Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

(1)

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA

PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PEUREULAK

KERTAS KARYA

DISUSUN

O

L

E

H

Meutia Ulfa

102201032

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini yang berjudul “Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak”, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan untaian rangkaian kata

terindah penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta H.M.Diah.AR dan ibunda tersayang Hj.Isnaniar, yang telah memberikan segenap jiwa dan raga untuk ku agar aku mampu menyelesaikan kertas karya ini, disaat aku terpuruk, terjatuh dan membutuhkan sandaran, hanya ayah dan bunda yang selalu hadir menjadi yang pertama membangunkan ku dari saat-saat terburuk dalam hidupku, segalanya ku persembahkan untuk ayah dan bunda, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya yang tak mampu di rangkai dalam bentuk kata-kata. Terima kasih untuk limpahan cinta dan kasih sayang yang tiada bertepi yang diberikan padaku, terima kasih untuk segala curahan perhatian yang tiada pernah habis untuk menjadikan ku kuat dan tabah dalam menyelesaikan kertas karya, terima kasih untuk semua pengorbanan yang diberikan ayah dan bunda untuk ku. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik seumur hidupku. Terima kasih untuk setiap hari ku, Tidak ada alasan untuk tidak mencintai mu my loly poly and my mommy.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang

diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Drs Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi


(3)

3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan dan bimbingan sampai kertas karya ini selesai.

4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.KOM selaku dosen pembaca pada kertas

karya ini.

5. Bapak Ishak S.S, M.Hum, selaku dosen wali yang telah memberikan

banyak arahan dan bimbingan selama ini penulis mengikuti kegiatan akademik.

6. Seluruh staf pengajar program studi D-III perpustakaan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan.

7. Untuk admin D-III Perpustakaan bg Suryawan S.Sos terima kasih untuk

waktu dan tenaga selama ini dan yang selalu memberikan masukan dan arahan kepada penulis dari masa perkuliahan hingga tahap akhir penyelesaian kertas karya ini.

8. Ibu Hj. Isnaniar selaku Kepala Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak dan

Drs. Husaini, S.pd, M.pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Peureulak.

9. Untuk seluruh keluarga besar ku terutama kakak ku tersayang Risca

Nadia,S.pd dan adik-adik ku tersayang M.Bayhaqi dan Dina Salmina yang telah memberikan penulis motivasi agar mampu menyelesaikan kertas karya ini.

10.Kepada Muhajir,S.pd (Gundud) yang setia membantu penulis dan

memberikan semangat yang tiada habisnya dalam penyelesaian kertas karya ini.

11.Untuk sahabat-sahabat terbaik dan terhebat ku : Fauziah haqiqi (Kipo), Tri Suci Wulandari (Chebond), Ryando Quares Purba (Cunn), Irfan Hendhika (Gembung), Hermansyah Tanjung (Idung), Jati Wirawan (Benjo), Heru Gunawan (Balonteli), Rachmad Iqbal (Bobo), Suci ramadhani (Jamban) terima kasih untuk hari-hari indah bersama kalian, canda tawa, kegembiraan, kesedihan. Dan juga yang selalu hadir memberikan semangat dan dukungan tiada habisnya untuk penulis dan tak akan pernah terlupakan, semoga persahabatan kita abadi selamanya.


(4)

12.Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang tidak bisa disebut satu persatu namanya, terima kasih atas kebersamaan dan hari-hari yang indah bersama kalian selama perkuliahan.

13.Seluruh adik-adik kelas penulis sinjo, sofy, dan semuanya semangat terus untuk mencapai tingkat akhir, terima kasih untuk hari indah selama ini. 14.Untuk sahabat-sahabat kesayangan ku : ida, sesek, erny, sarah, ita, qiqi,

nunun, tari, atta, Fazlur, Jupe, Deni, yang selalu memberikan dukungan untuk penulis.

15.Untuk sepupu tersayang Afiza Fadila, Yusra Wati,Amd,kep, Sari Keumla

Yusuf, S.pd dan Husna Meliza Yusuf,Amd,keb, yang setia mendampingi disaat terpuruk dan memberikan motivasi yang luar biasa bagi penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan kertas karya ini. Penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013

Penulis

Meutia Ulfa

Nim 102201032


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... . i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Ruang Lingkup ... 3

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah ... 4

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 4

2.1.2 Peran Perpustakaan Sekolah ... 5

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 6

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... . 7

2.1.5 Hal-hal yang menghambat Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 9

2.1.6 Tugas Perpustakaan Sekolah ... 9

2.2 Pengertian Pengadaaan Bahan Pustaka ... 10

2.3 Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka ... 11

2.4 Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka ... 12

2.5 Pengadaan Bahan Pustaka ... 12

2.5.1 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian ... 13

2.5.2 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah ... 15

2.5.3 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pertukaran ... 16

2.5.4 Penggandaan atau Reproduksi ... 17

2.6 Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka ... 18

2.7 Inventarisasi Bahan Pustaka... 19

2.7.1 Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka ... 19

2.7.2 Jenis-jenis Inventarisasi ... 20

2.7.3 Tujuan inventarisasi Bahan Pustaka ... 20

2.7.4 Tugas dan wewenang Inventarisasi Bahan Pustaka ... 21

2.7.5 Kegiatan Inventarisasi Bahan Pustaka ... 21

2.7.6 Inventarisasi Buku ... 24

2.8 Jenis Bahan Pustaka ... 24

2.8.1 Karya Cetak ... 25

2.8.2 Karya Noncetak... 25

2.8.3 Bentuk Mikro ... 26

2.8.4 Karya Dalam Bentuk Elektronik... 27

2.9 Seleksi Bahan Pustaka ... 27

2.9.1 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka ... 28

2.9.2 Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka ... 29

2.9.3 Pihak yang Berwenang Melakukan Seleksi ... 31


(6)

SMA NEGERI 1 PEUREULAK

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak ... 33

3.2 Visi Dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 1Peureulak... 33

3.2.1 Tujuan Perpustakaan ... ... 34

3.2.2 Struktur Organisasi ... 35

3.2.3 Tenaga Perpustakaan ... 36

3.2.4 Waktu Pelayanan ... 36

3.2.5 Anggaran Perpustakaan ... 36

3.2.6 Koleksi Perpustakaan ... 37

3.3 Pemilihan Bahan Pustaka ... 39

3.3.1 Pihak yang Berwenang Melakukan seleksi ... 40

3.3.2 Alat Bantu Seleksi ... 41

3.4 Pengadaan Bahan Pustaka ... 41

3.4.1 Pembelian ... 41

3.4.2 ggSumbangan Atau Hadiah... 43

3.5 Inventarisasi Bahan Pustaka... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 50

4.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(7)

Tabel 3.1 Koleksi Bahan Pustaka... ... 37

Tabel 3.2 Koleksi Bahan Pustaka Terbitan Berseri Majalah ... 38

Tabel 3.3 Koleksi bahan pustaka Peta... 38

Tabel 3.4 Koleksi Bahan Pustaka Referensi ... 39

Tabel 3.5 Daftar buku yang dibeli Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak ... 43

Tabel 3.6 Daftar buku sumbangan dari BRR (Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi)... 45

Tabel 3.7 Daftar koleksi buku sumbangan dari BPAD Aceh TimurPeureulak... 46

Tabel 3.8 Buku Inventarisasi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak... 49


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sebagai salah satu sarana pembelajaran dapat menjadi sumber kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, sekaligus menjadi tempat yang menyenangkan dan mengasyikkan. Begitu juga dengan perpustakaan sekolah yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pengggunanya. Tidak hanya itu, perpustakaan sekolah juga berperan penting dalam memilih, menghimpun, mengolah dan melayankan sumber daya informasi kepada pengguna. Salah satu ukuran untuk menentukan tercapainya tujuan dan fungsi suatu perpustakaan sekolah adalah tersedianya bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna. Untuk memenuhi segala kebutuhan pengguna tersebut, perlu adanya pengadaan bahan pustaka yang terencana dan terarah, yang disesuaikan dengan kurikulum masing-masing sekolah. Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan kerja pelayanan teknis yang dilakukan oleh perpustakaan untuk menyediakan informasi kepada pengguna demi tercapainya tujuan perpustakaan yaitu mendukung, memperlancar dan meningkatkan kualitas pendidikan sekolah. Pengadaan bahan pustaka tidak terlepas dari pembinaan koleksi yang merupakan salah satu kegiatan pelayanan teknis yang dilakukan perpustakaan dalam upaya meningkatkan kualitas perpustakaan dan mutu pelayanan informasi kepada pengguna perpustakaan sekolah adalah dengan cara mengadakan bahan pustaka dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perpustakaan harus mampu mendukung kegiatan bidang pengadaan, sehingga koleksi yang tersedia diperpustakaan benar-benar bermanfaat bagi pengguna. Pengadaan bahan pustaka di perpustakaan merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh perpustakaan sekolah dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada sivitas akademika. Berhasil tidaknya pengadaan bahan pustaka dapat diukur dengan sejauh mana bahan pustaka yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.


