Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.149/Men/1983 tentang Tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.149/Men/1983 tentang Tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi
Melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 149/MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi, pemerintah secara resmi mengatur tentang struktur
biaya penempatan secara rinci atau cost structure 82 . Keputusan ini menjadi tonggak bagaimana negara dengan secara sengaja merestui dan berkolaborasi dengan swasta untuk menciptakan migrasi berbiaya tinggi. Untuk pertama kalinya, perusahaan pengerah tenaga kerja diberikan kewenangan secara legal untuk memungut fee dari jasa pengerahan. Dalam lampiran keputusan ini, ditetapkan tarip pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi sebagai berikut:
a. Tarif untuk tenaga kerja pria -
Tiket pesawat USD 600 -
Travel documnet USD 170 -
Recruiting fee USD 100 Total USD 870 Atau setara dengan Rp. Rp.1,627,770, saat itu kurs dolar terhadap rupiah sebesar Rp.1,871/1 USD pada tahun 1983
82 Lihat lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 149/MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi
68 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran
- Recruiting fee UDS 300 -
Biaya penampungan USD 130 -
Biaya pembianaan dan latihan USD 150 Total USD 1.750 Atau setara dengan Rp. 2.525,850
Dari struktur biaya pengerahan tenaga kerja Indonesia di atas, sungguh sangat terang benderang berapa keuntungan yang bisa diraup oleh PPTKI. Dari setiap tenaga kerja yang dikirim, perusahaan dapat mengambil keuntungan resmi sebesar USD 100 (setara dengan Rp 187,100) untuk tenaga kerja pria dan USD 300
(setara dengan Rp. 561,300) untuk tenaga kerja wanita 83 . Dari skema ini, untuk penempatan 1000 orang tenaga kerja ke Arab saudi, maka keuntungan yang bisa diperoleh sekitar Rp. 561,300,000 dan pada tahun 1983-1984, jumlah buruh migran yang dikirimkan ke Arab Saudi sebesar 12.336 orang. Tabel di bawah ini setidaknya akan membantu kita untuk mendapatkan gambaran tentang keuntungan resmi yang diraup oleh PJTKI dalam menempatkan TKI ke Arab Saudi pada kurun waktu 1983-1995, namun tabel ini hanya menggambarkan keuntungan dari jasa penempatan resmi, sementara masih ada keuntungan lain dari biaya pengurusan dokumen dan biaya pelatihan serta pembinaan.
83 Kurs USD terhadap rupiah pada tahun 1983 sebesar Rp. 1,871
Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 69
Perkiraan Keuntungan Perusahaan
Jumlah Buruh Migran Indonesia Pengerah TKI Tahun
di Timur Tengah
( Data penempatan x recruitmen fee USD 300 (Rp. 561.300)
12.336 (66% dari data penempatan 1983-1984 18.691 ke seluruh negara tujuan)
Rp 6,924,196,800 28.105 ( 79% dari data penempatan
1984-1985 35.577 ke seluruh negara tujuan) Rp 15,775,336,500 37.369 (83% dari data penempatan
1985-1986 45.024 ke seluruh negara Rp 20,975,219,700 penempatan)
1986-1987 29.967 (66% dari data penempatan Rp 16,820,477,100 45.405 ke seluruh negara tujuan)
40.275 (81% dari data penempatan 1987-1988 49.723 ke seluruh negara Rp 22,606,357,500 penempatan)
41.100 (82% dari data penempatan 1988-1989 50.123 ke seluruh dunia)
Rp 23,069,430,000 43.528 (72% dari data penempatan
1989-1990 60.456 ke seluruh dunia) Rp 24,432,266,400 1990-1991 20.068 (48% dari data penempatan
Rp 11,264,168,400 41.810 ke seluruh dunia)
1991-1992 52.348 (59% dari data penempatan Rp 29,382,932,400 88.726 ke seluruh dunia)
54.192 (56% dari data penempatan 1992-1993 96.772 ke seluruh dunia)
Rp 30,417,969,600 65.508 (64% dari data penempatan
1993-1994 102.357 ke seluruh dunia) Rp 36,769,640,400 56.806 (57% dari data penempatan
1994-1995 99.661 ke seluruh dunia) Rp 31,885,207,800 Sumber: Diolah dari data Carunia Mulya Firdausy, 1998, hal. 107 dan Graeme Hugo
‘Indonesian Domestic Workers: Contemporary Developments and Issues, hal 56 dalam Asian Women as Transnational Domestic Workers, 2005
70 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran
50% dari tahun sebelumnya karena gejolak situasi politik di Timur Tengah, yakni perang teluk dimana Irak melakukan invasi atas Kuwait pada 2 Agustus 1990. Penurunan itu hanya dalam kurun satu tahun saja. Dan gairah penempatan tenaga kerja ke Arab Saudi bangkit kembali pada tahun berikutnya yang ditandai dengan penataan kembali kebijakan oleh pemerintah Indonesia.
