MEDIA KOMUNIKASI PENYEBARAN INOVASI KB PRIA DI MADURA

MEDIA KOMUNIKASI PENYEBARAN INOVASI KB PRIA DI MADURA

Bani Eka Dartiningsih

Pendahuluan

Problematika sebagian besar negara berkembang adalah mereduksi angka kemiskinan dengan menggunakan beragam strategi. Beberapa hal ditempuh antara lain peningkatkan infrastruktur ekonomi serta pembangunan derajat partisipasi masyarakat melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Hanya saja, kendala peningkatan tersebut bersumber pada permasalahan kependudukan. Hal ini terlihat dari fakta masih tingginya angka kematian bayi, termasuk ibu melahirkan, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang hak reproduksi, serta masih tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak imbang dengan daya dukung lingkungan. Keprihatinan permasalahan kependudukan melahirkan konsep pembangunan berwawasan kependudukan sebagai integral konsep sustainable development (Hakim, 2011 : 41).

Program Keluarga Berencana adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan

MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Madura, salah satu etnis di Indonesia dan merupakan kelompok suku terbesar ke tiga di indonesia. Madura adalah sebuah pulau yang besarnya menurut sumber yaitu 5.250 km 2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 20 juta jiwa. Suku Madura merupakan populasi terbesar di Indonesia. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean (Guntur Budiawan, 2011: 11).

Kepulauan Madura terletak di ujung timur provinsi Jawa Timur yang dipisahkan oleh selat Madura. Adapun selat tersebut sebagai pemisah secara geografis dan merupakan salah satu penyebab perbedaan orang Madura dengan orang Jawa, seperti perbedaan bahasa, adat istiadat dan budaya. Karakter sosial dan watak orang Madura dalam memegang teguh adat istiadat dan tradisi setempat memiliki perbedaan dibandingkan dengan orang Jawa pada umumnya. Masyarakat Madura, diketahui selain dikenal sebagai masyarakat yang taat dan patuh terhadap ajaran agama Islam juga berpegang teguh terhadap tradisi dan adat istiadat.

Melihat kondisi tersebut, keberadaan Program Keluarga Berencana tentunya masih sangat dibutuhkan terutama menjaga keseimbangan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, maupun daya dukung lingkungan. Fokus yang perlu

86 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura 86 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

tuntutan keadilan dan kesetaraan gender. Realitasnya hingga kini, tingkat kesertaan ber-KB masih didominasi perempuan, sedangkan pihak pria tingkat kesertaannya masih sangat rendah, yaitu kurang 6% dari jumlah total Peserta KB Aktif. Komitmen ideal program KB adalah keikutsertaan peserta KB Pria dalam penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang, salah satunya melalui Medis Operasi Pria (MOP) atau vasektomi.

Perkembangan pelaksanaan program peningkatan kesertaan KB pria di lapangan ternyata belum mencapai harapan. Dalam kenyataannya terdapat permasalahan muncul dalam implementasi program yang dilaksanakan, antara lain operasionalisasi program yang bias gender, penyiapan tempat dan tenaga pelayanan yang masih serba terbatas, peralatan lebih banyak digunakan untuk peserta KB perempuan, serta terbatasnya pilihan kontrasepsi pria. Berdasarkan kondisi inilah, maka pilihan KB kalangan pria masih kurang populer dibanding KB perempuan karena juga ada stereotype bahwa kecenderungan beban pemeliharaan anak termasuk keikutsertaan program KB masih ditanggung oleh pihak ibu (perempuan), resiko penggunaan kontrasepsi pria yang dapat menimbulkan gangguan dan mengurangi kualitas hubungan seksual, keengganan pihak istri (perempuan) pada suami untuk menyatakan kesepakatan akibat faktor hambatan dominasi nilai sosial budaya serta kekhawatiran adanya efek samping kesehatan reproduksi dari pihak pria (Zaeni, 2006 : 12).

Strategi Pencapaian Sasaran dan Hambatan

Strategi merupakan cara mencapai tujuan dan sasaran

MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Strategi berikutnya penyuluhan media KIE (Komunikasi Informasi Edukatif). Strategi ini mengajak akseptor yang sudah ikut program vasektomi diundang memberikan penyuluhan. Teknik ini dijalankan dengan anggapan peserta yang belum tahu mengenai vaksektomi lebih percaya dengan keterangan yang diberikan akseptor yang berpengalaman mengikuti program vasektomi.