(9)

Perpustakaan sekolah yang baik akan berfungsi sebagai sumber informasi apabila dalam perpustakaan tersebut tersedia bahan pustaka yang dapat meningkatkan proses belajar mengajar bagi siswa dan guru. Dengan tersedianya koleksi bahan pustaka yang lengkap memungkinkan siswa dapat belajar dan mendapat informasi yang diinginkannya.

Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu perpustakaan. Tanpa pengadaan bahan pustaka, suatu perpustakaan tidak bisa dikatakan sempurna. Untuk itu, pengadaan bahan pustaka sangat dibutuhkan pada setiap perpustakaan karena melalui proses pengadaan bisa diketahui berasal dari mana saja bahan pustaka yang dimiliki, berapa banyak jumlah koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan, serta melihat relevansi bahan pustaka dengan kebutuhan pengguna. Pengadaan bahan pustaka merupakan kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka,untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan agar kebutuhan pengguna dapat terpenuhi, perlu diadakan pengadaan yang terencana, terorganisir dan terarah sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan dilayani.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan sekolah yang digunakan untuk siswa dan guru di lingkungan SMA Negeri 1 Peureulak. Dalam hal pengadaan koleksi bahan pustaka, perpustakaan sering mengalami kendala misalnya dalam pemilihan koleksi, keterbatasan dana dan pemanfaatan koleksi dan sebagainya. Oleh karena itu perpustakaan harus melakukan pengadaan koleksi perpustakaan secara cermat dan terseleksi sehingga pengadaan bahan pustaka lebih efisien.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan pengadaan bahan pustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak. Hal tersebut merupakan latar belakang ketertarikan penulis untuk memilih judul “Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan SMA Negeri 1


(10)

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan bahan pustaka yang

dilakukan oleh Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak.

2. Untuk mengetahui jenis koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan

SMA Negeri 1 Peureulak dalam proses pengadaan bahan pustaka.

1.3 Ruang Lingkup

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas penulis membatasi ruang lingkup penulisan kertas karya ini yaitu mengenai prosedur pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak. Pembahasannya mencakup tentang jenis bahan pustaka, kebijakan pengadaan bahan pustaka, sistem pengadaan bahan pustaka, seleksi bahan pustaka dan inventarisasi bahan pustaka.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan kertas karya ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari bahan pustaka atau literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penulisan kertas karya ini

2.Studi Lapangan

Penulis memperoleh data melalui pengamatan secara langsung ke Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak terutama ke bagian pengadaan bahan pustaka.

3.Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan pemimpin perpustakaan beserta staf yang berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka.


(11)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan sarana yang ada disekolah guna menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar dan sebagai sumber informasi, perpustakaan sekolah menjadi bagian penting dari tujuan pendidikan dan berperan sebagai elemen penting dalam keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran pengguna perpustakaan ini terbatas pada civitas akademika yaitu guru, siswa dan karyawan sekolah.

Perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (Negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media (Hasugian, 2009:79).

Menurut pendapat Sutarno NS (2003:49), “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan belajar”.

Sedangkan menurut Standar nasional Indonesia untuk Perpustakaan Sekolah (SNI 7329-2009) menyatakan bahwa:

Perpustakaan sekolah adalah satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2007:2), “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan siswa”.


(12)

Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola dan terdapat di lingkungan sekolah dengan tujuan membantu sekolah untuk mencapai tujuannya, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana guna menambah ilmu pengetahuan.

2.1.2 Peran Perpustakaan Sekolah

Menurut pendapat Sutarno (2006:68), peran perpustakaan sekolah merupakan bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan didalam perpustakaaan. Oleh karena itu peran yang harus dijalankan itu ikut menetukan dan mempengaruhi tercapainya visi, misi dan tujuan perpustakaan tersebut. Ada beberapa peranan perpustakaan sekolah antara lain:

1. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi

bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya manusia yang tak ternilai harganya.

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi

menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

3. Melestarikan budaya bangsa berdasarkan menghimpun informasi,

melestarikan informasi karena informasi yang tercetak dan non cetak itu hasil kreasi manusia atau hasil kebudayaan manusia.

4. Untuk memajukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu

perkembangan pengetahuan manusia dari hari ke hari atau dari masa ke masa akibat jasa perpustakaan.

5. Kancah studi, kancah penelitian dan ajang konsultasi disiplin ilmu, yaitu berdasarkan perpustakaan dan jasa perpustakaan , seseorang peserta didik dapat memilih manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

6. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan

pengguna dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

7. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai fasilitator, mediator, dan

motivator bagi pengguna yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.


(13)

Bafdal, ibarahim (2001), Peranan perpustakaan yang paling utama adalah memberi informasi dari berbagai disiplin ilmu. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah :

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan

antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya

2. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara

sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan pengguna

3. Sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin

mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengalamannya.

4. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam

keadaan baik.

5. Sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan pengguna dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

6. Secara tidak langsung perpustkaan yang berfungsi dan dimanfaatkan

dengan baik dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja.

7. Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kebiasaan membaca,

kegemaran membaca dan budaya baca melalui penyediaan berbagai bahan bacaan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna.

Dalam pernik pustakawan (2009) menyatakan bahwa, “Peranan perpustakaan berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan. Peranan perpustakaan yang paling utama adalah memberi informasi dari berbagai ilmu dan disiplin ilmu. Peranan yang dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan pengguna yang dilayani”.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah (2007:3),

tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarkannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik, Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah yang merupakan komponen utama pendidikan di sekolah diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan, sejalan dengan hal tersebut maka perpustakaan sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:


(14)

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

2. Membantu para siswa menulis kreatif dengan bimbingan guru dan

pustakawan

3. Menumbuhkembangkan minat baca dan kebiasaan membaca para siswa

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat

membaca dan semangat belajar para siswa

6. Dengan membaca buku yang mengandung ilmu pengetahuan dan

teknologi yang disediakan oleh perpustakaan, maka siswa akan dapat memperluas dan memperdalam serta memperkaya pengalaman belajar

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen dan lainnya.

Pendapat lain dalam pedoman perpustakaan sekolah IFLA/UNESCO (2006), menjelaskan dari tujuan perpustakaan sekolah adalah:

1. Mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimana digariskan

dalam misi dan kurikulum sekolah

2. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan siswa dalam kebiasaan

membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat

3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan menciptakan

dan menggunakan informasi untuk pengetahuan pemahaman, dan daya pikir

4. Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran serta kepekaan

budaya dan sosial

5. Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional dan global

dan kesempataan pembelajaran menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beragam.

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut pendapat Yusuf (2007:4-6), perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu:

1. Fungsi Edukatif

Secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolnya banyak membantu para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.


(15)

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang di perlukannya

3. Fungsi Riset

Perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber/obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi

4. Fungsi rekreatif

Perpustakaan diharapkan dapat mengembangkan minat rekreasi melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang dan dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : novel, puisi dan sebagainya.

5. Fungsi Edukatif

Secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolnya banyak membantu para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut

6. Fungsi Informatif

Perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang di perlukannya

7. Fungsi Riset

Perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber/obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi

8. Fungsi rekreatif

Perpustakaan diharapkan dapat mengembangkan minat rekreasi melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang dan dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : novel, puisi dan sebagainya.

Menurut Millburga (2006: 61-62) menyatakan bahwa, fungsi dari perpustakaan sekolah yaitu:

1. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu

menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas

2. Memupuk daya kritis pada siswa

3. Membiasakan siswa mencari informasi di perpustakaan

4. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa

5. Tempat untuk melestarikan kebudayaan

6. Sebagai pusat penerangan

7. Menjadi pusat dokumentasi


(16)

9. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas

10. Memupuk daya kritis pada siswa

11. Membiasakan siswa mencari informasi di perpustakaan

12. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa

13. Tempat untuk melestarikan kebudayaan

14. Sebagai pusat penerangan 15. Menjadi pusat dokumentasi 16. Sebagai tempat rekreasi

2.1.5 Hal-hal yang menghambat fungsi perpustakaan sekolah

Mustafa, Riyan (2012), ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah, antara lain:

1. Terbatasnya ruang perpustakaan dan juga letaknya yang kurang strategis

2. Keterbatasan bahan pustaka baik dalam hal jumlah, variasi maupun

kualitasnya

3. Terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan)

4. Kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak

siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan.

