan.
Pesan dapat secara panjang dan lebar mengupas berbagai segi namun inti
pesan dari komunikasi selalu mengarah pada tujuan akhir dari komunikasi.
Penyampaian pesan melalui lisan, face to face, langsung, menggunakan media
dan saluran. Isi pesan bersifat informatif, persuasif, koersif. Pesan yang mengena
harus memenuhi syarat yaitu : umum, jelas dan gamblang, bahasa yang jelas,
positif, seimbang, penyesuaian dengan keinginan komunikan. Hambatanhambatan pesan terdiri dari hambatan bahasa dan teknis.Menurut Tasmara
(1997) pesan-pesan akan sangat dipengaruhi oleh:
1. Kemampuan menerima dari komunikan
2. Proses pengaruh-mempengaruhi, bertambah intensif suatu interaksi sosial,
bertambah kaya pula
3. Daya tanggap (interpretasi) dari komunikan dalam menerima suatu pesan
komunikasi sangat ditentukan oleh situasi dirinya serta keterikatannya dengan
norma-norma dimana dia hidup sebagai anggota kelompok tertentu.
4. Pesan suatu komunikasi dipengaruhi juga oleh faktor sense of selectivity dari
komunikan, yaitu sejauh manakah pesan tersebut menguntungkan atau
merugikan bagi kepentingan dirinya.

14

Bahasa Pesan
Menurut Saussure dalam Littelejohn dan Foss (2009) membuat sebuah
pembeda penting antara bahasa formal, yang disebut dengan langgue, dan
kegunaan bahasa sebelumnya dalam komunikasi, yang ia sebut sebagai parole.
Kedua istilah Prancis ini dapat disamakan seperti dalam bahasa Inggris bahasa
dan pengucapan. Bahasa (langue) adalah sebuah sistem baku yang dapat
dianalisis terpisah dari kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengucapan
(parole) adalah kegunaan sebenarnya dari bahasa untuk mencapai tujuan. Pelaku
komunikasi tidak menciptakan peraturan bahasa. Peraturan ini berfungsi melalui
priode waktu yang lama dan “dianugrahkan” kepada kita saat bersosialisasi
dalam sebuah komunikasi bahasa.
Berlo (1960) mengartikan

Dokumen yang terkait

A Study Of Hamlet’s Hatred Towards Some Of Characters Depicted In Shakespeare’s Play “Hamlet

0 39 46

THE RELATIONSHIP OF LEADERSHIP OF THE VILLAGE HEAD WITH WORK EFFECTIVENESS OF THE VILLAGE OFFICIALS (Studies Of The Government In Talang Bojong Village Kotabumi Kota Of The North Lampung District)

0 3 53

The Internalization Cost of Conservation Practices of Potato Farming in Serayu Watershed (Case study in Igirmranak Village, Kejajar Sub- District, Wonosobo District).

0 4 246

Effectiveness Communications of Optimalization Backyards Program (Case of Sustainable Food Home Area Program in the Mulyasari Village Ciampel District Karawang of West Java)

0 3 212

Communication Network in The Implementation of Cassava Production Technology (Case in Cassava Farmers In The Village of Suko Binangun, Sub Way-Seputih, District of Centeral Lampung, Lampung Province)

0 25 322

The utilization of food and medicinal plants by community of around Laiwangi-Wanggameti National Park (Case Study at Katikuwai Village, Matawai Lapau Sub-District, East sumba District, East Nusa Tenggara)

2 80 308

Nakama E. & Masuda M. Factors for participatory forest rehabilitation activities in East Kalimantan, Indonesia: Case study of T village, Samboja sub-district, Kutai Kartanegara district

0 0 13

Empirical Bayesian Method for the Estimation of Literacy Rate at Sub-district Level Case Study: Sumenep District of East Java Province

0 0 7

Agroecological Appraisal of Community Food Security Strategy in the District of Belu East Nusa Tenggara

0 0 12

The Knowledge of Banana Farmers on Procedure to Obtain Bank Credit (A Case of Sagara Farmer Group in Kanoman Village, Cibeber Sub District of Cianjur District)

0 0 10