Perilaku wirausaha dan keberdayaan pengusaha kecil industri agro kasus di Kabupaten Serang Provinsi Banten

PERILAKU WIRAUSAHA DAN KEBERDAYAAN
PENGUSAHA KECIL INDUSTRI AGRO:
Kasus Di Kabupaten Serang Provinsi Banten

DIRLANUDIN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi ”Perilaku Wirausaha dan
Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro: Kasus di Kabupaten Serang Provinsi
Banten” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi
ini.


Bogor, 25 Pebruari 2010

Dirlanudin
NRP I362060081

ABSTRACT
DIRLANUDIN. Entrepreneurial Behavior and Capacity of the Small Entrepreneur
of Agro Industry: Case In Serang District, Banten Province. Under direction of
MA'MUN SARMA, PANG S. ASNGARI, AND DJOKO SUSANTO.
The spirit of entrepreneurship is a matter of individual mentality of a person,
needs to be approached by altering patterns of thinking and action through learning,
practicing and getting used to work hard, take the initiative and see the business
opportunity perspective, try not to depend on others and dare to take risks with the
calculation mature. In the future there is a need for increase entrepreneurship skills
in line with the development pattern of life and the demands of modern society.
This study aims to: (1) identify the internal factors, external factors,
extension activities and small business policies; (2) analyze the behavior of selfemployment; (3) analyze the level of empowerment; (4) analyze the success rate of
small businesses agro industry; and (5) develope a strategy to empower small
businesses through the agro industrial extension program.

The research conducted in the area of Serang District in Banten Province.
The data were collected from March to August 2009. The research method used
survey. The population is small entrepreneurs of agro-industries (3060 people),
while the sample was of 250 small entrepreneurs. Sampling technique is
proportionate random cluster. Data collection techniques: quesionaire, observation
and depth interviews by using descriptive analysis and analysis of Structural
Equation Modelling (SEM).
The results show that (1) internal factors are into medium category (68.8%);
external factors are into medium category (75.6%); the extention activities are
between medium and not good; and the implementation of small industry policies
are not good, (2) behavior of small entrepreneurs the agro industry into medium
category (82.8%), (3) the level of empowerment is into category medium, (4) the
success of small entrepreneurs in the agro industry is into medium category, and (5)
small business empowerment strategy agro industry through the extension policies
organized in the integration of government policies on small business.
Key words: entrepreneurial behavior, empowerment, extension, small businesses,
agro industry

RINGKASAN
DIRLANUDIN, Perilaku Wirausaha dan Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri

Agro: Kasus di Kabupaten Serang Provinsi Banten, dibimbing oleh MA’MUN
SARMA, PANG S. ASNGARI, dan DJOKO SUSANTO.
Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha kecil industri agro di Kabupaten
Serang menurut Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten
Serang (2009) menyangkut pola tindak pengusaha kecil itu sendiri yang meliputi: (1)
masih lemah dalam menekuni usahanya, (2) kurang mampu menjalin hubungan
dengan berbagai pihak terkait usahanya, (3) kurang mampu membaca peluang, (4)
kelemahan dalam mengakses dan persaingan pasar, dan (5) keterbatasan akses ke
lembaga-lembaga keuangan
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi faktor internal, faktor
eksternal, kegiatan penyuluhan dan kebijakan usaha kecil; (2) menganalisis perilaku
wirausaha; (3) menganalisis tingkat keberdayaan; (4) menganalisis tingkat
keberhasilan pengusaha kecil industri agro; dan (5) merumuskan strategi
pemberdayaan usaha kecil industri agro melalui program penyuluhan.
Penelitian dilakukan di Wilayah Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2009.
Metode penelitian adalah survei sampel. Populasi adalah para pengusaha kecil
industri agro sebanyak 3060 orang. Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus
Isaac dan Michael dengan derajat akurasi 10 % diperoleh sampel sebanyak 250
orang pengusaha kecil industri agro. Teknik sampling adalah proportionate cluster

random sampling. Teknik pengumpulan data: angket, observasi dan indepth
interview. Menggunakan analisis deskriptif, analisis komparatif dan analisis
Structural Equation Modelling (SEM)
Faktor internal 68,8 persen adalah sedang dan 31,2 adalah rendah; artinya,
secara keseluruhan faktor internal pengusaha kecil industri agro menyangkut:
ketekunan, kepemilikan sumber usaha, tingkat kosmopolitan, penggunaan modal
usaha dan kontribusi hasil usaha bagi keluarganya relatif rendah.
Faktor eksternal 75,6 persen para pengusaha kecil industri agro menyatakan
sedang dan 20 persen tinggi; artinya, faktor eksternal relatif kondusif untuk
mendukung kemajuan dan perkembangan para pengusaha kecil industri agro dalam
menjalankan usahanya.
Kegiatan penyuluhan 38,5 persen pengusaha kecil industri agro menyatakan
sedang dan 59,6 persen menyatakan rendah; artinya, secara keseluruhan kegiatan
penyuluhan yang dilakukan oleh para penyuluh/petugas dari instansi yang terkait
dengan upaya pemberdayaan usaha kecil industri agro kurang memadai, baik
menyangkut kemampuan penyuluh, frekuensi kegiatan penyuluhan maupun
kedekatan dengan pengusaha kecil industri agro.
Implementasi kebijakan usaha kecil pada 7,6 persen adalah sedang dan 92,4
persen adalah rendah. Hal ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan
pemerintah melalui dinas/instansi terkait belum menunjukkan keberpihakan yang