2.1.6 Tugas Perpustakaan Sekolah

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2007:7), tugas perpustakaan sekolah adalah:

1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan

membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi(bahan pustaka) dalam bentuk apa saja.

2. Mengolah sumber informasi seperti buku, majalah, surat kabar dan jenis

koleksi lainnya dengan menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yaitu siswa dan guru dilingkungan sekolah yang bersangkutan.

3. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada

segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Menurut Yuven (2010), menyatakan bahwa tugas perpustakaan sekolah

dapat dirinci sebagai berikut:

1. Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, perpustakaan sekolah berfungsi

membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing danMengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi.

2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya


(17)

3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca menuju kebiasaan belajar mandiri

4. Membantu anak mengembangkan bakat minat dan kegemaramannya

5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan.

2.2 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka

Rangkaian kegiatan pengadaan bahan pustaka atau koleksi di perpustakaan sekolah meliputi kegiatan pemilihan koleksi dan cara teknik pengadaannya. Dasar dari pengadaan koleksi untuk perpustakaan sekolah adalah dengan memerhatikan kebutuhan-kebutuhan pengguna perpustakaan yang bersangkutan. Setiap bahan pustaka yang bakal diadakan oleh suatu perpustakaan biasanya dilakukan seleksi terlebih dahulu, penyelesaian merupakan faktor yang penting maka diperlukan suatu kemampuan dan keahlian serta pengalaman agar suatu perpustakaan selalu berupaya untuk menyajikan informasi yang dapat memuaskan penggunanya.

Perpustakaan merupakan sarana pendukung kegiatan belajar mengajar dimana kegiatan utama perpustakaan adalah menyebarkan informasi dan pengetahuan, salah satu jenisnya adalah perpustakaan sekolah yang merupakan suatu perpustakaan yang berada pada suatu lingkungan sekolah dan berfungsi untuk membantu mencapai tujuan sekolah tersebut dengan koleksi-koleksi yang dimiliki. Pada dasarnya perpustakan sekolah merupakan suatu unit. pelaksanaan teknis yang merupakan bagian integral pada suatu perpustakaan sekolah. Tugas pokok suatu perpustakaan adalah memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna. Untuk mengadakan tugas tersebut perpustakaan harus didukung oleh koleksi yang lengkap, tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam,video kaset, CD-ROM dan lain-lain.


(18)

Menurut Sulistyo-Basuki (2001: 27), “Pengadaan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu pada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk mengembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi”.

Menurut Darmono (2001 : 57), “Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka”.

Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 174), “Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.

“Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual” (Sumantri, 2002 : 29)

Selain pendapat di atas Pangaribuan (2009 : 1) menjelaskan, “Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu kegiatan kerja dalam proses pengelolahan yang harus ditangani secara baik dan terarah”.

Dari uraian beberapa pengertian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkain kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati penggunanya.

2.3 Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka

Tujuan Pengadaan bahan pustaka adalah sebagai upaya meningkatkan daya akses pengguna terhadap bahan bacaan terbaru untuk menunjang proses pembelajaran. Pengadaan bahan pustaka dimaksudkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, anggaran yang tersedia. Dengan adanya pengadaan bahan pustaka maka koleksi


(19)

perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan dapat tercapai.

Perpustakaan Nasional RI (2002: 6) menyatakan bahwa program pengembangan koleksi bertujuan:

1. Menetapkan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka.

2. Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan

3. Mengadakan pemeriksaan langsung pada bahan pustaka yang

dikembangkan.

4. Menetapkan skala prioritas pada bahan pustaka yang dikembangkan.

5. Mengadakan kerjasama antara perpustakaan pada pengadaan bahan pustaka

pelayanan setiap unit perpustakaan

6. Melakukan evaluasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.4 Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka

Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka juga mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada didalam koleksi yang disajikan.

Pengadaan bahan pustaka juga sangat memerlukan pembinaan bahan pustaka atau koleksi. Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada pengguna. Untuk itu perlu disadari oleh petugas, anggota staff, dan pengguna bahwa secara umum menjaga koleksi perpustakaan menjadi tanggung jawab bersama.

2.5 Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pengguna yang dilayani. Pengadaan bahan pustaka merupakan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka, upaya peningkatan kualitas bahan pustaka dilakukan dengan mengadakan bahan pustaka yang belum dimiliki atau yang terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya peningkatan kuantitas bahan pustaka adalah upaya peningkatan jumlah bahan pustaka agar kebutuhan pengguna dapat dipenuhi.


(20)

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2007:26), Pengadaan bahan pustaka perpustakaan sekolah diadakan melalui:

1. Pembelian

2. Hadiah atau Sumbangan

3. Tukar menukar

4. Penggandaan atau Reproduksi

2.5.1 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian

Pengadaan bahan pustaka dengan cara pembelian adalah cara yang sangat efektif dan dapat memenuhi kebutuhan pemakai, oleh sebab itu dibutuhkan anggaran keuangan yang memadai sesuai dengan harga buku, dengan pembelian pustakawan bisa memilih bahan pustaka yang diinginkan dan cocok untuk para pengguna perpustakaan. Menurut Pangaribuan (2009 : 9), pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara antara lain:

1. Pembelian Buku Melalui Toko Buku

Pembelian buku secara langsung pada toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang memiliki jumlah dana pembelian relatif kecil, baik yang berasal dari sumber dana sendiri maupun dari sumber dana lain yang tidak mempunyai persyaratan pengadaan yang khusus. Kekurangan yang sering ditemukan dalam pembelian buku yang dilakukan melalui toko buku adalah bahwa tidak semua subjek atau judul buku yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku. Disamping itu, tidak semua pesanan buku dari satu buku cenderung menerima pesanan dalam bentuk judul terbatas namun ekslempar daripada banyak judul dengan pemesanan rata-rata satu ekslempar. Keuntungan atau kemudahannya adalah dapat melakukan efisiensi atau penghematan dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Cara pemesanan bahan pustaka / buku melalui toko buku yaitu:

a. Setelah diadakan verifikasi, petugas pengadaan mempersiapkan kartu

pesanan yang dibuat dengan jumlah rangkap, misalnya dalam rangkap 3 dimana 2 rangkap disusun dalamdaftar pesanan dan 1 rangkap disisipkan dalam katalog. Kartu pesan yang disisipkan dalam katalog akan memudahkan pengecekan lembar permintaan.

b. Buat daftar pesanan yang memuat judul-judul pesanan yang diambil dari kartu-kartu pesanan diatas, disusun menurut abjad pengarang. Jika dana terbatas, tentukan prioritasnya.

c. Tentukan toko buku terlengkap yang ada di kota dimana perpustakaan berada.

d. Daftar pesanan yang telah dibuat, diserahkan kepada petugas toko buku untuk mendapatkan layanan.

e. Lakukan pembayaran (dengan uang tunai atau cek), sebesar jumlah pembeliannya, dan mintakan bukti pembayaran beserta faktur pembeliannya.


(21)

f. Beritahu kepada pemesan, bahwa buku-buku yang dipesan telah datang.

g. Untuk judul buku yang tidak bisa dibeli dari toko tersebut, perlu dicarikan pada toko lain yang berada pada kota tersebut.

2. Pembelian Melalui Penerbit

Pemesanan buku dapat juga dilakukan melalui penerbit, baik itu penerbit dalam negeri atau luar negeri. Pemesanan buku secara langsung melalui penerbit biasanya dilakukan jika judul-judul buku yang dibutuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit tersebut.

Menurut Pangaribuan ( 2009 : 9), cara pemesanan buku melalui penerbit yaitu:

a. Tentukan penerbit yang dapat melayani pesanan buku

perpustakaan.

b. Buatlah daftar pesanan buku-buku yang dikelompokkan menurut

penerbitnya.

c. Kirimkan daftar pesanan kepada penerbit yang dituju untuk

diperiksa ketersediaan buku-buku tersebut dan harga satuannya. Kemudian penerbit akan mengirim “proforma invoice” yaitu daftar buku yang dilengkapi daftar harganya.

d. Setelah “invoice” Anda terima, periksa dana yang tersedia.

