Data Sekunder

1. Data Sekunder

1.1. Gambaran Umum Kabupaten Purbalingga

Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu bagian dari wilayah Propinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah kerja Badan Koordinasi Lintas Wilayah III Jawa Tengah. Kebupaten Purbalingga terletak pada ketinggian 35 m sampai 1.124 m diatas permukaan laut, yang tepatnya pada posisi 109 ° 13’ - 109 ° 35’ Bujur Timur dan 7 ° 13’ - 7 ° 29’ Lintang Selatan. Kabupaten Purbalingga secara administrasi memiliki batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Kabupaten Pemalang

b. Sebelah timur : Kabupaten Banjarnegara

c. Sebelah selatan : Kabupaten Banyumas

d. Sebelah barat : Kabupaten Banyumas Luas wilayah Kabupaten Purbalingga adalah 77.764,122 Km 2 dan

terdiri dari 18 kecamatan, yaitu:

a. Kecamatan Kemangkon : 4.513,3 1 ha

b. Kecamatan Bukateja

: 4.240,18 ha

c. Kecamatan Kejobong

: 3.998,58 ha

d. Kecamatan Pengadegan : 4.173,72 ha

e. Kecamatan Kaligondang

: 5.053,45 ha

f. Kecamatan Purbalingga

: 1.473,33 ha

g. Kecamatan Kalimanah

: 2.25 1,45 ha

h. Kecamatan Padamara

: 1.726,24 ha

i. Kecamatan Kutasari

: 5.289,7 1 ha

j. Kecamatan Bojongsari

k. Kecamatan Mrebet

: 2.924,88 ha

l. Kecamatan Bobotsari

: 4.788,73 ha m. Kecamatan Karangreja : 3.228,22 ha

n. Kecamatan Karangjambu

: 7.888,07 ha

o. Kecamatan Karanganyar

: 4.191,34 ha

p. Kecamatan Kertanegara

: 3.034,84 ha

q. Kecamatan Karangmoncol

: 3.800,94 ha

r. Kecamatan Rembang

: 6.027,78 ha

Kabupaten Purbalingga

: 9.159,36 ha

beragam, yaitu

dataran

mempunyai Topografi wilayah yang rendah dan dataran tinggi

atau perbukitan. Dataran rendah terletak di bagian selatan yang meliputi Kecamatan Kalimanah, Kecamatan Padamara, Kecamatan Purbalingga, Kecamatan Kemangkon, Kecamatan Bukateja, Kecamatan Kejobong, Kecamatan Pengadegan, serta sebagian Kecamatan Kutasari dan Kecamatan Mrebet.

Jumlah penduduk Kabupaten Purbalingga kurang lebih 860.057 jiwa, terdiri dari 426.754 laki-laki dan 43 3.303 perempuan. Kepadatan

penduduk adalah 1.299 Km 2 , dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan

Purbalingga sebesar 3.753 orang per Km 2 dan terendah pada Kecamatan Karangjambu dengan jumlah 623 Km 2 . Penduduk usia 10 tahun ke atas

yang termasuk dalam angkatan kerja sebanyak 404.477 dan bukan angkatan kerja sebanyak 278.3 88. Dari jumlah angkatan kerja sebanyak 404.477 tersebut, terdiri dari penduduk yang bekerja sebanyak 389.68 1 orang dan sisanya adalah pengangguran yang terdiri dari 13.371 orang mencari pekerjaan dan 1.425 orang sedang mempersiapkan usaha baru.

1.2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan di segala bidang dan sektor kehidupan masyarakat termasuk di dalamnya mengenai tenaga kerja dan transmigrasi. Dinas yang paling berkompeten atas pelaksanaan kegiatan di bidang tenaga kerja dan transmigrasi adalah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga.