besar pada usaha kecil industri agro.
Perilaku wirausaha 82,8 persen pengusaha kecil industri agro adalah sedang
dan 14,8 persen adalah tinggi; berarti para pengusaha kecil industri agro sudah
memperlihatkan perilaku wirausaha yang sedang. Tingkat keberdayaan 44,4 persen
pengusaha kecil industri agro adalah sedang dan 54,4 persen adalah tinggi; artinya,
tingkat keberdayaan usaha kecil industri agro di Kabupaten Serang berdayanya
relatif agak sedang sampai tinggi. Tingkat keberhasilan 87,3 persen pengusaha kecil

industri agro adalah sedang dan 9,2 persen adalah tinggi; artinya, para pengusaha
kecil industri agro tingkat keberhasilannya relatif agak besar.
Hasil uji komparatif menunjukkan bahwa pengusaha emping dan non emping
terdapat perbedaan yang nyata pada peubah faktor internal, keberdayaan dan
keberhasilan, sedangkan pada peubah faktor eksternal, kegiatan penyuluhan,
kebijakan usaha kecil dan perilaku wirausaha menunjukkan tidak ada perbedaan
yang nyata antara pengusaha emping dan non emping. Secara keseluruhan
memperlihatkan bahwa pengusaha emping dan non emping tidak ada perbedaan
yang nyata, terutama menyangkut faktor eksternal dan perilaku wirausahanya.
Faktor-faktor determinan terhadap perilaku wirausaha adalah faktor internal
dan faktor eksternal. Nilai koefisien pengaruh langsung faktor internal dan faktor
eksternal terhadap perilaku wirausaha pengusaha kecil industri agro masing-masing

sebesar 0,23 dan 0,39 pada taraf nyata 0.05. Nilai koefisien ini berarti hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa perilaku wirausaha pengusaha kecil industri agro
dipengaruhi secara nyata oleh faktor internal dan faktor eksternal adalah diterima.
Faktor eksternal, gabungan kegiatan penyuluhan dan kebijakan usaha kecil
serta perilaku wirausaha memiliki pengaruh langsung yang bernilai positif terhadap
keberdayaan pengusaha kecil industri agro masing-masing sebesar 0,18, 0,22 dan
0,48 pada taraf nyata 0,05, sedangkan faktor internal berpengaruh nyata tetapi tidak
langsung. Data ini artinya hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ”keberdayaan
usaha kecil dipengaruhi secara nyata oleh faktor eksternal, gabungan kegiatan
penyuluhan dan kebijakan usaha kecil serta oleh perilaku wirausaha” adalah
diterima.
Perilaku wirausaha dan keberdayaan berpengaruh langsung yang bernilai
positif terhadap keberhasilan usaha kecil industri agro masing-masing 0,35 dan 0,16
pada taraf nyata 0,05. Data ini berarti hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
keberhasilan pengusaha kecil industri agro dipengaruhi secara nyata oleh perilaku
wirausaha dan keberdayaan adalah diterima.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh nyata tetapi tidak langsung terhadap
keberhasilan pengusaha kecil industri agro adalah faktor internal, faktor eksternal
serta gabungan dari kegiatan penyuluhan dan kebijakan usaha kecil. Dengan
demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa keberhasilan pengusaha kecil

industri agro dipengaruhi secara nyata oleh faktor internal, faktor eksternal dan
gabungan kegiatan penyuluhan serta kebijakan usaha kecil adalah diterima.
Strategi pemberdayaan usaha kecil industri agro melalui kegiatan
penyuluhan dan pengembangan berada dalam koridor kebijakan pemerintah daerah
menyangkut usaha kecil. Pimpinan dinas/instansi terkait dituntut komit dalam
merekrut penyuluh secara selektif, melatih secara intensif, memberikan dorongan
dan mencarikan insentif bagi para penyuluh. Kebijakan yang perlu diterapkan
terhadap usaha kecil industri agro terutama menyangkut: pengembangan kemitraan,
iklim usaha, pemasaran, pelatihan dan bantuan modal.
Kata kunci: perilaku wirausaha, keberdayaan, penyuluhan, usaha kecil, dan industri agro.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2010
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini
tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB

PERILAKU WIRAUSAHA DAN KEBERDAYAAN
PENGUSAHA KECIL INDUSTRI AGRO:
Kasus Di Kabupaten Serang Provinsi Banten

DIRLANUDIN

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
doktor pada
Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya, akhirnya penulisan disertasi dengan judul: Perilaku Wirausaha dan
Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro: Kasus di Kabupaten Serang
Provinsi Banten dapat diselesaikan. Disertasi ini merupakan proses pembelajaran
penulis menyangkut perilaku wirausaha, pengkajian pemberdayaan dan keberhasilan
pengusaha kecil industri agro serta faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama
faktor internal, eksternal, kegiatan penyuluhan dan kebijakan usaha kecil.
Dalam penyusunan disertasi penulis menyadari masih dijumpai kekurangan,
walaupun demikian sangat bermanfaat bagi penulis yang sedang menjalani proses
belajar melakukan penelitian khususnya di bidang ilmu penyuluhan pembangunan.
Koreksi dan masukan yang konstruktif dari Komisi Pembimbing dan semua pihak
yang tertarik dengan kajian ini untuk perbaikan selanjutnya sangat penulis harapkan,
sehingga disertasi ini dapat memenuhi kaidah keilmuan yang berlaku.
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. M.Ec, Bapak Prof. Dr. Pang S. Asngari serta Bapak
Prof. (Ris) Dr. Djoko Susanto, SKM yang selalu meluangkan waktu dan tanpa bosan
untuk memberi arahan, bimbingan, dan dukungan yang tidak terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si atas dukungan dan rasa
kebersamaannya selama mengikuti perkuliahan di IPB. Ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
(1)

Rektor Institut Pertanian Bogor beserta jajarannya yang telah memberikan
layanan yang baik selama penulis menempuh kuliah.

