PEKERJAAN DINDING

4.2 PEKERJAAN DINDING

4.2.1 PEKERJAAN PASANGAN BATA

4.2.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal 1 (satu) batu dan tebal ½ (setengah) batu pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas Teknis / Perencana.

4.2.1.2. Persyaratan Bahan

a. Batu bata harus memenuhi NI – 10.

b. Semen Portland harus memenuhi NI – 8.

c. Pasir harus memenuhi NI – 3 Pasal 14 ayat 2.

d. Air harus memenuhi PUBI – 1982 Pasal 9.

4.2.1.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang akan dipergunakan, sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Teknis / Perencana untuk mendapatkan persetujuannya secara tertulis.

b. Seluruh dinding dari pasangan batu bata / bata merah, dengan aduk campuran 1 PC : 4 Pasir, kecuali pasangan batu bata/bata merah semen transram.

c. Untuk dinding semen transram/rapat air dengan adukan 1 PC : 2 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai setinggi 50 cm di atas permukaan lantai setempat dan sampai setinggi 150 cm untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (pantry, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukan tanah jika ada.

d. Batu bata merah yang digunakan adalah batu bata merah press ukuran 5 x

12 x 24 cm lokal, dengan kualitas terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna dan tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah dua atau lebih, tanpa persetujuan Pengawas Teknis.

e. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.

f. Setelah bata terpasang dengan aduk, naad siar-siar harus dikerok sedalam

1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.

g. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.

h. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum

24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.

i. Bidang dinding batu bata yang luasnya lebih dari 9 m 2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 11 x 11 cm dan 12 x

24 cm dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom maksimum 3 meter. Kecuali tempat lokasi telah ditetapkan sesuai gambar.

j. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak diperkenankan. k. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton j. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak diperkenankan. k. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton

l. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk tebal 1 batu dengan tebal finish 30 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

m. Pasangan batu bata 1 PC : 2 pasir pasang di bawah permukaan tanah/lantai harus dibrapen dengan adukan 1 PC : 2 pasir pasang. n. Pasangan batu bata harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m 2 tidak kurang dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). o. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci / diplester). p. Khusus untuk pertemuan antara pasangan bata dan beton guna menghindarkan retak-retak setelah diplester, maka dipasang kawat kasa dengan ukuran lubang-lubang 1 x 1 cm pada pertemuan itu sebelum diplester.

4.2.2 PLESTERAN BETON

4.2.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai plesteran yang bermutu baik.

b. Lingkup pekerjaan plesteran beton ini meliputi seluruh plesteran dinding, kolom, dan balok.

4.2.2.2. Persyaratan Bahan

a. Semen harus memenuhi NI – 8.

b. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14, PUBI 1982.

c. Air harus memenuhi NI - 3 pasal 10.

d. Campuran (agregat). Untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk finishing harus bersih dan terlebih dahulu diayak.

4.2.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh plesteran beton dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang, kecuali plesteran semen trasraam. Untuk plesteran dinding trasraam dengan adukan campuran 1 pc : 2 pasir pasang .

b. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.

c. Material lain yang tidak disebutkan di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Pengawas Teknis / Perencana.

d. Bahan semen yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.

e. Bahan harus diletakkan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya, sesuai dengan persyaratan pabrik.

f. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas Teknis/ Perencana untuk mendapat persetujuan secara tertulis, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material yang mutunya sesuai dengan disyaratkan tanpa biaya tambahan.

g. Bidang permukaan beton sebelum diplester, permukaannya harus

Permukaan beton harus terlebih dahulu diketrek (scrath) serta semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting harus ditutup adukan plester.

h. Sebelum memulai pekerjaan Pelaksana diharuskan memeriksa site yang telah disiapkan apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat hingga pekerjaan ini dapat dimulai.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasinya dan lainnya, Pelaksana Pekerjaan/pelaksana harus segera melaporkan pada Pengawas Teknis/Perencana secara tertulis.

j. Tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ini

kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan. k. Pekerjaan plesteran beton dapat dilaksanakan bilamana telah disetujui oleh Pengawas Teknis/Perencana. l. Tebal plester maksimum 1,5 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 1,5 cm harus diberi kawat ayaman untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesterannya.

m. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang hamogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering).

n. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan tidak terlalu cepat, dengan membasahi permukaan plester setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

o. Pelaksana Pekerjaan/ Pelaksana wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya sendiri selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Direksi/Pemakai.