Lakukan pembayaran, dapat dilakukan langsung (jika jarak perpustakaa dengan penerbit dekat), atau dapat dilakukan melalui bank jika lokasi penerbit jauh dari pemesannya.

e. Bukti pembayaran melalui bank harus Anda kirimkan ke penerbit

disertai dengan surat pengantar dan “proforma invoice”.

f. Fotokopi dari bukti pembayaran melalui bank harus Anda simpan

dengan baik agar Anda dapat membuktikan bahwa pembayaran telah Anda lakukan, jika hal ini diperlukan di kemudian hari. g. Melalui agen buku (jobber) baik dalam maupun luar negri

3. Pembelian Melalui Agen Buku

Agen buku memperoleh buku-buku dari penerbit dengan potongan harga, dan menyimpannya dalam gudang yang besar, kemudian menjualnya kepada toko buku dan perpustakaan. Agen buku memberika pelayanan yang efisien dan cepat. Pustakawan dapat memesan buku dalam berbagai bentuk cetakan. Agen buku yang besar memiliki buku-buku dari berbagai penerbit, baik itu penerbit dalam negeri maupun penerbit luar negeri.


(22)

Menurut Pangaribuan (2009 : 10), langkah-langkah Pembelian dan Pelangganan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang

diusulkan.

2. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui

catalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan.

3. Menerima atau menolak usulan.

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan.

5. Mengirimkan daftar pesanan.

6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan.

7. Membayar pesanan/langganan.

8. Menyusun laporan pembelian dan pelangganan.

Siregar (2002:32) Menjelaskan bahwa, dalam berlangganan perpustakaan menghadapi beberapa kesulitan antara lain:

1. Jarak perpustakaan dengan penerbit jauh sehingga dibutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup banyak.

2. Masalah klaim. Perpustakaan sering menerima bahan pustaka tidak sesuai dengan pesanan, sehingga dibutuhkan waktu cukup lama dan balasan klaim sering tidak terbalas.

3. Masalah biaya pengiriman yang cukup mahal sehingga pengiriman sering terlambat.

4. Informasi tentang buku tersebut sulit didapatkan.

5. Harga buku cenderung naik tidak stabil sehingga perpustakaan sering berhenti berlangganan karena dana terbatas.

Disebutkan juga sebelum menentukan judul bahan pustaka yang akan dibeli ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain :

1. Dana yang tersedia

2. Mengetahui bidang yang dicakup perpustakaan

3. Mengetahui minat, bidang para pengguna

4. Memperhatikan dan memeriksa judul-judul yang dilanggan perpustakaan.

2.5.2 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah

Berbeda dengan cara pemerolehan buku atau koleksi lain melalui pembelian. Untuk memperoleh buku melalui sumbangan atau hadiah, bisa dilakukan dengan berbagai cara yang biasa di jalankan perpustakaan. Misalnya perpustakaan dengan aktif menghubungi tempat-tempat tertentu sambil mengajukan permohonan untuk meminta bantuan bahan pustaka atau koleksi guna mengisi perpustakaan.


(23)

Terkadang tanpa didahului dengan permintaan sumbangan seperti diatas, ada beberapa lembaga atau perorangan yang menyumbangkan sejumlah buku kepada perpustakaan.

Dalam pernik pustakawan (2009), cara-cara permintaan dan pemberian hadiah dapat dilakukan dengan 2 cara:

1. Hadiah Atas Permintaan

Perpustakaan dapat mengajukan permintaan hadiah dalam perpustakaan kepada lembaga pemerintah atau swasta, lembaga ilmiah dalam negri atau luar negri. Permintaan ini dapat dilakukan dengan cara lisan atau tulisan. Permintaan dengan cara lisan hendaknya memanfaatkan kesempatan ini untuk memperoleh hadiah terutama bahan pustaka yang langka.

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

a. Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbangannya

b. Perpustakaan menysun daftar bahan pustaka yang akan diajukan

kepada pihak lain, baik dalam negri maupun luar ngeri

c. Daftar permohonan dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai

surat pengantar

d. Apabila pihak donor telah mengirimkannya, petugas memeriksa

kriiman tersebut dan dicocokkan dengan surat pengantarnya dan mengirimkan ucapan terima kasih

e. Selanjutnya bahan pustaka diproses seperti biasa, yaitu inventarisasi dan seterusnya.

2. Hadiah Tidak Atas Permintaan

Suatu lembaga atau perseorangan sering memberikan hadiah bahan pustaka kepaa suatu pepustakaan tanpa diminta. Hal ini dapat terjadi karena lembaga atau seseorang mempunyai bahan pustaka yang ingin dihadiahkan atau sengaja memberi hadiah atau bantuan pada perpustakaan tertentu.

Prosedur perolehan hadiah tidak atas permintaan yaitu:

a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya

dengan surat pengantarnya

b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan

c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan.

2.5.3 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pertukaran

Pemerolehan koleksi bisa juga dilakukan dengan menukarkan sejumlah

koleksi milik perpustakaan sekolah kepada perpustakaan lain yang

memungkinkan. Pertimbangan pertukaran ini terutama atas kenyamanan bahwa koleksi yang dimilikinya berlebih atau kurang berguna bagi perpustakaan sendiri dan dipandang lebih berguna untuk perpustakaan lain.


(24)

Bahan pustaka yang diperoleh melalui tukar menukar mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan, karena bahan pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Saleh (2007), pengadaan bahan pustaka melalui tukar menukar mempunyai keunggulan yaitu:

a. Dapat memperoleh bahan pustaka tanpa membeli

b. Bahan pustaka ditukarkan kemungkinan sudah tidak ada lagi diperedaran

sehingga perpustakaan dapat memilikinya c. Koleksi yang kurang lengkap dapat dilengkapi

Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 5), tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan.

2. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratan, misalnya biaya

pengiriman,dan pengembalian.

3. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan

4. Mencatat alamat pemesan.

5. Menyampaikan bahan perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau

lembaga yang memesanya.

Menurut Basuki (2001 : 39), kegiatan tukar menukar bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko

buku atau tidak tersedia karna alasan lain. Sebagai contoh terutama buku-buku terbitanpemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan dikirim ke perpustakaanmelalui pertukaran.

2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang

buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan

khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antarperpustakaan antar informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.

2.5.4 Penggandaan atau Reproduksi

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2007:32), “Perolehan dengan cara penggandaan atau reproduksi adalah kegiatan penyalinan atau pembuatan kembali koleksi yang sudah rusak atau untuk tujuan menambah koleksi yang ada. Penggandaan ini biasa dilakukan dengan foto copy, mensit atau dengan cara lainnya”.


(25)

Kegiatan penggandaan dilakukan dengan tujuan untuk kepentingan pelestarian dan pemerataan kesempatan penggunaan perpustakaan oleh para siswa. Dan yang diprioritaskan penggandaannya adalah jenis koleksi yang tergolong sangat penting dan langka atau jarang ditemui.

2.6 Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka

Kebijakan pengadaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan juga mampu memenuhi keperluan pemakai secara efektif dan efisien. Perpustakaan yang akan melakukan pengadaan bahan pustaka harus memiliki kebijakan sendiri.

Menurut Yuni (2010), menyatakan ada beberapa kebijakan pengadaan bahan pustaka yaitu:

1. Anggaran, biasanya perpustakaan sudah memiliki anggran tetap untuk

pengadaan bahan pustaka

2. Jenis pemakai dan kebutuhannya

3. Jumlah pustakawan, hal ini dikarenakan pengadaan yang terlalu banyak

sedangkan jumlah pustakawan sedikit akan mempengaruhi bahan pustaka.

4. Bahasa

Sedangkan menurut Darmono (2001: 55), kebijakan pengadaan koleksi Berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut:

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan

selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.

2. Memberi deskripsi yang sistis tentang strategi pengolahan dan

pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan.

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses

seleks dan seleksi terjamin, koleksi yang responsive dan seimbang terbentuk dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin

4. Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran

pengembangan koleksi tercapai

5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan paduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.

6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi.

7. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi

8. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta

menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.

9. Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan

yang telah diseleksi atau ditolak.

10.Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi.


(26)

12.Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi.

Kebijakan pengadaan tergantung pada beberapa hal antara lain: anggaran,

tujuan dan prioritas dari organisasi, jenis pemakai dan kebutuhannya, hubungan dengan perpustakaan lain atau dokumentasi lain, kekhususan, staf perpustakaan dan bahasa. Maka pengadaan bahan pustaka akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya.

2.7 Inventarisasi Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang ada di perpustakaan biasanya berasal dari pembelian, sumbangan, hadiah atau tukar menukar. Sebelum bahan pustaka digunakan terlebih dahulu didaftarkan dalam buku induk perpustakaan. Kegiatan pendaftaran koleksi inilah yang disebut inventarisasi bahan pustaka.

