Parkir, pertumbuhan ekonomi dan perencanaan tata ruang

6. Parkir, pertumbuhan ekonomi dan perencanaan tata ruang

6.1 Pendahuluan

Dalam kebijakan parkir selalu ada ketegangan yang tak terhindari antara tiga kunci tujuan pembangunan bagi pemerintah kota: pertum- buhan ekonomi lokal (menjaga vitalitas per- ekonomian); meningkatkan pemasukan dari tarif parkir; dan Manajemen Kebutuhan Trans- portasi. Untuk dua tujuan terakhir diperlukan pengurangan jumlah ruang parkir dan/atau mengenakan tarif bagi penggunaannya; yang pertama sering kali diartikan diperlukan ruang parkir sebanyak-banyaknya, untuk menjaga perdagangan yang difasilitasi mobil atau inves- tasi pada wilayah tersebut tidak terhambat.

COST 342 (hal. 47 dan 48) melaporkan penga- laman yang menarik mengenai percobaan menggunakan kebijakan parkir untuk mensti- mulasi pertumbuhan ekonomi. Karena tekanan politik terutama dari pedagang eceran, bebera- pa kota telah mencoba melonggarkan larangan parkir untuk menstimulasi pengembangan volume perdagangan. Hal ini meliputi:

Di Oslo, Norwegia, parkir pada akhir minggu digratiskan. Bukannya menarik lebih banyak pembelanja, malah ruang parkir dipakai untuk parkir yang lebih lama oleh lebih sedikit orang

(dan sebagian besar adalah pemilik toko). Ting- kat kepenuhan naik hampir 100% dan lama parkir naik 30% sehingga perputaran lebih sedikit dan semakin sulit untuk mencari parkir. Kemudian banyak pedagang yang berpanda- ngan negatif terhadap kebijakan tersebut dan akhirnya dicabut pada tahun 2000.

Di Herford, Jerman, parkir setengah jam perta- ma gratis. Hal ini menaikkan tingkat kepenuh- an (okupansi), menarik banyak pengunjung jangka pendek ke kota, namun juga memperbu- ruk kondisi lalu lintas.

Di Appeldoorn, Belanda, tarif parkir dinaik- kan bersamaan dengan diperkenalkannya tarif angkutan umum yang murah. Hal tersebut menambah banyak pengunjung ke kota namun tingkat kepenuhan parkir tetap seperti semula. Namun, dalam pandangan para pedagang pembelanja datang karena kualitas toko, bukan karena ketersediaan parkir.

Di Madrid, Spanyol, mahalnya parkir tidak mempengaruhi perekonomian perdagangan. Di sisi lain, studi di Belanda (disadur dari COST 342, hal. 48) mengenai kebijakan parkir regional:

„ „ Disatu sisi, kota dengan kualitas atau ciri yang unik dapat menerapkan larangan parkir

yang kuat tanpa dampak negatif yang berarti pada sektor perdagangan;

„ „ Di lain sisi, dimana ada beberapa kota

dengan ciri yang mirip dan sedikit sekali perbedaan antara keduanya, maka kebijakan parkir akan menjadi faktor kunci pilihan lokasi belanja;

„ „ Dengan demikian, kebijakan parkir regional

dapat membantu menjaga posisi relatif dari pusat-pusat perekonomian regional, dan juga (secara teoretis) membantu mencegah pembangunan pusat perekonomian tandi- ngan yang baru (namun ini tergantung pada sistem perencanaan di tingkat regional).

Meskipun masalah parkir sangat signiikan bagi pengembangan ekonomi, sedikit sekali studi yang secara khusus membahas dampak ketersediaan parkir, gairah perekonomian dan masuknya investasi. Still dan Simmonds (2000) memberikan kajian komprehensif atas literatur yang ada. Berdasarkan kajian mereka, minim- nya evaluasi empirik atas dampak parkir terha- dap gairah perekonomian disebabkan karena lemahnya konsistensi implementasi kebijakan, dibarengi dengan kesulitan memilah dampak kebijakan parkir dari kebijakan lainnya – ter- utama kondisi perekonomian secara umum. Mereka juga menjelaskan bahwa perusahaan yang terkena dampak negatif tidak muncul dalam evaluasi setelah kebijakan, yang mung- kin membuat bias terhadap perusahaan yang diuntungkan. Akhirnya, mereka menunjukkan bahwa kajian-kajian mengenai keputusan lokasi dari toko eceran maupun kantor perusahaan sering kali mengasumsikan bahwa parkir akan tersedia secara gratis; seiring dengan makin banyaknya standar parkir maksimum yang diterapkan, asumsi ini seringkali dipertanyakan sehingga diperlukan kajian lebih lanjut secara mendalam.