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga diatur dalam Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Susunan Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purbalingga tercantum dalam Pasal 2 Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yang terdiri dari:

a. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok di bidang sosial, tenaga kerja

dan transmigrasi meliputi penanganan sosial, hubungan dan perlindungan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, transmigrasi, perizinan dan pelaksanaan kesekretariatan serta pembinaan UPTD.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pokok meliputi penyiapan bahan penyusunan program, penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, pengelolaan keuangan, koordinasi penyusunan program dan pelaporan bidang-bidang. Sekretaris terdiri dari:

1. Subbagian Program dan Pelaporan Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

meliputi penyiapan bahan-bahan penyusunan program dan pelaporan yang meliputi penyiapan bahan-bahan penyusunan program kerja, koordinasi, pembinaan/bimbingan, evaluasi dan pelaporan kegiatan.

2. Subbagian Keuangan Subbagian keuangan mempunyai tugas pokok meliputi penyiapan

bahan-bahan penyusunan program kerja dan anggaran, administrasi penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan serta laporan akuntabilitas kinerja.

3. Subbagian Umum Subbagian Umum mempunyai tugas pokok meliputi penyiapan

bahan penyusunan program kerja, pelayanan administrasi, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, humas, keprotokolan, kepegawaian, perlengkapan, kearsipan dan inventaris.

c. Bidang Sosial

Bidang Sosial mempunyai tugas pokok meliputi bimbingan dan rehabilitasi sosial, asistensi sosial dan perizinan. Bidang Sosial terdiri dari:

1. Seksi Bimbingan dan Rehabilitasi Sosial Seksi Bimbingan dan Rehabilitasi Sosial meliputi pembinaan,

pengelolaan data dan pengembangan informasi bimbingan dan rehabilitasi sosial, penyuluhan sosial, pendidikan tenaga sosial, pemberdayaan sosial swadaya masyarakat dalam rangka rehabilitasi para penyendang cacat dan pembinaan terhadap organisasi sosial kemasyarakatan serta pemberian perizinan.

2. Seksi Asistensi Sosial

Seksi Asistensi Sosial mempunyai tugas pokok meliputi bantuan kesejahteraan anak dan keluarga, korban bencana alam, sumbangan sosial, pembinaan lanjut usia, perlindungan dan bantuan fakir miskin, pembinaan kesejahteraan kepahlawanan/perintis kemerdekaan dan keluarganya serta perizinan.

d. Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok meliputi hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinan. Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja terdiri dari:

1. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja

Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja mempunyai tugas pokok meliputi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial, pengaturan sistim informasi, pengesahan dan atau pendaftaran, pembinaan organisasi pekerja, pengusaha dan lembaga tripartie, bimbingan dan penyuluhan hubungan industrial, pengurusan administrasi syarat-syarat kerja dan perizinan.

2. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Seksi Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok meliputi pembinaan dan pengaturan sistim informasi, pengesahan dan atau pendaftaran, pembinaan organisasi pekerja, pengusaha dan lembaga tripartie, administrasi perlindungan tenaga kerja dan jaminan sosial tenaga kerja, pengawasan ketenagakerjaan serta perizinan.

e. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas

pokok meliputi pelatihan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan

transmigrasi serta perizinan. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari:

1. Seksi Pelatihan Tenaga Kerja Seksi Pelatihan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok meliputi

pembinaan dan pengembangan pelatihan tenaga kerja, penyelenggaraan pelatihan dan pemagangan kerja, pelaksanaan uji ketrampilan dan sertifikasi tenaga kerja, rekomendasi izin/pengesahan lembaga latihan swasta dan unit pelayanan pelatihan dan produktivitas perusahaan (UP3).

2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok meliputi

pembinaan, pengawasan penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, pengaturan sistem informasi tenaga kerja, konsultasi dan pengukuran produktivitas tenaga kerja dan/atau perusahaan serta perizinan.