4.2.3 PEKERJAAN CAT-CATAN DINDING / TEMBOK

4.2.3.1. Bahan

a. Untuk dinding bata dengan finishing cat tembok, maka cat tembok yang dipergunakan adalah sebagaimana yang tercantum dalam finishing schedule/bill of quality.

b. Cat dasar yang dipergunakan yaitu cat tembok standar.

4.2.3.2. Persyaratan

a. Bahan-bahan yang akan dipergunakan, sebelumnya harus diajukan terlebih dahulu contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Teknis dan Perencana.

b. Kapasitas / daya sebar cat maksimal 10 m 2 /liter untuk pengecatan 1 lapis dengan pengencer air bersih maksimum 20%.

c. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu, dan pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalamnya (misalnya instalasi listrik, air, dsb) telah selesai terlebih dahulu.

d. Apabila terjadi pengkristalan pada tembok, harus dikeringkan dan tunggu 48 jam atau sampai betul-betul tidak terjadi pengkristalan kembali, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan permukaan dari bekas percikan plester atau kotoran lainnya.

4.2.3.3. Persyaratan Bahan

a. Jenis bahan :  Pure Acrylic, High Grade (mengandung > 50 % acrylic Emulsion) produk

lokal atau setara, digunakan bagian luar (eksterior).  Viova Acrylic, Medium Grade (mengandung >25% acrylic emulsion)

produk lokal atau setara, digunakan untuk bagian dalam (interior).

b. Memenuhi standar SNI 06

c. Warna : Persetujuan Direksi/Pemberi Tugas secara tertulis c. Warna : Persetujuan Direksi/Pemberi Tugas secara tertulis

pada 25 micron

e. Pengencer

: Air Bersih

f. Garansi untuk jadwal pengecatan ulang lebih dari 5 tahun.

4.2.3.4. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Bersihkan permukaan tembok yang akan di cat.

b. Setelah dinding yang akan dicat dihaluskan, pekerjaan pengecatan dapat dimulai dengan aplikasi cat dasar, dengan pengenceran air maksimum 50%.

c. Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya.

d. Setelah kering tempo 24 jam siap dicat dengan cat yang telah disetujui Perencana dan Pengawas Teknis.

e. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik / halus.

f. Setiap lapisan cat dilaksanakan, harus dihindarkan terhadap sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 (dua) jam.

g. Lapisan pengecatan terdiri dari 2 lapis : lapisan ke satu encer, lapisan kedua kental.

h. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, tidak ada baigan yang belang-belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

4.2.4 DINDING KERAMIK

4.2.4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada semua toilet sebagaimana dinyatakan dalam gambar dan BQ, atau seluruh detail/schedule material finishing yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

4.2.4.2. Persyaratan Bahan

a. Jenis : Keramik tile buatan dalam negeri, dari produk Roman type Gress, Platinum, ASIA, KIA, Masterina, Ikad, Modema, Mulia atau KOBI yang disetujui Perencana/Pengawas Teknis dan atau Pemberi Tugas.

b. Warna : Disetujui Pemilik Tugas Secara Tertulis.

Warna yang ditentukan harus seragam.

c. Ketebalan : Minimum 5 mm

d. Finishing : Berglazuur

e. Kekuatan lentur :

250 Kg/cm² (spesifikasi pabrik).

f. Mutu : Tingkat I (Satu)

g. Bahan Pengisi :

Grout semen berwarna

h. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah bahan perekat.

i. Ukuran : 20 x 25 dan keramik 20 x 40 cm dengan pola pemasangan

sesuai detail gambar.

j. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII – 0023-81. k. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

l. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang akan berlainan) kepada Pengawas Teknis/Perencana secara tertulis.

m. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan di lapangan.

4.2.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana diwajibkan membuat gambar dari pola keramik yang disetujui Pengawas Teknis/Perencana.

b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

c. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang telah disyaratkan.

d. Bidang permukaan pasangan di dinding keramik, harus benar-benar rata.

e. Jarak antar unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Pengawas Teknis/Perencana, yang membentuk garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

f. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

g. Pemotongan unit-unit keramik tile harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

h. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

i. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar. j. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh. k. Pinggulan pasang keramik harus harus dilakukan dengan alat gerinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.

l. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

m. Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan dinding keramik yang rusak. n. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu

pekerjaan finishing lainnya. o. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan, maka Pelaksana Wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Teknis/Perencana. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana.

p. Pelaksana wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan. q. Selama 7 x 24 jam sesudah pekerjaan dinding keramik selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada permukaannya.

r. Untuk pemeliharaan, Pelaksana harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak 0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.

s. Pelaksana memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Pengawas Teknis/Perencana. t. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh permukaan tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak bernoda.

u. Toleransi rata permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm/m². v. Pelaksana wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1 % dari jumlah yang

terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat Penyerahan terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat Penyerahan

w. Pada saat pemasangan keramik, tukang pasang keramik dilarang merokok.