Studi yang paling komprehensif tentang dampak kebijakan parkir pada sektor per- dagangan di Inggris dilakukan oleh Potter

(1996) dan Kamali dan Potter (1997). Mereka

Modul 2c: Manajemen Parkir – Sebuah Kontribusi menuju Kota yang Layak Huni

membandingkan beberapa kota berdasarkan ba- pembangunan yang berbeda-beda. Ada perger- nyaknya larangan parkir, dan dampaknya pada seran dari standar minimum menuju maksi- vitalitas perekonomian (dalam hal ini sektor

mum, tapi tidak ada pola yang jelas antara be-

perdagangan, diukur dari tingkat penyewaan

berapa negara – project LEDA mengisyaratkan

dan harga sewa). Mereka menyimpulkan (hal.

bahwa di kebanyakan negara Uni Eropa, masih

420) bahwa ”tidak ada bukti bahwa kebijakan

banyak yang menerapkan standar minimum

parkir yang longgar meningkatkan kinerja per- ruang parkir bagi pembangunan gedung baru, ekonomian”. Studi yang hampir sama, mem-

atau tidak ada aturan sama sekali. Namun,

bandingkan beberapa pusat belanja di London

didalam COST 342 (hal. 52) disebutkan:

menyimpulkan:

„ „ Standar parkir harus bersifat maksimum;

„ „ Pada wilayah yang lebih atraktif dan maju,

”meskipun ada hubungan antara indikator

standar parkir harus lebih rendah, dan

kese jahteraan ekonomi dan ketersediaan

parkir, hubungan ini sangatlah lemah. Terda-

dikombinasikan dengan park and ride;

„ „ Sangat penting untuk dibolehkan kombinasi

pat banyak variabel lain selain ketersediaan

antara ruang parkir untuk menghindari pe-

parkir yang memiliki hubungan lebih kuat

nyediaan berlebih.

dan menjelaskan perbedaan vitalitas pereko-

nomian antara pusat-pusat perbelanjaan di

Beberapa contoh standar parkir bagi pemba-

London.” (Sanderson, 1997)

ngunan baru di beberapa negara Eropa ditun- jukkan dalam contoh berikut ini (berdasarkan

Still dan Simmonds (op cit) menenkankan

Healey dan Baker, 1994). Kolom kanan me-

dalam kesimpulan studi mereka bahwa mung-

nunjukkan luas lantai yang diperlukan untuk

kin tidak ada hubungan antara ketersediaan

tiap ruang parkir dalam meter persegi. Sebagai

parkir dengan vitalitas perdagangan. Dalam hal

contoh, di Madrid, gedung dengan luas lantai

investasi untuk kantor perusahaan, beberapa

3.000 m 2 diperbolehkan (atau diharuskan?)

contoh anekdotal menghubungkan ketersediaan

menyediakan 30 ruang parkir mobil. Tidak

parkir menjadi faktor dalam memilih lokasi,

jelas apakah hal ini maksimum atau minimum.

tapi hal ini tidak pernah didukung oleh kajian

Di beberapa kasus, ditunjukkan adanya rentang.

empirik yang memadai. Faber Maunsell (2002)

Di Antwerp, Belgia, parkir yang lebih banyak

mencatat dari wawancara dengan para pengem-

diperbolehkan di wilayah yang pelayanan

bang ketersediaan parkir jarang sekali memiliki

angkutan umumnya kurang baik. Hal ini tentu

peran terhadap proses investasi sampai keputus-

saja dapat membawa dampak yang tidak di-

an sudah sampai pada pilihan antara beberapa

inginkan apabila pengembang lebih cenderung

lokasi di tingkat lokal; sehingga sebagai contoh

membutuhkan parkir yang banyak, akan

hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi

mencari lokasi yang akses angkutan umumnya

perusahaan untuk memilih lokasi antara di Wina, Austria atau di Wiener Neustadt yang

bersebelahan dengan Wina.