Peningkatan jumlah penempatan TKI dari tahun 1983 hingga tahun 1990 tidak lepas dari intensitas pemerintah yang konsisten memproduksi berbagai kebijakan penempatan TKI untuk melanggengkan aspek bisnis atau keuntungan yang bisa diraup dari pengerahan tenaga kerja. Berdasarkan penelusuran yang kami lakukan, sedikitnya ada 21 kebijakan yang diterbitkan pemerintah dalam kurun waktu tersebut, baik dalam bentuk keputusan menteri tenaga kerja, surat edaran menteri tenaga kerja, surat menteri keuangan dan keputusan dirjen Binapenta. Kebijakan-kebijakan pada kurun itu untuk mendukung dan memastikan biaya penempatan bisa implementatif. Tabel dibawah ini akan menggambarkan watak kebijakan tingginya biaya penempatan yang berkontribusi besar pada nestapa TKI yang terjerat dalam jebakan utang.
Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 71
Tahun Kebijakan
Isi Kebijakan
Keterangan dan Dampak
1983 - Peraturan Menteri Persyaratan administratif Diadopsi hingga Tenaga Kerja dan perusahaan pengerah UU No.39 tahun Transmigrasi No. tenaga kerja, antara lain 2004 Per.01/Men/1983 ijin usaha dari Dirjen Tentang Perusahaan Binapenta. Pengarah Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri
- Surat Keputusan Pengaturan tentang wajib Saat ini diadopsi Menteri Tenaga Kerja KITKI (Kartu Identitas menjadi KTKLN dan Transmigrasi Tenaga Kerja Indonesia) (Kartu Tenaga No. Kep.128/ yang indoktrinasi Kerja Luar Negeri) Men/1983 Tentang kewajiban-kewajiban TKI
yang juga menjadi Penggunaan Kartu
beban baru bagi Identitas Tenaga
TKI Kerja Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri
- Keputusan Menteri Mengatur tentang Diadopsi pada Tenaga Kerja No. pelaksanaan pengiriman periode berikutnya Kep.149/Men/1983 tenaga kerja secara dengan one gate Tentang Tata khusus ke Arab Saudi
policy, dimana Cara Pelaksanaan Kepmen ini merupakan calon TKI ke Pengerahan Tenaga peraturan pertama di Arab Saudi harus Kerja Indonesia ke Indonesia yang mengatur mengurus paspor Arab Saudi
tentang struktrur biaya di imigrasi khusus penempatan TKI ke luar yang ditunjuk negeri
Keputusan ini menjadi tonggak industrialialisai buruh migran atas penetapan struktur biaya penempatan
72 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran
Kep.34/M/1984 tata cara pemberian ijin tahun 2004, yakni Tentang Petunjuk usaha PPTKI.
pasal 100 ayat (2) Pelaksanaan
huruf c, padahal Pemberian Ijin
terbukti tidak Usaha Perusahaan
efektif Pengerahan Tenaga Kerja Ke Luar Negeri
- Peraturan Menteri Dalam Kepmen ini juga Fungsi BLK sejak
Tenaga Kerja No. diatur sanksi administrasi kebijakan ini dibuat Per.01/Men/1984 yang berupa pencabutan hingga tahun Tentang Balai SIUP bagi PPTKI yang 2013 senyatanya Latihan Perusahaan melanggar
tidak membangun Pengerahan Tenaga Kewajiban bagi setiap kualitas dan Kerja Indonesia ke PPTKI untuk memiliki BLK mencerdaskan Luar Negeri
(Balai Latihan Kerja)
calon TKI, tetapi Kewajiban bagi PPTKI formalitas untuk untuk memiliki perwalu di mengambil luar negeri
keuntungan semata
- Surat Edaran Menteri Peraturan pertama yang Keberadaan
Tenaga Kerja No. mengatur pengerahan Perwalu PPTKI SE.04/Men/1984 dan pengiriman TKI selama ini Tentang Penertiban ke Malaysia setelah tidak banyak Pengiriman Tenaga pemerintah mengatur memberikan Kerja Indonesia ke pengiriman TKI ke Arab kontribusi terhadap Luar Negeri
perlindungan TKI. - Keputusan Menteri
Saudi tahun 1983
Dan tidak banyak Tenaga Kerja No.
pula PPTKI yang Kep.408/Men/1984
memiliki perwalu Tentang Pengerahan
di luar negeri. dan Pengiriman
Ironinya, draf Tenaga Kerja ke
pemerintah (2013) Malaysia
terhadap revisi UU No 39 tahun 2004 masih mewajibkan PPTKI untuk perwalu di luar negeri
Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 73
74 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran
Pola Perjanjian Kerja Antar Kerja Antar Negara Kepmen 28/1985
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.420/Men/1985 Tentang persyaratan dan Kewajiban Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri
AKAN ini dipisahkan antara pekerja di sektor industri/jasa publik dengan pekerja di sektor domestik/PRT. Dalam lampiran keputusan ini juga dibedakan dua bentuk perjanjian kerja untuk masing-masing sektor.