(2)

Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB beserta jajarannya yang telah
memberikan layanan yang baik selama penulis mengikuti proses perkuliahan.

(3)

Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB beserta
jajarannya yang telah memberikan layanan yang baik selama penulis
mengikuti proses perkuliahan.

(4)

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan

Pembangunan atas segala arahan dan bimbingannya.

(5)

Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si dan Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS atas
kesediaannya menjadi penguji luar komisi pada sidang tertutup.

(6)

Ir. Sutrisno Iwantono, MA. Ph.D dan Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS atas
kesediaannya menjadi penguji luar komisi pada sidang terbuka.

(7)

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS dan Dr. Ir. Basita Ginting Sugihem, MA selaku
anggota komisi akademik atas arahan dan bimbingannya selama penulis
mengikuti perkuliahan.

(8)

Semua Dosen pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Sekolah
Pascasarjana IPB yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalaman
belajar kepada penulis.

(9)

Drs. H. A. Tadjuddin, Drs. H. Sudirman Martadisatra, MM dan Drs. H.
Endjum Sofiana, MM sebagai Yayasan dan Pimpinan STIA Maulana Yusuf
Banten yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan Program Doktor di IPB.

(10) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Kepala Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Serang yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah
kerjanya.
(11) Para pengusaha kecil industri agro di Kabupaten Serang yang telah banyak
memberi informasi, data dan pengalamannya kepada penulis yang sangat
berguna bagi analisis penelitian ini.
(12) Teman-teman angkatan 2006 dan semua pihak atas dukungan dan
kerjasamanya selama penulis mengikuti perkuliahan pada Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan Sekolah Pascasarjana IPB.
Semoga amal ibadah semua pihak yang telah membatu, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian disertasi ini mendapat pahala dari Allah
SWT. Aamiin.

Bogor, 25 Pebruari 2010
Dirlanudin

(10) Drs. Yayat Hidayat, Drs. Maman Carman Kartawijaya, dan Yuyud Hubarjah,
SE yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data dan
informasi yang sangat dibutuhkan bagi kelengkapan analisis.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 9 Maret 1961 sebagai anak ke
empat dari sepuluh bersaudara pasangan Bapak Diko dan Ibu Naisah. Pendidikan
Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diselesaikan di Kabupaten
Cirebon, sedangkan pendidikan Sekolah Menengah Atas penulis tempuh di Sekolah
Menengah Pembangunan Persiapan Negeri, sekarang menjadi Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Kota Cirebon. Sarjana Administrasi Negara lulus pada tahun 1986
dari Universitas Pasundan Bandung. Magister Administrasi Bisnis diselesaikan pada
tahun 1999 di Universitas Indonesia Jakarta. Penulis melanjutkan studi Program
Doktor pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Institut Pertanian Bogor
mulai tahun 2006 dengan biaya BPPS On Going dari Dikti Depdiknas dan
Pemerintah Provinsi Banten.
Pada tahun 1986 sampai 1987 penulis menjadi pegawai negeri sipil (PNS)
pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat ditempatkan di Kabupaten Sukabumi,
kemudian pada tahun 1987 penulis diterima lagi menjadi PNS di Kopertis Wilayah
IV Bandung (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) dipekerjakan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Maulana Yusuf Banten Serang hingga sekarang.
Penulis menjabat Ketua Jurusan Administrasi Negara sejak tahun 1998 sampai
dengan 2002, kemudian sejak tahun 2002 sampai 2008 menjadi Pembantu Ketua
Bidang Kemahasiswaan.
Penulis juga menjadi tenaga pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Mandala (STIAMI) Jakarta sejak tahun 2001 dan di Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Banten Pandeglang sejak tahun 2002 hingga sekarang, pada
perguruan tinggi ini dipercaya menjadi Pembantu Ketua Bidang Akademik sejak
tahun 2008. Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang penulis menjadi tenaga
pengajar sejak tahun 2008 hingga sekarang.
Pada tahun 2004 penulis beserta kawan-kawan mendirikan Lembaga
Penyelenggara Pendidikan (LPP) Husada Pratama Serang dan menjadi pendiri
sekaligus sekretaris Lembaga Penyelenggara Pendidikan tersebut hingga sekarang.
Lembaga ini mengelola Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Husada Pratama
Serang dengan jurusan keperawatan dan telah meluluskan empat angkatan.

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ....................................................................................................
RINGKASAN .................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang .................................................................................................
Masalah Penelitian ..............................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian ............................................................................
Definisi Istilah ......................................................................................

ii
iii
xiii
x
xiv
xvi
xvii
1
1
8
11
11
12

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
Usaha Kecil Industri Agro ...................................................................
Pengertian Usaha Kecil ............................................................
Kebijakan Usaha Kecil ............................................................
Kondisi Individu Pengusaha Kecil ..........................................
Industri Agro ...........................................................................
Pembangunan Industri Agro ...................................................
Penyuluhan Pembangunan ...................................................................
Pengertian ...............................................................................
Perencanaan Program ..............................................................
Program penyuluhan bagi usaha kecil .....................................
Teori Perilaku.......................................................................................
Teori Psikoanalitik ..................................................................
Teori Sifat dan Perangai...........................................................
Teori Kebutuhan dan Motivasi ...............................................
Perilaku Suatu Pandangan Kesisteman ...................................
Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik ..............................
Proses Belajar Menentukan Perilaku ......................................
Konsep Wirausaha ...............................................................................
Pengertian Wirausaha .............................................................
Perilaku Wirausaha .................................................................
Konsep Pemberdayaan dan Keberdayaan Usaha Kecil ......................
Pengertian Pemberdayaan .......................................................
Keberdayaan Usaha Kecil .......................................................
Strategi Pemberdayaan masyarakat ........................................
Keberhasilan Usaha Kecil ...................................................................