Tabel 12: Standar parkir untuk pembangunan baru

Luas (m 2 ) ruang

6.2 Kebijakan parkir dan perencanaan lantai per ruang

Kota

parkir

tata ruang

Paris

Kebijakan yang berkaitan erat secara eksplisit

Lyon

adalah perencanaan tata ruang, dan secara

khusus pada jumlah ruang parkir yang diperbo- 100

Madrid

lehkan pada pembangunan baru. Namun, dan 100 sekali lagi merujuk pada COST 342, meskipun

banyak peraturan standar parkir di banyak

Frankfurt

negara mengenai masalah ini, kekuatannya ber-

Antwerp (aksesibilitas yang tinggi terhadap angkutan umum)

beda-beda antar negara. Selain itu, peraturan standar parkir tersebut hanya akan membatasi

Antwerp

penggunaan mobil dimana ditetapkan jumlah (aksesibiltas yang rendah terhadap angkutan umum) maksimal yang diperbolehkan untuk tipe

Brussels

Belum ada standar

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

buruk, sehingga merongrong tujuan kebijakan minimum yang longgar, diperkenalkan pada ini, yaitu untuk meningkatkan pembangun-

tahun 1990 untuk menjaga agar mobil tidak an dengan akses angkutan umum yang baik.

parkir di ruang milik jalan. Masalahnya adalah Berhasilnya kebijakan ini mungkin ditentukan

standar ini meningkatkan perjalanan mobil ke dengan mengizinkan pengembang membangun lokasi pembangunan baru. Di Delhi, badan dengan kepadatan tinggi di wilayah yang baik

otoritas pembangunan, Delhi Development angkutan umumnya.

Authority menetapkan standar parkir minimum Informasi mengenai standar parkir sedikit

bagi pembangunan baru. Merubah batas sekali ditemui di negara-negara berkembang.

parkir menjadi maksimum dapat membantu Yang sering disebut adalah contoh di Curitiba – mengurangi perjalanan dengan mobil selama terkenal dengan sistem angkutan bus cepatnya

ada pembatasan parkir di ruang milik jalan di (BRT) – sebenarnya menawarkan standar parkir sekitar gedung baru.

Kotak 16: Kebijakan Parkir ABC di Belanda, sebagaimana dilakukan di Den Haag

Kebijakan Lokasi ABC di Belanda dilandasi oleh

„ „ Lokasi tipe ’C’ adalah yang paling sulit dijang-

dua konsep dasar: kau oleh angkutan umum dan standar parkir 1. Prinsip kedekatan mengupayakan agar asal

lebih longgar.

„ „ Lokasi tipe ’B’ berada diantara keduanya

dan tujuan sedekat mungkin.

2. Proil aksesibilitas mencoba mencocokkan dimana teradapat angkutan umum dan akses sektor bisnis yang tepat (dan juga pemba-

mobil.

ngunan kota) pada tempat yang paling tepat Tiga standar kebijakan parkir adalah sebagai dalam hal kebutuhan transportasi. Tujuan berikut: utama dari kebijakan transportasi di Den Haag

Lokasi tipe A – Pusat kota/sekitar 2 stasiun utama: adalah:

¾ 1 ruang parkir/10 pegawai; „

Mengurangi laju pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi;

Lokasi tipe B – Zona sekeliling pusat kota: 1 ruang

¾ parkir/5 pegawai; „ Meningkatkan aksesibilitas di pusat kota;

dan; Lokasi tipe C – Lainnya: 1 ruang pakir/2 pegawai.

¾ „ Meningkatkan kualitas lingkungan kota.

Kebijakan parkir ABC dapat diterapkan di kota

Meskipun gagasan utamanya adalah memba- yang lebih besar yang mengalami masalah akse- tasi penggunaan mobil pribadi, peranan mobil sibilitas dan telah menerapkan parkir berbayar. pribadi tidak dapat disangkal. Untuk itu rencana

Hal terakhir ini sangat penting, karena kebijakan yang disusun juga harus mengatasi keterbatasan

tersebut mengimplementasikan standar parkir ruang parkir. Kebijakan Lokasi ABC yang secara

maksimum bagi perusahaan. Apabila parkir dise- khusus menyoroti kebijakan parkir bertujuan untuk

diakan secara gratis, kebijakan berbasis lokasi memperbaiki akses ke pusat kota secara umum

dapat saja diabaikan perusahaan karena ruang

dan membatasi lalu lintas mobil. Karakteristik parkir di wilayah sekitarnya dapat dipakai. Karena kunci dari kebijakan parkir ini adalah menyadari kebutuhan ruang perkantoran di Den Haag sangat bahwa kebutuhan parkir dari gedung perkantoran

tinggi, zona parkir berbayar bermunculan dan sangat berkaitan dengan jumlah pegawai. Apabila

timbul masalah aksesibilitas. Kebijakan lokasi kebutuhan tidak diketahui, diperkirakan seorang

ABC sangat sukses disini. Standar parkir yang pegawai akan membutuhkan 25 m 2 . Kebutuhan diterapkan pada kantor terkait dengan penye-

parkir pengunjung juga terkahir dengan hal ini. diaan angkutan umum meningkatkan dukungan Kebijakan parkir adalah bagian dari kebijakan dari publik (karena mereka memiliki alternatif lokasi ABC. Ciri dari kebijakan parkir ini adalah yang baik) sehingga para perusahaan memikirkan sebagai berikut:

manajemen mobilitas.