2.7.1 Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka

Menurut Massofa (2008), “Inventarisasi koleksi adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka ke dalam buku inventarisasi (buku induk) sebagai tanda bukti pembendaharaan perpustakaan. Inventarisasi ini merupakan kegiatan yang mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut milik perpustakaan yang bersangkutan. Dalam melakukan pencatatan ini harus ditetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris dan petunjuk untuk mengisinya. Melaksanakan pemberian tanda hak milik perpustakaan (dengan stempel atau cara lain) pada tiap bahan pustaka yang diterima, baik untuk keperluan perpustakaan maupun yang diwajibkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan”.

Inventarisasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dikerjakan oleh petugas di perpustakaan sebelum bahan pustaka diproses dibagian pengolahan. Adapun tugas bagian inventarisasi adalah menetapkan dan melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah ditetapkan. Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka itu adalah kegiatan pencatatan semua bahan pustaka milik perpustakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan.


(27)

Dalam pernik pustakawan (2009),“Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data bahan pustaka yang di terima, baik dalam bentuk buku, majalah, bentuk mikro dan audio visual ke dalam buku inventaris (buku induk)”.

Menurut Massofa (2008), Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data-data fisik buku kealam sarana pencatatan, yang dapat berupa lembaran lepas, kartu maupun buku, dan sering disebut juga sebagai buku induk. Setiap ekslempar bahan pustaka mempunyai satu nomor induk. Adapun informasi lain yang perlu dicatat dalam buku induk adalah judul, pengarang, asal, nomor induk, bahasa, jumlah eksemplar, judul serta harga.

2.7.2 Jenis-jenis Inventarisasi

Menurut Massofa (2008), ada 3 jenis inventarisasi yang dirinci sebagai berikut:

1. Inventarisasi Buku

Inventarisasi untuk buku diantaranya berfungsi sebagai daftar inventaris koleksi perpustakaan, mengetahui jumlah koleksi buku pada tahun tertentu, membantu mengetahui buku-buku yang hilang. Pencatatan buku selalu berdasarkan kronologis, yaitu menurut tanggal penerimaan, pembagian kolom-kolom buku induk disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan, hal ini berkaitan dengan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang dapat diperoleh dari buku induk.

2. Inventarisasi Majalah

Majalah merupakan terbitan berseri yang diterbitkan secara periodic selama kurun waktu yang cukup lama untuk subjek tertentu. Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor majalah.

3. Inventarisasi Non Buku

Tata cara pencatatan nonbuku dalam buku induk pada prinsipnya sama dengan pencatatan buku, hanya berbeda dalam pembentukan nomor induk. Dalam hal ini nomor induk menjadi tempat penempatan bagi bahan non buku. Nomor induk dibentuk dari huruf yang diambil dari huruf pertama bahannya, ditambah dengan nomor urut.

2.7.3 Tujuan Inventarisasi Bahan pustaka

Rachman (2006), menjelaskan bahwa tujuan inventarisasi bahan pustaka yaitu:

1. Mempermudah pustakwan dalam pengadaan bahan pustaka.

2. Memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang

dimiliki.

3. Memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah


(28)

2.7.4 Tugas dan Wewenang Inventarisasi Bahan Pustaka

Dalam pernik pustakawan (2009), menjelaskan tugas dan wewenang inventarisasi adalah :

1. menetapkan jenis dan jumlah buku inventaris yang diperlukan.

2. menetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris serta

petunjuk untuk mengisinya.

3. menetapkan dan melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah

ditentukan.

4. menetapkan jenis bahan pustaka dalam pemberian tanda kepemilikan

perpustakaan dengan stempel tiap bahan pustaka yang diterima.

2.7.5 Kegiatan Inventarisasi Bahan Pustaka

Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar perpustakaan dapat mengontrol pemiliknya. Dengan inventarisasi perpustakaan dapat membuat laporan, menyusun statistik dan mengetahui bahan pustaka yang sudah/belum dimiliki.

Menurut Bafdal, Ibrahim (2001:46), kegiatan yang dilakukan dalam inventarisasi bahan pustaka adalah:

1. Memberi stempel pada buku.

Setiap bahan pustaka yang datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Setelah selesai diperiksa dan ternyata benar maka setiap bahan pustaka tersebut distempel dengan stempel inventaris perpustakaan.

2. Setiap bahan pustaka yang distempel dengan stempel perpustakaan sebagai tanda pengenal. Yang perlu distempel adalah halaman-halama tertentu, seperti halaman judul, daftar isi bab per bab. Hal ini tergantung kepada kebijakan pustakawannya masing-masing.

3. Buku-buku yang telah distempel perpustakaan, perlu juga distempel

dengan stempel inventaris yang memuat kolom isian inventaris dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventaris ini distempelkan dibalik halaman judul.

4. Mendaftar bahan pustaka

Bahan-bahan yang telah distempel segera diinventariskan ke dalam buku inventaris. Dalam penginventarisasiannya diusahakan dibagi menurut carapengadaannya. Bahan pustaka yang diperoleh dari bantuan pemerintah hendaknya diinventariskan dalam buku inventaris bantuan pemerintah. Bahan pustaka yang diperoleh dari hadiah dan sebagainya.


(29)

Tgl diterima:……… Asal dari :……… No. induk :……….. Tgl. Inventaris :………

MILIK PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PEUREULAK

Contoh kepemilikan dan cap inventarisasi

Tata laksana kerja inventarisasi bahan pustaka menurut Milburga (2000: 75), inventarisasi dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencatat buku/bahan pustaka satu persatu mulai dari penerimaan yang

paling awal sampai dengan penerimaan yang paling akhir.

2. Mencatat mulai dari kolom nomor urut dengan angka nomor yang terkecil dilanjutkan dengan nomor urut seterusnya setiap kali menerima buku atau bahan pustaka baru.

3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal saat pencatatan penerimaan bahan

pustaka tersebut.

4. Kolom asal buku diisi dengan keterangan:

a. nama toko buku atau penerbit, bila buku-buku tersebut berasal dari pembelian.

b. Nama Perseorangan/badan atau instansi/lembaga, bila buku-buku itu

berasal dari hadiah.

c. Nama perpustakaan, apabila buku-buku itu berasal dari pertukaran

koleksi dari perpustakaan lain.

5. Kolom pengarang diisi dengan nama pengarang dengan buku yang dicatat. 6. Kolom judul diisi dengan judul buku yang sedang diinventarisasi.

7. Kolom jumlah eksemplar diisi keterangan jumlah eksemplar.

8. Kolom harga satuan diisi dengan harga setiap eksemplar buku, apabila

buku itu berasal dari pembelian.

9. Kolom jumlah harga diisi jumlah harga dari keseluruhan jumlah eksemplar buku yang bersangkutan.

10.Kolom jenis buku diisi dengan jumlah eksemplar masing-masing jenis

buku yang sedang diinventarisasi.

11.Kolom bahasa diisi dengan jumlah eksemplar yang setiap bahan dari buku yang sedang diinventarisasi.


(30)

12.Kolom nomor inventarisasi diisi dengan nomor inventarisasi yang sudah ditentukan untuk setiap eksemplar buku.

13.Kolom nomor pustaka diisi dengan nomor pustaka berdasarkan isi buku

menurut Dewey.

14. Kolom keterangan diisi dengan keterangan-keterangan mengenai keadaan buku yang diinventarisasi.

15.Setelah kolom inventarisasi hampir habis, sebelum ganti halaman dicatat rekapitulasi buku-buku yang telah dicatat dengan perincian tentang jumlah eksemplar, judul, harga seluruh buku yang dibeli, seperti tercatat pada halaman tersebut, jenis buku serta macam bahasanya dan lain-lain. Kemudian hasil rekapitulasi tersebut dipindahkan ke halaman berikutnya pada baris paling atas.

Menurut Pangaribuan (2009: 12-13), informasi yang dicantumkan pada pencatatan buku induk adalah sebagai berikut:

1. Nomor urut.

2. Tanggal penerimaan yaitu : tanggal kapan buku tersebut diterima. Tanggal ini dicantumkan pada setiap ekslempar buku yang diinventarisasi

3. Pengarang, nama pengarang ditulis setelah dibalik terlebih dahulu

sebagaimana dilakukan dalam pengatalogan.

4. Judul buku, yaitu judul buku secara keseluruhan namun jika terlalu

panjang dapat dipotong tanpa mengurangi arti judul tersebut dengan menambah tiga titk (…)

5. Tempat terbit/penerbit, yaitu tempat kota dimana buku tersebut diterbitkan dan oleh penerbit mana (tulis nama penerbitnya), isi dapat dilihat pada halaman judul.

