Fungsi Mantra Dalam Upacara Mandalabhisekam

3.7 Fungsi Mantra Dalam Upacara Mandalabhisekam

Berbicara tentang fungsi, Merriam (1964:219-226) mengemukakan sepuluh fungsi musik,antara lain: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi perlambangan, (3)fungsi komunikasi, (4) fungsi kesinambungan kebudayaan, (5) fungsi pengesahan upacara agama, (6) fungsi pengintegrasian masyarakat, (7) fungsi hiburan, (8) fungsi reaksi jasmani, (9) fungsi penghayatan estetika, (10) fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial. Jika dilihat dari eksistensi mantra, penulis menemukan 7 fungsi yang terdapat pada pengucapan mantra yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi perlambangan, (3) fungsi komunikasi, (4) fungsi kesinambungan kebudayaan, (5) fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan, (6) fungsi pengintegrasian masyarakat.

3.7.1 Fungsi Pengungkapan Emosional

Sebagaimana dikemukakan oleh Merriam, fungsi mempunyai daya yang besar sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa/emosi para penyanyi yang dapat menimbulkan rasa emosi pada para pendengarnya, termasuk rasa sedih, rasa rindu dan lain-lain. Bahwa melalui musik dapat diekspresikan ide dan emosi-emosi yang tidak dapat ditampakkan pembicaraan biasa karena adanya norma-norma tertentu yang berlaku pada suatu masyarakat. Berikut ini dapat dilihat dari contoh teks mantra yang merupakan pengungkapan emosional.

Om Seathamanam Bavate Seathayukh Purusha Seatendriya Ayusevendrie Pratitispati

Artinya: Ya Sang Hyang Widhi berilah hidup seratus tahun lamanya bagi jemaatMu, dengan hidup yang penuh kedamaian, kesehatan dan kebahagiaan. Dari uraian teks mantra ini mengungkapkan perasaan Sanghyang Widhi adalah sumber segala kehidupan. Disini umat memuji Tuhan sebagai yang suci dan tidak bernoda, tunggal tidak ada yang kedua. Selanjutnya dari teks di atas juga ada pengungkapan makna yang tersirat bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah bila dibandingkan dengan kekuasaannya.

3.7.2 Fungsi Perlambangan

Merriam (1964:225) menyatakan, bahwa musik berfungsi sebagai lambang dari hal- hal, ide-ide, tingkah laku yang terdapat pada semua masyarakat. Demikian pula pada umat Hindu Tamil, Mantra merupakan perlambangan dari hal-hal, ide-ide serta tingkah laku umat Hindu kepada Sang Hyang Widhi. Pada saat akan mengucapkan Mantra, umat terlebih dahulu mengambil sikap asana (tenang). Hal ini merupakan lambang bahwa semua umat melakukannya untuk menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian kepada Sang Hyang Widhi , sehingga pada saat mendengarkan Mantra penjiwaannya benar-benar terpancar dari umat yang hadir.

3.7.3 Fungsi Komunikasi

Fungsi ini jelas terlihat dalam pelaksanaan persembahyangan, dimana Mantra adalah merupakan media pemujaan umat Hindu Tamil kepada Sang Hyang Widhi. Karena dalam persembahyangan dua hal penting yaitu pertama: bahwa penyembah yakin bahwa yang disembahnya itu ada yaitu Ia yang Maha Kuasa yang mengasai segala-galanya serta bersifat Fungsi ini jelas terlihat dalam pelaksanaan persembahyangan, dimana Mantra adalah merupakan media pemujaan umat Hindu Tamil kepada Sang Hyang Widhi. Karena dalam persembahyangan dua hal penting yaitu pertama: bahwa penyembah yakin bahwa yang disembahnya itu ada yaitu Ia yang Maha Kuasa yang mengasai segala-galanya serta bersifat

Dari kedua pernyataan penyembah terhadap yang disembahnya tersebut melahirkan isi sembahyang itu ada dua hal yaitu: (1) berupa pujian dan pujaan untuk mengagungkan kemahakuasaan Tuhan, (2) berupa permohonan-permohonan, seperti permohonan keselamatan, permohonan panjang umur, permohonan agar dibebaskan dari segala dosa-dosa, dan sebagainya. Hubungan antara pujaan dengan permohonan itu adalah berupa ucapan terimakasih dan konsentrasi. Permohonan kepada Sang Hyang Widhi tercermin dari teks mantra.

3.7.4 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Musik dapat digunakan sebagai wahana pengajaran adat yang menjamin kesinambungan dan stabilitas kebudayaan sampai generasi penerus. Pada dasarnya, mantra merupakan kalimat suci yang berasal dari kitab suci Veda. Pengajarannya dilakukan bagi umat Hindu yang benar-benar ingin mendalami agama Hindu itu sendiri. Biasanya umat Hindu yang ingin belajar membaca mantra hanya dapat diajarkan di kuil. Tidak berbeda dengan agama lain, pengajaran mantra dilakukan dari mulai anak kecil yang benar-benar ingin belajar hingga orang dewasa.

Hal ini menyebabkan adanya kesinambungan dari pengucapan mantra tersebut, karena telah diajarkan dari anak-anak dan terus dipelajari hingga dewasa dan menjadi tua. Dengan demikian akan melanjutkan kesinambungan kebudayaan itu sampai pada generasi yang berikutnya. Demikian seterusnya budaya itu tetap hidup sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendukungnya.

3.7.5 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Keagamaan

Dalam upacara ini, mantra sangat penting karena upacara ini merupakan upacara peresmian kuil yang baru dibangun. Dengan kata lain jika mantra tidak ada diucapkan, maka menurut ajaran agama Hindu, kuil tersebut belum sah dipergunakan. Lebih jauh dalam kesempatan yang sama, dikatakan bahwa upacara keagamaan dan persembahyangan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pelaksanaan upacara tidak sah apabila tidak dilaksanaan persembahyangan atau upacara bersama setelah penyucian Kuil selesai dilaksanakan.

3.7.6 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

Dengan pengucapan mantra dalam pelaksanaan upacara Mandalabhisekam, menimbulkan rasa kebersamaan dan kesatuan di antara seluruh umat Hindu Tamil. Hal ini terjadi karena mantra adalah merupakan bagian dari diri umat sendiri dan untuk mengantarkan keinginan bersama dari seluruh umat Hindu Tamil.

3.7.7 Fungsi hiburan

Fungsi hiburan yang dimaksud adalah ditinjau dari segi rohani yaitu setelah umat meminta ampun kepada Sang Hyang Widhi, agar dosa dan kesalahan yang diperbuat mendapat pengampunan. Setelah mengucapkan mantra maupun setelah melakukan serangkaian upacara tersebut, hati umat mendapat ketentraman, kesejukan, sekaligus memperkuat hati yang lemah, oleh karena keyakinan umat bahwa kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat selama ini mendapat pengampuan dari Sang Hyang Widhi.