3. Seksi Transmigrasi Seksi Transmigrasi mempunyai tugas pokok meliputi pembinaan

dan pengawasan penempatan transmigrasi, pengerahan, seleksi dan pelatihan calon transmigrasi, fasilitasi dan koordinasi mobilitas transmigrasi, penanganan exsodan, penanganan masyarakat daerah kumuh dan korban kerusuhan sosial/masa serta perizinan.

f. UPTD Unit Pelaksanaan Teknis Daerah atau UPTD mempunyai tugas pokok meliputi sebagian tugas Dinas yang diatur dengan Peraturan Bupati.

g. Kelompok jabatan fungsional. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Dinas yang bersifat teknis sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

1.3. Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga diatur dalam Pasal 19 Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam memimpin, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan tugas- tugas dibidang hubungan dan perlindungan tenaga kerja yang meliputi hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinan.

Dalam Pasal 20 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas

Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bidang

Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dalam rangka mendukung kelancaran tugas-tugas dibidang hubungan dan perlindungan tenaga kerja yang meliputi hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinian;

b. Penyiapan bahan penyususnan program kerja dibidang hubungan dan perlindungan tenaga kerja yang meliputi hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinan;

c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian dan bimbingan teknis dibidang hubungan dan perlindungan tenaga kerja yang meliputi hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinan;

d. Penyiapan bahan koordinasi dan fasilitas tugas-tugas dibidang hubungan dan perlindungan tenaga kerja yang meliputi hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas-tugas dibidang hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta perizinan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Bidang Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja terdiri dari:

1. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja;

2. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Tenaga kerja.

Tugas pokok Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja tercantum dalam Pasal 21 Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja mempunyai tugas pokok melakukan sebagian tugas Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja dalam memimpin, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan tugas-tugas dibidang hubungan industrial dan syarat kerja yang meliputi pembinaan dan

pengembangan hubungan industrial, pengaturan sistim informasi,

pengesahan dan atau pendaftaran, pembinaan organisasi pekerja,

pengusaha dan lembaga tripartie, bimbingan dan penyuluhan hubungan

industrial, pengurusan administrasi syarat-syarat kerja dan perizinan.

Pasal 22 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan-bahan penyusunan program kerja dibidang hubungan industrial dan syarat kerja yang meliputi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial.

b. Pengumpulan bahan-bahan koordinasi penyusunan program kerja dibidang hubungan industrial dan syarat kerja yang meliputi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial, pengaturan sistem informasi, pengesahan dan atau pendaftaran, pembinaan organisasi pekerja, pengusaha dan lembaga tripartie, bimbingan dan penyuluhan hubungan industrial, pengurusan administrasi syarat- syarat kerja dan perizinan;

c. Pengolahan/analisa bahan-bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan guna memberikan saran/masukan pertimbangan kepada pimpinan dibidang hubungan industrial dan syarat kerja yang meliputi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial, pengaturan sistem informasi, pengesahan dan atau pendaftaran, pembinaan organisasi pekerja, pengusaha dan lembaga tripartie, bimbingan dan penyuluhan hubungan industrial, pengurusan administrasi syarat- syarat kerja dan perizinan;

d. Pengurusan dokumen/bahan-bahan koordinasi dibidang hubungan industrial dan syarat kerja yang meliputi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial, pengaturan sistem informasi, pengesahan dan atau pendaftaran, pembinaan organisasi pekerja, pengusaha dan lembaga tripartie, bimbingan dan penyuluhan hubungan industrial, pengurusan administrasi syarat-syarat kerja dan perizinan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

1.4. Data Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pada Dinas

Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

Perselisihan Hubungan Industrial yang dicatatkan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga selama kurun waktu tiga tahun terakhir mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Data Perselisihan Hubungan Industrial Kabupaten Purbalingga

Jenis Perselisihan

2 4 3 Perselisihan kepentingan

Perselisihan hak

1 0 0 Perselisihan

6 7 12 hubungan kerja (PHK)

pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan

Sumber: Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga meliputi perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

Berikut adalah data penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang diperoleh dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga selama tiga tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