„ „ Lokasi yang paling baik aksesnya pada ang- Sumber: Tom Rye, http://www.eltis.org/studies

kutan umum mendapat pembatasan yang paling ketat. Ini adalah lokasi tipe ’A’.

Modul 2c: Manajemen Parkir – Sebuah Kontribusi menuju Kota yang Layak Huni

„ „ Semua rencana perubahan kebijakan dan

7. Kesimpulan dan rekomendasi

peraturan parkir harus dikomunikasikan

7.1 Rekomendasi dari jauh hari.

„ „ Pendekatan dan sikap positif dalam beker- Dengan bertumbuhnya kepemilikan mobil,

jasama dengan masyarakat dapat mening- begitupula kebutuhan parkir yang terus me-

katkan tingkat ketaatan terhadap peraturan ningkat, dan hampir semua kota akan menemui

parkir.

masalah atau isu yang telah disampaikan „ „ Evaluasi proyek secara periodik sangatlah dalam modul ini. Pembuatan kebijakan parkir

penting, dan harus selalu ada gagasan untuk sangat baik untuk mengelola dampak negatif

perbaikan masa depan. dari penggunaan mobil sementara tetap meng-

untungkan perekonomian dan bisnis. Hal ini merupakan kebijakan penyeimbang yang perlu kehati-hatian, dimana sangat penting untuk be- lajar dari pengalaman di kota lain. Berdasarkan berbagai studi dan praktek-praktek yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, modul ini merekomendasikan sebagai berikut:

„ „ Peran parkir sebagai alat untuk membatasi penggunaan mobil harus dipahami dalam

dokumen-dokumen perencanaan kebijakan transportasi dan perlu dimasukkan secara komprehensif dalam kebijakan.

„ „ Diperlukan peraturan nasional untuk mene- tapkan standar parkir maksimal (dituangkan

dalam pedoman) bagi pembangunan baru. „ „ Peraturan nasional ini harus diterjemahkan menjadi standar maksimum regional. „ „ Perundang-undangan diperlukan untuk membentuk kerangka hukum tarif parkir

dan denda dan membebankannya kepada pemilik mobil.

„ „ Perundang-undangan harus memberikan pemerintah lokal kewenangan untuk

menegakkan peraturan parkir dan untuk menggunakan penghasilan dari parkir, dan juga menindaklanjuti penagihan denda, be- kerjasama dengan badan usaha swasta untuk operasional dan penegakan.

„ „ Karena kebutuhan parkir akan bertambah, perlu dikenakan tarif parkir. Sehingga, kebu-

tuhan jangka panjang dapat ditangani. „ „ Tarif parkir harus selalu lebih tinggi untuk parkir di ruang milik jalan dibanding di

luar ruang milik jalan, untuk mendorong penggunaan parkir luar milik jalan.

„ „ Park and ride memiliki peran untuk menjaga aksesibilitas pusat-pusat kota, namun hanya

akan efektif apabila parkir di pusat kota dibatasi.

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Daftar pustaka dan pranala Menon. Available online at

http://www.sutp.org .

Daftar bacaan dan pranala dibawah ini telah „ „ Healey and Baker (Chartered Surveyors), digunakan dalam penyusunan modul ini.

(1998) Town Centre Accessibility. Healey and Informasi lebih lanjut, hasil proyek dan studi

Baker, London.

kasus bisa didapatkan dari sini. „ „ Hensher D.A. and King J., (2001), “Parking

Proyek-proyek terkait Demand and Responsiveness to Supply,

Price and Location in Sydney Central Busi-

GOAL

GOAL – Sehat tanpa mobil dan ness District,” Transportation Research A, Vol. kebisingan– Laporan akhir

35, March 2001, pp. 177–196. http://www.goal-graz.at

Kuzmyak, J.R., Weinberger, R., Pratt, R., and

ICARO

(Increase of Car Occupancy)

Levinson, H., (2003) Chapter 18, Parking Ma- Meningkatkan Okupansi Mobil

nagement and Supply in Traveler Response melalui kebijakan-kebijakan inovatif

to Transportation System Changes. Transit dan instrumen teknis – Panduan

Cooperative Research Program, TRB, Natio- Implementasi untuk meningkatkan

nal Research Council.