Standar layanan program ini dijalankan mengingat masih beragamnya hambatan yang terjadi di lapangan. Terdapat beragam hambatan terkait dengan program vasektomi. Pertama, hambatan sosial budaya yaitu menguatnya sistem patrilinial yang masih kental di Madura. Kedua, ketidakimbangan gender dalam rumah tangga, dimana istri sering mengalah mengikuti program KB dengan pertimbangan tidak mau mengorbankan (mempersulit) pihak laki-laki (suami). Ketiga, rumor masyarakat yang tidak bisa dihindari, seperti anggapan vasektomi merupakan operasi besar, padahal faktanya operasi kecil yang tidak membutuhkan banyak alat medis serta waktu operasi relatif singkat. Rumor vasektomi identik dengan kebiri (kastrasi) yang memotong buah zakar sehingga tidak dapat memproduksi sperma dan hormon testosteron akibatnya pria menjadi kewanita-wanitaan, padahal faktanya vasektomi hanya pemotongan/pengikatan saluran sperma agar cairan mani yg dikeluarkan saat ejakulasi tidak mengandung sperma. Keempat,

88 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura 88 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Kondisi inilah yang mendorong pihak BP2KB mengintensifkan peran sosialisasi (penyuluhan) tidak hanya pada forum formal saja, melainkan juga komunikasi interpersonal dengan metode komunikasi langsung (tatap muka) dengan pasangan suami-istri usia subur.

Media KIE dalam Penyebaran Inovasi KB Vasektomi di Madura

Penyelenggaraan Keluarga Berencana Nasional di Era Otonomi Daerah didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, dimana Pemerintah Pusat mempunyaikewenangan untuk melakukan penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angkakematian ibu, bayi, dan anak, serta kewenangan untuk menetapkan pedoman pengembangan

MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Untuk menyebarkan inovasi KB vasektomi kepada masyarakat, perlu digunakan berbagai media. Baik media komunikasi massa maupun media komunikasi antar pribadi. Seorang individu atau suatu masyarakat membutuhkan sejumlah kontak dengan berbagai sumber komunikasi supaya cepat mengambil keputusan yang diinginkan untuk menggunakan dan menerima inovasi.

Saluran komunikasi yang tepat harus dipilih berdasarkan tujuan dari sumber komunikasi serta isi pesan yang disampaikan kepada masyarakat sasaran. Hal ini terjadi apabila sumber informasi bertujuan untuk mencapai khalayak dalam jumlah besar dan mengharapkan perubahan yang meluas. Oleh karena itu dalam rangka pengadopsian inovasi kedua media tersebut dapat digunakan secara bergantian.

Media komunikasi massa mempunyai banyak manfaat antara lain dapat (1) memperluas cakrawala pemikiran, (2) memusatkan perhatian, (3) menumbuhkan aspirasi, (4) menciptakan suasana membangun, (5) mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan, (6) mengenalkan norma-norma sosial, (7) me- numbuhkan selera, dan (8) merubah sikap yang lebih kuat se- bagai pendidik (Schramm, 1984:8).

Media komunikasi antar pribadi memegang peranan penting dalam penyebaran inovasi di masyarakat pedesaan. Untuk menunjang komunikasi antar pribadi yang sering digunakan untuk menyebarkan inovasi kepada masyarakat pedesaan, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu Homofili dan Empati (Rogers, 1983:87). Homofili merupakan tingkat dimana pihak

90 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura 90 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Secara informal di Madura kepemimpinan lain bertumpu pada tokoh Kyai. Sekalipun tidak resmi, kepemimpinannya sering lebih dihargai oleh masyarakat, karena kekuatan kharisma pribadi serta disebabkan oleh anggapan kesalehan sang Kyai yang tidak mementingkan masalah keduniawian. Petunjuk mencari kerja, niat membangun rumah, izin melakukan perjodohan, serta seribu satu macam kegiatan kehidupan lainnya selalu dilaksanakan sesudah adanya restu, persetujuan, ataupun pandangan sang Kyai.