4.2.5 PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU

4.2.5.1. Pekerjaan Kusen Kayu

a. Untuk pekerjaan kusen kayu maka bahan yang dipakai adalah Kusen

: Kayu dengan kwalitas baik sesuai persyaratan dalam NI- 5

Kelas keawaetan I

Aksesoris

: Angker besi baja beton dia. 8 mm

Jika ada harus diberi anti korosif Plat baja ketebalan 2 mm Sekrup dan baut jika ada harus diberi anti korosif

b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

c. Bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan, dibuat dengan lubang dan pen.

d. Sebelum melaksanakan pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada area dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembapan.

e. Apabila pembuatan dilakukan di luar proyek, Pelaksana Pekerjaan harus meminta pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas Teknis, sebelum melakukan penyetelan kusen.

f. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type kusen kayu yang akan dipasang. Tiap yang berhubungan dengan dinding, harus diberi angker dari besi beton sebanyak 2 buah untuk setiap kusen pintu dan 4 buah untuk kusen jendela, kemudian di cor dengan adukan 1 PC : 2 PS : 3 KR.

g. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker dan penguat lain yang diperlukan, hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan serta menjaga kerapian terutama untuk bidang- bidang tampak, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

h. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku satu sama lain sisi-sisinya.

i. Setelah kusen terpasang, bidang permukaan kusen harus rata, waterpass serta lot dan tidak terdapat cacat lainnya, serta diberi pelindung terhadap benturan dan pengkotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

j. Pertemuan antar tembok dan kusen ditutup dengan list kayu profil, bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar perencanaan. k. Selanjutnya kusen di finish dengan material finishing sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan finishing sesuai persyaratan finishing untuk masing-masing material.

4.2.6 DAUN PINTU PANEL KAYU

4.2.6.1. Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

4.2.6.2. Persyaratan Bahan

a. Bingkai daun pintu dari bahan kayu meranti yang telah dikeringkan dan merupakan kayu kualitas I.

b. Ukuran rangka minimal 3 x 12 cm atau sesuai yang disyaratkan dalam gambar. Kayu harus tua, lurus kering, permukaan rata (tanpa mata kayu), bebas cacat/retak, kelembaban maksimum 5 %.

c. Kayu harus memenuhi persyaratan dalam NI-5, PUBI 1982 pasal 3 dan SII c. Kayu harus memenuhi persyaratan dalam NI-5, PUBI 1982 pasal 3 dan SII

4.2.6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan.

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang- lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penyimpanan bahan-bahan pintu di tempat pekerja harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung, dan terlindung dari kerusakan dan kelembapan.

c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain serta penempelan plywood dengan tebal 15 mm terhadap kedua sisi rangka agar terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanis atas persetujuan Pemberi Tugas dan Pengawas Teknis, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan daun pintu yang tampak.

e. Untuk daun pintu setelah pemasangan harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan berfungsi dengan baik dan sempurna.

f. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana harus segera melaporkannya kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Teknis secara tertulis.

g. Pelaksana tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.

h. Pelaksana wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

i. Setelah pintu terpasang difinishing cat melamic dengan permukaan cat harus rata dan rapi. j. Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Pengawas Teknis / Perencana dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

k. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Teknis / Perencana. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana.

l. Pelaksana wajib mengadakan perlindungan terhadap pintu dan asesoris yang sudah terpasang. m. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab

pelaksana sampai hasil pekerjaan diterima dengan baik (serah Terima II). n. Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi toleransi fabrikasi.

 Hasil pelaksanaan memenuhi syarat standart toleransi fabrikasi.  Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari tempat

yang ditentukan, toleransi ± 1mm.  Hasil pekerjaan pintu yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat

satu sama lainnya, terjamin kerapiannya dan tidak cacat.  Lembaran pintu terpasang dan menempel sempurna pada seluruh

permukaan kusen dimana pintu tersebut dipasang.  Kegiatan penguncian tidak menimbulkan beban pada saat proses dilaksanakan dan pintu pada saat dibuka dan ditutup tidak menimbulkan

suara derit.

 Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi syarat gambar perencanaan, shop drawing dan pengarahan oleh Pengawas

Teknis/Perencana. Semua sarana yang terdapat pada pintu harus berfungsi dengan baik.