Okupansi Mobil (1999) „ „ COST 342 Litman, T. Victoria Transport Policy Online Kebijakan Parkir dan Efeknya pada

TDM Encyclopaedia. http://www.vtpi.org . Mobilitas dan Perekonomian

Accessed on 20 January 2005. http://cordis.europa.eu/cost-trans- port/src/cost-342.htm „ „ Litman, T., (2006) Parking Management Best

Laporan akhir dapat diunduh: Practice. American Planning Association, http://www.transportlearning.net/

Washington D.C.

docs/COST%20Action%20342%20 „ „ National Economic Development Oice, final%20report%20veilig.pdf

(1991) Company Car Parking. NEDO, London.

Daftar Pustaka

„ „ Potter, S., (1997) Vital Travel Statistics. Landor „ Publishing, London. „

City of Edinburgh Council (2000) City of Edinburgh Local Transport Strategy 2000.

„ „ Pratt, R., (2003) Traveler Response to Trans- Edinburgh.

portation System Changes Chapter 17 Par- „ king Management And Supply. Prepared For „

COST 342 (2006) Parking policies and the Transit Cooperative Research Program Trans-

efects on economy and mobility. Report on portation Research Board National Research COST Action 342. Available online at http://

Council, Washington DC. See http://trb.org/ www.transportlearning.net/docs/COST%20

news/blurb_detail.asp?ID=4727 . Action%20342%20final%20report%20veilig.

pdf (accessed on 2 Nov. 2 010). „ „ Scottish Executive (2003) Ability of the Public Transport System to Cope with Targets for In- „ „ Dasgupta, M., Oldield, R., Sharman, K., Web-

crease in Passenger Numbers. Report to Scot- ster V., (1994) The Impact of Transport Policies in

tish Executive, Transport Division 1, Victoria Five Cities TRL Project Report, Transport Re-

Quay, Edinburgh, Scotland. search Laboratory, Crowthorne, England.

„ „ Scottish Household Survey Results 2001, „ „ Feeney, B.P., (1989) A Review of the Impact of

2002 and 2003. Scottish Executive Statistical Parking Policy Measures on Travel Demand,

Branch, Victoria Quay, Edinburgh. Also at Transportation Planning and Technology,

http://www.scotland.gov.uk/shs , accessed Vol.13, April, pp. 229–244.

on 27 January 2005.

„ „ GTZ (2009) Transportation Demand Manage- „ „ Still, B. and Simmonds, D., (2000) Parking ment – Training Course. Written by Andrea

Restraint policy and urban vitality. Transport Broaddus, Todd Litman and Gopinath

Reviews, 20 (3), pp. 291–316.

Modul 2c: Manajemen Parkir – Sebuah Kontribusi menuju Kota yang Layak Huni

„ „ Topp, Hartmutt H., (1993) 'Parking policies to reduce car traic in German cities', Transport

Reviews 13 (1), pp. 83–85. „ „ Valleley, M., (1997) Parking Perspectives.

Landor Publishing, London. „ „ White, P., (2001) Public Transport: Its Planning,

Operations and Management. Hutchinson, Guildford.

„ „ Weinberger, R.; Kaehny, J.; Rufo, M., (2010) U.S. Parking Policies: An Overview of Mana-

gement Strategies. Edited by ITDP, available online at http://www.itdp.org/documents/ ITDP_US_Parking_Report.pdf (last accessed 02.11.10).

„ „ World Bank (2006) World Development Indi- cators 2006. Washington.

„ „ Young, W., Thompson, R.G., and Taylor, M.A., (1991) A Review of Urban Car Parking Models.

Transport Reviews 11(1), pp. 63–84. „ „ DETR (1997) UK National Travel Survey. Depar-

tment of Environment, Transport and the Regions (UK Government), London.

Singkatan Mata Uang sesuai ISO

CNY Yuan Cina EUR Euro (Mata Uang Uni Eropa)

IDR

Rupiah Indonesia (Rp.)

INR

Rupee Indian UGX Shilling Uganda USD Dollar Amerika Serikat

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH

– Kerjasama Teknis Jerman – P. O. Box 5180

65726 ESCHBORN / GERMANY T +49-6196-79-1357

F +49-6196-79-801357