Kyai di Madura menduduki posisi sentral dan dihormati dalam kehidupan etnik. Pada Kyai kharisma diperoleh melalui kemampuannya terhadap penguasaan ilmu agama. Kyai di Madura merupakan panutan, sehingga dengan demikian Kyai merupakan pusat solidaritas. Keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di desa mengakibatkan relasinya dan

MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Legitimasi kepemimpinan Kyai secara langsung diperoleh dari masyarakat yang menilai pula dari kewibawaan yang bersumber dari ilmu-ilmu agama seorang Kyai melainkan dinilai pula dari kewibawaan yang bersumber dari ilmu, kesaktian, sifat pribadi dan seringkali keturunan (Abdullah, 1988:34). Keberadaan seorang Kyai di masyarakat pedesaan kalau dilihat dari tugas dan fungsinya dapat dipandang sebagai fenomena kepemimpinan yang unik, karena disamping sebagai pendidik dan pembina umat juga dapat berfungsi sebagai pemimpin masyarakat.

Kyai pada masyarakat muslim pedesaan di Madura dijadikan pemimpin masyarakat yang diyakini sebagai orang yang memiliki ilmu agama yang tinggi, berpengetahuan hukum islam yang mendalam, berwawasan luas dan memiliki kekuasaan kharismatik, sehingga sering dijadikan figur sentral.

Dalam mengenalkan program-program KB di Madura, BPPKB menggandeng Kyai dan dijadikan sebagai opinion leader untuk kesuksesan program KB di Madura. Kyai sebagai tokoh panutan di masyarakat dituntut bukan hanya sekedar bisa memberikan informasi KB melainkan bisa menerapkan dalam ligkungan keluarga. Tuntutan moral agama dan sosial budaya mewajibkan Kyai untuk menerapkan apa yang diinformasikan jika tidak kualitas kepercayaan masyarakat akan menurun.

Dengan adanya fatwa MUI dan mendapat kejelasan tentang kepastian hukum dalam pelaksanaan KB vasektomi bahwa penggunaan vasektomi dibenarkan menurut syariah Islam, yang disebarluaskan oleh Kyai dengan menggunakan bahasa agama dan logika sederhana masyarakat.

92 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Kyai yang sering memberikan informasi kepada masyarakat tentang KB vasektomi. Menurut Kyai, kalau petugas KB hanya mampu menjelaskan sebatas kegunaan dan efek samping dari vasektomi, baginya perlu menjelaskan dari segi agama kepada masyarakat di pedesaan yang kurang paham tentang vasektomi.

Memperkenalkan program KB dengan memperkenalkan ide keluarga kecil (dua anak cukup) untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga, di masyarakat pedesaan belum bisa sepenuhnya menerima ide atau pemikiran KB tersebut, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya masyarakat. Dalam hal ini petugas KB banyak yang kurang memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapi, sehingga terkadang kurang diterima oleh masyarakat pedesaan.

Masalah lain tidak begitu diterimanya oleh sebagian masya- rakat Madura yaitu program KB vasektomi, yang sampai saat ini pesertanya selalu naik turun karena beberapa kendala terutama dengan adanya fatwa MUI serta ketakutan dari pria Madura tentang kejantanannya. Kyai biasa melakukan kajian mandiri dengan mendalami kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang berkaitan dengan azal, tandhimun nazl (pengaturan kelahiran).

KB perlu mendapat dukungan masyarakat, termasuk tokoh agama, walaupun awalnya KB Vasektomi banyak mendapat tantangan akhirnya program KB didukung tokoh agama dengan pemahaman bahwa KB tidak bertentangan dengan agama dan merupakan salah satu upaya dalam pengaturan masalah kependudukan untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidakpedulian masyarakat, sehingga dapat mendukung pembangunan bangsa.

MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura

Daftar Pustaka

BKKBN, 2000, Pedoman Penggarapan Peningkatan Partisipasi Pria dalam Program KB dan Kesehatan Reproduksi yang Berwawasan Gender :Jakarta;

Hakim, Lukman, EM, 2011. Pengantar Administrasi Pembangunan. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta;

Muhadjir, Noeng.1998. ”Metodologi Penelitian Kualitatif.” Yogyakarta: Rake Sarasin.

Saifudin, Basri Abdul, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi, Jakarta,Yayasan Dian Pustaka Sarwono Prawiro. Subaharianto, Andang. Dkk, 2004, “Tantangan Industrialisasi

Madura Membentur Kultur Menjunjung Leluhur” Malang: Bayu IVIedia Publishing

Wiyata, A.L 2006. Carok, Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang

Madura. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

94 MEDIA LOKAL: Kontestasi, Trend, Dinamika, dan Suara Media Arus Bawah Madura