1. Perselisihan hak Tabel 3. Data Penyelesaian Perselisihan Hak

Sisa perkara tahun lalu

0 0 0 Perkara masuk

2 4 3 Jumlah perkara ditangani

2 4 3 Selesai ditangani

2 4 3 Perjanjian bersama

2 4 3 Anjuran

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

2. Perselisihan kepentingan Tabel 4. Data Penyelesaian Perselisihan Kepentingan

Sisa perkara tahun lalu

0 0 0 Perkara masuk

1 0 0 Jumlah perkara ditangani

1 0 0 Selesai ditangani

1 0 0 Perjanjian bersama

1 0 0 Anjuran

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK)

Tabel 5. Data Penyelesaian Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Sisa perkara tahun lalu

0 0 0 Perkara masuk

Jumlah perkara ditangani

6 7 12 Selesai ditangani

6 7 12 Perjanjian bersama

6 7 12 Anjuran

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

4. Perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan

Tabel 6. Data Penyelesaian Perselisihan Antarserikat Pekerja/Serikakat Buruh dalam Suatu Perusahaan

Sisa perkara tahun lalu

0 0 0 Perkara masuk

6 7 12 Jumlah perkara ditangani

6 7 12 Selesai ditangani

6 7 12 Perjanjian bersama

6 7 12 Anjuran

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

1.5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga

Berdasarkan data mengenai jumlah perselisihan hubungan industrial yang dicatatkan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dari 35 (tiga puluh lima) kasus, dapat diketahui bahwa perselisihan yang paling banyak terjadi adalah perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan jumlah sebanyak

25 (dua puluh lima) kasus dan tiap tahunnya selalu meningkat.

Salah satu kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dicatatkan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Premium (SPBU) 44.533.05 Gembong Bojong Sari Purbalingga terhadap dua orang pekerjanya karena pekerja tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang ada pada Peraturan Perusahaan yang telah disepakati dan ketentuan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

1.5.1 Tentang Peristiwanya

Kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Premium (SPBU) 44.533.05 Gembong Bojong Sari Purbalingga terjadi pada tahun 2011 terhadap dua orang pekerja atas nama Mei Teguh Nugroho dan Andri Nur P, yang keduanya merupakan pekerja pada bagian operator dispenser.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap saudara Mei Teguh Nugroho terjadi karena melakukan pelanggaran berupa manipulasi absen dan berani kepada pimpinan melanggar peraturan sebagai karyawan operator dispenser di perusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Premium (SPBU) 44.533.05 Gembong Bojong Sari Purbalingga, sehingga pada tanggal 3 Oktober 2011 pimpinan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Premium (SPBU)

44.53 3.05 Gembong Bojong Sari Purbalingga mengeluaran Surat

Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja atas nama Mei Teguh Nugroho.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kedua terhadap Saudara Andri Nur P yang terjadi karena melakukan pelanggaran berupa berjudi di area SPBU/tempat kerja, sehingga perusahaan mengeluarkan Surat Peringatan I dan II dan pada akhirnya tanggal

31 Oktober 2011 pimpinan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Premium (SPBU) 44.533.05 Gembong Bojong Sari Purbalingga mengeluarkan Surat pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja atas nama Andri Nur P.

1.6. Penyelesaian Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Premium (SPBU) 44.533.05 Gembong Bojong Sari Purbalingga tidak mencapai kesepakatan dikarenakan dari pihak pekerja merasa keberatan dengan keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut, maka tahapan penyelesaian perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah sebagai berikut:

1.6.1. Pada tanggal 3 Oktober 2011 pihak perusahaan mengeluarkan S u r a t P e m u t u s a n H u b u n g a n K e r j a d e ng a n N o m o r : 01/10/44.533.05/2011 terhadap pekerja atas nama Mei Teguh Nugroho dan pada tanggal 31 Oktober 2011 perusahaan mengeluarkan Surat Pemutusan Hubungan Kerja dengan

Nomor: 02/10/44.533.05/2011 terhadap pekerja atas nama Andri Nur P.