6. Asal/sumber perolehan. Dalam kolom ini dicatat dari mana buku berasal,

apakah dari hasil pembelian, hadiah, tukar menukar dan sebagainya. 7. Bahasa yang dipakai: Indonesia/Inggris dan lain-lain.

8. Nomor inventarisasi/induk.

9. Golongan (nomor klasifikasi) kolom ini dicatat setelah buku diproses.

10.Keteranga mengenai keadaan buku.

Contoh buku induk/inventarisasi

Sumber: Pangaribuan (2009 : 13)

No Tgl No induk pengarang Judul Impresum Asal Bahasa Jlh No kelas ket


(31)

2.7.6 Inventarisasi Buku

Menurut Pamuntjak (2000:36), tata cara pencatatan buku induk yaitu terdiri dari:

1. Tanggal penerimaan 2. Nomor urut buku induk 3. Nama penulis

4. Judul buku 5. Tahun 6. Cetakan 7. Penerbit 8. Pengirim 9. Harga 10.Keterangan

Contoh: Buku Inventarisasi Bahan Pustaka

tanggal no pengarang judul tahun cetakan penerbit pengirim harga ket

Sumber : Pamuntjak, 2000:36

2.8 Jenis Bahan Pustaka

Bahan perpustakaan (Library Materials) biasa dikenal dengan istilah bahan pustaka, sedangkan kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan disebut dengan istilah koleksi perpustakaan. Semua istilah tersebut intinya adalah ditujukan untuk sebuah karya hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam berbagai bentuk media. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan serta semakin banyak pula berbagai jenis bahan pustaka yang tersedia. Hal ini menuntut perpustakaan untuk dapat mengembangkan koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Menurut Massofa (2008), beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak, (3) bentuk mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik.


(32)

2.8.1 Karya Cetak

Menurut Pangaribuan (2009 : 2), karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, yaitu:

1. Buku

Buku atau dikenal juga dengan istilah monograf adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Biasanya dilengkapi dengan nomor standar internasional, yaitu ISBN (International Standard Book Number)

2. Terbitan Berseri

Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit tertentu. Untuk jenis terbitan erseri menggunakan nomor standar ISSN ( International Standard Serial Number).

Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009:12), menyatakan contoh terbitan berseri adalah:

a. Majalah, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta, laporan tahunan, bulanan, mingguan

b. Buku tahunan, Yearbook

c. Serial

d. Seri monograf, Monograf berseri

2.8.2 Karya Noncetak

Menurut Hastuti (2012), menyatakan karya noncetak adalah bahan pustaka yang informasinya disampaikan dalam bentuk suara, gambar, teks, dan juga kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Istilah lain dari karya ini adalah nonbooks materials (bahan nonbuku), nonprint (bahan noncetak), dan audiovisual materials (bahan pandang dengar). Karya non cetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rekaman Suara

Karya ini dituangkan dalam bentuk piringan hitam, pita kaset, dan cakram (disk). Jika dilihat dari segi isi, diantaranya adalah rekaman musik, wawancara, seminar, ceramah, pelajaran bahasa inggris, dan sebagainya

2. Film (gambar hidup) dan Rekaman Video

Film ada dua macam yaitu film yang bersuara dan film yang tidak bersuara. Jika dilihat dari segi fisiknya ada 3 macam yaitu film yang berukuran 18 mm, 16 mm, dan 35 mm. Alat bantu yang digunakan untuk melihatnya adalah proyektor dan layar. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan


(33)

3. Rekaman Video

Rekaman vidoe mencakup semua bentuk video, diantaranya yang berbentuk kaset, gulungan, cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi, komputer, VCR (Video Casette Recorder).

4. Bahan Kartografi

Bahan kartografi adalah semua karya yang merupakan representasi dari bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang angkasa lainnya. Bahan pustaka ini dapat berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Misalnya peta ruang angkas, atlas, globe, foto udara, dan sebagainya.

5. Bahan Grafika

Bahan grafika adalah bahan pustaka yang harus diproyeksikan, misalnya:

a. Filmstrip, yaitu selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan

tertentu yang diproyeksikan satu persatu.

b. Slide, yaitu gambar dalam suatu media film atau bahan transparan lain yang harus dilihat dengan bantuan proyektor slide.

c. Transparansi, yaitu selembar bahan transparan yang berisi gambar dan dirancang untuk digunakan dengan overhead projector atau kotak sinar.

2.8.3 Bentuk Mikro

Menurut Siregar (2001:55) menyatakan bahwa, Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan kedalam karya noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebaginya. Bentuk mikro terdiri dari beberapa macam yaitu:

1. Mikrofilm, bentuk gulungan film yang berukuran 16 mm dan 35 mm

2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x

148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas

yang mengkilat tidak tembus cahaya berukuran sebesar mikrofis

4. Aperture card, satu lembar mikrofilm ukuran 35 mm yang ditempelkan

pada lembaran kartu

5. Microfilm cartridge, bentuknya sama dengan mikrofilm ukuran 16 mm,

namun selain ditempatkan pada satu kemasana film juga diberikan suatu tanda agar pada waktu membacanya dapat dilakukan secara otomatis

6. Microflm Jackets, bentuk mikrofilm yang dimasukkan kedalam kantong

plastik transparan yang mempunyai jalur-jalur dan berisi 14 atau 12 lembar.


(34)

Sedangkan menurut Pangaribuan (2009 : 3), “Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuki menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film yang tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan dalam bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya”.

2.8.4 Karya dalam Bentuk Elektronik

Sumber daya elektronik adalah informasi yang dituangkan dalam bentuk buku atau jurnal elektronik yang biasa dikenal dengan istilah electronic collection. Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Pangaribuan (2009:3), “Dalam perkembangan teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetic dan cakram atau disk. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer”.

2.9 Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi bahan pustaka merupakan proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna dan berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan.

Maunglib (2009), menjelaskan Semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan dalam suatu skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup persyaratan antara lain:

1. Isi buku

2. Bahasa yang digunakan

3. Ciri fisik buku


(35)

Menurut Massofa (2008), Pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu: 1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran

2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja

3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi

6. Memahami berbagai kendala yang ada.

2.9.1 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka

Tujuan perpustakaan adalah menyebarkan informasi kepada pengguna. Agar tujuan itu tercapai maka dalam kegiatan pemilihan koleksi bahan pustaka perlu adanya prinsip-prinsip seleksi. Untuk meningkatkan mutu koleksi, perpustakaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Hal ini dilakukan agar perpustakaan terhindar dari beberapa kekeliruan dalam menentukan koleksinya.

Secara umum Pawit, Yusuf dalam buku Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah (2007: 26) menjelaskan bahwa, prinsip pemilihan koleksi untuk suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan kebutuhan

kurikulum yang berlaku disekolah

2. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan daerah tempat perpustakaan sekolah tersebut berada

3. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem

pendidikan secara nasional

4. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan tingkat

kemampuan membaca siswa usia sekolah

5. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem

perpustakaan nasional

6. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan dana yang

tersedia.

Menurut Siregar (2002:80), prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka ditetapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi perpustakaan. Prinsip tersebut diperjelas sebagai berikut:

1. Relevansi atau kesesuaian

Bahan pustaka harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan dengan lembaga induknya.

2. Kesesuaian dengan kebutuhan pengguna

Pemilihan bahan pustaka harus mengutamakan kepentingan pengguna dengan tujuan untuk memenuhi tingkat keterpakaian pemakai.


(36)

3. Kelengkapan

Pengadaan bahan pustaka hendaknya berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai jasa perpustakaan, bukan berpedoman pada jumlah banyaknya eksemplar buku tetapi harus diperhatikan kualitas koleksi tersebut.

4. Kemutakhiran

Isi yang terdapat dalam bahan pustaka harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Unsur kerja sama dengan pihak lain

Perpustakaan sebaiknya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti pakar ilmu pengetahuan pengguna dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka agar relevansi koleksi dengan kebutuhan pengguna dapat dipenuhi.

Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:13), prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan dilakukan dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih

berdasarkan skala prioritas.

2. Pengadaan koleksi disesuaikan dengan program pendidikan yang dimiliki sekolah yang bersangkutan.

3. Bahan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang terdiri

dari Siswa dan guru.

4. Koleksi hendaknya lengkap, tidak saja buku ajar wajib, tetapi juga

meliputi bahan-bahan yang berkaitan dengan program pendidikan.

5. Bahan yang diadakan diusahakan bersifat mutakhir sesuai dengn

perkembangan ilmu pengetahuan.

Dengan terpenuhinya prinsip pemilihan bahan pustaka tersebut diatas diharapkan bahwa koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan tercapainya tujuan perpustakaan.