15
15
15
16
19
20
24
28
28
29
32
36
36
37
37
38
39
40
43
43
44
47
47
49
50
53

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS .................................................
Kerangka Berpikir ...............................................................................
Hipotesis Penelitian ............................................................................

56
56
61

METODE PENELITIAN.................................................................................
Rancangan Penelitian ..........................................................................

63
63

Lokasi...................................................................................................
Populasi dan Sampel ...........................................................................
Instrumen Pengukuran Peubah ...........................................................
Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas ...............................
Jenis dan Sumber Data ........................................................................
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
Teknik Analisis Data ...........................................................................

63
64
67
70
72
73
73

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................
Karakteristik Pengusaha Kecil Industri Agro ......................................
Faktor Internal, Eksternal, Kegiatan Penyuluhan dan Kebijakan
Usaha Kecil ..........................................................................................
Faktor Internal Pengusaha Kecil Industri Agro .......................
Faktor Eksternal Pengusaha Kecil Industri Agro ....................
Kegiatan Penyuluhan ..............................................................
Kebijakan Usaha Kecil ...........................................................
Perilaku Wirausaha Pengusaha Kecil Industri Agro ...........................
Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro ......................................
Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro ......................................
Perbedaan Pengusaha Emping dan non emping ..................................
Faktor Internal Pengusaha Emping dengan Non Emping ........
Faktor Eksternal Pengusaha Emping dengan Non Emping .....
Kegiatan Penyuluhan terhadap Pengusaha Emping dengan
Non Emping .............................................................................
Implementasi Kebijakan terhadap Pengusaha Emping dan
Non Emping ............................................................................
Perilaku Wirausaha Pengusaha Emping dengan Non Emping
Tingkat Keberdayaan Pengusaha Emping dan Non Emping ...
Tingkat Keberhasilan Pengusaha Emping dan Non Emping ...
Faktor-faktor Berpengaruh pada Perilaku Wirausaha, Keberdayaan
dan Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro ...............................
Komposisi Faktor-faktor yang Berpengaruh ..........................
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Wirausaha
Pengusaha Kecil Industri Agro ...............................................
Faktor-faktor Berpengaruh Langsung dan Tidak Langsung …
terhadap Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro ..........
Perilaku Wirausaha dan Keberdayaan Berpengaruh Langsung
Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro .........
Faktor-faktor yang Berpengaruh Tidak Langsung terhadap
Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro .........................
Model Hubungan Kausal Antar Peubah ..................................
Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Industri Agro Melalui Kebijakan
Penyuluhan ...............................................................................
Pemberdayaan Lembaga Penyuluhan .....................................
Peningkatan Kompetensi Penyuluh .........................................
Membentuk Kemitraan ...........................................................
Membantu Menciptakan Iklim Usaha Kecil ............................
Pemberian Pelatihan.................................................................
Membantu dalam Pemasaran ...................................................
Mencari Bantuan Modal ..........................................................

76
76
82
93
93
96
99
103
107
112
116
120
122
122
124
125
125
127
128
129
129
131
132
133
134
136
138
140
141
146
147
147
148
149

KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................
Kesimpulan .........................................................................................
Saran ....................................................................................................

152
152
153

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

155

LAMPIRAN ....................................................................................................

161

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Industri Pengolahan Makanan dan Minuman Berdasarkan KBLI
2005.......................................................................................................

21

2. Jenis Kemoditas Industri Agro .............................................................

65

3. Proporsi Sampel Berdasarkan Jenis Komoditas Industri Agro ............

66

4. Pengukuran Peubah-peubah Penelitian ................................................

67

5. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .............................................

71

6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .........................................

71

7. Uji Normalitas Data ............................................................................

72

8. Luas Lahan Menurut Penggunaan ......................................................

77

9. Jumlah, Rasio dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Serang .........

79

10. Kepadatan Penduduk Per Rumah Tangga dan Per Km2 .....................

80

11. Data Perkembangan Usaha Kecil di Kabupaten Serang .....................

81

12. Karakteristik Responden Penelitian ....................................................

83

13. Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Memilih Usaha ..................

89

14. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelumnya ..................

90

15. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelumnya yang Masih
Ditekuni ..............................................................................................

91

16. Sebaran Responden tentang Kegiatan Pelatihan ................................

92

17. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Faktor Internal Pengusaha Kecil Industri Agro ..................

93

18. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Faktor Eksternal Pengusaha Kecil Industri Agro .................

97

19. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Kegiatan Penyuluhan ...........................................................

100

20. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Kebijakan Usaha Kecil ........................................................

103
i

21. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Perilaku Wirausaha ..............................................................

109

22. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro ......................

113

23. Sebaran Responden Berdasarkan Masing-masing Indikator dan Total
Indikator Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro .......................

117

24. Perbedaan Pengusaha Kecil Emping dan Non Emping ........................

121

25. Komposisi Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku
Wirausaha, Keberdayaan, Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri
Agro ......................................................................................................

130

ii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

1. Model Konseptual Pengaruh antar Peubah Penelitian ....................………..

62

2. Model Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku, Keberdayaan
dan Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro ........................................

135

3. Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Industri Agro Melalui Kegiatan Penyuluhan .......................................................................................................

138

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Wilayah Kabupaten Serang …………………………………………..

