Rekomendasi kebijakan

10 Rekomendasi kebijakan

Tingkat daya hidup udang memiliki kaitan dengan serangan penyakit udang yang merupakan faktor paling krusial yang mengkuatirkan para petambak udang dan industri terkait. Sejumlah kebijakan yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi penyakit udang adalah sebagai berikut:

Standarisasi mutu fisik dan biologis benih udang di seluruh perusahaan pembibitan di Sulawesi Selatan. Berdasarkan perspektif fisik, benih udang haruslah aktif, memiliki perut yang lengkap, dan tanggap terhadap pakan, tidak memiliki cacat fisik, bebas dari infeksi akibat organisme perusak, dan tidak menderita MVB. Kondisi otot, perut, hepato-pancreas, dan khromatophore dapat diukur dengan menggunakan sistem skoring. Berdasarkan perspektif kesehatan, benih udang harus bebas dari penyakit WSSV dan jenis pathogen lainnya dan tidak dapat dijual apabila tingkat PL-nya mencapai angka 16. Benih udang yang tidak sesuai dengan standar ini tidak diperbolehkan untuk dijual kepada pihak konsumen.

Tambak udang harus dipersiapkan dengan sempurna untuk memberikan kondisi yang optimal bagi udang. Pemerintah harus mempersiapkan buku panduan yang memberikan penjelasan tentang tata cara penyiapan tambak udang, jenis kalsium atau pupuk yang dapat dipergunakan dan juga takarannya. Terlebih lagi, buku panduan juga harus mendefinisikan perawatan khusus yang dibutuhkan atas tambak udang selama musim hujan.

Kegiatan budidaya udang harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip bio-security yang ketat untuk melindungi udang dari gangguan pathogen. Bio-security dapat diterapkan dengan melakukan penyeleksian atas benih udang dengan menggunakan formalin dan PCR. Teknik penanganan yang lainnya adalah penggunaan penyaring air pada saluran masuk dan penampungan air. Penampungan air digunakan pada tambak yang berukuran yang besar dan dalam yang mutlak bebas dari kepiting dan binatang berkulit keras lainnya sebelum benih udang dimasukkan. Prinsip bio-security juga dapat diterapkan pada saat pembangunan tambak udang melalui pembuatan sistem re-sirkulasi tertutup atau sistem resirkulasi semi terbuka.

Standarisasi pengelolaan operasional tambak udang ditujukan untuk menjaga kesehatan udang dan lingkungannya. Standarisasi selayaknya akan meminimalkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan serangan penyakit di tambak udang dengan menfokuskan pada mutu tanah dasar, mutu lingkungan tambak udang, dan sistem pengelolaan budidaya udang yang diterapkan oleh para petambak.

Kelompok petambak udang merupakan suatu hal yang penting di dalam menyediakan dukungan kapasitas kepada para anggotanya. Lebih lanjut, melalui wadah kelompok para petambak dapat bekerja sama untuk menjaga dan meningkatkan sistem irigasi dan berbagi solusi permasalahan tentang penyakit dan juga tata cara pencegahan dan penanganan di wilayah mereka.

Penyediaan dukungan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi para petambak adalah suatu hal yang sangat esensial untuk membantu petambak memahami dan menerapkan Manajemen Kesehatan Budidaya Udang dan prinsip-prinsip bio-security.

Pemerintah perlu untuk mengeluarkan kebijakan tentang perencanan lahan bagi tambak- tambak udang yang telah ada maupun yang akan dibangun di masa yang akan datang. Perencanaan lahan ini dapat dibuat dengan memberikan penekanan pada sistem pengendalian pengairan, pembagian sistem saluran masuk dan saluran buang, dan pengembalian lahan tambak ke fungsi aslinya, misalnya pelarangan pembukaan lahan di wilayah hutan bakau.

Dari keenam faktor strategi optimis untuk mengembangkan industri udang, ‘sumberdaya’ merupakan faktor yang terpenting diikuti oleh ‘teknologi dan produksi’. Hal ini terkait dengan Dari keenam faktor strategi optimis untuk mengembangkan industri udang, ‘sumberdaya’ merupakan faktor yang terpenting diikuti oleh ‘teknologi dan produksi’. Hal ini terkait dengan

Pilihan strategi terbaik untuk mengembangkan industri udang adalah pengembangan hubungan antara petambak dengan para pedagang perantara untuk mencegah kelangkaan pasokan dan kurangnya ketersediaan teknologi produksi. Intervensi pemerintah dibutuhkan untuk mendorong peningkatan kemitraan antara para agen tersebut sebagai upaya untuk menciptakan perdagangan yang adil (fair trade) dan pembagian risiko di antara para agen di dalam industri udang. Sebuah sistem pertanian kontrak yang formal dapat diperkenalka untuk mengurangi risiko ini dan meningkatkan kepastian berusaha di dalam industri ini, terutama di tingkat petambak.