2.9.2 Alat Bantu Seleksi bahan Pustaka

Untuk dapat memperoleh koleksi yang dibutuhkan perpustakaan, maka perlu adanya alat bantu seleksi. Alat bantu seleksi bahan pustaka sangat diperlukan dan dipergunakan untuk memudahkan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka

Menurut Milburga (2000: 74), alat bantu seleksi bahan pustaka tersebut adalah :

1. Katalog penerbit dalam dan luar negri yang berisi 2. Judul, anak judul, judul paralel

3. Edisi, negara, bahasa, bentuk 4. Kota terbit, penerbit,Tahun terbit

5. Harga langganan


(37)

7. Bibliografi Nasional dan Internasional 8. Bibliografi khusus bidang ilmu

9. Daftar tambahan koleksi perpustakan lain 10.Tim, bagan buku, iklan dan lain-lain.

Menurut Massofa (2008), alat bantu seleksi bahan pustaka untuk perpustakaan sekolah yaitu:

1. Katalog Penerbit 2. Bibliografi 3. Daftar Pustaka 4. Iklan atau brosur 5. Formulir Pemilihan

Menurut Yuven (2010), secara garis besar alat bantu seleksi bahan pustaka dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:

1. Alat Bantu Seleksi

Yaitu alat yang dapat emmbantu pustakawan untuk memutuskan apakah bahan pustaka diseleksi, karne informasi yang diberikan dalam alat tersebut tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan mengenai isi bahan pustaka tersebut, dan keterangan lain yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Informasi ini dapat diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan dengan panjang yang bervariasi.

Contoh alat bantu seleksi antara lain:

a. Majalah tinjauan buku/bahan pustaka lain

b. Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu, subjek tertentu, atau kelompok tertentu

c. Indeks

2. Alat Identifikasi dan Verifikasi

Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka. Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang subjek tertentu, dari pengarang tertentu. Alat bantu ini dipakai untuk melakukan verifikasi apakah judul atau nama pengarang tepat, berapa harganya, terbitan berseri atau bahkan pandang dengar, masih ada dipasaran atau tidak.

Contoh alat indentifikasi dan verifikasi adalah: a. Katalog penerbit

b. Bibliografi


(38)

Menurut Darmono (2001:34), menyatakan alat bantu seleksi adalah sebagai berikut:

1. Katalog Penerbit dari Berbagi Penerbit

Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi.

2. Tinjauan Buku

Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah popular. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama.

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konferensi serta peta.

4. Daftar Buku IKAPI

Daftar ini merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Katalog ini diterbitkan IKAPI dan isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai bidang pengetahuan.

5. Resensi

Adalah suatu uraian pembicaraan maupun penilaian terhadap suatu karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah, dan surat kabar), media dengar (radio), maupun media pandang dengar atau televisi.

Melalui alat bantu yang dijelaskan diatas, pustakawan atau pengguna dapat memilih bahan pustaka yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pustakawan juga dapat mengikuti berbagai bibliografis dan memuat evaluasi atas bahan pustaka yang dijadikan koleksi perpustakaan.

2.9.3 Pihak yang berwenang Melakukan Seleksi

Menurut Yuven, (2010), pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka adalah:

1. Pada perpustakaan sekolah, pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka adalah kepala sekolah, dan wakil, guru, pelajar boleh saja memberikan saran.

2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang adalah dewan penasehat, penyantun perpustakaan, dan tokoh masyarakat.

3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf dan mahasiswa menyarankan dan harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan kebutuhan.


(39)

4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan institusi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

Menurut Almah (2012:30), pihak yang berwenang melakukan seleksi bahan pustaka atau yang dapat bertindak sebagai selector mencakup:

1. Pustakawan.

2. Spesialis Subjeek termasuk guru/dosen.

3. Pemimpin organisasi induk atau pemimpin lembaga penaung perpustakaan. 4. Komisi perpustakaan.

5. Anggota lain.

Menurut Pangaribuan (2009:5), pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada dipasaran

2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja

3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi

6. Memahami berbagai kendala yang ada.

Pada akhirnya, pustakawanlah yang berwenang apabila bahan pustaka tersebut dipilih atau tidak, karena pustakawanlah yang mengetahui apakah bahan pustaka tersebut cocok atau tidak serta dana yang tersedia.


(40)

BAB III

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PEUREULAK

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak berdiri sejak tahun 1978 yang lokasinya berada di Jalan Pasir Putih Gampong Cot Geulumpang Peureulak. Awalnya Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak tidak memiliki ruangan sendiri yaitu memakai ruang kelas yang berukuran 8 x 5 m untuk dijadikan perpustakaan, sehingga ruangan ini kurang nyaman dan menyebabkan pengguna jarang untuk datang dan berkunjung ke perpustakaan. Kemudian seiring perkembangan waktu dan pergantian Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Peureulak, Pada tahun 2011 perpustakaan dipindahkan ke gedung baru dengan ukuran ruangan 18 x 6 m.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak dikelola oleh 3 orang petugas perpustakaan yang mana selain bertugas di perpustakaan juga merangkap dengan tugas lain. Kepala Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak saat ini adalah Ibu Hj.Isnaniar. Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak juga mengolah, merawat, mengoleksi dan mendayagunakan koleksi yang dimiliki untuk keperluan pengguna yang berada di SMA Negeri 1 Peureulak.

Sistem pelayanan yang dilaksanakan pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah sistem pelayanan terbuka (Open Access), dimana setiap pengunjung perpustakaan bebas menelusuri informasi yang dibutuhkan langsung ke rak buku tanpa perantara petugas perpustakaan.

3.1 Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak mempunyai Visi dan Misi dalam mengembangkan perpustakaan. Adapun yang menjadi Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah sebagai berikut:

1. Visi

Visi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah terwujudnya perpustakaan yang berkualitas dalam prestasi dan berwawasan global dengan penguasaan IPTEK yang berakar pada nilai iman dan taqwa, kebangsaan, budaya, seni, serta lingkungan hidup.


(41)

2. Misi

Misi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah: 1. Menjadikan perpustakaan sebagai jantung sekolah.

2. Membantu kelancaran proses kegiatan pembelajaran dan pendidikan di

sekolah.

3. Menjadikan perpustakaan yang dapat menumbuhkembangkan motivasi

membaca dan budaya belajar.

4. Melaksanakan pendidikan, pembelajaran, dan pembimbingan kreatif,

inovatif, aktual melalui guru yang kompeten.

5. Mengembangkan budaya ilmu dan tata nilai kehidupan yang religius.

3.2.1 Tujuan Perpustakaan

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu. Maka Perpustakaan Sekolah dapat diselenggarakan dengan tujuan untuk dapat menunjang pelaksanaan program sekolah yang sesuai dengan kurikulum SMA Negeri 1 Peureulak.

Adapun yang menjadi tujuan didirikannya Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah:

1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membca khususnya

serta mendayagunakan budaya tulisan, dalam berbagai sektor kehidupan.

2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan

informasi.

3. Memberdayakan perpustakaan sebagai pilar pendidikan di SMA Negeri 1

Peureulak.


(42)

3.2.2 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Struktur organisasi sangat penting dalam organisasi untuk memudahkan dan membantu proses kegiatan kerja dalam suatu unit organisasi atau instansi. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui tentang kedudukan, tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam suatu organisasi atau instansi.

Struktur organisasi pada suatu perpustakaan dapat berkembang sesuai dengan besarnya perpustakaan tersebut. Begitu juga halnya dengan Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak yang membuat struktur organisasi untuk memudahkan proses kerja operasionalnya. Terlihat pada bagan struktur organisasi bahwa jabatan yang tertinggi dipegang oleh kepala SMA Negeri 1 Peureulak.

Bagan struktur organisasi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Peureulak

Kepala Perpustakaan

SMA Negeri 1 Peureulak

Tata Usaha

Pengolahan


(43)

Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa struktur organisasi perpustakaan tidak sesuai dengan bentuk dan susunan struktur organisasi perpustakaan pada umumnya. Dinyatakan demikian karena pada bagian pengolahan, seharusnya letak bagian pengolahan sejajar dengan bagian pelayanan dan sirkulasi. Kemudian pada susunan struktur organisasi perpustakaan tidak tercantum bagian pengadaan.