161

2. Daftar Jenis Komiditas Industri Agro Di Kabupaten Serang yang Jumlahnya Kurang dari 50 Unit Usaha ……………………………………………

162

3. Hasil Uji Validitas Faktor Internal ...............................................................

163

4. Hasil Uji Validitas Faktor Eksternal ............................................................

164

5. Hasil Uji Validitas Kegiatan Penyuluhan ……………………....................

165

6. Hasil Uji Validitas Kebijakan Usaha Kecil ..................................................

166

7. Hasil Uji Validitas Perilaku Wirausaha ……………………………………

167

8. Hasil Uji Validitas Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro …………

168

9. Hasil Uji Validitas Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro ................

169

10. Hasil Uji Reliabilitas Faktor Internal ...........................................................

170

11. Hasil Uji Reliabilitas Faktor Eksternal .........................................................

171

12. Hasil Uji Reliabilitas Kegiatan Penyuluhan .................................................

172

13. Hasil Uji Reliabilitas Kebijakan Usaha Kecil ..............................................

173

14. Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Wirausaha ....................................................

174

15. Hasil Uji Reliabilitas Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Agro ............

175

16. Hasil Uji Reliabilitas Keberhasilan Pengusaha Kecil Industri Agro ............

176

17. Hasil Uji Normalitas .....................................................................................

177

18. Hasil Uji Beda antara Pengusaha Emping dan Non Emping ........................

178

19. Hasil Pengolahan Data dengan Lisrel 8.30 ...................................................

180

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebijakan

Pemerintah

mengembangkan

perekonomian

di

Indonesia

berorientasi global membangun keunggulan kompetitif dengan mengedepankan
kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam meningkatkan daya saing
dengan membuka akses yang sama terhadap kesempatan berusaha dan kesempatan
kerja bagi segenap rakyat dari seluruh daerah dengan menghapuskan seluruh
perlakuan diskriminatif dan hambatan. Pengembangan sektor industri pengolahan
mengacu kepada arahan pembangunan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan
pembangunan sektor industri dan perdagangan.
Pembangunan ditujukan untuk perluasan kesempatan kerja dan berusaha,
peningkatan ekspor, peningkatan dan pemerataan pendapatan. Hasil yang hendak
dicapai dari pembangunan ini adalah usaha kecil berperan maksimal dalam
perkembangan dunia usaha, sehingga usaha kecil dapat berkembang dan mampu
bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya sesuai potensi dan bidang usaha yang
ditekuninya selama ini.
Kebijakan ekonomi kerakyatan bertumpu pada mekanisme pasar yang adil,
persaingan sehat, berkelanjutan, mencegah struktur yang monopolistik dan distortif
dapat merugikan masyarakat. Melalui optimalisasi peran pemerintah untuk
melakukan koreksi pasar dengan menghilangkan berbagai hambatan melalui
regulasi, subsidi dan insentif. Pemberdayakan usaha kecil agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan meningkatkan penguasaan IPTEK dan
melakukan secara proaktif negosiasi serta kerjasama ekonomi dalam upaya
peningkatan ekspor.
Pelaksanaan pembangunan salah satunya diarahkan untuk mengentaskan
kemiskinan, maka berbagai upaya mendasar ditujukan pada penanganan
pengangguran. Upaya penanganan pengangguran tidak bisa seluruhnya ditangani
melalui rekruitmen pegawai negeri sipil, tetapi melalui pengembangan sektor
swasta, sehingga masyarakat perlu ditumbuh kembangkan agar mampu menggali
potensi yang ada pada dirinya, yang pada gilirannya mereka lebih berdaya dan
mendiri.
Provinsi Banten sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pertanian,
Luas lahan pertanian adalah 872.112 ha, namun tidak hanya pertanian saja, Provinsi

2

Banten juga memiliki beberapa peluang investasi di antaranya dari sektor
perkebunan,

pertanian,

perikanan,

pertambangan,

industri

dan

pariwisata

(http://www.banten.go.id).
Di Provinsi Banten sektor usaha kecil telah tumbuh dengan pesat. Usaha
kecil banyak berkembang di wilayah Provinsi Banten seperti: industri hasil
pertanian, perikanan, peternakan, garmen, manufaktur, jasa, sampai industri baja.
Dengan perkembangan ini menuntut tumbuhnya industri-industri kecil di berbagai
bidang. Arah kebijakan Pemerintah Provinsi Banten dalam sektor industri
ditekankan pada kegiatan pelatihan dan bantuan peralatan bagi Usaha Kecil dan
Manengah di Provinsi Banten, kegiatan agro industri Kabupaten/Kota dan kegiatan
pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Provinsi Banten, 2002).
Perkembangan usaha kecil industri agro yang dikelola masyarakat Serang
terutama didominasi oleh usaha emping yang sudah menjadi kebiasaan
masyarakatnya. Hasil kajian instansi terkait dan PT ASDAL Karunia Sejahtera
sebagai konsultal Departemen Perindustrian telah melakukan pengkajian dalam
rangka menentukan komoditas unggulan di masing-masing Kabupaten seluruh
Indonesia, ternyata di Kabupaten Serang emping dijadikan salah satu produk
unggulan.
Menurut petugas dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Kabupaten Serang, potensi bahan baku emping cukup memadai dan
mudah dicari, selain itu menurut masyarakat setempat mengolah emping dianggap
mudah dan banyak menyerap tenaga kerja terutama oleh kaum ibu.
Rekomendasi dari Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Serang, emping
merupakan agro politan artinya sebagai produk khas suatu daerah tetapi tidak kalah
bersaing dengan produk makanan di kota sehingga tetap diminati oleh pangsa pasar
masyarakat kota. Dinas Pertanian Kabupaten Serang memberikan rekomensasi
bahwa bila emping dikelola secara modern atau semi modern akan berubah rasanya
(hasil wawancara dengan Kasi Sarana Prasarana UMKM Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Serang tanggal 2 Desember 2009).
Produk emping masyarakat Serang mampu bersaing dengan emping dari
daerah lain, hal ini terbukti bahwa emping produk masyarakat Serang sudah
dieksport melalui PT. Sentana Baja Cilegon ke Arab Saudi, Thailand dan Malaysia.
Emping dikelola oleh masyarakat di beberapa kecamatan, yang paling dominan

