Perubahan Lingkungan Pengadaan Bahan Pustaka

dihasilkan oleh sivitas akademika untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran learning resources 3. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan pustaka 4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan pustaka. 5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. Menurut Yuni 2010, menyatakan ada beberapa kebijakan pengadaan bahan pustaka yaitu : 1. Anggaran, biasanya perpustakaan sudah memiliki anggran tetap untuk pengadaan bahan pustaka. 2. Jenis Pemakai dan kebutuhannya. 3. Jumlah Pustakawan, hal ini dikarenakan pengadaan yang terlalu banyak sedangkan jumlah pustakawan sedikit akan mempengaruhi bahan pustaka. 4. Bahasa.

2.3 Perubahan Lingkungan Pengadaan Bahan Pustaka

Perpustakaan dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Salah satu hal yang dapat mengembangkan perpustakaan adalah koleksi yang dimiliki, baik dalam koleksi tercetak ataupun koleksi yang sudah berbentuk elektronik. Aplikasi teknologi e-library atau bisa disebut sebagai perpustakaan digital, yang dimana koleksi ditransfer dalam bentuk elektronik untuk menunjang pelayanan perpustakaan lebih maksimal kepada pengguna. Hal ini tentunya sudah dapat diterapkan dalam setiap perpustakaan agar para pengguna dapat dengan mudah menelusur informasi yang dibutuhkan tanpa harus mengambil ke rak atau membawa dalam bentuk fisik. Hal ini tentunya tantangan bagi pegawai perpustakaan baik dari pimpinan, staf dan pustakawan khususnya dalam mengembangkan dan meggunakan kemampuan mereka secara total dan kreatif untuk mencapai tujuan perpustakaan dimasa depan. Sebagai contoh konkritnya koleksi bahan perpustakaan jenis e-resources dan pengolahannya masih terbatas dan belum dipahami oleh sebagian besar pustakawan secara menyeluruh sehingga dibutuhkan usaha-usaha guna mengatasi berbagai masalah dalam mengolah bahan perpustakaan e-resources, khususnya dalam masalah kataloging bahan perpustakaan sumber elektronik. Seiring perkembangan informasi dan teknologi tentunya kita tidak asing koleksi e-resources seperti e-book, e-journal, e-mail, dan sebagainya. Dimana koleksi tersebut dari tercetak dikonversikan ke dalam bentuk digital dalam menunjang proses aktifitas dalam bentuk elektronik dan digital. Berikut contoh koleksi berbentuk elektronik : 1. CD-ROM CD- ROM kepanjangan dari compact disk read only memori yang artinya bahhwa CD-ROM drive hanya bisa digunakan untuk membaca sebuah CD saja. Secara garis besar CD-ROM dibedakan menjadi 2 menurut tipenya yaitu : ATAIDE dan SCSI. Yang paling mendasari dari perbedaan tersebut adalah kecepatannya. Kalau ATA memiliki kecepatan 100-133Mbps sedangkan SCSI memiliki kecepatan kira- kira 150 Mbps. Untuk tipe SCSI biasanya ditemukan pada CR RW drive. Pada CD ROM terdapat tulisan 56X artinya kemampuan memberikan kecepatan transfer data sebesar 56 x150 Kbps. Tipe CD RW juga biasanya dibedakan berdasarkan kemapuan membakar dan membaca. CD RW tipe 12x8x32 artinya memiliki kemampuan membakar pada CD R secepat 12x, membakar pada CD RW secepat 8x, dan membaca CD RCD RWdengan kecepatan maksimal 32x. 2. E-Book Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis. Sebuah E-book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris, adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang dirancang khusus untuk tujuan ini”. Bentuk file e-book yang paling popular biasanya dibuat dalam bentuk .pdf dimana pembuatannya menggunakan program seperti Pdf955 , PrimoPDF, PDFCreator , CutePDF Writer, OpenOffice, dsb 3. E-Journal Disampaikan oleh Laoli 2009 bahwa e-journal memiliki kandungan informasi yang terbaru, current dan mutakhir artinya isi e-journal selalu terbaru serta informasinya dapat dipercaya karena memiliki identitas dokumen atau data bibliografis yang lengkap seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan abstrak serta alamat e-mail pengarang tercantum di dalam database sehingga memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal tersebut. Informasi yang relatif mutakhir serta informasi yang terpercaya maka sangat sesuai dengan kebutuhan para akademisi di perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam menuju perkembangan perpustakaan digital ini merupakan tantangan bagi pustakawan, karena sudah berbeda penanganan baik dalam bidang pengolahan, pengadaan, pengatalongan, dan klasifikasi. Dalam masalah pengadaan bahan pustaka elektronik akan mengarah pada pemikiran perpustakaan mau tidak mau perlu lebih banyak lagi membeli perangkat komputer dan software untuk mengakses informasi jarak jauh dari pada membeli buku dan jurnal cetak . Hal ini karena adanya teknologi baru dengan bertekadnya penerbit meluncurkan bahan pustaka elektronik. Selera pasar informasi yang berkiblat pada dunia maya dan meninggalkan dunia realiti, akan memicu semangat pustakawan mengejar impian dan wawasan masa depan .

2.4 Proses Pengadaan