1.6.2. Dalam hal pemutusan hubungan kerja ini, ternyata pekerja merasa keberatan dengan keputusan dari pihak pengusaha yang mengeluarkan Surat Pemutusan Hubungan Kerja tersebut. Pokok masalah dari perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut berkaitan dengan hak-hak pekerja yang belum dibayarkan oleh pengusaha, yaitu pesangon yang belum dibayarkan, uang cuti yang dipotong, dan uang bonus (marjin) yang belum dibayarkan. Prinsip penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah dengan musyawarah untuk mufakat dengan perundingan Bipartit dianatara kedua belah pihak. Oleh karena itu pada tanggal 10 November 2011 diadakan perundingan Bipartit antara pekerja dan pengusaha, namun ternyata perundingan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan.

1.6.3. Dalam hal perundingan Bipartit yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, maka pada tanggal 11 November 2011 Mei Teguh Nugroho dan Andri Nur P membuat surat yang ditujukan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga berupa pencatatan perselisihan hubungan industrial dan untuk membantu menyelesaikan perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut.

1.6.4. Menindaklanjuti surat dari dua orang pekerja tersebut, maka pada tanggal 12 November 2011 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga membuat dan mengeluarkan surat panggilan kepada kedua belah pihak (pengusaha dan pekerja), agar pada tanggal 16 November 2011 hadir untuk melakukan perundingan bersama di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga dengan memerintahkan agar masing-masing pihak (pengusaha dan pekerja) membawa data pendukung yang diperlukan.

1.6.5. Pada tanggal 16 November 2011 dilakukan sidang mediasi dan dalam sidang tersebut setelah mempertimbangkan pendapat dari kedua belah pihak (pengusaha dan pekerja) maka tercapailah kesepakatan dan kesepakatan tersebut dituangkan dalam Perjanjian Bersama antara kedua belah pihak.

1.6.6. Berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial antara pihak ke I (pengusaha) dan pihak ke

II (pekerja) telah tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui perundingan mediasi sebagai berikut:

1. Kedua belah pihak sepakat mengakhiri hubungan kerjanya, karena pihak ke II (pekerja) melanggar ketentuan dalam Peraturan Perusahaan.

2. Pihak ke I (pengusaha) akan membayarkan hak-hak kepada pihak ke II (pekerja) sesuai dengan ketentuan Pasal 161 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebesar Rp 3.037.050,- (tiga juta tiga puluh tujuh lima puluh rupiah) untuk Mei Teguh Nugroho dan Rp 2.994.550,- (dua juta sembilan ratus sembilan puluh empat lima ratus lima puluh rupiah) untuk Andri Nur P.

3. Dalam permasalahan ini, masing-masing pihak melepaskan haknya dan permasalahan ketenagakerjaan ini dianggap selesai.

1.7. Hak yang Diterima Pekerja karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Kesepakatan yang dicapai dalam sidang mediasi mengenai hak-hak yang diterima pihak ke II (pekerja) dan hak lain yang diberikan dari

pihak ke I (pengusaha), adalah sebagai berikut:

a. Andri Nur P, dengan masa kerja 2 tahun 2 bulan Uang Pesangon 3x Upah sebulan (Rp 765.000)

= Rp 2.295.000,-

Uang Penggantian hak: - Cuti perkawinan 3 hari Rp 30.600

= Rp 91.800.- - Penggantian perumahan dll. 15% x 2.295.000 = Rp 344.250,- - Cuti tahunan 10 hari x Rp 30.600

= Rp 306.000,- Jumlah Total

= Rp 3.037.050,-

b. Mei Teguh Nugroho, dengan masa kerja 2 tahun 2 bulan Uang Pesangon 3x Upah sebulan (Rp 765.000)

= Rp 2.295.000,-

Uang Penggantian hak: - Penggantian perumahan dll. 15%x 2.295.000 = Rp 344.250,- - Cuti tahunan 9 hari x Rp 30.600

= Rp 275.400,- - Uang Margin bulan Sepetember 2011

= Rp 79.900,- Jumlah Total

= Rp 2.994.550,-