3.2.3 Tenaga Perpustakaan

Salah satu penunjang perpustakaan menjadi lebih baik adalah dengan adanya tenaga pustakawan yang menjalankan fungsi dan tugasnya

masing-masing. Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak memiliki 5 (lima) pegawai

perpustakaan dan tidak berlatar belakang pendidikan perpustakaan. Kepala Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah seorang guru mata pelajaran Geografi. Tetapi semua pegawai perpustakaan pernah mengikuti seminar dan pelatihan tentang perpustakaan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2.4 Waktu Pelayanan Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Waktu pelayanan atau jam buka pada Perpustakaan SMA Negeri 1

Peureulak adalah sebagai berikut:

Senin – Kamis : Pukul 08.00 s/d 13.20 Wib Jumat : Pukul 08.00 s/d 11.30 Wib

Sabtu : Pukul 08.00 s/d 13.00 Wib

Pada saat-saat inilah pengguna dapat menikmati layanan yang ada di

Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak. 3.2.5 Anggaran/Dana

Salah satu syarat yang diperlukan dalam penyelenggaran adalah tersedianya dana. Sejumlah dana harus dipersiapkan agar perpustakaan mampu mendukung kurikulum, dan pendidikan. Tanpa adanya dana yang memadai, maka suatu perpustakaan tidak akan menambah jumlah koleksi perpustakaannya. Anggaran dana pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak diperoleh dari anggaran pemerintah setempat yang diterima setiap tahunnya.


(44)

3.2.6 Koleksi Perpustakaan

Salah satu unsur penting dari perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak dapat memberikan layanan yang baik kepada penggunanya. Penyediaan koleksi perpustakaan bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kurikulum.

Koleksi perpustakaan harus relevan dengan program pendidikannya, selain itu koleksi perpustakaan hendaknya selalu mutakhir, untuk itu perpustakaan harus mengadakan dan memperbarui koleksi perpustkaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Buku Teks

Ketersediaan buku di Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak lebih banyak dibandingkan dengan bahan koleksi lainnya. Sampai saat ini jumlah buku yang terdapat di perpustakaan adalah 304 judul dengan 5.060 eksemplar. Berikut ini adalah tabel jumlah koleksi buku Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak:

Tabel 3.1: Koleksi Bahan Pustaka Buku

Jenis Jumlah judul Jumlah eksemplar

Karya Umum 5 75

Psikologi 4 176

Filsafat 2 18

Agama Islam 24 713

Ekonomi 5 94

Akuntansi 8 202

Geografi 12 356

Antropologi 6 77

Sosiologi 4 52

Matematika 7 599

PPKN 4 30

Olah Raga 5 68

B.Inggris 9 136

B.Indonesia 7 36

Sastra 22 203

Fisika 26 432

Kimia 28 568

Akhlak 13 155

Biografi 9 26


(1)

Form Pengadaan dan Pengolahan koleksi untuk Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak.

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

3.5 Inventarisasi Bahan Pustaka

Inventarisasi bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perpustakaan. Setiap bahan pustaka yang diterima baik melalui pembelian, hadiah atau sumbangan dicatat kedalam buku induk/buku inventarisasi. Bahan pustaka yang baru diterima akan diberi cap atau stempel tanda milik perpustakaan yang tertera pada halaman judul tertentu, setelah itu dibukukan kedalam buku induk. Kegiatan inventarisasi ini dilakukan sebelum bahan pustaka yang diterima perpustakaan diolah lebih lanjut.

Tahapan inventarisasi bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah sebagai berikut:

1. Langkah awal dalam inventarisasi adalah penerimaan buku. Setelah buku diterima, maka pihak perpustakaan memeriksa kondisi fisik buku.

2. Selanjutnya, pihak perpustakaan membubuhkan stempel inventarisasi atau stempel hak milik. Setiap bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan


(2)

55

baik melalui pembelian maupun hadiah/sumbangan, setelah diperiksa bentuk fisiknya kemudian diberi cap atau stempel sebagai tanda milik perpustakaan. Stempel perpustakaan dibubuhkan pada halaman judul dan halaman tengah buku. Pada halaman tengah buku, tidak ditentukan halaman berapa, hanya tergantung pada tebal tipisnya buku, sedangkan pada halaman judul ada dua stempel, yaitu stempel hak milik perpustakaan dan stempel inventarisasi. Stempel inventarisasi berbentuk persegi panjang, memuat keterangan yaitu: nomor inventarisasi, tanggal penerimaan buku, asal buku, tanggal pengolahan buku.

Contoh Stempel Hak Milik Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak.

MILIK PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PEUREULAK

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak yang sudah di isi

P E R P U S T A K A A N “ SMA NEGERI 1 PEUREULAK”

BP 420 Sad f

Tgl. terima : 15 Desember 2012 No. Invetaris: BP 015/p/2012 Asal: Pembelian, Hadiah Dll

……….…… Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

3. Bahan pustaka yang telah selesai distempel, kemudian dicatat ke dalam buku induk atau buku inventarisasi


(3)

Berikut ini adalah contoh tabel buku inventarisasi untuk buku pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Tabel 3.8 : Buku Inventarisasi Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

No Tgl No.Induk Judul Pengarang Penerbit Tahun Asal Jlh Eks Ket

1. 26-06-2011 45 Matematika Muhammad Tiga

Serangkai 2011 Pembelian 1 Jdl 3 Eks -

2. 12-05-2012 135 Trends Is

Marketing Yusuf

Paragon,

Press 2012

Hadiah 1 Jdl 3 Eks -

3. 01-02-2013 175 PPKN Ali Erlangga 2013 Sumbangan 1 Jdl 3 Eks

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak

Bagian inventarisasi dilakukan oleh bagian pengolahan perpustakaan yaitu staf perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak. Semua bahan pustaka yang sumbernya dari pembelian, hadiah/ sumbangan di inventarisasi kedalam buku inventarisasi perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak.


(4)

57 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan langsung dan wawancara penulis dengan pimpinan/staf Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah melalui pembelian dan sumbangan.

2. Pembelian bahan pustaka dilakukan setahun 2 kali dan dananya diperoleh dari APBD Aceh Timur.

3. Pembelian bahan pustaka dilakukan oleh kepala sekolah SMA Negeri 1 Peureulak berdasarkan daftar usulan yang diberikan oleh pihak perpustakaan.

4. Sumbangan bahan pustaka diperoleh dari BPAD Aceh Timur dan BRR (Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

5. Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak yang melakukan seleksi bahan pustaka adalah Kepala sekolah, staf perpustakaan dan guru.

6. Alat bantu seleksi yang digunakan pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak yaitu : katalog penerbit (Erlangga, ESIS dan Gramedia), Silabus/kurikulum dan brosur buku.

7. Jumlah koleksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak adalah sebanyak 304 judul dan 5060 eksemplar.

8. Koleksi yang diterima Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak telah diinventarisasi kedalam buku induk.


(5)

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan tentang pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Peureulak, maka penulis memberikan saran sebagai masukan yang mungkin bermanfaat untuk perkembangan perpustakaan, antara lain:

1. Koleksi perlu ditambah dan disesuaikan dengan kurikulum sekolah agar koleksi yang tersesia relevan dengan kebutuhan pengguna.

2. Dana untuk perpustakaan perlu ditambah agar pembelian bahan pustaka dapat dilaksanakan dengan baik karena pengadaan bahan pustaka melalui pembelian merupakan cara yang lebih efektif untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

3. Sebaiknya koleksi bahan pustaka yang diperoleh dari sumbangan yang tidak relevan dengan kebutuhan pengguna disumbangkan ke perpustakaan lain dan mengadakan tukar menukar koleksi ke perpustakaan lain.

4. Petugas/ staf perpustakaan seharusnya berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan demi meningkatkan profesionalisme kerja.


(6)

59

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Meidi Abdul. 2003. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi

Perpustakaan

Almah, Hildawati. 2012. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Makassar : Allauddin University Press,

Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,

Darmono, 2001. Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia,

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Medan : USU Press,

Kristina, Hana. 2008. Pengadaan dan Pengolahan bahan Pustaka di

Perpustakaan Sekolah

Lasa HS. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Pinus Book Publisher,

Massofa, 2008. Pengadaan Bahan Pustaka Pandua

Pangaribuan, Syakirin. 2009. Pengadaan bahan Pustaka. Medan : USU Press, ,

Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004. : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan,

Siregar, Belling. 2010. Pengatalogan Bahan Buku Khusus Bahan Audio Visual. Medan : USU Press,

Sjahrial-Pamuntjak, 2000. Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan. Jakarta : Djambatan,

Sumarno, Wiji. 2011. Perpustakaan dan Buku. Yogyakarta : Ar Ruzz Media, Sutarno, NS. , 2006. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006 Yusuf, M Pawit. 2007. Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah. Jakarta :

Prenada Media Group,

Yuven, Yuyu. 2010. Perpustakaan Perguruan Tinggi Pedoman Pengelolaan Dan

Standardisasi