3

adalah di Kecamatan Waringin Kurung tetapi pengelolaannya masih belum
maksimal yaitu hanya menjadi pekerjaan sampingan, sedangkan di Kecamatan
Bojonegara sudah dikelola secara bisnis.
Produk industri agro non emping (gula merah, kue basah, kue kering, telor
asin, tempe, ikan asin dan kerupuk) menurut petugas Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Serang, belum mampu bersaing
dengan produk sejenis dari daerah lain serta belum ada yang berhasil dipasarkan ke
luar negeri. Gula merah terutama dikelola di wilayah Kecamatan Anyer dan
Mancak, produk ini bahan bakunya sangat ditentukan oleh iklim, bila musim hujang
bahan bakunya sangat mencukupi, sebaliknya akan berkurang bila musim kemarau.
Kue basah contohnya lapis legit dapat dikelola secara lebih kenyal, makin lama
lebih enak bila dimasukkan dalam kulkas dan mampu bertahan selama tujuh hari,
produk ini terutama dikelola oleh masyarakat Kecamatan Bojonegara dan Pontang.
Kue kering contohnya sempring dan keripik pisang terutama dikelola masyarakat
Kecamatan Baros dan Tanjung Teja.
Telor asin terutama dihasilkan di wilayah yang masih banyak lahan
persawahan karena ternak bebek secara alami dapat berkembang dengan baik,
terutama di Kecamatan Carenang dan Pamarayan. Ikan asin terutama banyak
dikelola oleh masyarakat Kecamatan Bojonegara, Tirtayasa dan Pontang. Kerupuk
dapat diproduksi dengan mencampurkan tepun ikan payus sehingga disebut sebagai
kerupuk ikan, produk kerupuk terutama dilakukan oleh masyarakat Kecamatan
Pontang, Anyer dan Bijonegara. Kelompok pengelola tempe sudah mampu
membentuk koperasi yang relatif berjalan dengan baik, produk tempe terutama
banyak dikelola oleh masyarakat Kecamatan Kramat Watu, Kopo, Keragilan dan
Ciomas.
Sebagai perbandingan dapat dikemukakan data dari Propinsi Jawa Barat
yaitu hasil kajian BPS Jawa Barat dengan Dinas KUKM bahwa permasalahan yang
dihadapi usaha kecil meliputi: (1) Masalah belum dimilikinya sistem administrasi
keuangan dan manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan; (2) Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat
studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman, baik dari bank maupun modal ventura,
karena kebanyakan UKM mengeluh prosedur mendapatkan kredit yang berbelit,
agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3) Masalah
menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin

4

ketat; (4) Masalah akses terhadap teknologi, terutama bila pasar dikuasai oleh
perusahaan atau grup bisnis tertentu, sementara selera konsumen berubah dengan
cepat; (5) Masalah memperoleh bahan baku, terutama karena adanya persaingan
yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkualitas rendah, dan
tingginya harga bahan baku; (6) Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi,
terutama bagi yang sudah menggarap pasar ekspor yang harus mengikuti selera
konsumen; dan (7) Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan tenaga kerja
yang terampil (http://www.smecda.com/kajian/files/kjdaerah/Jabar 5.htm).
Melalui berbagai kebijakan, Pemerintah Kabupaten Serang telah melakukan
upaya peningkatan keterampilan dan mendorong kemauan masyarakat untuk
berwirausaha, yaitu melalui upaya penyadaran, pembinaan dan pelatihan serta
bantuan dari Dinas Perindustrian Perdagangan serta Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Serang. Di samping itu ada kebijakan
pemerintah tentang “Peran Pembina BUMN terhadap Usaha Kecil” di daerahnya.
Pemerintah

Daerah

terus

berupaya

memberikan

informasi

kepada

masyarakat dunia usaha, khususnya para pengusaha kecil menyangkut peluang dan
pangsa pasar yang sangat memungkinkan dimasuki oleh para pengusaha kecil. Jadi
produksi usaha kecil diharapkan omzet penjualannya berskala makro baik untuk
pasar domestik maupun ekspor. Informasi ini dapat dilakukan melalui kegiatan
penyuluhan yang dilakukan oleh para penyuluh dari dinas instansi tersebut.
Penyuluhan dapat dilaksanakan melalui pertemuan seluruh usaha kecil dengan para
petugas/penyuluh dari Dinas tersebut serta para pengusaha menengah dan besar.
Selain itu melalui kegiatan pelatihan bagi para usaha kecil serta penyuluhan
langsung ke lapangan (ke tempat-tempat usaha kecil) oleh para petugas/penyuluh
dari dinas/instansi terkait (termasuk Dinas Pertanian). Hal ini dapat dilakukan secara
periodik maupun insidental ketika kebutuhan informasi tersebut dianggap mendesak.
Perkembangan usaha kecil dalam perjalanannya tidak lepas dari berbagai
masalah yang harus dihadapi. Menurut Tambunan (2002: 69), permasalahan yang
dihadapi para usaha kecil antara lain: keterbatasan modal kerja/investasi, kesulitan
mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau,
keterbatasan teknologi, keterbatasan SDM dengan kualitas yang baik (terutama
manajemen dan teknisi produksi), informasi mengenai pasar, dan kesulitan dalam
pemasaran (termasuk distribusi). Dengan demikian masalah-masalah yang dihadapi
pengusaha kecil bersifat multi dimensi.