4.2.7 PEKERJAAN KUNCI DAN PENGANTUNG

4.2.7.1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pemasangan seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

4.2.7.2. Persyaratan Bahan

a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, bentuk sesuai dengan yang asli, seragam dalam pemilihan warna serta terbuat dari bahan-bahan yang telah disetujui Pengawas Teknis.

b. Mekanisme kerja dari semua peralatan sesuai dengan ketentuan gambar.

c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari plat alumunium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel.

d. Seluruh kunci pintu yang terpasangnya lengkap dengan anak-anak kunci, masing-masing minimal 3 (tiga) buah anak kuncinya.

e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cap atau bahan finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila terbuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

4.2.7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contoh kepada Pengawas Teknis/Perencana untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/ spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

c. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atau bawah daun pintu sama.

d. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.

e. Posisi ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh pelaksana kepada Pengawas Teknis/Perencana untuk mendapat persetujuan.

4.2.8 CAT KAYU

4.2.8.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan cat kayu meliputi :

a. Pengecatan kusen, daun

b. Pengecatan bagian lain yang menggunakan bahan kayu atau sesuai yang ditunjuk dalam gambar perencanaan.

4.2.8.2. Persyaratan Bahan

a. Cat yang digunakan jenis : Cat kayu yang satu komponennya terbuat dari resin Nitrocellulose (duco).

b. Merek : Catylac, Platone, Glotex, Emco atau setara

c. Pengencer

: Thinner

d. Warna

: Ditentukan kemudian.

4.2.8.3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Pengecatan kayu meliputi seluruh pekerjaan kayu seperti yang dijelaskan dalam gambar.

b. Warna cat telah disetujui Pengawas Teknis/Perencana/Pemberi Tugas.

c. Setelah diamplas lalu dibersihkan, setelah itu diberi wood filler, setelah mengering diampals kembali, lalu dilapis dengan wood stain, kemudian lapisi terakhir dengan duco.

d. Cara-cara pengecatan harus mengikuti petunjuk atau spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatannya dan atas seijin Pengawas Teknis/Perencana.

4.2.9 PEKERJAAN PLAFOND

4.2.9.1. Lingkup Pekerjaan

a. Setiap tahapan pekerjaan harus dimintakan persetujuan Pengawas Teknis / Perencana.

b. Membuat gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui Pengawas Teknis / Perencana.

c. Menyediakan contoh-contoh bahan dan diajukan kepada Pengawas Teknis / Perencana untuk disetujui.

4.2.9.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan rangka : Sebagai rangka langit-langit digunakan rangka Hollow.  Bahan : Galvanized Steel  Memenuhi persyaratan SII 0137-80/SII 0884-83, JAPAN Standard : JIS

G3302. American Standard : ASTM A. 525/1.526/A.527/A.528  Lapisan pelindung : min. 15 micron

b. Penutup Langit – Langit

Digunakan kalsiboard yang bermutu baik produk ex. Lokal tebal = 6 mm.

c. Bahan finishing penutup plafond : Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Pengawas Teknis dan atau Pemberi Tugas. Semua pengecatan semua sambungan/pertemuan harus rata dan halus (di treatement).

d. Warna dari corak akan ditetapkan oleh Pemilik Tugas.

4.2.9.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan

a. Rangka langit-langit besi Hollow dengan penggantung besi bulat diameter

10 mm yang dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja yang ada.

b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul/pola pemasangan penutup langit- langit yang dipasangkan.

c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, tidak kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

d. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

e. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Seluruh antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil dari bahan gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.

g. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.

h. Kalsiboard yang dipasang adalah kalsiboard yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas Teknis atau Pemberi Tugas.

i. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel di langit- langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan/ pemeliharaan M & E.

j. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pelaksana yang berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli. k. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

4.2.10 CAT PLAFOND

4.2.10.1. Persyaratan Bahan : Jenis Bahan : Acrylic Water Base (Viova) dengan kadar acrylic >25% “High grade interior”.

Warna : Ditetapkan Pemilik Tugas secara tertulis

4.2.10.2. Persyaratan Pelaksanaan

a. Permukaan plafond dibersihkan dari berbagai macam kotoran, lubang- lubang paku/sekrup di isi dan diratakan dengan plamur wall filler.

b. Plafond yang akan dicat telah dikerok dan telah diamplas dibersihkan.

c. Warna cat dan motif cat harus telah disetujui Pemberi Tugas/Pengawas Teknis/ Perencana.

d. Cara-cara pengecatan harus mengikuti petunjuk/spesifikasi yang telah dikeluarkan oleh pihak pabrik cat.

e. Aplikasi pengecatan, harus dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapat rekomendasi atau pengawasan dari produksi cat.