Mengatur tentang persyaratan PPTKI yang meliputi SIUP, wajib mengasuransikan TKI dan dilarang memungut biaya.
informal dan menyebut PRT sebagai sektor informal yang dilanggengkan hingga sekarang. Dikotomi ini memiliki kontribusi besar pada diskriminasi terhadap PRT. Kebijakan cikal bakal yang memupuk lahirnya industrialisasi penempatan buruh migran melalui pemberian kewenangan kepada PPTKI untuk menjalankan bisnis penempatan TKI
1986 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER -01/MEN/1986 Tentang Antar Kerja Antar Negara
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.03/Men/1986 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Antar Kerja Antar Negara
Mengatur secara lebih komprehensif ketentuan- ketentuan yang terkait dengan AKAN antara lain: prosedur perijinan PPTKI, hak dan kewajiban PPTKI, Latihan kerja, Biaya Pelaksanaan,pengerahan dan kewajiban TKI di luar negeri. Permen ini mensistematisasikan kebijakan-kebijakan tentang pekerja migran yang selama ini parsial ke dalam satu kesatuan kebijakan
Kebijakan pada tahun 1988 memperjelas, mempertegas dan memperkuat kewenangan PPTKI dalam penempatan TKI ke luar negeri
Antar Kerja Antar Daerah
Peraturan Menteri Perijinan bursa Kerja Tenaga Kerja No. PER- Swasta, tugas,hak,dan 06/MEN/1987 Tentang kewajiban bursa kerja Bursa Kerja Swasta
swasta, sanksi dan penilaian bursa kerja swasta
Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 75
76 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran
Umum Kwalitas Tenaga Kerja Indonesia Dalam Rangka Program Antar Kerja Antar Negara
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1988 Tentang Antar Kerja Antar Negara
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1306/Men/1988 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Antar Kerja Antar Negara
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1307/Men/1988 Tentang Petunjuk Teknis Pengerahan Tenaga Kerja Indonesia ke Arab Saudi
dalam rangka program AKAN. Persyaratan tersebut terdiri atas kualiikasi
ketrampilan
yang dibuktikan dengan sertifkat ketrampilan, penguasaan bahasa, memenuhi persyaratan administrasi standarisasi keahlian, memenuhi persyaratan isik, mental, disiplin, motiasi dan ideologi dengan mengikuti program latihan orientasi pra pemberangkatan oleh Depnaker. Ketentuan ini ditujukan kepada TKI non PRT Memperbaharui Permen No.1/1986
Petunjuk pelaksanaan Permen No.05/1988 tentang prosedur pengerahan TKI
Memperbaharui Kepmen No.149/1983 tentang penempatan TKI ke arab Saudi
calon TKI dan peraturan lainnya banyak mengatur tentang petunjuk tehnis atau memperbaharui kebijakan sebelumnya
Pembinaan Tenaga Depnaker besar terhadap Kerja Dalam Rangka
penghasilan Pengembangan
negara bukan Program Antar Kerja
pajak. Antar Negara ke Timur Tengah
Surat Menteri Keuangan Persetujuan Menkeu No. S.105/MK.03/1989 atas pungutan 20 USD Tentang Persetujuan bagi TKI. Dana tersebut Keputusan Menteri harus disetor kepada kas Tenaga Kerja No. negara dan amsuk dalam Kep.213/Men/1989 perhitungan APBN. Tentang Biaya Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia Dalam Rangka Pengembangan Program Antar Kerja Antar Negara
Keputusan Menteri Skema asuransi untuk Tenaga Kerja No. TKI yang mengalami KEP-1216/MEN/1989 kecelakaan Tentang Tata Cara Penyampaian Hak-Hak Tenaga Kerja Indonesia Yang Meninggal Dunia Atau Mengalami Kecelakaan Di Luar Negeri
Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 77
Kerja dari PPTKI, Keputusan Menteri
kemudian PPTKI Tenaga kerja No.
wajib menyetor Kep.266/Men/1990
langsung ke Tentang Perubahan
rekening depnaker amar Kedua dan amar Ketiga
Kepmenaker No. Kep- Memperbaharui Kepmen 213/Men/1989 Tentang Nomor 213 tahun 1989, Biaya Pembinaan PPTKI harus menyetor Tenaga Kerja Dalam dana pembinaan langsung Rangka Pengembangan ke rekening depnaker Program Antar Kerja Antar Negara Ke Timur Tengah
Keputusan Presiden Bebas iskal bagi TKI No. 28 Tahun 1990 Tentang Kebijaksanaan Pemberian Surat Keterangan Bebas