5

Akibat permasalahan yang dihadapi di atas, seringkali usaha kecil berjalan
di tempat, kurang menunjukkan kemajuan yang berarti. Namun demikian jika dikaji
lebih mendalam permasalahan tersebut disebabkan oleh pola perilaku wirausaha dari
para pengusaha kecil itu sendiri. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Ismawan
(2001) bahwa perangkat terpenting yang seharusnya terdapat dalam diri setiap
pelaku ekonomi rakyat adalah keterampilan berwirausaha. Selama ini mentalitas
kewirausahaan terus digempur oleh “virus” feodalisme modern yaitu daya tarik
perusahaan-perusahaan besar industri dan jasa yang dimiliki oleh konglomerat atau
pemodal asing yang dianggap lebih menjanjikan sehingga setiap orang ingin bekerja
diperusahaan-perusahaan tersebut, akibatnya sulit memiliki masyarakat yang punya
etos kerja kewirausahaan tinggi.
Mengkaji tentang kegagalan usaha kecil, Griffin dan Ebert (2003)
mengemukakan bahwa 63% bisnis kecil mengalami kondisi usaha yang tidak
menggembirakan. Mereka mengatakan walaupun tidak ada pola yang tetap, tetapi
ada tiga faktor umum yang mempengaruhi kegagalan bisnis kecil (usaha kecil):
(1) Manajerial yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman. Para pebisnis kecil
tidak tahu cara membuat keputusan dasar bisnis atau memahami konsep serta
prinsip dasar manajemen, maka kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam
usaha jangka panjang.
(2) Kurang memberi perhatian. Memulai bisnis kecil tidak cukup hanya
mengabdikan waktu sedikit, sebaliknya perlu memberi perhatian yang serius
terhadap usahanya, bila tidak akan mengalami kegagalan.
(3) Sistem kontrol yang lemah. Sistem kontrol yang efektif diperlukan untuk
membantu agar bisnis dapat tetap bertahan dan untuk membantu pengelola
usaha kecil mewaspadai masalah-masalah yang mungkin timbul.
Kenyataan menunjukkan bahwa sektor usaha kecil selama ini dapat
menyerap tenaga kerja dan bahkan beberapa daerah di Indonesia dapat menjadi
penyangga dari hantaman krisis ekonomi dan moneter. Memperhatikan pentingnya
peran usaha kecil, maka upaya menumbuhkan usaha kecil merupakan keharusan,
baik oleh pihak pemerintah, pengusaha menengah dan besar maupun masyarakat itu
sendiri.
Menurut Maksum, Industri non agro yang menjadi perhatian pemerintah
selama puluhan tahun hanya menghasilkan ketergantungan demi ketergantungan. Ini
terjadi karena input produksi industri non agro semuanya dari impor, seperti bahan

6

baku, teknologi, modal, dan tenaga ahli. Setiap tahun negara mengeluarkan devisa
Rp 50 triliun untuk impor pangan, sekitar 5 persen dari APBN, bahkan garam juga
harus impor sebanyak 1,58 juta ton setahun senilai Rp 900 miliar. Telah banyak
kemudahan diberikan kepada industri non agro seperti kebijakan fiskal dengan
keringanan atau pembebasan pajak. Dalam kebijakan moneter dilakukan penguatan
nilai tukar rupiah sehingga produk pertanian kalah bersaing. Begitu pula dalam
kebijakan tata niaga yang pro impor, ternyata sampai sekarang industri non agro tak
pernah dewasa.Karena itu saatnya perubahan kebijakan pada tataran supra makro
dengan mengubah orientasi kebijakan ekonomi ke industri agro. Saat ini ada 42 juta
tenaga kerja di sektor pertanian dari total 105 juta angkatan kerja yang ada
(http://bantenindustrialcluster.com).
Membangun pertanian sama halnya meningkatkan pendapatan mayoritas
masyarakat, misalnya dengan memfokuskan pembangunan industri pengolahan yang
berbasis produk pertanian lokal, bahan baku, modal, tenaga kerja, teknologi dari
dalam negeri dan pasar dalam negeri, kemudian setelah berkembang baru ekspor.
Usaha Kecil di Kabupaten Serang terus menunjukkan pertumbuhan, apalagi
setelah terjadi beberapa krisis di atas, namun permasalahan dan tantangan yang
dihadapi sangat kompleks, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Dinas Koperasi,
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Serang (2009) bahwa permasalahan
dan tantangan yang dihadapi usaha kecil antara lain: (1) masih memerlukan
informasi yang mudah diakses; (2) masih sangat memerlukan peningkatan
pengetahuan dan wawasan berusaha; (3) sangat memerlukan perluasan pangsa pasar;
(4) masih ada usaha kecil yang menyalahgunakan penggunaan bantuan modal; (5)
ada usaha kecil yang mengganti usahanya setelah mendapatkan bantuan modal; (6)
sangat memerlukan akan pola kemitraan; (7) sulit untuk mengakses program dari
sumber pembiayaan karena banyak persyaratan yang harus ditempuh; dan (8)
usahanya masih menggunakan teknologi yang sederhana;
Permasalahan di atas sangat memerlukan peran kegiatan penyuluhan, untuk
permasalahan point satu dan dua, penyuluh dapat membantu usaha kecil
mendapatkan informasi perkembangan bisnis industri agro dan memberikan
pengetahuan tentang wirausaha dan wawasan berusaha. Untuk permasalahan ketiga,
penyuluh dapat membatu memberi informasi pangsa pasar industri agro di daerah
lain dan membantu dalam menghubungkan kegiatan pemasaran para pengusaha
kecil dengan pengusaha lain.

