Prosedur Penelitian

b. Perawatan ( Curing )

Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman. Perawatan beton ini bertujuan untuk menjamin proses hidrasi semen dapat berlangsung dengan sempurna, sehingga retak-retak pada permukaan beton dapat dihindari serta mutu beton yang diinginkan dapat tercapai. Adapun cara perendamannya adalah sebagai berikut :

a. Setelah 24 jam maka cetakan beton silinder dan/atau balok dibuka, lalu dilakukan perendaman terhadap sampel beton tersebut.

b. Perendaman dilakukan sampai umur beton 7 dan 28 hari.

c. Sebelum beton direndam terlebih dahulu diberi nama kode sampel pada permukaannya untuk memudahkan identifikasi nantinya.

c. Pengujian Sampel Beton

1) Pengujian Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan beton yang dilakukan pada umur beton 7 dan 28 hari, pengujian kuat tekan benda uji silinder 10 x 20 cm menggunakan alat Compression Testing Machine kapasitas 2000 kN yang mengacu pada standar ASTM C.39 – 01. Langkah-langkah pengujiannya adalah :

a. Silinder beton diangkat dari rendaman, kemudian dianginkan atau dilap hingga kering permukaan a. Silinder beton diangkat dari rendaman, kemudian dianginkan atau dilap hingga kering permukaan

c. Pengujian kuat tekan dengan menggunakan mesin uji tekan beton.

d. Meletakkan sample beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan mesin dan secara perlahan alat menekan sample beton

e. Mencatat hasil kuat tekan beton untuk tiap sampelnya.

f. Menghitung kuat tekan benda uji dengan rumus : ………………………………….............(1)

Keterangan : : Kuat tekan (N/mm 2 , MPa)

: Gaya tekan (N)

A 2 : Luas penampang (mm )

D : Diamater benda uji (mm)

10 cm

15 cm

Silinder 10 x 20 cm

Gambar 10 Uji Kuat Tekan Beton

2) Pengujian Kuat Lentur

Uji lentur balok beton yang dilakukan pada umur beton 28 hari, pengujian kuat lentur benda uji balok 10 cm x 10 cm x 40 cm menggunakan alat

F lexural Testing Machine kapasitas 50 kN dengan pembebanan 1/3 bentang ( three point loading ) yang mangacu pada

standar ASTM C.78 - 02 . Langkah-langkah pengujiannya adalah :

a. Balok untuk uji lentur diangkat dari rendaman, kemudian dianginkan atau dilap hingga kering permukaan

b. Balok untuk uji lentur diukur, dan diberi garis pada kedua tepinya sebesar 15 cm sebagai titik tumpuan

c. Pengujian lentur dengan menggunakan mesin uji lentur balok beton.

d. Meletakkan sample balok beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan mesin dan secara perlahan alat menekan sample balok beton

e. Mencatat hasil uji lentur balok beton untuk tiap samplenya.

f. Menghitung lentur balok beton ( Modulus of Rupture ) dengan rumus : - Jika keruntuhan yang terjadi di bagian tengah bentang.

…….………………………………………….... (2) - Jika keruntuhan yang terjadi di bagian luar tengah bentang.

……………………………………………….... (3) Keterangan :

: Kuat lentur (N/mm 2 ) (MPa) P

: Gaya tekan (N)

L : Panjang bentang antar 2 tumpuan (mm)

b : Lebar balok (mm)

h : Tinggi balok (mm)

a : Jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan titik perletakan.

Gambar 11 Uji Kuat Lentur Beton 1/3 Bentang

3) Pengujian Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan beban persatuan luas (tegangan) dengan perubahan elastis persatuan panjang (regangan). Sudut tangent ditarik antara dua titik (titik bawah untuk meniadakan pengaruh retak awal pada regangan 0,00005 dan titik atas pada saat tegangan mencapai 40% dari regangan batas).

Pengujian ini menggunakan alat “Concrete Compression Testing Machine” yang dilengkapi dengan dial pengukur regangan vertikal. Metode pengujian sesuai standar ASTM C469-87. Nilai modulus elastisitas beton bervariasi tergantung dari mutu atau kekuatan beton, umur pengujian beton, sifat-sifat (kekuatan) agregat halus, kasar dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan dimensi benda uji yang dipakai. Modulus elastisitas sangat penting untuk menetukan kekuatan dan lendutan beton.

Besarnya modulus elastisitas dihitung berdasarkan persamaan: …………………………………...……. (4)

Dimana :

E = Modulus Elastisitas (MPa) S 1 = Tegangan untuk regangan 0,00005 S 2 = Tegangan 40% dari tegangan hancur ultimate . ε 2 = Regangan yang menghasilkan S 2

Menurut ACI, untuk beton berbobot normal rumus pendekatan Modulus Elastisitas (Ec) adalah sebagai berikut : ……………………………………….(5)