7

Permasalahan empat dan lima, penyuluh dapat melakukannya dengan
melalui pendekatan, penyadaran dan bimbingan kepada para pengusaha kecil.
Permasalahan enam dan tujuh, penyuluh dapat berperan menjadi media penghubung
antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah dan besar untuk membentuk
kerjasama dan bermitra yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dengan
lembaga keuangan, penyuluh dapat membantu pengusaha kecil mempersiapkan
pemberkasan persyaratan pengajuan pinjaman kredit modal.
Untuk permasalahan kedelapan harus disikapi secara proporsional karena ada
proses industri agro yang lebih baik menggunakan peralatan tradisional, tetapi ada
pula yang membutuhkan teknologi lebih maju guna mempercepat proses produksi,
hal ini dapat dilakukan oleh penyuluh dengan mengusulkan kepada Pemerintah
Daerah terkait bantuan teknologi tersebut, kemudian membimbing dan melatih
penggunaan teknologi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa peran penyuluh masih
sangat dibutuhkan, tetapi kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh dinas terkait
terindikasi masih sangat minim, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah
penyuluh juga masih belum memadai, menurut salah seorang pejabat Dinas
Peeindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang jumlah penyuluh atau petugas
lapangan yang ada di instansinya hanya sepuluh orang dan akan ada bantuan tenaga
penyuluh dari program D3 sebanyak dua orang. Kelembagaan penyuluhan juga
masih memerlukan pembenahan, paling tidak di kecamatan yang terdapat banyak
usaha kecil perlu ada kelembagaan penyuluhan disertai dengan tenaga penyuluh
yang memadai.
Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Serang sebagian besar bergerak di
bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, sehingga daerah ini
memiliki potensi bahan baku yang memadai bagi tumbuhnya usaha kecil khususnya
di bidang industri agro. Di lapangan menunjukkan bahwa para petani dan peternak
menjual hasil panennya kepada para pengusaha kecil industri agro yang ada di
daerahnya, karena itu keberadaan usaha kecil tersebut sangat membantu masyarakat
petani dan peternak setempat. Pada sisi lain perilaku para pengusaha kecil industri
agro di Kabupaten Serang juga memperlihatkan semangat dan kemampuan
wirausaha yang belum memadai.
Memperhatikan pentingnya keberadaan usaha kecil bidang industri agro
guna menampung bahan baku hasil pertanian, perkebunan dan perikanan setempat

8

serta sebagai upaya mengurangi pengangguran, meningkatkan daya beli dan
kesejahteraan masyarakatnya. Sementara permasalahan yang dihadapi usaha kecil
industri agro bersifat kompleks, maka sangat layak untuk dilakukan penelitian
secara lebih mendalam melalui pendekatan ilmu penyuluhan pembangunan guna
menemukan kondisi para pengusaha kecil industri agro, pola perilaku wirausahanya,
tingkat keberdayaannya serta menemukan strategi pemberdayaan yang tepat.

Masalah Penelitian
Adanya kesulitan para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya,
berarti mereka berada dalam kondisi ketidakberdayaan, bukan hanya karena kurang
mampu mengakses permodalan, informasi pasar dan kurang mampu menjalin relasi
bisnis, tetapi juga terdapat kelemahan lainnya yang terkait dengan sikap mental para
pengusaha kecil itu sendiri dalam mengelola usahanya terkait semangat dan
kemampuan dalam berwirausaha. Namun demikian keberadaan dan peran mereka
sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakatnya, karena itu usaha kecil
khususnya industri agro perlu terus ditingkatkan, tetapi ada permasalahan yang
terindikasi berdasarkan pengamatan di lapangan dalam kehidupan sehari-hari
mereka, baik permasalahan internal maupun eksternal.
Permasalahan internal yang dihadapi para usaha kecil industri agro
menyangkut pola tindak yang diperlihatkan oleh mereka sendiri, yaitu:
(1) Masih lemah dalam menekuni usahanya.
Sebagai ilustrasi masih lemahnya dalam menekuni usaha, seperti ketika
menghadapai kesulitan pemasaran mereka cepat patah semangat, sehingga ada
keinginan untuk ganti usaha, padahal belum tentu mereka menguasai bidang
usaha baru tersebut. Mereka kurang mau berkreasi dan inovatif atas produkproduk yang dihasilkannya, sehingga selama bertahun-tahun tidak ada
pembaharuan produk. Perilaku seperti ini diduga akan mengakibatkan kegagalan
atau paling tidak akan kurang mampu mengembangkan usaha kecil yang telah
digelutinya selama ini.
Lebih jauh bila usaha kecil banyak yang gulung tikar, maka masyarakat
pemasok bahan baku akan kesulitan memasarkan, di samping akan menambah
pengangguran, yang berarti pendapatan dan daya beli masyarakat semakin
menurun. Pemerintah Daerah juga akan terkena dampaknya bila usaha kecil
banyak yang gulung tikar, karena pemasukan pajak daerah dan retribusi akan

9

menurunan, hal ini berarti akan berpengaruh terhadap upaya peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD).
(2) Masih cenderung berperilaku konsumtif.
Sebagai ilustrasi masih berperilaku konsumtif, yaitu ketika ada
keuntungan yang memadai tidak disisakan untuk dialokasi modal usaha, tetapi
digunakan untuk membeli ken